35 research outputs found
Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual di Sekolah Menengah Kejuruan
Penelitian ini berhubungan dengan pengembangan model pembelajaran bilingual di Pilot Sekolah Standar Internasional (PSSI) SMK. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan establishing the bilingual teaching model model pembelajaran bilingual di SMK di Yogyakarta. Tempat penelitian adalah SMKN Depok 1, SMKN Depok 2, dan SMKN 1 Kalasan. Subjek penelitian terdiri atas 6 guru dan 90 siswa SMK. Instrumen penelitian terdiri atas angket dan lembar observasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan perekaman. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan model yang dikembangkan. Perekaman digunakan untuk merekam model yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model imersi parsial adalah model yang paling sesuai bagi SMK di Yogyakarta sehubungan dengan keterbatasan penguasaan bahasa Inggris guru dan siswa
Surorejo Versus Kartosudiro: Bekel And Bekel-System In The Principalities Of Central Java During The Colonial Period, 1880-1912
Abstract:
There are three different arguments about the issuc of peasant impoverishment in the Principalities areas during the nineteenth cent 4y and early of this century. Firstly, the cash crop cultivation carried out in Vorstenlanden tended to impoverish the peasant who involved in the cultivation. Secondly, the implementation of the traditional agrarian system as represented by apanagesystem is the most considerable factor, which had to be blamed for the peasant poverty. Thirdly, several kinds of maltreatment practiced by the rural elite has made peasant live in suffer. In the 1870s, European society in the Principalities disrupted by the issues of people rebellion. In the same time, the increasing of the criminality in this area became a strong reason for the European society to request security guarantee from the government that would make them running their business safely. In 1888 Brooshoofs, carried out an investigation into this problem. He concluded that the only reason that could make this issue come into reality is the impoverishment of the society in the principality area. The people impoverishment in this area according to Brooshoofs caused by five main reasons, namelyunhealthy culture, agricultural crisis, opium, security and the Chinese. Brooshoofs did not specify what he meant about "unhealthy culture", but it seems that it refers to the implementation of the traditional agrarian system as represented in the apanage-system.\u27
Keywords:
Surorejo, Kartosudiro, Beke
EVALUASI DAN OPTIMASI EFISIENSI ENERGI SISTEM CHILLER DENGAN PROSES DESCALING
Chiller system consumes most energy (around 50%) of the electrical energy in a building. To reduce the use of energy, it is necessary to evaluate the use of energy and identify opportunities for energy savings and recommendations for increasing efficiency. The evaluation aims to ensure that a chiller system works and produces chilled water products as designed. The chiller system evaluation includes the evaluation of the chiller refrigeration system, power consumption, cooling capacity, as well as the evaluation of the piping system and pumps. Evaluation is carried out on the system before and after repairing/descaling on the chiller system.
The results of the evaluation and optimization of the chiller system are: the chilled water temperature output drops to 15oC, the cooling capacity of the chiller rises to 30 KW, the pressure of the condenser coolant pump rises to 0.58 bar. While the efficiency of the circulating pump system is 15.8%; efficiency of condenser cooling pump is 19.3% and distribution pump system efficiency is 14.1%.
Keywords: performance evaluation, optimization, chiller system
Kapitalisme Pribumi Dan Sistem Agraria Tradisional : Perkebunan Kopi Di Mangkunegaran, 1853-1881
Keywords:
Kapitalisme Pribumi, Sistem Agraria Tradisional, Kopi-Perkebunan-Mangkunegaran, 1853-188
Java's last frontier : the struggle for hegemony of Blambangan, c. 1763-1813
LEI Universiteit LeidenColonial and Global Histor
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MANDIRI BIOLOGI SMA BERBASIS EDMODOUNTUK SISWA TERDAMPAK BENCANA
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul e-content
berbasis Edmodo yang dapat dijadikan solusi ketika proses pembelajaran tidak
dapat dilaksanakan semestinya, misalnya akibat terjadinya bencana alam seperti
banjir. SMA Negeri 1 Baleendah merupakan salah satu sekolah di wilayah
Kabupaten Bandung yang kerap dilanda banjir ketika musim hujan. Bencana
banjir dapat menghambat proses pembelajaran siswa dikarenakan wilayah yang
menjadi akses menuju sekolah terkena dampak banjir. Prosedur pengembangan
modul e-content berbasis Edmodo mengacu pada model rancangan
pengembangan 4D menurut Thiagarajan yaitu Define (Pendefenisian), Design
(Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran) yang
dibatasi hingga tahap Develop. Penilaian modul e-content yang dikembangkan
mengacu pada rubrik penilaian bahan ajar berbasis TIK oleh Kementrian
Pendidikan Nasional tahun 2010. Hasil penilaian ahli modul e-content yang
dikembangkan termasuk dalam kategori “baik” dengan skor penilaian 83,33.
Sedangkan penilaian yang diakukan oleh siswa menunjukkan bahwa modul econtent
berbasis Edmodo yang dikembangkan termasuk dalam kategori “baik”
dengan rata-skor penilaian tiap aspek adalah 79%. Berdasarkan penilaian tersebut
modul yang dikembangkan dapat digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran mandiri. Respon yang diberikan oleh guru dan siswa merupakan
respon yang baik, sehingga modul e-content berbasis Edmodo dapat digunakan
sebagai solusi pembelajaran ketika terjadi bencana banjir.;--- This research aims to produce Edmodo based e-content learning module which
can be used as solution when learning process can not be done properly, for
example the occurrence of natural disaster such as flood. SMA Negeri 1
Baleendah is one of the high schools in the district of Bandung (Kabupaten
Bandung) that is often hit by flood during the rainy season. Flood disaster can
inhibit the learning process because the area around the school affected by
flooding. The procedure that applied when developing Edmodo based E-content
module refers to 4D development plan model according to Thiagarajan that is
Define, Design, Development, and Dissemination. The assessment of e-content
modules developed refers to the assessment of ICT-based teaching materials by
the Ministry of National Education in 2010. The results of the expert evaluation of
e-content modules developed are categorized as "good" with score score 83.33.
While the students' evaluation of the module shows that Edmodo-based e-content
modules developed are categored in the "good" category with an average score of
79%. Based on these assessments the modules can be used to support the
independent learning process for student. The response provided by teachers and
students is a good response, Edmodo-based e-content module can be used as a
learning solution when a flood disaster occurs
Perancangan Buku Fashion Fotografi Colourful Wedding Dress
Jaman sekarang gaun pengantin berwarna pun banyak bermunculan dan menawarkan banyak pilihan bagi wanita. Hampir sebagian besar orang tua menolak putrinya mengenakan gaun pengantin berwarna. Pasalnya warna putih pada gaun pengantin dikukuhkan menjadi lambang suci dan bersih. Tidak selalu pada hari pernikahan menggunakan gaun berwarna putih, karena gaun berwarna pun memiliki arti dan makna yang bagus juga, dan dapat membuat pemakainya tampil beda dan menjadi pusat perhatian pada hari pernikahannya. Perancangan ini bertujuan dapat menarik pembaca agar berani untuk menggunakan gaun pengantin berwarna
Perancangan Buku Fotografi Tentang Peninggalan Sejarah Benteng Keraton Buton
Benteng Keraton Buton merupakan peninggalan sejarah yang masih ada di kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Benteng Keraton Buton pernah menjadi saksi kemenangan masyarakat Buton pada saat melawan kolonial Belanda pada tahun 1637. Benteng ini juga menjadi tempat persembunyian Aru Palakka. Benteng Keraton Buton masih menyisahkan pesona hingga saat ini. Seiring dengan berkembangnya jaman, banyak masyarakat yang kurang peduli dengan peninggalan sejarah sendiri dan lebih memilih mengenal sejarah negara lain, sehingga peninggalan sejarah sendiri terabaikan. Dalam buku ini, keindahan serta kemegahan Benteng Keraton Buton diabadikan melalui media fotografi yang kemudian dibukukan menjadi sebuah buku yang menarik. Diharapkan dari pendekatan ini, masyarakat lebih mengenal tentang Benteng Keraton Buton dan secara tidak langsung membantu menjaga peninggalan sejarah Indonesia
Pujangga Jawa dan bayang-bayang kolonial
Buku ini membahas tentang kreativitas dan tradisi pemikiran para intelektual Jawa tradisional (pujangga) tentang sastra dan kesejarahan serta masalah-masalah politis-kultural yang mereka hadapi didasarkan berbagai studi mutakhir tentang sastra dan historiografi Jawa modernxii, 254 hlm.; 21 cm
Kraton Surakarta dan Yogyakarta 1769 - 1874
Buku ini membahas tentang arsip atau dokumen Kerajaan Mataram. Ada arsip sebelum Perjanjian Giyanti (1755), dan arsip-arsip sesudah Perjanjian Giyanti yang membagi Mataram menjadi dua bagian yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Selain itu, ada juga arsip-arsip Mangkunegaran pecahan Kasunanan Surakarta