109 research outputs found

    Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas V UPT SPF SD Inpres Lanraki II Kota Makassar

    Get PDF
    Meksi. 2022. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas V UPT SPF SD Inpres Lanraki II Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Makassar (dibimbing oleh Nurhaedah dan Syamsuryani Eka Putri Atjo). Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian Quasi Eksperimen Design dengan type penelitian Non Equivalent Control Group Design. Tujuan Penelitian ini, (1) Mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran Problem Posing pada pembelajaran tematik di kelas V UPT SPF SD Inpres Lanraki II Kota Makassar, (2) Mengetahui gambaran kemandirian belajar siswa kelas V UPT SPF SD Inpres Lanraki II Kota Makassar, (3) Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Posing terhadap kemandirian belajar siswa kelas V UPT SPF SD Inpres Lanraki II Kota Makassar. Variabel penelitian ini adalah Problem Posing dan kemandirian belajar. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V, dimana kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan kelas VA sebagai kelompok kontrol. Teknik sampel yang digunakan Purposive Sampling, dimana pemilihan sampel dengan suatu pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Hasil analisis menunjukkan rata�rata post-nontest pada kelompok eksperimen dengan kategori tinggi, sedangkan rata-rata post-nontest kelompok kontrol dengan kategori sedang. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal, dan hasil uji hipotesis menunjukkan perbedaan kemandirian belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana hasil uji pada pre-nontest kedua kelompok tidak terdapat perbedaan, akan tetapi pada post�nontest kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dan post-nontest kelompok kontrol tanpa perlakuan memiliki perbedaan yang singifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penerapan model pembelajaran problem posing terlaksana secra efektif dengan ketegori yang meningkat setiap pertemuannya, (2) kemandirian belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran problem posing, (3) terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran problem posing terdapat kemandirian belajar siswa kelas V UPT SPF SD Inpres Lanraki II Kota Makassa

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA PADA MATA PEALAJARAN IPA SD NEGERI 25 KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh hasil belajar Pembelajaran IPA dengan menerapkan model PBL.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 25 Kota Bengkulu. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik random sampling sehingga diperoleh kelas VA yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VB yang berjumlah 26 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar aspek pengetahuan, lembar penilaian aspek sikap, dan lembar penilaian aspek keterampilan. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan Uji-t dua sampel independen, diperoleh hasil belajar aspek pengetahuan thitung 6,02 > ttabel 2,00 pada taraf signifikan 5% ; menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar yang signifikan aspek pengetahuan siswa antara pembelajaran model PBL dengan pembelajaran konvensional. Uji-t yang dilakukan pada hasil belajar aspek sikap diperoleh thitung 1,04< ttabel 2,00 pada taraf signifikan 5%; menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh hasil belajar yang signifikan aspek sikap siswa antara pembelajaran model PBL dengan pembelajaran konvensional. Uji-t yang dilakukan pada hasil belajar aspek keterampilan diperoleh thitung 1,99 < ttabel 2,00 pada taraf signifikan 5% ; menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh hasil belajar yang signifikan aspek keterampilan siswa antara pembelajaran model PBL dengan pembelajaran konvensiona

    Filosofi Penamaan Makanan Di Daerah Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kambang Kabupaten Pesisir Selatan (Kajian Linguistik Kebudayaan)

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk: (1) Mengetahui bentuk nama makanan di daerah Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kambang Kabupaten Pesisir Selatan. (2) Mengetahui makna, fungsi, dan nilai nama makanan di daerah Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kambang Kabupaten Pesisir Selatan. (3) Menjelaskan filosofi penamaan makanan di daerah Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kambang Kabupaten Pesisir Selatan. Pada proses penyediaan data, metode yang digunakan adalah metode simak dan metode cakap, dan teknik yang digunakan yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Metode simak, teknik dasarnya menggunakan teknik sadap, sedangkan teknik lanjutan menggunakan teknik simak libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Metode cakap menggunakan teknik dasar yaitu teknik dasar pancing, sedangkan teknik lanjutannya, yaitu teknik cakap semuka, rekam, dan catat. Pada tahap analisis data digunakan metode padan referensial dan translasional dengan teknik dasar teknik pilah unsur penentu dan teknik lanjutan menggunakan teknik hubung banding menyamakan. Selanjutnya, metode yang digunakan untuk penyajian hasil analisis data yaitu metode informal. Berdasarkan analisis data yang dilakukan maka hasil yang ditemukan adalah (1) hanya diketahui 15 latar belakang penamaan makanan di daerah Mungka, sedangkan di daerah Kambang hanya diketahui 20 latar belakang penamaan makanan; (2) makna yang terkandung dalam penamaan makanan di daerah Mungka dan daerah Kambang yaitu makna konseptual, makna asosiatif refleksi, dan makna asosiatif konotatif. Fungsi penamaan makanan di daerah Mungka dan daerah Kambang yaitu fungsi ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi sosiologis. Nilai yang terkandung dari penamaan makanan di daerah Mungka yaitu nilai kemasyarakatan/solidaritas, nilai ekonomi, nilai kuasa, dan nilai agama. Nilai yang terkandung dari penamaan makanan di daerah Kambang yaitu nilai kemasyarakatan/solidaritas, nilai ekonomi, nilai seni, nilai agama, dan nilai kuasa; (3) setiap daerah mempunyai makanan tradisi yang berbeda-beda dan setiap makanan tradisi mempunyai filosofi/landasan/asal usul maupun kepercayaan masyarakat terhadap makanan tersebut juga berbeda. Berdasarkan hal tersebut, penamaan makanan di daerah Mungka dan daerah Kambang ditemukan bentuk latar belakang penamaan makanan dari bahan, proses atau cara, matangnya masakan, rasa, kata yang sering muncul, sifat khas, tradisi, sejarah, nama cetakan, bentuk, dan orang yang mengkonsumsi makanan tersebut. Berdasarkan temuan, hanya ditemukan dua bentuk latar belakang dari kesembilan poin yang dikemukakan Chaer, yaitu bahan dan sifat khas. Selain itu, penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk melestarikan dan mengenalkan makanan daerah kepada siswa SD, SMP, dan SMA dalam pelajaran muatan lokal. Kata kunci: penamaan makanan, bentuk, makna, fungsi, nilai, filosof

    Dynamic analysis and qft-based robust control design of a coaxial micro-helicopter

    Get PDF
    This paper presents the dynamic behavior of a coaxial micro-helicopter, under Quantitative Feedback Theory (QFT) control. The flight dynamics of autonomous air vehicles (AAVs) with rotating rings is non-linear and complex. Then, it becomes necessary to characterize these non-linearities for each flight configuration, in order to provide these autonomous air vehicles (AAVs) with autonomous flight and navigation capabilities. Then, the nonlinear model is linearized around the operating point using some assumptions. Finally, a robust QFT control law over the coaxial micro-helicopter is applied to meet some specifications. QFT (quantitative feedback theory) is a control law design method that uses frequency domain concepts to meet performance specifications while managing uncertainty. This method is based on the feedback control when the plant is uncertain or when uncertain disturbances are affecting the plant. The QFT design approach involves conventional frequency response loop shaping by manipulating the gain variable with the poles and zeros of the nominal transfer function. The design process is accomplished by using MATLAB environment software

    Breaking the frontiers - paving the way for the EU integration: the case of Albania

    Get PDF
    The enlargement of the EU to the Balkans is a great opportunity for Albania to generate sustainable development and the growth of democracy. In this perspective, the responsibility of the country is great, which must commit itself to meet the conditions of membership. Firm political will is needed to complete the process of accession to the European Union and make the transition process towards the spiritual, social and economic values of the EU more stable. This is a major political commitment, which the European Union must take into account more generously. The process of EU enlargement to the Balkans is a challenge for the union itself. Undoubtedly, the process of adapting to the conditions required for entry into the EU has favored the necessary reforms in Albania to become a member. Without ignoring the fact that Albania, like the other countries of the Western Balkans, still has many steps to take and many reforms, the effort put in place is an element of great importance. The next few years are crucial for the development of Albania, which will have to strengthen reform efforts to improve human capital, increase investment, modernize the agricultural sector, diversify and enhance its exports. Above all, citizens must continue to change their mentality to combat all forms of defrading and corruption and to strengthen the rule of law and the strategic transition to a green agenda. The future of Albania and the Western Balkan countries lies in the EU and for this reason too the EU must strengthen, speed up this geostrategic choice and get out of any uncertainty or misunderstanding. The new methodology adopted in 2020 by the members of the European Union may favor a faster path for a real integration of the Western Balkans. The future challenges are very demanding for everyone and if we do not act with a sure political will, the construction of a European Union of peaceful coexistence will go away. Accession of the Western Balkans to the EU could help make the European continent a safer and more sustainable place of life

    VARIASI LEKSIKAL BAHASA MINANGKABAU DI KABUPATEN PESISIR SELATAN

    Get PDF
    Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menambah hasil penelitian dalam bidang dialektologi dan menginventarisasikan bahasa Minangkabau. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan variasi leksikal yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di daerah perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan. 2) Memetakan variasi leksikal yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di daerah perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan. 3) Menghitung persentase variasi leksikal yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di perbatasan Kabupaten Pesisir Selatan.Berdasarkan analisis data yang dilakukan, disimpulkan bahwa terdapat 271 peta variasi leksikal dalam bahasa Minangkabau di Kabupaten Pesisir Selatan, dari 530 daftar pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya, berdasarkan peta segitiga antartitik pengamatan didapat delapan hubungan antartitik pengamatan. Dari hasil penghitungan dialektometri, disimpulkan bahwa terdapat 3 bagian wilayah yang termasuk kategori beda subdialek, yaitu TP 1 (Kecamatan Koto XI Tarusan) dan TP 3 (Kecamatan Lengayang) tergolong tidak ada perbedaan, tetapi termasuk kategori beda subdialek dengan TP 2, TP 4, dan TP 5. Untuk TP 2 (Kecamatan IV Nagari Bayang Utara) termasuk kategori beda subdialek dengan TP 1, TP 3, TP 4, dan TP 5. Selanjutnya, TP 4 (Kecamatan Basa IV Balai Tapan) dan TP 5 (Kecamatan Silaut) termasuk kategori beda wicara, tetapi termasuk kategori beda subdialek dengan TP 1, TP 2, dan TP3. Tingkat variasi kebahasaan antartitik pengamatan yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kategori beda subdialek, beda wicara, dan tidak ada perbedaan

    Study of Queuing Theory M/M/M and Optimization Services Teller at Retail Banking

    Full text link
    The research was conducted at retail banking in order to determine significant differences the average number of customers and the average waiting time in the system and the queue of Split Decision System. As well as the significance and probability of no customers in the system utilization teller services from Split Decision Systems at retail banking. The elected locations for sample were Bank Mandiri Ahmad Yani Branch and Bank Central Asia Sudirman Branch in Pekanbaru. Data was collected with a probability sampling technique by random sampling, so the data were taken at random in the queuing system is running at 10:00 to 12:00 and 13:00 to 15:00 hours on weekdays based on observations. Observation is by observing and measuring the amount of the average customer arrival (x) and the average number of customers served (μ) in a period of time (hours) in the queuing system. The results of the test sample t test showed that there were significant differences in the average number of customers and the utility both in the system and in the queue of Split Decision System. This is indicated the t value is smaller than the table t, and no significant difference on average waiting time and the probability of no customers in both the system and the queue of Split Decision System. This is indicated the t value greater t table is obtained, and for the number of teller enabled to obtain the optimal cost is 7 teller's for a transaction 25 million in the Mandiri Bank.

    Organizational Readiness for Implementing an Internet-Based Cognitive Behavioral Therapy Intervention for Depression Across Community Mental Health Services in Albania and Kosovo: Directed Qualitative Content Analysis.

    Get PDF
    BACKGROUND: The use of digital mental health programs such as internet-based cognitive behavioral therapy (iCBT) holds promise in increasing the quality and access of mental health services. However very little research has been conducted in understanding the feasibility of implementing iCBT in Eastern Europe. OBJECTIVE: The aim of this study was to qualitatively assess organizational readiness for implementing iCBT for depression within community mental health centers (CMHCs) across Albania and Kosovo. METHODS: We used qualitative semistructured focus group discussions that were guided by Bryan Weiner's model of organizational readiness for implementing change. The questions broadly explored shared determination to implement change (change commitment) and shared belief in their collective capability to do so (change efficacy). Data were collected between November and December 2017. A range of health care professionals working in and in association with CMHCs were recruited from 3 CMHCs in Albania and 4 CMHCs in Kosovo, which were participating in a large multinational trial on the implementation of iCBT across 9 countries (Horizon 2020 ImpleMentAll project). Data were analyzed using a directed approach to qualitative content analysis, which used a combination of both inductive and deductive approaches. RESULTS: Six focus group discussions involving 69 mental health care professionals were conducted. Participants from Kosovo (36/69, 52%) and Albania (33/69, 48%) were mostly females (48/69, 70%) and nurses (26/69, 38%), with an average age of 41.3 years. A directed qualitative content analysis revealed several barriers and facilitators potentially affecting the implementation of digital CBT interventions for depression in community mental health settings. While commitment for change was high, change efficacy was limited owing to a range of situational factors. Barriers impacting "change efficacy" included lack of clinical fit for iCBT, high stigma affecting help-seeking behaviors, lack of human resources, poor technological infrastructure, and high caseload. Facilitators included having a high interest and capability in receiving training for iCBT. For "change commitment," participants largely expressed welcoming innovation and that iCBT could increase access to treatments for geographically isolated people and reduce the stigma associated with mental health care. CONCLUSIONS: In summary, participants perceived iCBT positively in relation to promoting innovation in mental health care, increasing access to services, and reducing stigma. However, a range of barriers was also highlighted in relation to accessing the target treatment population, a culture of mental health stigma, underdeveloped information and communications technology infrastructure, and limited appropriately trained health care workforce, which reduce organizational readiness for implementing iCBT for depression. Such barriers may be addressed through (1) a public-facing campaign that addresses mental health stigma, (2) service-level adjustments that permit staff with the time, resources, and clinical supervision to deliver iCBT, and (3) establishment of a suitable clinical training curriculum for health care professionals. TRIAL REGISTRATION: ClinicalTrials.gov NCT03652883; https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT03652883
    corecore