9 research outputs found
CHARACTERISTICS OF MALONG (Muraenesox cinereus) AND KEMBUNG (Rastrelliger brachysoma) AS SURIMI RAW MATERIAL
The use of fish as raw material for surimi continued to grow along with the increasing demand for surimi-based processed products. The fish used from marine fish to freshwater fish. The use of fresh fish as raw material greatly affected the quality of surimi. The morphological characteristics of fish raw materials affected the yield of fish meat, this can be seen in the yield of each fish. This research used two types of fish, namely Malong / Daggertooth pike conger fish (Muraenesox cinereus) and Kembung / Mackerel fish (Rastrelliger brachysoma). In general, the results of the proximate test showed that the protein levels in the fish used were not significant. Malong fish was very potential to be used as raw material for surimi because it produced the highest yield, which was 66.67% with 62.44% myofibril and 25.6% sarcoplasm. Kembung/Mackerel fish in this study resulted in the lowest yield of 37.00% with 59.69% of myofibril and 46.6% of sarcoplasm. Gel formation in surimi was strongly influenced by myofibril and sarcoplasmic proteins. Gel formation in fish meat was strongly influenced by the presence of salt-soluble proteins in the form of myofibrils (actin and myosin). On the other hand, if fish meat contained more water-soluble protein (sarcoplasm), it would be relatively reduce its gel formation ability.
PENGGUNAAN JOB SHEET DALAM PEMBELAJARAN TEKNIK PENGELASAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
PENGGUNAAN JOB SHEET DALAM PEMBELAJARAN
TEKNIK PENGELASAN UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK
Oleh:
ANDRI PURBO LAKSONO
NIM. 09503247009
ABSTRAK
Proses pembelajaran secara umum pada sekolah masih menggunakan
sistem pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher centered), menggunakan
metode ceramah dan kurang melibatkan partisipasi aktif peserta didik.
Implikasinya saat proses pembelajaran suasana cenderung pasif dan prestasi
belajar peserta didik rendah. Oleh karena itu, perlu adanya media dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Tujuan penelitian
ini Untuk mengetahui model penggunaan job sheet dalam pembelajaran teknik
pengelasan di kelas XI Teknik Las SMK N 2 Pengasih. Serta untuk mengetahui
prestasi belajar peserta didik setelah model job sheet dilaksanakan.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI TL SMK N 2 Pengasih.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini menggunakan 3 (tiga) siklus. Tiap siklus
terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu: (1) perencanaan; (2) tindakan dan observasi; (3)
refleksi, sesuai dengan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu: (1) RPP; (2) lembar
soal pretes-posttest, (3) lembar penilaian hasil praktik (4) lembar pengamatan
proses pembelajaran praktik peserta didik (5) lembar pengamatan pengelolaan
pembelajaran; dan (6) jurnal harian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model pembelajaran dengan
menggunakan job sheet yang sesuai adalah job sheet diberikan di awal
pembelajaran kemudian guru menjelaskan materi pembelajaran dan isi job sheet
lalu sebelum praktik dilakukan, guru dan observer melakukan demonstrasi di tiap
kelompok yang didampingi. Peserta didik melakukan praktik dengan didampingi
guru/observer masing-masing. Selesai melakukan praktik, guru/observer beserta
peserta didik pada tiap kelompok melakukan review pembelajaran yang telah
dilakukan. Penggunaan job sheet dalam pembelajaran teknik pengelasan dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Peningkatan prestasi belajar peserta
didik dapat dilihat dari nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik mulai dari
pretest, siklus I, siklus II dan siklus III berturut-turut 5,35; 6,78; 7,65; 7,92 dengan
Gain (peningkatan) di tiap siklus berturut-turut 1,43; 0,87 dan 0,27. Persentase
nilai rata-rata pengelolaan pembelajaran untuk aspek kegiatan guru meningkat 13
% dari 68 % pada siklus I menjadi 81 % pada siklus II dan meningkat 5 % dari 81
% pada siklus II menjadi 86 % pada siklus III.
Kata kunci: proses pembelajaran, media, prestasi belajar peserta didi
Sistem Informasi Geografis Pemanfaatan Aset Tanah Daerah Di Dinas Perumahan Dan Pemukiman Kabupaten Purbalingga
Pemerintah dapat meningkatkan efektivitas operasi administratif dengan bantuan TIK. E-Government dianggap memberikan cara bagi pemerintah untuk melakukan inovasi kegiatan operasional untuk melayani masyarakat dengan lebih kompeten. Kabupaten Purbalingga memiliki aset tanah yang diperbolehkan untuk dimanfaatkan oleh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan masyarakat umum. Masyarakat umum banyak yang belum mengetahui bahwa asset tanah tersebut boleh di manfaatkan dan letak asset-aset tanah tersebut hanya bisa dilihat di Kantor Dinas Perumahan dan Pemukiman. Permasalahan selanjutnya adalah prosedur dalam pengajuan pemanfaatan tanah yang terdiri dari beberapa tahap pengajuan berkas dan waktu tunggu untuk verifikasi data yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Sistem Informasi Geografis (GIS) berbasia website dan android. Permasalahan prosedur pemanfaatan aset tanah yang mempunyai beberapa tingkatan merupakan kenadala yang umum di lingkungan pemerintahan. Framework yang diguanakan dalam pembuatan Scrum. Tahapan yang terdapat pada framework scrum adalah analisis situasi yang berlangsung di objek penelitian Tahap selanjutnya adalah pelaksaan pengembangan sistem informasi geografis yang terdiri dari, Analisis kebutuhan, Product Backlog dan proses Sprint sampai semua product backlog sudah selesai. Hasil penelitian ini adalah Sistem Informasi Geografis Pemanfaatan Aset Tanah Daerah yang dapat membantu pihak Dinas Perumahan dan Pemukiman dalam mensosialisasi, memfasilitasi dan mempermudah proses penyewaan aset tanah daerah
PENGARUH PEMBERIAN DUAL TASK TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN KOGNITIF: NARRATIVE REVIEW
Latar belakang : Lansia adalah tahap kehidupan seseorang setelah memasuki usia
60 tahun keatas. Bertambahnya usia secara alamiah menyebabkan seseorang akan
mengalami penurunan fungsi tubuh seperti, penurunan keseimbangan, penurunan
kognitif, dan psikososial yang berpengaruh pada fungsionalnya dan kualitas
kehidupan lansia, sehingga lansia merasa tidak nyaman dalam menjalani kehidupan.
Ada berbagai macam modalitas fisioterapi salah satunya adalah untuk
menanggulangi risiko tersebut. Adanya intervensi Dual-task training (motorcognitive) yaitu, latihan yang didesain dengan menggabungkan tugas motorik dan
kognitif yang dilaksanakan dalam satu waktu. Latihan ini efektif dalam
meningkatkan keseimbangan dengan gangguan kognitif. Tujuan : Untuk mengetahui
pengaruh pemberian dual task training terhadap peningkatan keseimbangan pada
lansia dengan gangguan kognitif. Metode Penelitian : Metode penelitian ini adalah
penelitian narrative review. Pencarian jurnal dilakukan di portal jurnal online seperti
google scholar, PubMed, dan PEDro. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu
jurnal penelitian full text berupa dual task training yang di gunakan untuk
meningkatkan keseimbangan pada lansia dengan gangguan kognitif, jurnal dalam
bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia, memiliki responden dengan rentang umur
>60 tahun, diterbitkan tahun 2011-2021. Hasil penelusuran jurnal didapatkan
sebanyak 10 jurnal. Hasil penelitian : Hasil review dari 10 jurnal didapatkan bahwa
dual task training terbukti efektif dalam meningkatkan keseimbangan pada lansia
dengan gangguan kognitif. Kesimpulan : Adanya Pengaruh pemberian dual task
training terhadap peningkatan keseimbangan pada lansia dengan gangguan kogniti
In-vitro studies on antioxidant and antidiabetic potential of Sesoot (Garcinia picrorrhiza Miq.) fruit ethanolic extract from Indonesia
Diabetes mellitus (DM) is a disease that can be identified by high levels of blood glucose. Garcinia plants have been widely used for many traditional medicines as antioxidant, anticancer, antidiabetics, and antiinflammation. The antioxidant and antidiabetic activities of (Garcinia picrorrhiza Miq.) or sesoot fruit extract were evaluated in this study and compared with xanthone. The antioxidant and antidiabetic of ethanolic ripe sesoot (G. picrorrhiza Miq.) fruit extract (GpKar) was evaluated by (ABTS) reducing activity, α-glucosidase, β-glucosidase, and α-amylase inhibitor activity. GpKar showed higher ABTS-reducing activity (IC50 = 49.30 µg/mL) than xanthone (IC50 = 404.30 µg/mL). GpKar showed IC50 = 109.32 µg/mL for α-glucosidase inhibitory activity, while xanthones had a better activity (IC50 = 33.97 µg/mL). GpKar also showed lower α-amylase inhibitory activity and β-glucosidase (IC50 = 126.01 and 9432.09 µg/mL) compared to xanthone (IC50 = 44.32 and 405.03 µg/mL, respectively). The compounds of GpKar are proven to have antioxidant and antidiabetic activities. Therefore, it will be industrially relevant to develop a natural medicine for decreasing DM risk, thus evaluating the antioxidant and antidiabetic effect of G. picrorrhiza by a pre-clinic study is needed
Manajemen N-IOM (Manajemen Neurologi-Intraoperatif) pada Eksisi Tumor Myelum dan Dekompresi Stabilisasi Servikal C2-C6
Pemantauan neurofisiologis intraoperatif (N-IOM) berkembang menuju standar perawatan untuk meminimalkan risiko cedera jalur saraf selama prosedur bedah saraf. Pentingnya tidak hanya terletak dalam mendiagnosis cedera pada periode perioperatif untuk pasien yang berisiko tinggi serta komplikasi neurologis dari operasi tetapi juga dalam menciptakan kesempatan untuk menyelamatkan jaringan saraf yang berisiko sebelum kerusakan menjadi ireversibel. Operasi pada tulang belakang merupakan salah satu operasi dengan tingkat resiko tinggi untuk mencederai jaringan sehat sekitar, oleh sebab itu teknik anestesi dengan N-IOM akan sangat membantu mengurangi komplikasi durante operasi. Beberapa penelitian sebelumnya meneliti tentang kombinasi yang berbeda dari teknik N-IOM (seperti somatosensory evoked potentials [SEPs], motor evoked potentials [MEPs], direct wave, free- running electromyography). Hasilnya didapatkan bahwa penggunaan N-IOM multimodal untuk operasi tumor sumsum tulang belakang memberikan hasil yang lebih baik daripada penggunaan N-IOM dengan satu teknik. Teknik N-IOM dengan menggunakan sedasi seperti propofol dan dexmedetomidine yang dikombinasikan dengan opioid seperti fentanyl dapat menjaga kedalaman anestesi pasien tanpa mengganggu sinyal N-IOM itu sendiri. Untuk memaksimalkan nilainya, penting tim operasi untuk memiliki pemahaman dasar tentang prinsip-prinsip neuromonitoring dan ahli anestesi untuk memahami bagaimana hal itu dapat dipengaruhi oleh anestesi. Oleh karena itu, diperlukan teknik anestesi yang optimal dimana hemodinamik pasien tetap terjaga selama pembedahan dan monitoring IOM tetap dapat dilakukan.
Management N-Iom (Neurology-Intraoperative Management) at Tumor Myelum Exition Decompression and Stabilization Cervical C2-C6
Abstract
Intraoperative neurophysiological monitoring (IOM) is advancing towards the standard of care for the risk of neural pathway injury during neurosurgical procedures. The importance lies not only in finding a diagnosis in the perioperative period for high-risk patients as well as neurologic complications from surgery but also in creating opportunities to salvage neural tissue before the damage becomes irreversible. Surgery on the spine is one of the operations with a high level of risk for injuring the surrounding health tissue, therefore the anesthetic technique with N-IOM will greatly help reduce complications during surgery. Several previous studies investigated different combinations of N-IOM techniques (such as somatosensory evoked potentials [SEPs], motor evoked potentials [MEPs], direct wave, free-running electromyography). The results showed that the use of multimodal N-IOM for spinal cord tumor surgery gave better results than the use of a single technique N-IOM. N-IOM techniques using sedatives such as Propofol and Dexmedetomidine in combination with Opioids can maintain the depth of anesthesia without interfering with the N-IOM signal itself. To maximize its value, it is important for the operating team to have a basic understanding of the principles of neuromonitoring and the anesthesiologist to understand how it can be affected by anesthesia. Therefore, an optimal anesthetic technique is needed where hemodynamics is maintained during surgery and IOM monitoring can still be performed
Uji antagonis Pseudomonas fluorescens untuk mengendalikan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah
Penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah yang disebabkan oleh cendawan Alternaria porri dapat mengakibatkan persentase kehilangan hasil panen mencapai 57%. Penggunaan fungisida kimia secara terus menerus memiliki dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Salah satu pengendalian yang aman dan ramah lingkungan yaitu pengendalian hayati dengan mikroorganisme antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi terbaik agen hayati Pseudomonas fluorescens untuk mengendalikan penyakit bercak ungu pada tanaman bawang merah varietas bauji. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan jumlah ulangan sebanyak 4 kali. Perlakuan tersebut meliputi : P1(kontrol), P2 (konsentrasi 20 ml/l), P3 (konsentrasi 40 ml/l), P4 (konsentrasi 60 ml/l), P5 (konsentrasi 80ml/l), P6 (konsentrasi 100 ml/l). Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis varian, dan uji lanjut menggunakan Duncan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Pseudomonas fluorescens 100 ml/l mampu mengendalikan penyakit bercak ungu dengan intensitas serangan sebesar 22,47%, selain itu Pseudomonas fluorescens mampu memperpanjang periode inkubasi penyakit dan menghasilkan bobot basah umbi yang berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol