8 research outputs found

    Pengaruh Alelopati Bubuk Daun Kemangi (Ocimum basilicum) pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) dan Gulma yang Berasosiasi.

    No full text
    Tanaman sawi merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu alternatif pengendalian gulma pada budidaya tanaman sayuran khususnya tanaman sawi adalah penggunaan bioherbisida yang mengandung bahan aktif alelokimia. Tanaman kemangi telah dipelajari sebagai tanaman yang berpotensi alelopati. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh alelopati bubuk daun kemangi pada pertumbuhan dan hasil tanaman sawi yang berasosiasi dengan dua jenis gulma semusim Amaranthus spinosus L. dan Digitaria adscendeus. Hipotesis yang diajukan adalah alelopati bubuk daun kemangi 20 g/polibag (20 g/ 3 kg tanah) dapat menekan pertumbuhan gulma Amaranthus spinosus L. dan Digitaria adscendeus serta memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi yang tertinggi. Penelitian dilaksanakan di greenhouse Politeknik Pembangunan Pertanian Kampus 2, Tanjungrejo, Kota Malang pada bulan Desember 2022 sampai dengan Januari 2023. Alat yang digunakan yaitu oven, blender, amplop cokelat, plastik, polybag, sekop kecil, penggaris, meteran jahit, Leaf Area Meter (LAM), timbangan digital, kamera dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu daun kemangi, benih sawi, biji gulma Amaranthus spinosus L. dan Digitaria adscendeus, tanah, pupuk kandang, dan dosis pupuk NPK 16:16:16 sebanyak 4 g/polybag. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor perlakuan, yaitu tanaman sawi + 0 g bubuk daun kemangi, tanaman sawi + bubuk daun kemangi 20 g, tanaman sawi + 40 g bubuk daun kemangi, tanaman sawi + Amaranthus spinosus L. + 0 g bubuk daun kemangi, tanaman sawi + Amaranthus spinosus L. + 20 g bubuk daun kemangi, tanaman sawi + Amaranthus spinosus L. + 40 g bubuk daun kemangi, tanaman sawi + Digitaria adscendeus + 0 g bubuk daun kemangi, tanaman sawi + Digitaria adscendeus + 20 g bubuk daun kemangi, tanaman sawi + Digitaria adscendeus + 40 g bubuk daun kemangi. Data yang diperoleh selanjutnya diuji menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf 5%. Jika hasil yang didapatkan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penambahan alelopati bubuk daun kemangi terhadap gulma yang berasosiasi dan pertumbuhan tanaman sawi. Perlakuan penambahan alelopati bubuk daun kemangi sebanyak 20 g dan 40 g dapat menekan pertumbuhan gulma semusim Digitaria adscendeus dan juga gulma Amaranthus spinosus L. Perlakuan penambahan alelopati bubuk daun kemangi dapat menurunkan beberapa variabel pertumbuhan tanaman sawi, namun belum bisa mempengaruhi rata-rata hasil tanaman sawi di lapangan

    Pengaruh Alelopati Kemangi (Ocimum basilicum) pada Perkecambahan Benih Sawi (Brassica juncea L.) Bayam (Amaranthus tricolor L.) dan Kangkung (Ipomea reptans Poir).

    No full text
    Tanaman kemangi (Ocimum basilicum) adalah tanaman berbentuk perdu yang banyak tumbuh di Indonesia. Kemangi diketahui merupakan salah satu tanaman yang berpotensi alelopati. Alelopati adalah suatu gejala kimia dan ekologi yang menunjukkan suatu persaingan pada tumbuhan yang menyebabkan salah satu tumbuhan tersebut menghasilkan senyawa kimia yang dapat menghambat spesies tumbuhan tersebut maupun spesies tumbuhan lain. Kandungan daun kemangi berupa senyawa fenol dan eugenol diketahui dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi tiga jenis sayuran yaitu sawi, bayam dan kangkung merupakan yang paling tinggi diantara yang lainnya pada kurun waktu 2018 hingga 2021. Budidaya ketiga jenis sayuran tersebut umumnya dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman kemangi. Berdasarkan informasi tersebut, diharapkan kemangi sebagai alternatif herbisida ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh petani. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi alelopati kemangi (Ocimum basilicum) pada perkecambahan biji benih beberapa dayuran daun, yaitu sawi (Brassica juncea L.), bayam (Amaranthus tricolor L.) dan kangkung (Ipomea reptans Poir.) Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2022 di Laboratorium Sumber Daya Lingkungan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah 5 konsentrasi alelopat yaitu 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Faktor kedua adalah 3 jenis komoditas tanaman yaitu bayam, kangkung dan sawi. Masing masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Variabel yang diamati meliputi persentase perkecambahan, panjang hipokotil, panjang radikula, bobot basah dan indeks vigor. Data yang diperoleh selanjutnya diuji menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf 5%. Apabila perlakuan yang menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara ketiga jenis tanaman dengan pemberian konsentrasi alelopati kemangi terhadap variabel pengamatan persentase perkecambahan umur 9 hst, panjang plumula, panjang radikula, bobot basah dan indeks vigor. Sedangkan pada persentase perkecambahan umur 3 hst dan 6 hst tidak ada interaksi. Pemberian konsentrasi alelopati kemangi menunjukkan penurunan pada setiap variabel pengamatan pada peningkatan pemberian konsentrasi alelopati kemangi. Penghambatan mulai terjadi pada pemberian konsentrasi alelopati kemangi sebanyak 25%, dan penghambatan paling tinggi terjadi pada pemberian konsentrasi alelopati kemangi 100% pada semua jenis tanaman. Perbedaan morfologi benih kangkung yang lebih besar mengakibatkan umur berkecambah lebih lama, sehingga hasil pengamatan variabel pada umur 3 hst dan 6 hst lebih kecil dibandingkan jenis tanaman yang lain

    Pengaruh Plant Growth Promoting Rhizobacteria (Pgpr) Dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)

    No full text
    Bawang merah (Allium ascalonicum L.) ialah tanaman hortikultura yang dimanfaatkan umbinya. Permintaan bawang merah dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 mengalami peningkatan tiap tahunnya (Direktorat Pangan dan Pertanian, 2014). Hal ini menunjukkan permintaan bawang merah untuk tahun selanjutnya akan terus meningkat. Salah satu faktor untuk meningkatkan produksi bawang merah ialah melalui aplikasi PGPR dan pupuk kandang sapi. Bakteri yang ada pada PGPR termasuk golongan bakterimenguntungkan dan dapat berkembang biak dengan optimal pada tanah yang mengandungbahan organik. Bahan organik yang terdapat di dalam tanah akan menjadi makanan bagi bakteri PGPR, sehingga dapat memaksimalkan kinerja bakteri PGPR. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi dan pengaruh tanaman bawang merah terhadap pemberian PGPR dan pupuk kandang sapi. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Agustus 2019 di Kecamatan Karangploso, Batu, Jawa Timur. Alat yang akan digunakan untuk penelitian antara lain, timbangan digital, cangkul, bambu, gayung, selang, oven, jangka sorong, penggaris, pisau, hand sprayer, ember, gelas ukur, meteran, papan nama, kertas label, amplop kertas, plastik, kamera dan alat tulis. Bahan yang akan digunakan ialah benih bawang merah varietas Batu Ijo, pupuk kandang sapi, Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), pupuk NPK mutiara 16:16:16dan air. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah pemberian PGPR dengan 3 taraf yaitu P0 = tanpa PGPR; P1= PGPR 30 ml l-1 dan P2 = PGPR 60 ml l-1. Faktor kedua adalah pemberian pupuk kandang sapi dengan 3 taraf yaitu K0 = tanpa pupuk kandang sapi; K1 = pupuk kandang sapi 30ton ha-1 dan K2 = pupuk kandang sapi 60 ton ha-1. Terdapat 9 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 unit kombinasi perlakuan.Parameter pengamatan pertumbuhan dilakukan pada saat tanaman berumur 2, 4 dan 6 MST yang terdiri dari pengamatan panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Parameter pengamatan panen diantaranya bobot segar umbi, bobot kering umbi, jumlah umbi perumpun, diameter umbi dan produksi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F taraf 5%). Jika terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi dari perlakuan pemberian PGPR dan pupuk kandang sapi pada variabel pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Pada pengamatan pertumbuhan, terjadi interaksi pada i panjang tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman. Sedangkan pada pengamatan hasil, terjadi interaksi pada bobot segar umbi,diameter umbi dan produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan PGPR 60 ml l-1 dan pupuk kandang sapi 30 ton ha-1memberikan hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol (tanpa PGPR dan tanpa pupuk kandang sapi

    Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam dan PGPR Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Brokoli (Brassica oleracea var. italica)

    No full text
    Kebutuhan brokoli (Brassica oleracea var. italica) dalam negeri masih belum dapat dipenuhi, sehingga diperlukan peningkatan produksi brokoli. Tingkat kesuburan tanah yang rendah pada lahan pertanian menjadi salah satu kendala dalam meningkatkan produksi tanaman brokoli di Indonesia. Penggunaan pupuk organik telah banyak digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah pertanian, sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman. Salah satu jenis pupuk organik yang banyak diaplikasikan dalam budidaya tanaman di Indonesia adalah pupuk kandang ayam. Selain penggunaan pupuk kandang ayam, peningkatan produktivitas tanaman dapat dicapai dengan pemanfaatan pupuk hayati berupa Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari interaksi dosis pupuk kandang ayam dan PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli. Percobaan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2022, di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Alat yang digunakan yaitu meteran, alat tulis, timbangan, dan Leaf Area Meter (LAM). Bahan yang digunakan antara lain benih brokoli varietas green magic sakata, pupuk kandang ayam, PGPR, urea sebanyak 36 kg ha-1 , ZA sebesar 157 kg ha-1 , KCl sebanyak 100 kg ha-1 , dan SP36 sebesar 125 kg ha-1 . Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF). Faktor percobaan terdiri atas dua faktor, yaitu dosis pupuk kandang ayam dan dosis PGPR. Perlakuan dosis pupuk kandang terdiri atas pupuk kandang 0 ton ha-1 , pupuk kandang 4 ton ha-1 dan pupuk kandang 8 ton ha-1 . Perlakuan dosis PGPR terdiri atas dosis 0 l ha-1 , dosis 6 l ha-1 , dosis 12 l ha-1 dan dosis 18 l ha-1 . Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara dosis pupuk kandang ayam dan PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli. Interaksi antara dosis pupuk kandang ayam dan PGPR berpengaruh nyata terhadap luas daun pada 49 HST, indeks luas daun pada 49 HST, laju pertumbuhan tanaman pada 35-49 HST, berat segar bunga per tanaman dan berat segar bunga per hektar. Pemberian dosis PGPR yang meningkat belum dapat mengurangi dosis pupuk kandang ayam pada tanaman brokoli

    Pengaruh Media Tanam dan Konsentrasi AB mix Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Siomak (Lactuca sativa L.) pada Sistem Wall Growing Bag d

    No full text
    Tanaman selada siomak merupakan salah satu sayuran yang mempunyai nilai komersil dan prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia. Namun, pada saat ini untuk mendapatkan lahan yang subur, produktif, dan strategis untuk pembudidayaan tanaman tidak mudah. Oleh karena itu, dalam sistem budidaya perlu adanya inovasi untuk memanfaatkan lahan sempit secara maksimal, seperti budidaya tanaman secara vertikultur. Faktor lain yang mempengaruhi produksi adalah media tanam dan nutrisi. Media tanam berupa campuran tanah dengan cocopeat ataupun dengan arang sekam sesuai sebagai media tanam pada teknik budidaya vertikultur. Oleh sebab itu, penelitian mengenai budidaya selada siomak dengan menggunakan teknik budidaya vertikultur dengan memperhatikan komposisi media tanam dan nutrisi AB mix, perlu dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari penggunaan media tanam dan konsentrasi nutrisi AB mix yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada siomak, dengan hipotesis bahwa perlakuan media tanah + arang sekam (1:1) dengan penambahan 1600 ppm AB mix mampu menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman selada siomak yang paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2021 di Jl. Eka Warni, Kecamatan Medan Johor, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 8 perlakuan. Perlakuan tersebut antara lain M1P1: tanah + cocopeat (1:1)+ 400 ppm nutrisi AB mix, M1P2 : tanah + cocopeat (1:1) + 800 ppm nutrisi AB mix, M1P3 : tanah + cocopeat (1:1)+ 1200 ppm nutrisi AB mix, M1P4 : tanah + cocopeat (1:1)+ 1600 ppm nutrisi AB mix, M2P1: tanah + arang sekam (1:1) + 400 ppm nutrisi AB mix, M2P2: tanah + arang sekam (1:1) + 800 ppm nutrisi AB mix, M2P3: tanah + arang sekam (1:1)+ 1200 ppm nutrisi AB mix, dan M2P4: tanah + arang sekam (1:1)+ 1600 ppm nutrisi AB mix Setiap perlakuan akan diulang sebanyak 4 kali, dengan jumlah tanaman untuk tiap perlakuan ialah 6 tanaman. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji keragaman (uji F) dengan taraf nyata 5%. Apabila hasil pengujian diperoleh pengaruh yang nyata maka dilanjutkan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% untuk membandingkan semua rata-rata perlakuan dengan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam tanah + arang sekam menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dari pada media tanam yang menggunakan cocopeat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsentrasi ABmix 1600 ppm meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dari pada konsentrasi AB mix yang lebih rendah. Faktor perlakuan media tanam tanah + arang sekam yang dikombinasi dengan konsentrasi larutan nutrisi AB mix 1600 ppm menghasilkan interaksi terbaik dari pada kombinasi perlakuan lainnya

    Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

    No full text
    Cabai merah merupakan salah satu tanaman yang memiliki harga jual yang tinggi serta permintaan pasar yang meningkat setiap tahun. Namun, hal ini tidak diimbangi dengan angka produksi cabai yang pada saat ini masih fluktuatif. Salah satu faktor penyebab kurang optimalnya produktivitas cabai merah disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan hara tanaman. Pupuk NPK mampu menjadi solusi alternatif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai. Selain penggunaan pupuk, hasil budidaya cabai merah juga bisa ditingkatkan dengan pengaturan jarak tanam. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian terkait pengaruh dosis pupuk NPK dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mempelajari interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah. Hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah. Penelitian dilaksanakan di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian berlangsung dari bulan Juli sampai Oktober 2021. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan jarak tanam sebagai petak utama yang terdiri dari : 50 cm x 70 cm, 60 cm x 70 cm, 70 cm x 70 cm dan dosis pupuk NPK sebagai anak petak yang terdiri dari : 300 kg ha-1, 350 kg ha-1, 400 kg ha-1, 450 kg ha-1. Variabel pengamatan meliputi komponen pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun. Komponen hasil meliputi jumlah bunga, jumlah buah, fruit set, dan bobot buah per tanaman. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (uji F) pada taraf 5% dan apabila terdapat interaksi atau pengaruh perlakuan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dan dosis pupuk NPK. Interaksi terjadi pada parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga, jumlah buah, fruit set, bobot buah per tanaman. Pemberian dosis pupuk NPK pada jarak tanam 50 cm x 70 cm, 60 cm x 70 cm, dan 70 cm x 70 cm menyebabkan peningkatan bobot buah per tanaman cabai hingga titik optimal yaitu pemberian dosis pupuk NPK masing-masing 435, 415, dan 419 kg ha-1

    Pengaruh Plant Growth Promoting Rhizobacteria dan Dosis Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.)

    No full text
    Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman sayur-sayuran yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi pada sebagian besar wilayah Indonesia. Pada tahun 2021 provinsi Jawa Timur menghasilkan produksi yang tinggi pada tahun 2021, yaitu sebesar 28.596 ton, namun nilai produksi ini fluktuatif, dimana pada tahun 2020 produksi buncis tegak di provinsi Jawa Timur mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 5% dari 23.703 ton pada tahun 2019 menjadi 22.516 ton pada tahun 2020. Pemberian pupuk nitrogen pada tanah merupakan hal penting untuk mendukung produktivitas tanaman, namun penyerapan nitrogen dari pupuk anorganik oleh tanaman tidak efisien dan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan hal tersebut aplikasi PGPR diharapkan mampu membantu mengoptimalkan pemberian pupuk nitrogen pada tanaman buncis dan dapat menyelesaikan permasalahan rendahnya produktivitas tanaman buncis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2023 di lahan percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, yang terletak di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang yang berada pada ketinggian 440- 460 m dpl. Penelitian ini disusun secara Faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor yakni, Faktor pertama Plant Growth Promoting Rhizobacteria (P) yaitu: tanpa Plant Growth Promoting Rhizobacteria dan dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria. Faktor kedua yaitu dosis Nitrogen (N) antara lain dosis Nitrogen 34,5 kg ha-1, dosis Nitrogen 69 kg ha-1, dosis Nitrogen 103,5 kg ha-1, dosis Nitrogen 138 kg ha-1. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga didapat 32 petak. Pengamatan dilakukan pada parameter pertumbuhan tanaman, dan parameter panen tanaman. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara destruktif dan non destruktif, sedangkan pengamatan hasil dilakukan pada saat pemanenan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian PGPR menghasilkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dari pada perlakuan tanpa diberikan PGPR. Dosis pupuk nitrogen 138 kg ha-1 dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tegak yang lebih baik dari pada dosis pupuk nitrogen yang lebih rendah. Faktor perlakuan PGPR dengan penambahan pupuk nitrogen dosis 138 kg ha-1 menghasilkan interaksi terbaik dari pada kombinasi perlakuan lainnya

    Pengaruh Metode Pengolahan Tanah dan Dosis Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.)

    No full text
    Jagung manis merupakan salah satu pangan utama di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2016, produktivitas jagung di Indonesia mencapai 53,05 ku/ha dan mengalami penurunan pada 2017 menjadi 52,27 ku/ha. Penurunan produktivitas jagung manis dapat disebabkan oleh pengolahan tanah serta penggunaan pupuk organik yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi antara metode pengolahan tanah dan dosis pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat interaksi antara metode pengolahan tanah dan dosis pupuk kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan di lahan Desa Bulupasar, Kabupaten Kediri. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2021. Alat yang digunakan yaitu cangkul, kamera, alat tulis, meteran, gunting, sprayer, timbangan analitik, jangka sorong, tugal, tali rafia, sabit sosrok, cetok dan bambu. Bahan yang digunakan yaitu benih jagung manis varietas Exsotic yang beradaptasi pada dataran rendah hingga menengah, insektisida klorpirifos, fungisida metalaksil, herbisida glifosat, pupuk urea 300 kg/ha, SP-36 150 kg/ha, KCl 50 kg/ha dan pupuk kompos. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan petak terbagi faktorial dengan 9 perlakuan dan 3 kali ulangan. Karakter yang diamati antara lain: tinggi tanaman (cm), diameter batang (cm), luas daun (cm), jumlah daun (cm), diameter tongkol dengan kelobot (cm), diameter tongkol tanpa kelobot (cm), panjang tongkol dengan kelobot (cm), panjang tongkol tanpa kelobot (cm), berat segar tongkol berkelobot (g/tan), berat segar tongkol tanpa berkelobot (g/tan), jumlah baris per tongkol (baris), kadar gula (brix), hasil panen jagung manis (ton/ha). Data yang diperoleh dilakukan analisis varian menggunakan F pada taraf 5%. Jika hasil analisis varian berbeda nyata dilakukan uji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan metode olah tanah dan dosis pupuk kompos tidak menunjukkan interaksi nyata pada pada karakter pertumbuhan dan hasil. Perlakuan tanpa olah tanah meningkatkan tinggi tanaman sebesar 13,30% pada 21 HST, jumlah daun sebesar 11,48% pada 14 HST dan 8,14% pada 42 HST, diameter batang pada 14 HST 12,35% serta 13,37% pada 21 HST dibandingkan perlakuan olah tanah konvensional. Perlakuan dosis pupuk kompos 20 ton/ha meningkatkan diameter batang tanaman sebesar 10,11% pada 14 HST, diameter tongkol tanpa kelobot 3,33%, berat segar tongkol tanpa kelobot 8,68% dan kadar gula 6,54% dibandingkan perlakuan tanpa pupuk kompos
    corecore