59 research outputs found

    Animated Stories in the Teaching of Writing

    Get PDF
    This study is aimed at investigating the benefits of animated stories in the teaching of writing as suggested by Cahyono, Hidayati, & Zen (2014). This study is, say, a literature review study in which the researcher reviews the material related to the issue and observes the students as well to strengthen the validity of this study. The data obtained from both literature and observation are then analyzed qualitatively showing that the animated stories are not only interesting for the students in writing class but also enable them to learn based on their learning styl

    Phylogenetic Tree Dari Empat Isolat Edwardsiella Tarda Di Indonesia

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya kemungkinan subspecies Edwardsiella tarda secara molekuler. Edwardsiella tarda dapat diisolasi dari ikan Tilapia dan air yang tercemar dan diidentifikasi secara PCR dengan amplifikasi gen hemolysin. Isolat E. tarda diperoleh dari ikan nila (Yogyakarta), lele (Semarang dan Jambi), kura-kura impor (Brazilia), ikan mas (Pontianak). Isolat atipikal E. tarda (ATCC) dari Singapura digunakan sebagai pembading 4 isolat E. tarda dari Indonesia. Semua isolat E. tarda diekstraksi, diamplifikasi rRNA pada SSU 16S dan disequencing. Hasil sekuensing allignment menggunakan program CLUSTAL W versi 1.8. Selanjutnya dianalisis dengan metode neighbour-joining dan metode maximum parsimony untuk menghasilkan pohon phylogenetik (Saitou dan Nei, 1987). Phylogenetic tree menunjukkan bahwa 3 isolat E. tarda dari ikan merupakan strain yang sama dibanding E. tarda dari kura- kura Brazil dan isolat ATCC yang berasal dari manusia

    Gastronomy Tourism in Several Neighbor Countries of Indonesia: a Brief Review

    Full text link
    Gastronomy tourism, also called culinary tourism or food tourism, is a kind of tourism that provide attractions based on the culinary aspect owned by a country, region, or area. It is not only offers food and beverages as the main objects in its attractions, but also everything related to food activities ranging from food ingredients, preparation, processing, serving, as well as the cultural and local values. A well-managed culinary tourism will be a supportive program in developing and enhancing the tourism sector in a country. The objective of this paper is to describe the profile of gastronomy tourism in several neighbor countries of Indonesia, i.e. Hongkong, Singapore, Thailand, and Malaysia. This brief review is also discussed the potential of Indonesia gastronomy in supporting governments tourism program. Basically, Indonesia has more enormous potential asset in managing its cultural heritages in term of culinary than its neighbor countries. A well-managed gastronomy tourism plays not only an important role in enhancing the economic sector, but also contribute in preserving the natural and cultural resources. Keywords: gastronomy tourism, culinary tourism, food tourism

    Metode Jual Obat Tradisional Sebagai Konsep Penciptaan Teater Modern “Komplikasi”

    Full text link
    Banyak juga orang-orang umum mengatakan bahwa Penjual Obat sama dengan aktor. Ia menjual obat dengan menggunakan peralatan yang lengkap dan juga menggunakan kostum yang menarik dan sengaja dipersiapkan. Dalam penceritaannyapun Penjual Obat berangkat dari peristiwa-peristiwa yang ada di sekitarnya. Cerita yang disajikan Penjual Obat menggunakan bahasa keseharian dan mudah dimengerti masyarakat penontonnya. Cerita ini tidak terikat alur yang sistematik. Lebih banyak merespon pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Baik pada saat berjualan maupun dalam kehidupannya sehari-hari. Kemudian pada akhirnya ditarik pada persoalan obat yang akan dijualnya. Mempertunjukan merupakan tindakan dari berbagai ungkapan. Begitupun halnya dengan atraksi jual obat, namun demikian kiranya belum dianggap sebagai seni pertunjukan. Padahal di dalam jual obat ada cerita tentang bagaimana keampuhan obatnya, ada tokoh penyampai cerita, memiliki atraksi-atraksi yang mampu menahan penonton. Hal tersebut, bisa dijadikan bentuk pertunjukan teater

    Pengaruh Minyak Ikan Dan Lesitin Dengan Dosis Berbeda Dalam Pakan Terhadap Pemanfaatan Pakan Dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus Carpio)

    Full text link
    Fungsi makanan bagi ikan adalah sebagai sumber energi yang diperlukan dalam proses fisiologi ikan. Oleh karena itu, makanan sebaiknya mengandung lemak dan komponen nutrisi lainnya. Lemak merupakan salah satu komponen makro nutrien yang memberikan kandungan energi terbesar dibandingkan dengan karbohidrat dan komponen lain. Lemak pakan mempunyai 2 fungsi utama, yaitu sebagai sumber energi metabolik dan sebagai sumber dari berbagai komponen asam lemaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji minyak ikan dan lesitin dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan mas (C. carpio).Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan pada perlakuan A menggunakan minyak ikan:lesitin sebanyak (0,0:0,0%), perlakuan B (0,30:0,0%), perlakuan C (0,60:0,30%), dan perlakuan D (0,90:0,60%). Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah ikan mas (C. carpio) yang berasal dari Banjarnegara, dengan rerata bobot 1,62±0,23g dengan padat penebaran 1 ekor/1 liter air yang ditampung dalam toples plastik volume 8 liter, dengan masa pemeliharaan selama 35 hari. Sumber air yang digunakan pada penelitian ini adalah air tawar. Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari pada jam 08.00, 12.00, dan 14.00 WIB secara at satiation. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian minyak ikan dan lesitin ke dalam pakan buatan dengan dosis yang berbeda pada tiap perlakuan, memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap laju pertumbuhan relatif (RGR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) dan protein efisiensi rasio (PER) pada ikan mas (C. carpio). Sedangkan pada variabel tingkat konsumsi pakan dan kelulushidupan tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Perlakuan D merupakan hasil tertinggi dengan nilai RGR (2.41 ±0.07%/hari), EPP (59.09±1.36%), PER (1.97±0.05%). Minyak ikan dan lesitin dengan dosis berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan mas. The function of feed for fish as an energy source was required in the physiologycal processes. Therefore, the feed should contain fats, and other nutrients componds. Fat provide largest energy compared to carbohydrates for the similar weight. Fat in the diet have two main fuctions, that were as a metabolic energy and as a fatty acid sources. The aim of this research was to assess the role of fish oil and lecitine with different doses in the diet on the growth of carp. The method of the research used completely randomized design, which consisted of 4 treatments and 3 replicates. The experimental namely A, B, C, and D, that were animal and vegetable oil on trial diet as much as 0,0:0,0 ; 0,3:0,0 ; 0,60:0,30 ; and 0,90:0,60%), respectively. The trial fish was carp with the average body weigh of 1.62±0.23g. The fish was maintained in 8 L- plastic tanks for 35 days. The fish were fed, at satiation for 3 times a day, at 08.00, 12.00, and 16.00 local time. The data showed that the role of fish oil and lecitine with different doses and in the diet resulted on the significantly different (P<0,05) on the relative growth rate (RGR), feed utilization efficiency (EPP), and protein efficiency ratio (PER) of the carp. While for feed consumption rate (FCR) and survival rate (SR) were not significantly different (P>0,05). D treatment resulted on the highest RGR values (2.41±0.07%/days), EPP (5.09±1.36%), PER (1.97±0.05%). Values, fish oil and lecitine with different doses was able to increase on the growth of carp

    Histopatologis Dugaan Edwardsiella Tarda Sebagai Penyebab Kematian Ikan Maskoki (Crassius Auratus) : Postulat Koch

    Full text link
    The aim of the study was to know the influence experimental infection of Edwardsiella tarda was isolated from sick koi fish (Cryprinus caprio) to the histologic features of liver, kidney, gill, brain, intestine and muscle in Goldfish (Carassius auratus) based on Koch Postulate. Three goldfishes (KK) were used in this reseach. KK was infected by Edwardsiella tarda as much as 0.1ml i.m.. KK1 died on the 4th day and KK2 and KK3 died on the 25th day. All the fishes were then necropsied. The livers, kidneys, gills, brains, intestines and muscles were taken for making the histopathologic preparation. Bacteriologic observation of KK1 was conducted by cultivating the bacteria into Brillliant Green Agar (BGA), Triple Sugar Iron Agar (TSI Agar), Urea Agar, Motility Agar, Peptone Broth, sugars and oksidation test. Result of histopathologic observation showed that there was necrosis, congestion and macrofag limpocytes and neutrophisl infiltrations in the livers,colloid mass and melanomacrofages in the kidney, congestion and proliferation of secondary lamellae, limfosit and macrofag infiltration of the brain, a melanomacrofag of the muscle and the intestine showed there was limphocytes, and macrofages infiltration in the brain, and melanomacrofages in the muscles as well. It was suspected that those bacteria was Edwardsiella tarda

    Infeksi Aeromonas Salmonicida Dari Berbagai Wilayah Di Indonesia Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio)

    Get PDF
    Aeromonas salmonicida merupakan bakteri penyebab furunculosis pada ikan yang mengakibatkan kerugian ekonomi di dalam budidaya ikan air tawar. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran darah ikan Mas (Cyprinus carpio) yang diinfeksi oleh A. salmonicida, juga dilakukan pemeriksaan histopatologi. Sebanyak empat isolat atipikal A. salmonicida telah diisolasi dari ikan di empat daerah di Indonesia yaitu Pontianak, Semarang, Yogyakarta, Jambi dan satu isolat atipikal A. salmonicida subjenis smithia dari ATCC sebagai kontrol. Sebanyak 45 ekor ikan mas berukuran 1215 cm dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok 14 diinfeksi dengan A. salmonicida 0,1ml x 10 4 sel/ml secara intraperitoneal dari empat isolat berbeda. Kelompok ikan 5/kontrol tidak dilakukan infeksi bakteri. Isolat A. salmonicida yang berasal dari Pontianak menunjukkan jumlah leukosit total dan kadar hemoglobin meningkat jelas pada hari ke-7 sesudah infeksi, disertai peningkatan jumlah rata-rata heterofil, limfosit dan monosit pada hari ke-7 sesudah infeksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa isolat A. salmonicida dari Pontianak merupakan isolat patogen yang menyebabkan reaksi akut jika dibandingkan dengan isolat dari daerah lain. Isolat A. salmonicida dari Yogyakarta menyebabkan Perubahan patologi paling ringan. Isolat dari Jambi dan Pontianak menyebabkan lesi kulit hingga lapisan otot, epicarditis mulai hari ke-3 sesudah infeksi
    corecore