349 research outputs found

    KH. Syamsul Huda dan Peranannya Dalam Menanggulangi Ninja di Ponorogo tahun 1998-1999

    Get PDF
    Pembantaian dukun santet di Banyuwangi dan munculnya ninja pada tahun 1998, membuat KH. Syamsul Huda turut bertindak untuk menanggulangi teror ninja. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui latar belakang kehidupan KH. Syamsul Huda, (2) mengetahui kiprah KH. Syamsul Huda dalam bidang pendidikan dan politik, (3) mengetahui pembunuhan dukun santet di Banyuwangi dan peranan KH. Syamsul Huda dalam menanggulangi ninja di Ponorogo tahun 1998-1999. Penelitian kali ini menggunakan metode dari Kuntowijoyo, yang terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) pemilihan topik, terbagi menjadi dua syarat yaitu kedekatan emosional dan kedekatan intelektual, (2) heuristik, pengumpulan sumber. Sumber yang digunakan ialah arsip, catatan pribadi, foto, koran dan dari hasil wawancara, (3) kritik sumber, peneliti melakukan kritik ekstern dan intern (4) interpretasi, peneliti menafsirkan fakta-fakta sejarah menjadi satu kesatuan (5) historiografi, peneliti melakukan penulisan sejarah, dengan menyajikan semua informasi dalam bentuk tulisan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) KH. Syamsul Huda lahir di Jombang kemudian pindah ke Ponorogo. KH. Syamsul Huda pernah belajar di Pondok Pesantren Tambak Beras, dan Pondok Pesantren Langitan Tuban. (2) KH. Syamsul Huda dalam bidang pendidikan mendirikan Ittihadul Amanah pada tahun 1971 dan juga mendirikan Pondok Kyai Ageng Besari pada tahun 1990. KH. Syamsul Huda dalam bidang politik kemudian menjadi ketua DPC PKB Ponorogo tahun 1998-1999. (3) Pembunuhan dukun santet di Banyuwangi dilakukan oleh kelompok terorganisir yang disebut ninja dan kemudian meluas ke Ponorogo. KH. Syamsul Huda mengadakan acara Gemblengan massal setiap Malam Selasa Legi yang bertujuan untuk perlindungan dari teror ninja. KH. Syamsul Huda mendapat julukan Kyai Warok. Kata Kunci: Ninja, KH. Syamsul Huda, Gemblengan, 1998-1999

    Anatomical Changes of Light Coconut Wood (Cocos Nucifera L.) Due to Steam-press Densification

    Full text link
    Coconut palm (Cocos nucifera L.) is known as 'multi-purposes tree' as almost all part of the tree can be utilised. Coconut timber utilization is limited on hard or denser part, while lighter coconut timber remains unused. Theoretically, mechanical densification could improve physical properties of light coconut timber, which may be useful for diversifying its uses. This study examined some anatomical changes in coconut wood that occurred during mechanical densification. Coconut wood samples measuring 40 mm thick, 40 mm wide and 50 cm long were steamed at 1260C for 30 minutes prior to being compressed by 23.75 kg/cm2 pressure. Anatomical measures were undertaken using light microscope and scanning electron microscope on both non-compressed and compressed samples. Results showed that the treatment significantly reduced void volume and increased vascular bundles frequency, decreased vessel and parenchyma cell diameter. The wood density also increased by more than 50%

    Implikasi Hukum Penyitaan Aset Hasil Tindak Pidana Korupsi Yang Hak Kepemilikannya Telah Dialihkan Pada Pihak Ketiga

    Full text link
    Transfer of assets obtained from criminal acts committed by the perpetrators of corruption prevalent that aims to make the property is not known to exist by law enforcement officials. Perpetrators of corruption often divert the acquisition of such assets to a third party by using the legal instruments for the transfer of civil rights, so that investigators sometimes get legal obstacles if about to foreclosing on assets ownership rights have been transferred to third parties. Based on this background, the legal issues are: 1.) Are the assets acquired from the corruption that has transferred ownership rights to a third party to do foreclosure; and 2.) How is the status of civil rights of a third party as the holder of the right of ownership of the assets acquired from the proceeds of corruption. Theoretical basis used in the assessment relating to the research problem is Theory of Social Justice of John Rawls. To answer the problem formulated in this study, the authors used the type of normative juridical research, where legal research methods that will be used in this study is the legal research literature. The conclusions that can be drawn in this study are: 1.) The seizure of the objects related to a criminal act of corruption has been a legal requirement in order to enforce the law and justice, so that the act of confiscation of assets of crime committed against the assets of the perpetrator or assets who has switched ownership to a third party becomes very urgent, considering that in addition to the purposes of proof at trial, the evidence that seizure is also aimed at the recovery of financial losses caused by the state of corruption. 2.) The position of third parties in the mechanism of expropriation of assets through criminal law, in principle, the position of third parties are those parties other than the perpetrator / intellectual of a corruption cases, and with regard to confiscation aimed at assets that have been transferred to the The third then if the assets seized from a third party, the third party concerned shall prove that the acquisition of the asset acquisition is based on good faith

    Pengaruh Asetilasi Terhadap Penyerapan Uap Air Pada Dua Jenis Kayu Tropis

    Full text link
    Proses asetilasi bertujuan mensubstitusi gugus hidroksil dalam kayu dengan gugus asetil. Denganmeningkatnya gugus asetil dalam kayu diharapkan mampu mengurangi kemampuan kayu menyerapmolekul air sehingga dimensi kayunya menjadi lebih stabil. Penelitian ini bertujuan mempelajaripenyerapan uap air pada kayu yang sudah diasetilasi. Studi dilakukan terhadap dua jenis kayu tropis yaitu:Anthocephalus chinensisdanCalophyllum sp. Pengujian penyerapan uap air dilakukan dengan metode isotherm menggunakan desikator dan larutan yang memiliki sifat higroskopis. Hasilnya menunjukkan bahwa kayu Anthocephalus yang diasetilasi secara efektif mampu mengurangi penyerapan uap air walaupun pada tingkat penambahan berat yang paling rendah. Pada kayuCalophyllum sp. penyerapan uap air berkurang secara nyata pada penambahan berat 10%. Penyerapan uap air bervariasi tergantung dari kelembaban kondisi pengujian dan membentuk model sigmoid dari kelembaban terendah (11%) sampai tertinggi (97%)

    Color Differences of Pine and Eucalypt Woods Measured by Microflash-200®

    Full text link
    It is not easy to define color because it refers to psychological response of human. As a result, perception of color achieved by people is relatively different. Wood color plays an important role in timber processing and it is an important consideration in wood identification. Each wood species has specific color and it becomes the species characteristic. Colors in wood are highly variable and unique features. Characteristics of wood color are influenced by extractive materials and moisture contents present on it. A standard of color measurement has been developed and it is called CIE model. The standard was developed to be completely independent of any devices and was based as closely as possible on human observation in color. CIELAB system is one of the simplest and most practical color measurement methods. The system has been used in one of the color measurement devices developed by Data Color International that is Microflash-200®. This research was aimed at translating interpretation of wood color by human eye into mathematical values so that scientific measurement of wood color can be studied. The measured wood color were 10 species of pines and 10 species of eucalypts woods in dry condition. The results showed that the two groups had different average of L*, a* and b* values. The average of L* for pine was 70.77, while eucalypt group made up to 52.40. It means that eucalypt group is darker than pine group. For a* value, pine group mean value is 20.23, whereas eucalypt group touches 19.11. In other words, pine and eucalypt group have an approximately similar redness. The b* value average for pine and eucalypt groups are 43.40 and 29.07, respectively. This value means that pine group is more yellow than eucalypt group

    LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

    Get PDF
    Universitas Negeri Yogyakarta merupakan sebuah Universitas yang melahirkan generasi pendidik. Hal tersebut didukung dengan usaha peningkatan efisiiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran melalui mata kuliah lapangan dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Program kegiatan PPL dilakukan untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau lembaga kependidikan. Program-program yang dikembangkan dalam pelaksanaan PPL difokuskan pada komunitas sekolah yang mencakup civitas internal sekolah (guru, karyawan, siswa, dan Komite Sekolah). Program PPL dilaksanakan untuk mengasah 4 kompetensi guru yang harus ada, meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Program PPL UNY menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga sekolah, salah satunya SMAN 3 Bantul yang beralamat di Gaten, Trirenggo, Bantul. Kegiatan pelaksanaan praktik pengalaman lapangan, berupa praktik pengembangan pembelajaran dan sumber belajar. Selain itu, mahasiswa dituntut untuk mengetahui dan belajar untuk memenuhi berbagai administrasi guru, diantaranya RPP, Prota, Prosem, Penilaian, dll. Selain itu inovasi mengajar dan media pembelajaran merupakan hal yang di kembangkan dalam Praktik Pengalaman Lapangan. Pembuatan dan penggunaan media yang tepat dan menarik, dan penggunaan metode yang kontekstual sesuai keadaan siswa yang menerapkan KTSP 2006. Hal tersebut berkaitan dengan mata pelajaran sejarah yang merupakan mata pelajaran membosankan dan identik dengan hapalan. Sehingga inovasi pembelajaran sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang ideal. Secara umum, dengan adanya kegiatan praktik pengalaman lapangan (PPL) dapat menjadi bekal pengetahuan dan keterampilan praktis agar dapat melaksanakan program dan tugas-tugasnya di sekolah. Selain itu, melalui Praktik pengalaman Lapangan menjadikan calon pendidik memiliki wawasan tentang pengelolaan dan pengembangan lembaga pendidikan. Selain itu kegiatan ini dapat melatih mahasiswa agar memiliki pengalaman nyata tentang proses belajar mengajar sesunggunya, meningkatkan ketrampilan, kemandirian, tanggungjawab, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah serta memberi bekal untuk mengembangkan diri sebagai calon tenaga pendidik yang profesional di bidangnya. Serangkaian kegiatan PPL UNY 2016 di SMAN 3 Bantul memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan pribadi mahasiswa. Kata kunci: PPL, SMAN 3 Bantu

    BIMBINGAN PERILAKU KEAGAMAAN DALAM KELUARGA DI PEKON SUKA RAJA KECAMATAN WAY TENONG KABUPATEN LAMPUNG BARAT

    Get PDF
    ABSTRAK Bimbingan adalah peroses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemapuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan saran yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. agama adalah segenap kepercayaan kepada Tuhan, dewa, dan sebagainya serta dengan ajaran kebaikan dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu, jadi keagamaan berarti sifat-sifat yang terddapat dalam agama, atau segala sesuatu yang menegnai agama. Bimbingan ini menjadi wadah untuk mengatasi perilaku anak dengan cara memberikan arhan-arahan yang baik sesuai dengan petunjuk Allah Swt sehingga anak mengerti perilaku apa saja yang dilarang oleh Agama Islam. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian lapangan (field research) sifat penelitian deskriptif yaitu menceritakan keadaan yang ada dilapangan dipekon Suka Raja kecamatan way tenong kabupaten Lampung barat yaitu bimbingan keagamaan keluarga peran orang tua dalam membimbing anak dan kesulitan orang tua dalam membimbing anak. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi adapun peran orang tua terhadap bimbingan nilai-nilai keagamaan kepada anak di Pekon Suka Raja Kecamatan Way Tenung Kabupaten Lampung Barat orang tua memiliki peran penting untuk anak-anak mereka yaitu orang tua memberikan bimbingan keteladanan, kebiasaan, nasihat, perhatian, dan hukuman. Sampel dalam penelitian ini adalah 5 orang tua yang akan memberikan bimbingan keagamaan kepada 5 anak yang berumur 6-12 tahun. Anak yang berjumalah 5 orang ini memang membutuhkan bimbingan keagamaan terkait perilaku anak yang kurgang baik atau menyimpang. iii Temuan penelitian ini bahwa bimbingan perilaku keagamaan keluarga di Pekon Suka Raja Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat dilakukan oleh orang tua dengan menggunakan metode atau cara memberikan contoh yang baik tentang mendidik dengan keteladanan, mendidik dengan kebiasaan, mendidik dengan nasihat, mendidik dengan perhatian, dan mendidik dengan hukuman. Setelah mengikuti bimbingan keagamaan metode yang dilakukan oleh orang tua anak dapat menciptakan perubahan seperti saling meghargai. Meghormati orang yang lebih tua, perilaku yang sopan sesuai dengan ajarana Agama Islam. Kata Kunci : Bimbingan Perilaku, Keagamaan, Keluarga, Orang Tua, Dan Anak

    Perencanaan Perkerasan Lentur Sebagai Jalan Penghubung Desa Pakel - Desa Karangan Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang

    Get PDF
    Jalan merupakan salah satu prasarana dalam transportasi darat yang memegang peranan penting, karena jalan memiliki kendali penting dalam proses perkembangan suatu wilayah dan erat kaitannya dengan pergerakan aktivitas manusia. Ruas jalan ini direncanakan sebagai jalan penghubung Desa Pakel – Desa Karangan Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang dengan menggunakaan perkerasan lentur. Ruas jalan ini menurut fungsi nya termasuk dalam jalan lokal primer dengan status jalan kabupaten dan kelas jalan III, dengan tipe jalan 2 lajur, 2 arah dengan lebar lajur lalu lintas 2 x 2,5 meter dan lebar bahu jalan 2 x 2 meter dan Panjang jalan 3,05 km. Perencanaan jalan ini dimaksudkan untuk mempermudah akses jalan bagi masyarakat Desa Pakel yang ingin menuju Desa Karangan begitu pun sebaliknya. Data-data yang digunakan dalam perencanaan perkerasan jalan lentur ada dua data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data Daya Dukung Tanah Dasar dengan pengujian menggunakan alat DCP (Dynamic Cone Penetration) dengan jarak 200 meter pertitik. Dan Survey Asal Tujuan yang berguna untuk mengetahui volume kendaraan yang direncanakan melewati jalan tersebut dengan waktu survey 7 x 24 jam yang dilakukan di 2 titik. Metode yang digunakan dalam proses perencanaan tersebut mengacu pada Metode Bina Marga MDPJ No.04/SE/Db/2017 serta diperhitungkan Rencana Anggaran Biaya dengan menggunakan HSPK (Harga Satuan Pokok Kegiatan) Kabupaten Jombang Tahun 2023 dengan menggunakan acuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.28/PRT/2022. Hasil Perhitungan perencanaan pada perkerasan lentur dengan umut rencana 20 tahun menunjukan bahwa perkerasan menggunakan Laston didapatkan tebal perkerasan lentur AC-WC setebal 4 cm, AC-BC setebal 6 cm, AC-Base setebal 8 cm dan LFA Kelas A setebal 30 cm. Besar biaya yang diperlukan untuk perencanaan Perencanaan Perkerasan Lentur Sebagai Jalan Penghubung Desa Pakel – Desa Karangan Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang sebesar 5.983.461.000 (Lima Milyar Sembilan Ratus Delapan Puluh Tiga Juta Empat Ratus Enam Puluh Satu Ribu Rupiah). Kata kunci : Tebal Perkerasan Lentur, Perkerasan Jalan, Metode Bina Marga 2017, Rencana Anggaran Biaya (RAB

    Anatomical and Physical Propertiesof Bisbul Wood (Diospyros Blancoi A.dc.)

    Full text link
    Ebony (Diospyros sp.) is a heavy hardwood that is popularly known as blackwood. Diospyros consists of over 300 species spread throughout tropics area and about 100 species occur in Indonesia. Bisbul wood (Diospyros btancoi A.DC.) is one species of streaked ebony that is locally known as 'buah mentega'. The anatomical and physical properties of bisbul were studied to collect information for wood identification and to support appropriate use of the timber. Anatomical properties were studied from microtome sectioned samples, which have been coloured by safranin and mounted by entellan, while fiber dimensions were studied from macerated samples. Physical properties of bisbul wood studied include moisture content, density and percentage of volumetric shrinkage. Moisture content and density were studied from 20 x 20 x 20 mm samples based on wet and oven dry condition. Volumetric shrinkage was measured from dimension changes in radial, tangential and longitudinal shrinkage of 20 x 20 x 40 mm samples. The samples were measured in wet and oven dry conditions. The main anatomical characteristics to identify bisbul wood were black wood with pinkish streaked, heavy and very hard, very fine texture, even, lustrous surface and glossy, distinct growth ring, small size of vessels, apotracheal parenchyma forming reticulate pattern. The average moisture content was 59.86 ± 2.84%, the density average was 0.74 ± 0.04 gr/cm3 and volumetric shrinkage was 10.41±0.70%. The higher the stem, the more moisture content and the lower the density will be. Sapwood density was lower and had more moisture content than heartwood. The black pinkish heavy wood, bisbul was recommended to be used for carvings, sculpture, souvenir and luxuryinterior products

    Perbandingan Persentase Volume Teras Kayu Jati Cepat Tumbuh Dan Konvensional Umur 7 Tahun Asal Penajam, Kalimantan Timur

    Full text link
    Kayu jati (Tectona grandis L.f.) telah dikenal sebagai bahan baku mebel dan konstruksi dengan kualitas tinggi. Jati cepat tumbuh atau dikenal dengan nama dagang \u27Jati super\u27, \u27Jati unggul\u27, \u27Jati prima\u27 atau \u27Jati emas\u27 merupakan tanaman jati yang dikembangkan melalui kultur jaringan dan bertujuan menambah pasokan bahan baku kayu jati. Sedangkan kayu jati konvensional merupakan tanaman yang dikembangkan melalui perkecambahan biji. Informasi mengenai kualitas kayu jati cepat tumbuh belum diketahui. Salah satu parameter kualitas kayu jati dapat dilihat dari persentase kayu terasnya dalam batang. Penelitian ini bertujuan membandingkan persentase teras kayu jati super dan konvensional pada umur dan lokasi yang sama. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada umur 7 tahun, kayu teras telah terbentuk pada seluruh lempengan kayu jati super maupun konvensional dari bagian ujung, tengah dan pangkal. Persentase kayu teras jati super rata-rata 39,6%, lebih besar dari jati konvensional 20,3%. Berdasarkan persentase kayu terasnya kayu jati konvensional lebih baik dari jati super. Namun, parameter kualitas kayu yang lain juga harus diperhatikan seperti kualitas serat, kandungan bahan kimia dan keawetan alaminya. Berdasarkan SNI 01-5007.1-2003, batang kayu jati super dan konvensional pada umur 7 tahun dapat masuk dalam kriteria kayu bulat kecil (KBK, A.I.)
    • …
    corecore