24 research outputs found

    Uji Potensi Bee Pollen Trigona incisa Menurunkan Kadar Gula Darah Mencit (Mus musculus) yang Dibebani Glukosa

    Get PDF
    Bee polen lebah kelulut (Trigona incisa ) secara empiris dipercaya dapat menurunkan gula darah. Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa bee pollen ini berkhasiat sebagai penurun kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi bee pollen Trigona incisa dalam menurunkan kadar gula darah mencit (Mus musculus) yang dibebani glukosa. Mencit 25 ekor akan dibagi 5 kelompok perlakuan. Perlakuan I adalah kelompok kontrol negatif diberi 1mL CMC 1%, Perlakuan II adalah kontrol posistif diberi  glibenklamid 0,65 mg/bb dalam 1mL CMC 1%. Perlakuan III, IV dan V diberi bee pollen dengan dosis 0,125 mg, 0,25 mg dan 0,50 mg masing dalam 1mL CMC 1%.  Mencit dipuasakan selama 16 jam sebelumnya  dan diukur kadar gula darah puasanya. Menit ke-30 , semua mencit diberi glukosa 50% sebanyak 3 g/kgbb. Pengukuran kadar gula darah mencit selanjutnya setelah menit ke 30, 60,90,120, 150 dan 180 dengan alat glukometer. Data dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut LSD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian bee polen Trigona incisa pada dosis 0,125 - 0,50 mg terbukti dapat menurunkan kadar gula darah sebanding bahkan lebih baik dibandingkan kontrol positif. Bee pollen dapat menurunkan kadar gula darah mencit 12,50- 24,30

    PENGEMBANGAN WAKAF TANAH DAN RUMAH SUSUN BERDASARKAN ASAS PEMISAHAN HORIZONTAL

    Get PDF
    Wakaf tanah dipergunakan untuk mendirikan bangunan bagi usaha dalam bidang keagamaan dan sosial.Sejak terbit UU Nomor 41 Tahun 2004, di dalam Pasal 16 ayat (2) huruf d, dinyatakan, harta benda wakaf berupa tanah dan rumah susun difungsikan selain sebagai sarana keagamaan, juga untuk memajukan kesejahteraan umum. Melalui metode yuridis normatif, artikel ini mencoba memberikan landasan pemikiran, mengenai pembaharuan hukum wakaf produktif, dengan menerapkan asas pemisahan horizontal untuk mengembangkan potensi ekonomi harta benda wakaf berupa tanah dan rumah susun melalui kerjasama dengan pihak ketiga, menghasilkan keuntungan tanpa melanggar prinsip syariah dan kewenangan Nazhir sebagai pemegang hak tanah wakaf.

    Hubungan antara Tingkat Aktivitas Penyakit LES dan Tingkat Depresi pada Penderita Lupus Eritematosus Sistemik di Persatuan Lupus Sumatera Selatan dan Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam

    Get PDF
    Depresi merupakan salah satu manifestasi klinis yang dapat muncul pada penderita LES. Diduga tingkat aktivitas penyakit LES dapat mempengaruhi kejadian depresi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara tingkat aktivitas penyakit LES dan tingkat depresi pada penderita Lupus Eritematosus Sistemik di Persatuan Lupus Sumatera Selatan dan Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2017 sampai dengan November 2017 di Persatuan Lupus Sumatera Selatan dan Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Diambil sampel sebesar 42 orang penderita LES dengan metode consecutive sampling. Data diambil dari pengisian kuesioner MEX-SLEDAI dan BDI serta wawancara terhadap responden penelitian. Selain itu, diambil juga data rekam medik pasien untuk melengkapi data penelitian. Uji statistik menggunakan uji One Way ANOVA. Terdapat hubungan yang bermakna (p value = 0,000) antara tingkat aktivitas penyakit LES dan tingkat depresi pada penderita LES di Persatuan Lupus Sumatera Selatan dan Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Hubungan masing-masing kategori dari variabel penelitian, yaitu tingkat aktivitas LES ringan: 80% tidak depresi, 20% depresi ringan; tingkat aktivitas LES sedang: 44,4% tidak mengalami depresi, 33,3% depresi ringan, 22,2% depresi sedang; tingkat aktivitas LES berat: 7,1% tidak mengalami depresi, 7,1% depresi ringan, 21,4% depresi sedang, dan 64,3% depresi berat. Semakin tinggi tingkat aktivitas penyakit LES maka semakin tinggi pula tingkat depresi yang dialaminya

    Correlation Duration of Oral Steroids Drug Administration by Intraocular Pressure in Patients with Systemic Lupus Erythematosus (SLE) in Dr. Mohammad Hoesin General Hospital Palembang

    Get PDF
    Systemic Lupus Erythematosus (SLE) is a chronic autoimmune disease and multisystem organ involvement. SLE patients given treatment are manifold, one of which is with steroids. Long time drug administration depends on the clinical condition of the patient. Oral steroids may cause an increase in intraocular pressure, depending on the type of steroid that is administered, the route of administration and duration of taking the medication. To determine the correlation length of oral steroid drug administration by intraocular pressure in patients with SLE in dr. Mohammad Hoesin general hospital (RSMH) Palembang. This study was an observational study exploratory. Intra-ocular pressure examination uses Goldmann Tonometry Aplanation in patients with SLE who use oral steroid medication (methylprednisolone) in RSMH Palembang. Data were analyzed with correlation. Hypothesis test results correlation between duration of oral steroid drug (metylprednisolone) with intraocular pressure in patients with SLE using Spearman Correlations test obtained r = 0.054 and p = 0.637. There was no significant correlation between the duration of oral steroid medication (methylprednisolone) with intra-ocular pressure in patients with SLE. But looks very weak correlation strength

    Cerebral Sinus Venous Thrombosis in Systemic Lupus Erythematosus

    Get PDF
    Introduction: Cerebral sinus venous thrombosis (CSVT) is a major cause of stroke in young patients. The incidence of CSVT ranging from 1-12 cases per 1 million adults per year. Autoimmune diseases such as Systemic Lupus Erythematosus (SLE) can cause CSVT. The incidence of CSVT involvement in SLE is 1%. It is characterized by thrombosis in the sinuses and veins, which causes various symptoms, such as headache, seizures, motor weakness, and decreased consciousness. Cases: We report a case of a 20-year-old woman with SLE who complained of seizures accompanied by weakness on both sides of the body and a history of headaches. There is an increase in D-dimer, with positive ANA and anti-ds-DNA tests. A non-contrast CT scan of the head showed a lobar venous infarct with hyperdense lesions, a head non-contrast MRI/MRV revealed a dural sinus thrombosis with a deep cortical/subcortical venous infarct, no bleeding was seen. Patients were given Fondaparinux sodium therapy for 5 days, followed by Warfarin sodium for 3-12 months with a target INR   of 2.0-3.0, and control SLE by administering immunosuppressants gave better outcomes for patients. Conclusion: The diagnosis of CSVT in this patient was based on clinical suspicion and imaging confirmation, and elevation of D-dimer. Non-contrast CT of the head as an initial examination often shows normal imaging. Still, there is also an image of a hyperdense lesion that usually causes an incorrect diagnosis, resulting in delays in therapy. Anticoagulation in CSVT should still be given even if there is bleeding

    PEMBERIAN N-ASETYLSISTEIN TERHADAP KADAR IFN-GAMMA PADA PENDERITA HIV/AIDS YANG MENJALANI PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL

    Get PDF
    HIV merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah besar kesehatan di Indonesia maupun dunia. Berbagai macam bentuk infeksi yang disebabkan oleh HIV, salah satunya ditandai dengan turunnya jumlah sel limfosit T CD4+ dan juga penurunan kadar IFN-GAMMA yang dapat menyebabkan percepatan replikasi virus hingga terjadi kegagalan sistem imun. NAC yang merupakan antioksidan diharapkan dapat memperbaiki kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian NAC terhadap perubahan kadar IFN-GAMMA  pada penderita HIV/AIDS di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini merupakan uji klinik acak tersamar ganda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 32 pasien HIV/AIDS yang menjalani pengobatan ARV di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok Plasebo dan NAC. Pada kelompok Plasebo, pasien diberi kapsul yang berisi laktosa dengan dosis 3x1 kapsul/hari, sedangkan kelompok NAC, diberi NAC dengan dosis 3x 200 mg/hari. Setiap kelompok diberi perlakuan sama selama 12 minggu. Darah pasien diambil sebelum dan setelah perlakuan untuk diperiksa kadar IFN-GAMMA . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok uji yang diberikan NAC maupun placebo tidak menunjukkan perubahan kadar IFN-GAMMA yang bermakna setelah 12 minggu perlakuan. Kesimpulan penelitian, pemberian NAC tidak mempengaruhi kadar IFN-GAMMA pada penderita HIV/AIDS yang menjalani pengobatan ARV.HIV is an infectious disease that becomes a major health problem in Indonesia and the world. There are various forms of infection caused by HIV, one of which is marked by a decrease in the number of CD4 + T lymphocytes and a decrease in IFN-GAMMA level which can accelerate viral replication to the point of immune system failure. NAC, an antioxidant, is expected to improve this condition. This research aimed to determine the effect of NAC on IFN-GAMMA levels in HIV / AIDS patients in Dr. Mohammad HoesinCentral Hospital, Palembang. This research was a randomized double blind clinical trial. The samples were 32 HIV / AIDS patients who were undergoing ARV treatment at Dr. Mohammad Hoesin Central Hospital, Palembang, which were randomly divided into 2 groups; the placebo and the NAC groups. In the placebo group, patients were given capsules containing lactose at a dose of 3x1 capsules / day, while patients in the NAC group were given NAC at a dose of 3 x 200 mg / day. Each group was given the same treatment for 12 weeks. The patients’ blood were taken before and after treatment to check their IFN-GAMMA levels. The results showed that both groups did not show any significant changes in IFN-GAMMA levels after 12 weeks of treatment. The conclusion of this researchis that NAC administration did not affect IFN-GAMMA levels in HIV / AIDS patients who were undergoing ARV treatment.

    STRATEGI PEREMPUAN USIA SUBUR DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI KOTA KUPANG

    Get PDF
    Stunting dapat terjadi karena tidak pahamnya perempuan akan pentingnya menjaga kesehatan. Perempuan yang memiliki pemahaman yang baik akan kesehatan diri khusunya pada usia subur, memiliki resiko kecil untuk melahirkan bayi stunting. PKM Strategi Perempuan Usia Subur Dalam Pencegahan Stunting di Kota Kupang, akan mencoba mengenalkan kepada perempuan usia subur pentingnya kesehatan diri demi pencegahan stunting. Tahapan dalam melakukan PKM ini ada dengan sosialisasi, pengukuran kondisi kesehatan perempuan usia subur serta pembagian tablet tambah darah atau vitamin. Pada proses pelaksanaan kegiatan ditemukan sebagian besar peserta mengalami kondisi dimana berpotensi untuk melahirkan bayi stunting. Sehingga sebagai strategi yang diberikan oleh tim pengabdian adalah dengan pemberian tablet tambah darah sebagai langkah untuk mencegah stunting

    Pengaruh Program Berita Bedah Kasus tvOne tentang Pelecehan Seksual Anak Terhadap Tingkat Kecemasan Orang tua Di Perumahan Papanmas Rw 06 Tambun Selatan.

    Get PDF
    Program Berita Bedah Kasus tvOne yang selalu memberikan informasi kepada pemirsanya berupa berita-berita kriminalitas, yang membuat masyarakat menjadi khawatir dan merasa cemas akan berita tersebut karena kecemasaan dapat ditimbulkan akibat sering melihat program berita kriminaliatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program berita Bedah Kasus tvOne tentang pelecehan seksual anak terhadap tingkat kecemasan orang tua di Perumahan Papanmas Rw06 Tambun Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan penelitian eksplanasi survey, metode ini digunakan menguji teori kultivasi dan menjelaskan hubungan natar dua variabel. Jumlah sampel atau responden dalam penelitian ini sebanyak 84 orang. Adapun variabel independen (variabel X) dalam penelitian ini adalah Program Berita Bedah Kasus dan var iabel dependen (variabel Y) adalah Tingkat Kecemasan Orang tua. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji validitas dari alat ukur yang digunakan diketahui 21 butir pertanyaan valid karena r hitung > r tabel atau r hitung > 0,306. Hasil uji reliabilitas nilai alpha > 0,306 (0,857 > 0,306) sehingga disebut reliabel. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya pengaruh antara Program Berita Bedah Kasus dengan Tingkat Kecemasan dengan nilai korelasi sebesar 0,777. Maka dinyatakan hipotesis H0 ditolak (tidak ada pengaruh) dan Ha diterima (ada pengaruh). Kata Kunci: Program Berita, Pelecehan Seksual Anak, Tingkat Kecemasa

    PENGARUH MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PESERTA DIDIK KELAS X IPS SMA NEGERI 1 BUAY MADANG

    No full text
    Ketercapaian hasil belajar secara maksimal merupakan tujuan utama kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang salah satunya adalah motivasi ekstrinsik belajar. Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap hasil belajar mata pelajaran Ekonomi peserta didik kelas X IPS SMA Negeri 1 Buay Madang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain ex post facto. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X IPS SMA Negeri 1 Buay Madang Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 90 peserta didik, sedangkan sampel penelitian berjumlah 29 peserta didik. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan tes, analisis data menggunakan regresi linier sederhana, uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil penelitian: Motivasi ekstrinsik peserta didik pada pembelajaran Ekonomi di kelas X IPS SMA Negeri 1 Buay Madang masuk kategori sedang yaitu dari 29 peserta didik terdapat 22 peserta didik (75,76%) memperoleh skor kategori sedang dengan skor rata-rata angket 73,24. Hasil belajar mata pelajaran Ekonomi peserta didik kelas X IPS SMA Negeri 1 Buay Madang masuk kategori sedang yaitu dari 29 peserta didik terdapat 25 orang (86,21%) memperoleh nilai kategori sedang dengan nilai rata-rata 77,60. Terdapat pengaruh motivasi ekstrinsik terhadap hasil belajar mata pelajaran Ekonomi peserta didik kelas X IPS SMA Negeri 1 Buay Madang sebesar 90%, thitung 10,64 sedangkan ttabel 1,70. Oleh karena 10,64 > 1,70, maka H0 ditolak, sedangkan Ha diterima

    Cardioprotective Potential of Ethanol Extract of Sonchus Arvensis L. Leaves on Isoproterenol-Induced Myocardial Infarction in Rat

    Get PDF
    Sonchus arvensis L. leaves have been used traditionally to treat various disease conditions. This study is designed to evaluate cardioprotective potential of ethanol extract of S. arvensis leaves on isoproterenol-induced myocardial infarction in Wistar rat. Male Wistar albino rats were divided into three main groups: negative control (saline only), positive control (isoproterenol only), and S. arvensis extract treated groups. S. arvensis extract was administered in three doses; 50, 100, and 200 mg/kg b.w. p.o for 14 days. On day 13 and 14, isoproterenol (85 mg/kg bw) was given intraperitoneally to positive control and extract treated groups. The parameters studied were cardiac biomarker enzymes which were Creatine Kinase (CK), Creatine Kinase-MB (CK-MB), Aspartate Transaminase (AST), Alanine Transaminase (ALT) and Lactate Dehydrogenase (LDH). The results showed that S. arvensis at dose of 50 mg/kg b.w. could significantly (P<0.05) reduce the level of CK, CK-MB, AST, ALT, and LDH in myocardial infarcted rats compared to positive control. The increase of the dose of S. arvensis extract was not followed by an increase of its cardioprotective activity. In conclusion, Sonchus arvensis L. leaves extract at dose of 50 mg/kg b.w. has potential to be developed as cardioprotective drug
    corecore