21 research outputs found

    PROSES BERPIKIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah bangun ruang sisi datar sisi datar berdasarkan Teori Van Hiele, yang meliputi proses berpikir dalam pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan. Sedangkan tahapan pemikiran Teori Van Hiele meliputi informasi, orientasi, penjelasan, orientasi bebas dan integrasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian adalah enam siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kebonsari Kabupaten Madiun. Pengambilan subyek berdasarkan hasil rapor siswa pada mata pelajaran matematika yaitu dua siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuan sedang dan dua siswa berkemampuan rendah. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan wawancara. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi yaitu membandingkan data hasil tes dan wawancara. Data hasil penelitian dianalisis melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah siswa kategori tinggi memiliki kecenderungan mampu menggunakan unsur-unsur proses berpikir dengan indikator pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan secara tepat. Siswa dapat memecahkan masalah bangun ruang sisi datar dengan benar dan tepat sesuai dengan langkah-langkah penyelesaian masalah secara terurut. Siswa kategori sedang memiliki kecenderungan mampu menggunakan unsur-unsur proses berpikir dengan indikator pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan secara kurang tepat. Pada umumnya siswa berkemampuan sedang dapat memecahkan masalah bangun ruang sisi datar dengan benar tetapi kurang tepat. Siswa kategori rendah memiliki kecenderungan tidak mampu menggunakan unsur-unsur proses berpikir dengan indikator pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan secara tidak tepat. Pada umumnya siswa berkemampuan rendah tidak dapat memecahkan masalah bangun ruang sisi datar sesuai langkah-langkah pemecahan masalah

    PROSES BERPIKIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses berpikir siswa kelas 8 SMP yang memiliki tinggi, sedang , dan tingkat AQ yang rendah dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan aturan Polya itu . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif . Subyek penelitian adalah siswa kelas 8 MTs Negeri Dolopo yang terdiri dari tiga mahasiswa saja. Kriteria pemilihan subjek didasarkan pada tingkat AQ siswa (yaitu tinggi, sedang , dan rendah AQ ) dan kelancaran komunikasi ( lisan dan tulisan ) . Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara berbasis tugas yaitu uji pemecahan masalah tentang pesawat bentuk . Analisis data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari teknik wawancara berbasis tugas . Maka metode triangulasi dilakukan untuk mendapatkan data penelitian yang valid . Hasil penelitian yang menggambarkan proses berpikir siswa berdasarkan tingkat mereka Adversity Quotient ( AQ ) adalah sebagai berikut : The high- AQ mahasiswa menggunakan proses asimilasi berpikir dalam masalah pemahaman . The high- AQ mahasiswa menggunakan asimilasi dan proses berpikir akomodasi dalam membuat rencana pemecahan masalah . Dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah dan memeriksa hasil dari pemecahan masalah , siswa high- AQ digunakan asimilasi proses berpikir . Media - AQ mahasiswa menggunakan asimilasi dan proses berpikir akomodasi di masalah pemahaman . Dalam membuat dan melaksanakan rencana pemecahan masalah , siswa menengah - AQ digunakan asimilasi proses berpikir . Dalam mengecek kembali hasil pemecahan masalah , siswa menengah - AQ digunakan asimilasi dan proses berpikir akomodasi . Sementara siswa rendah - AQ tidak lengkap dalam masalah pemahaman karena siswa memiliki ketidaksempurnaan proses asimilasi berpikir . Mahasiswa juga tidak lengkap dalam membuat rencana pemecahan masalah karena siswa memiliki ketidaksempurnaan asimilasi dan proses berpikir akomodasi . dalam melaksanakan rencana pemecahan masalah dan mengecek kembali hasil pemecahan siswa rendah AQ tidak melakukan keduanya asimilasi dan akomodasi masalah

    PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENYAJIAN DATA MELALUI MEDIA DIAGRAM BATANG LEGO (DIBALE) SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BALONGGEBANG KECAMATAN GONDANG KABUPATAN NGANJUK

    Get PDF
    This research originated from observations made by researchers on Mathematics learning at SD Negeri 1 Balonggebang Nganjuk. In the learning process, the teacher has not utilized learning media as a learning resource. In addition, students were confused in solving the problem of presenting data with the type of story questions. So that student learning outcomes are still lacking. In connection with these problems, researchers conducted research using lego bar chart media to improve learning outcomes in data presentation material. The purpose of this study was to improve mathematics learning achievement in the material for presenting data through the media of lego stem diagrams in class IV SD Negeri 1 Balonggebang. This study used a Classroom Action Research (PTK) design which was carried out in two cycles, and each cycle consisted of four stages, namely the planning stage, the implementation stage, the observation stage, and the reflection stage. Data collection techniques used are observation and tests. The collected data were analyzed using quantitative descriptive analysis techniques. The results showed that using lego color media can improve student learning outcomes with classical mastery obtained in cycle I by 50% and cycle II by 100%. In addition, the results of the study also showed an increase in student activity in cycle I of 64.2% and cycle II of 100%. Thus it can be concluded that data presentation material can be taught using the media of lego bar diagrams (DiBaLe).&nbsp

    Meningkatkan Keterampilan Berkolaborasi Siswa SMP Melalui Model PJBL dengan Pendekatan TARL

    Get PDF
    Abstract: This study aims to determine the improvement of students' collaboration skill level in SMPN 1 Prambon, Nganjuk, grade 8-3 through the introduction of TaRL learning approach and PjBL model. This type of research is Collaborative Classroom Action Research and has been conducted for two cycles. The population of this study is 32 students from grade 8-3 at SMPN 1 Prambon. The data collection methods are questionnaires to assess collaborative skills, observation sheets to observe students' collaborative skills during the learning behavior process, post-tests and student worksheets to determine the escalation of learning outcomes, and support and reinforcement data. The results showed that the implementation of the TaRL approach utilizing the PjBL model could improve students' collaboration skills and escalation of learning outcomes. In the pre-cycle phase, the collaboration skill rate was 64%, in Cycle I it was 71%, and in Cycle II it was 84%. The escalation of students' learning outcomes, as measured by the completion rate, was 63% in the pre-cycle, 84% in Cycle I with a class average of 80.67, and 97% in Cycle II with a class average of 88.69.Keywords: Collaboration, PjBL, TaRL Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat kenaikan tingkat keterampilan berkolaborasi siswa kelas 8-3 SMPN 1 Prambon, Nganjuk melalui implementasi pendekatan pembelajaran TaRL dan model PjBL. Jenis penelitian ini ialah Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif dan dilaksanakan sampai 2 siklus penelitian. Subyek penelitian ini ialah 32 siswa kelas 8-3 SMPN 1 Prambon. Teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket keterampilan berkolaborasi guna menaksir keterampilan berkolaborasi siswa, lembar observasi untuk mengamati keterampilan berkolaboarasi siswa selama proses tindakan pembelajaran, post test dan lembar kerja siswa untuk mengetahui eskalasi output belajar serta sebagai pendukung dan penguat data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendekatan TaRL dengan model PjBL mampu mengeskalasi keterampilan berkolaborasi dan hasil belajar siswa. Tahap pra-siklus diperoleh presentase keterampilan berkolaborasi sebesar 64%, siklus I sebesar 71%, dan siklus II sebesar 84%. Adapun eskalasi output belajar siswa dilihat presentase ketuntasan belajar, pada pra-siklus presentase ketuntasan sebesar 63%, siklus 1 sebesar 84% dengan nilai rerata kelas 80,67 dan pada siklus II dengan presentase ketuntasan mencapai 97% dengan nilai rerata kelas 88,69.Kata Kunci: Kolaborasi, PjBL, TaR

    PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENYAJIAN DATA MELALUI MEDIA DIAGRAM BATANG LEGO (DIBALE) SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BALONGGEBANG KECAMATAN GONDANG KABUPATAN NGANJUK

    Get PDF
    This research originated from observations made by researchers on Mathematics learning at SD Negeri 1 Balonggebang Nganjuk. In the learning process, the teacher has not utilized learning media as a learning resource. In addition, students were confused in solving the problem of presenting data with the type of story questions. So that student learning outcomes are still lacking. In connection with these problems, researchers conducted research using lego bar chart media to improve learning outcomes in data presentation material. The purpose of this study was to improve mathematics learning achievement in the material for presenting data through the media of lego stem diagrams in class IV SD Negeri 1 Balonggebang. This study used a Classroom Action Research (PTK) design which was carried out in two cycles, and each cycle consisted of four stages, namely the planning stage, the implementation stage, the observation stage, and the reflection stage. Data collection techniques used are observation and tests. The collected data were analyzed using quantitative descriptive analysis techniques. The results showed that using lego color media can improve student learning outcomes with classical mastery obtained in cycle I by 50% and cycle II by 100%. In addition, the results of the study also showed an increase in student activity in cycle I of 64.2% and cycle II of 100%. Thus it can be concluded that data presentation material can be taught using the media of lego bar diagrams (DiBaLe).&nbsp

    LITERASI MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

    Get PDF
    Literasi matematika adalah kemampuan siswa dalam merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks yang melibatkan penalaran matematika dan penggunaan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi suatu fenomena serta memecahkan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan literasi matematika siswa MTs dalam menyelesaikan masalah aritmetika sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripstif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes literasi matematika secara tertulis dan wawancara. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Bodronoyo Jiwan. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik pengujian keabsahan data menggunakan ketekunan/keajegan pengamat dan triangulasi teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa literasi matematika siswa MTs dalam menyelesaikan masalah aritmetika sosial meliputi kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan yang konteksnya berhubungan dengan dunia nyata, memilih strategi pemecahan masalah yang sesuai dan menjelaskannya dengan tepat, mampu bekerja secara efektif berdasarkan model, mengintegrasikan representasi yang berbeda serta menghubungkannya dengan dunia nyata, mampu melakukan penalaran dengan menghubungkan informasi tentang masalah dengan pengalaman yang sudah ada, serta mampu menggeneralisasi, merumuskan dan mengkomunikasikan hasil temuannya menggunakan kemampuan penalaran yang dimiliki. Siswa laki-laki mampu merepresentasikan permasalahan meskipun tidak menyajikan secara tertulis sedangkan siswa perempuan secara tertulis merepresentasikan permasalahan dalam soal dengan jelas. Baik siswa laki-laki maupun perempuan mampu menyelesaikan soal dengan rumus yang sesuai. Siswa MTs dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kemampuan literasi matematika yang berbeda dengan siswa SMP dalam hal kemampuan menggeneralisasi, merumuskan dan mengkomunikasikan hasil penyelesaian soal literasi matematika

    Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Masalah Materi Geometri Non Euclides Untuk Melatihkan Berpikir Kritis Dan Kreatif

    Get PDF
    Penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan dilakukan dengan menggunakan model 4-D yang telah dimodifikasi yang meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Subyek penelitian adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun semester genap tahun akademik 2013/2014 yang sedang memelajari mata kuliah Sistem Geometri. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar validasi, lembar validasi keterbacaan, lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran oleh dosen, lembar pengamatan aktivitas mahasiswa, tes hasil belajar, dan angket respon mahasiswa. Analisis data dilakukan pada setiap data yang diperoleh dengan instrumen penelitian.Kesimpulan yang didapatkan adalah perangkat pembelajaran berdasarkan masalah materi geometri non Euclides yang baik dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan 4D yang dimodifikasi. Hal ini karena perangkat pembelajaran yang telah didapatkan dinyatakan valid oleh para validator dan memenuhi kriteria: (1) aktivitas mahasiswa efektif, (2) kemampuan dosen mengelola pembelajaran baik, (3) tes hasil belajar sensitif, valid, dan reliabel, dan (4) respon mahasiswa positif. Perangkat pembelajaran berdasarkan masalah materi geometri non Euclides yang dihasilkan meliputi: (1) Satuan Acara Perkuliahan (SAP), (2) Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan (3) Tes Hasil Belajar (THB)
    corecore