955 research outputs found

    Code-mixing on Facebook Postings by EFL Students: a Small Scale Study at an SMP in Tangerang

    Get PDF
    This study aims to analyze the use of English, in terms of code mixing forms, and its motivations by EFL teenager learners. The participants of this study are three students in the age range of 12-14 year's old (grade 8th and 9th) in a junior high school in Tangerang, Indonesia. The data was a one week Facebook postings from the students Facebook page. Content analysis was used as a method for data analysis. In addition, interview was also conducted to find out the participants' motivation in using English on their Facebook posts. The research findings showed that English is frequently used by students in social media to perform code-mixing which are present in caption, status, hashtag, and comments. Using Hoffman's categorization (1991), reasons for code-mixing are identified as follows: 1) talking about a particular topic, 2) quoting somebody else's statements, 3) being emphatic about something, 4) interjection (inserting sentence fillers or sentence connectors), 5) indicating pride and 6) limited words

    Tingkat Kepatuhan Petani Kentang dalam Membayar Zakat Pertanian di Desa Kersik Tuo Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci

    Full text link
    Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidkan dan pengetahuan terhadap kepatuhan membayar zakat pendapatan pada petani kentang di Desa Kersik Tuo Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Metode penelitian yang digunakan dalam pelitian ini ialah  kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti : kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumen-dokumen yang berkenaan dengan pokok permasalahan ini. Analisis Sementara hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pengetahuan signifikan mempengaruhi kepatuhan membayar zakat pendapatan pada petani kentang di Desa Kersik Tuo Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci dengan tingginya tingkat pendidikan petani maka kepatuhannya terhadap zakat menunjukan nilai thitung  4,945 > ttabel 1,944 serta memiliki nilai probabilitasnya sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. pengetahuan terhadap zakat menunjukan nilai thitung  2,960 > ttabel 1,944 serta memiliki nilai probabilitasnya sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05

    Hubungan Kadar Transaminase Terhadap Mortalitas Dan Lama Perawatan Pasien Infark Miokard

    Full text link
    Infark miokard ditandai dengan pelepasan enzim-enzim yang terdapat pada selotot jantung yang mengalami nekrosis maupun petanda-petanda spesifikjantung lainnya. Enzim-enzim yang dilepaskan termasuk juga enzimtransaminase yaitu serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) danserum glutamic pyruvic transaminase (SGPT). Kedua enzim tersebut tidakspesifik jantung tetapi meningkat kadarnya pada infark miokard. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui hubungan kadar enzim transaminase terhadapmortalitas dan lama perawatan pasien infark miokard. Penelitian ini merupakanstudi retrospektif dengan mengambil data sekunder dari rekam medik 72 pasieninfark miokard yang dirawat di Intensive Cardiac Care Unit Rumah Sakit dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Juli 2010 hingga Juni 2011. Sampeldibagi menjadi dua kelompok yaitu pasien infark miokard yang survive selamaperawatan dan yang meninggal selama perawatan. Rerata kadar SGOT padapasien infark miokard yang survive maupun yang meninggal selama perawatanberturut-turut 80,87+79,13 U/l dan 243,82+401,78 U/l, Uji Mann-Whitneymenunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara keduanya (p=0,019). Reratakadar SGPT pada pasien infark miokard yang survive maupun yang meninggalselama perawatan berturut-turut 45,02+45,53 U/l dan 178,30+375,45 U/l, UjiMann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antarakeduanya (p=0,065). Pada pasien yang survive, Uji Korelasi Spearmansmenunjukkan kadar SGOT dan SGPT berkorelasi positif terhadap lamanyarawat inap, masing-masing dengan nilai p=0,006, r=0,389 dan p=0,019,r=0,335. Pada pasien yang meninggal selama perawatan, Uji KorelasiSpearmans menunjukkan kadar SGOT dan SGPT tidak berkorelasi terhadaplamanya rawat inap, masing-masing dengan nilai p=0,209, r=-0,267 danp=0,506, r=-0,146). Kadar SGOT lebih tinggi pada pasien yang meninggaldibandingkan dengan pasien survive, tetapi kadar SGPT tidak berbedabermakna antara keduanya. Pada pasien yang survive, semakin tinggi kadarSGOT dan SGPT semakin lama masa rawat inap pasien tersebut.Dipresentasikan dalam presentasi oral pada Pertemuan Ilmiah Berkala XVIIFakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, 27-29 Januari 2012.Infark miokard ditandai dengan pelepasan enzim-enzim yang terdapat pada selotot jantung yang mengalami nekrosis maupun petanda-petanda spesifikjantung lainnya. Enzim-enzim yang dilepaskan termasuk juga enzimtransaminase yaitu serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) danserum glutamic pyruvic transaminase (SGPT). Kedua enzim tersebut tidakspesifik jantung tetapi meningkat kadarnya pada infark miokard. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui hubungan kadar enzim transaminase terhadapmortalitas dan lama perawatan pasien infark miokard. Penelitian ini merupakanstudi retrospektif dengan mengambil data sekunder dari rekam medik 72 pasieninfark miokard yang dirawat di Intensive Cardiac Care Unit Rumah Sakit dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Juli 2010 hingga Juni 2011. Sampeldibagi menjadi dua kelompok yaitu pasien infark miokard yang survive selamaperawatan dan yang meninggal selama perawatan. Rerata kadar SGOT padapasien infark miokard yang survive maupun yang meninggal selama perawatanberturut-turut 80,87+79,13 U/l dan 243,82+401,78 U/l, Uji Mann-Whitneymenunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara keduanya (p=0,019). Reratakadar SGPT pada pasien infark miokard yang survive maupun yang meninggalselama perawatan berturut-turut 45,02+45,53 U/l dan 178,30+375,45 U/l, UjiMann-Whitney menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antarakeduanya (p=0,065). Pada pasien yang survive, Uji Korelasi Spearmansmenunjukkan kadar SGOT dan SGPT berkorelasi positif terhadap lamanyarawat inap, masing-masing dengan nilai p=0,006, r=0,389 dan p=0,019,r=0,335. Pada pasien yang meninggal selama perawatan, Uji KorelasiSpearmans menunjukkan kadar SGOT dan SGPT tidak berkorelasi terhadaplamanya rawat inap, masing-masing dengan nilai p=0,209, r=-0,267 danp=0,506, r=-0,146). Kadar SGOT lebih tinggi pada pasien yang meninggaldibandingkan dengan pasien survive, tetapi kadar SGPT tidak berbedabermakna antara keduanya. Pada pasien yang survive, semakin tinggi kadarSGOT dan SGPT semakin lama masa rawat inap pasien tersebut.Dipresentasikan dalam presentasi oral pada Pertemuan Ilmiah Berkala XVIIFakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, 27-29 Januari 2012

    Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dan Asesmen Otentik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis

    Full text link
    Pembelajaran Berbasis Masalah dan Asesmen Otentik TerhadapPrestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Keterampilan Berpikir Kritis.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan prestasi belajar antarasiswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan asesmen otentik dengansiswa yang mengikuti model pembelajaran dan asesmen konvensional, (2) interaksiantara model pembelajaran dan keterampilan berpikir kritis terhadap prestasi belajarmatematika, (3) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaranberbasis masalah dan asesmen otentik dengan siswa yang mengikuti modelpembelajaran dan asesmen konvensional pada siswa yang memiliki keterampilanberpikir kritis tinggi, dan (4) perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikutipembelajaran berbasis masalah dan asesmen otentik dengan siswa yang mengikutimodel pembelajaran dan asesmen konvensional pada siswa yang memilikiketerampilan berpikir kritis rendah. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitiankuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan posttest only control group designyang melibatkan sampel sebanyak 158 orang siswa pada kelas X SMKN 1 Singaraja.Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tesketerampilan berpikir kritis dan tes prestasi belajar. Data yang diperoleh dianalisisdengan menggunakan analisis varian dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaranberbasis masalah dan asesmen otentik dengan siswa yang mengikuti modelpembelajaran dan asesmen konvensional, (2) terdapat interaksi antara modelpembelajaran dengan keterampilan berpikir kritis terhadap prestasi belajarmatematika, (3) terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mengikutipembelajaran berbasis masalah dan asesmen otentik dengan siswa yang mengikutimodel pembelajaran dan asesmen konvensional pada siswa yang memilikiketerampilan berpikir kritis tinggi, dan (4) tidak terdapat perbedaan prestasi belajarantara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah dan asesmen otentikdengan siswa yang mengikuti model pembelajaran dan asesmen konvensional padasiswa yang memiliki keterampilan berpikir kritis rendah

    Konstruksi Sosial Membaca Buku Perpustakaan di Kalangan Siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun 2014/2015

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam membaca buku perpustakaan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPS.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan strategi fenomenologi. Sumber data berasal dari observasi, wawancara dan dokumen. Wawancara dilakukan dengan informan kunci yaitu siswa kelas XI IPS dan informan pendukung adalah petugas perpustakaan, guru, serta wakasek kurikulum. Observasi berkaitan dengan perilaku siswa dalam membaca buku perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo, dan dokumen yang digunakan berkaitan dengan jumlah pengunjung, jumlah peminjam buku perpustakaan, dan jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan informan dengan cara purposive. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi siswa tentang membaca buku perpustakaan meliputi membaca buku perpustakaan sebagai hiburan, membaca buku perpustakaan untuk menghabiskan waktu, membaca buku perpustakaan ketika ada permintaan dari guru, dan membaca buku perpustakaan untuk mengerjakan tugas. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam membaca buku perpustakaan terdiri dari dua, yaitu faktor penghambat dan faktor pendorong. Faktor penghambat meliputi kurangnya guru dalam memanfaatkan perpustakaan, kurangnya perhatian dari keluarga dalam hal membaca buku, dan kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk membaca buku. Sedangkan faktor pendorong siswa dalam membaca buku perpustakaan, antara lain ketersediaan bahan bacaan sesuai dengan minat siswa, keberadaan musik di ruang perpustakaan,dan suasana perpustakaan yang tenang.Berkaitan dengan teori konstruksi sosial bahwa perilaku membaca buku perpustakaan di kalangan siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo tidak lepas dari pengaruh lingkungan primer dan sekunder siswa. Lingkungan primer dan sekunder memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi siswa mengenai membaca buku, dimana lingkungan tersebut kurang mendukung siswa dalam hal membaca

    Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Akibat Pengembangan Lingkar Wilis di Kabupaten Tulungagung

    Full text link
    Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisa dampak positif dan dampak negatif pengembangan Lingkar Wilis terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Tulungagung. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisa data modell Miles & Huberman (1992: 16) mengatakan, analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan kajian tentang dampak sosial ekonomi pengembangan jalur Lingkar Wilis di Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : 1) Indikator Sosial, (a) Kedua wilayah kecamatan tersebut memiliki jumlah penduduk bermata pencaharian terbanyak adalah peternak sapi perah dan petani; (b) Potensi wisata unggulan berbasis Agrowisata menjadi berkembang di beberapa desa. Ada yang sudah resmi dibuka dan dikelola secara professional, namun ada juga yang masih dalam tahap perencanaan dan perintisan; (c) Dilihat dari aspek kelembagaan, secara normatif semua Desa di dua Kecamatan memiliki struktur yang sama sesuai peraturan akan tetapi belum semua unsur kelembagaan desa berjalan efektif; (d) Dari aspek sosial budaya, kedua Kecamatan memiliki beberapa paguyuban seni dan budaya yang tetap dilestarikan sampai saat ini seperti jaranan, wayang kulit, reog gendang dll. 2) Indikator Ekonomi, (a) Kepemilikan lahan pertanian, kehutanan, peternakan yang sangat melimpah secara langsung membawa perekonomian meningkat signifikan; (b) Usaha ternak sapi perah menjadi andalan peternak karena dapat memberikan penghasilan bagi para masyarakat; (c) Usaha untuk menambah nilai hasil produk pertanian dan peternakan masih belum berkembang; (d) Pasar desa belum berfungsi maksimal. Sektor perdagangan didominasi oleh pertokoan, pracangan dan warung. Kecamatan Sendang dalam kegiatan perekonomian didukung oleh koperasi tani Wilis, sedang Kecamatan Pagerwojo koperasi sedang terkendala masalah internal manajemen; (e) Masih banyak potensi wisata lain yang diharapkan mampu meningkatkan pendapat asli desa
    • …
    corecore