251 research outputs found

    DAMPAK POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU BERPACARAN DIKALANGAN SISWA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 3 BANDA ACEH)

    Get PDF
    ABSTRAKLestari,Winda. 2017. Dampak Pola Asuh Orangtua Secara Demokrasi dan Otoriter Terhadap Prilaku Berpacaran Di Kalangan Siswa (Studi Kasus Di Smp Negeri 3 Banda Aceh). Skripsi, Jurusan Bimbingan Dan Konseling, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Pembimbing : (1) Dra. Nurjannah Nitura, Psi., MM, (2) Drs. Martunis, M.SiKata kunci: Pola asuh Orang Tua-Remaja, Perilaku Pacaran Siswa.Pacaran adalah suatu kegiatan dengan melibatkan dua insan manusia antara laki-laki dan perempuan yang saling memiliki gairah dan keintiman hubungan di antara mereka berdua, baik yang bersifat fisik maupun emosional. Hal ini berdampak pada penyimpangan prilaku remaja yang telah diambang batas. Tujuan penelitian ini yaitu Mengetahui bagaimana pola asuh orang tua secara demokratis dan otoriter yang diterapkan pada remaja di SMP Negeri 3 Banda Aceh. Mengetahui dampak dari pola asuh orang tua terhadap perilaku berpacaran siswa di SMP Negeri 3 Banda Aceh. Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif meliputi proposif sampling, wawancara, serta menganalisis data dengan cara mereduksi data, mendeskripsikan serta membuat kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran dampak pola asu orang tua yang menganut pola asuh permisif cenderung memberikan kebebasan terhadap prilaku berpacaran dapat dikatakan dalam bentuk terlalu toleransi, bebas atau pemberian kepercayaan yang berlebihan, Kurangnya waktu kebersamaan dalam keluarga, Informasi yang diberikan oleh orangtua tentang agama masih sangat umum, sedangkan pola asuh otoriter penyelesaian konflik dan masalah yang dilakukan orang tua siswa tersebut dapat dikatakan masih kurang bijaksana dikarenakan mereka mengambil cara kekerasan yang mengakibatkan anak mencari kebebasan dan kasih sayang diluar rumah. Serta dampak pola asuh orangtua terhadap remaja dapat dilihat prilaku berpacaran remaja yang diluar nilai-nilai agama serta norma sosial budaya yang di terapkan dalam masyarakat dan ketidak kawatiran anak terhadap prilaku yang merusak kehidupan mereka

    ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN BUMN SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI : Studi Kasus pada 3 BUMN yang Diprivatisasi Tahun 2010

    Get PDF
    Privatisasi merupakan kebijakan pemerintah atau lebih tepatnya Kementerian Negara BUMN untuk membuat BUMN lebih efektif, lebih mampu bersaing dengan perusahaan swasta di sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk 1) menjelaskan kinerja keuangan BUMN sebelum privatisasi, 2) menjelaskan kinerja keuangan BUMN setelah privatisasi, dan 3) menganalisis perbedaan kinerja keuangan BUMN sebelum dan setelah privatisasi. Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan BUMN. Untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini, digunakanlah 3 BUMN yaitu PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk; PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk; dan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk sebagai sampel yaitu BUMN yang melakukan privatisasi di tahun 2010. Teknik analisis data yang digunakan adalah studi dokumentasi, sedangkan pengujian hipotesisnya menggunakan uji rata-rata dua sampel dengan menggunakan software SPSS versi 18. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif, dengan membandingkan kinerja keuangan 3 BUMN 3 tahun sebelum dan 3 tahun setelah privatisasi pada tahun 2010. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 1) kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk sebelum privatisasi dari segi rata-rata ROE nya sebesar 30,33%; PT. Bank Negara Indonesia (Persero),Tbk sebesar 9,42%; dan PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk sebesar 17,55%. 2) kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk setelah privatisasi dari segi rata-rata ROE nya sebesar 8,98%; PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk sebesar 15,09%; dan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk sebesar 20,88%. 3) tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk sebelum dan setelah privatisasi dilihat dari uji t dengan hasil uji t = 0,886; terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah privatisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), dilihat dari uji t = -3,089; dan tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah privatisasi PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk dengan hasil uji t = -2,051. Kata Kunci : Privatisasi, BUMN, Kinerja Keuangan, Privatization is the government policy to make BUMN more effective, more competitive, that private company around them. Therefore, the purposes of this research are 1) to give description about financial performance BUMN before privatization, 2) to give description about financial performance BUMN after privatization, 3) to analysis the difference between financial performance BUMN before and after privatization. Variable of this research is financial performance of BUMN. The sampling of this research is PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk; PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk; dan PT. Bank Mandiri (Persero). Analysis technique data use documentation study, to testing hypothesis this research use Uji Rata-rata Dua Sampel with SPSS version 18. This research use comparative research method, which comparing financial performance 3rd years before privatization with financial performance 3rd years after privatization. The result of this research showed that 1) financial performance PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk before privatization in ROE 30,33%; PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk before privatization in ROE 9,42%; PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk before privatization in ROE 17,55%. 2) financial performance PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk after privatization in ROE 8,98%; PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk before privatization in ROE 15,09%; PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk before privatization in ROE 20,88%; 3) there’s no different financial performance PT. Garuda Indonesia (Persero),Tbk between before and after privatization, t test = 0,886; there’s different financial performance PT. Bank Negara Indonesia (Persero),Tbk between before and after privatization, t test = -3,089; and there’s no different financial performance PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk between before and after privatization, t test = -2,051. Key Words: Privatization, BUMN, Financial Performanc

    Pengaruh Return On Asset, Return On Equity dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh return on asset, return on equity dan earning per share terhadap harga saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan adalah 48 Perusahaan Property dan Real Estate periode 2015-2016. Sampelnya adalah 35 Perusahaan Property dan Real Estate dengan menggunakan teknik purposive sampling, metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil koefisien korelasi secara simultan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara return on asset, return on equity dan earning per share terhadap harga saham. Berdasarkan uji F bahwa return on asset, return on equity dan earning per share secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena Fhitung > Ftabel. Berdasarkan uji t bahwa earning per share berpengaruh yang dominan terhadap pertumbuhan harga saham pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena mempunyai thitung dan r parsial paling besar dibanding return on asset dan return on equity

    PENERAPAN SANKSI BAGI NARAPIDANA YANG MELARIKAN DIRI DARI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II B TAKENGON

    Get PDF
    Pasal 15 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menyatakan bahwa narapidana wajib mengikuti secara tertib program pembinaan dan kegiatan tertentu. Secara lebih tegas di atur didalam Pasal 4 ayat (3) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara, melarang narapidana dan tahanan melakukan upaya melarikan diri atau membantu pelarian. Apabila narapidana melanggar aturan tersebut maka akan dijatuhi sanksi disiplin berupa penempatan dalam sel pengasingan selama 6 (enam) hari dan dapat diperpanjang menjadi 12 (dua belas) hari. Namun dalam penerapannya narapidana ditempatkan di ruang isolasi selama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang sampai batas waktu yang tidak ditentukan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan penerapan sanksi bagi narapidana yang melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tekengon, upaya penanggulangan yang dilakukan dan hambatan dalam penerapan sanksi bagi narapidana yang melarikan diri.Data dalam penelitian ini menggunakan metode kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta penelitian lapangan dilakukan guna memperoleh data primer dengan mewawancarai responden dan informan.Hasil penelitian menjelaskan bahwa penerapan sanksi bagi narapidana yang melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Takengon melebihi dari apa yang ditetapkan oleh Undang-Undang, dan upaya yang dilakukan adalah upaya preventif berupa membatasi ruang gerak narapidana, pendekatan terhadap narapidana, selektif dalam memberikan izin keluar, penambahan jumlah petugas, dan meningkatkan keamanan LAPAS sedangkan untuk upaya refresif adalah melakukan koordinasi dengan Kepolisian setempat untuk melakukan pencarian. Adapun hambatan dalam penerapan sanksi bagi narapidana yang melarikan diri adalah karena narapidana yang bersankutan sakit dan sarana prasarana dari Lembaga Pemasyarakatan itu sendiri.Disarankan Kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Takengon dalam menjatuhkan sanksi kepada narapidana yang melarikan diri sesuai dengan Undang-Undang dan memberikan sosialisasi kepada bawahanya terkait apa yang di ditetapkan oleh Undang-Undang

    Analisis Pengaruh Dana Desa Terhadap Pengentasan Kemiskinan Di Sumatera Utara

    Get PDF
    The purpose of this study was to analyze the influence of the Village Program Fund on poverty alleviation in North Sumatra. The study population was villages in North Sumatra province that received the Village Fund Program, namely the districts of South Nias, Simalungun, Deli Serdang, Padang Lawas and Mandailing Natal. The analysis tool uses twin regression with panel data for hypothesis testing with the F test, t test, and the coefficient of determination (2) at the error rate = 5%. From the simple regression program analysis above shows the calculated F value of 1.660 with a significance value of 0.288 If the significance value of F arithmetic <0.05 then the alternative hypothesis is accepted, so that the Village Fund Budget variable influences poverty. The regression results show that the R-Square value is 0.356 or 35.5%. This means that the Village Fund Budget reduces poverty by 25.5% while the remaining 64.5% is contributed by other variables not examined in this study

    EFIKASI HERBISIDA (METIL METSULFURON, ETIL KLORIMURON, 2,4 D) TERHADAP GULMA ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) PADA PADI SAWAH

    Get PDF
    Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat dimulai dari bulan Oktober 2018 hingga bulan Maret 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi yang terbaik antara penggunaan herbisida (metil metsulfuron, etil klorimuron, 2,4 D) dan kerapatan gulma eceng gondok (Eichhornia crassipes) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah, untuk mengetahui pengaruh penggunaan herbisida (metil metsulfuron, etil klorimuron, 2,4 D) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah, dan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa kerapatan gulma eceng gondok (Eichhornia crassipes) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial. Faktor pertama adalah dosis herbisida (tanpa perlakuan, 213,35 g/ha, 320 g/ha, 426,7 g/ha, 533,38 g/ha, dan 640 g/ha) dan faktor kedua adalah kerapatan gulma (tanpa gulma, 1 gulma/pot, 2 gulma/pot, dan 3 gulma/pot). Data dianalisis secara statistik dengan uji F pada taraf nyata 5%, apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka dilanjutkan dengan Uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara penggunaan herbisida (metil metsulfuron, etil klorimuron, 2,4 D) dan kerapatan gulma eceng gondok (Eichhornia crassipes) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah, herbisida (metil metsulfuron, etil klorimuron, 2,4 D) dengan dosis 320 g/ha memberikan pengaruh yang sama dengan dosis 0 g/ha (tanpa perlakuan) namun menghasilkan gabah bernas yang lebih sedikit, sementara kerapatan gulma eceng gondok (Eichhornia crassipes) 1 dan 2 gulma/pot tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi secara signifikan
    • …
    corecore