Pengaruh Alelopati Kemangi (Ocimum basilicum) pada Perkecambahan Benih Sawi (Brassica juncea L.) Bayam (Amaranthus tricolor L.) dan Kangkung (Ipomea reptans Poir).

Abstract

Tanaman kemangi (Ocimum basilicum) adalah tanaman berbentuk perdu yang banyak tumbuh di Indonesia. Kemangi diketahui merupakan salah satu tanaman yang berpotensi alelopati. Alelopati adalah suatu gejala kimia dan ekologi yang menunjukkan suatu persaingan pada tumbuhan yang menyebabkan salah satu tumbuhan tersebut menghasilkan senyawa kimia yang dapat menghambat spesies tumbuhan tersebut maupun spesies tumbuhan lain. Kandungan daun kemangi berupa senyawa fenol dan eugenol diketahui dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi tiga jenis sayuran yaitu sawi, bayam dan kangkung merupakan yang paling tinggi diantara yang lainnya pada kurun waktu 2018 hingga 2021. Budidaya ketiga jenis sayuran tersebut umumnya dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman kemangi. Berdasarkan informasi tersebut, diharapkan kemangi sebagai alternatif herbisida ramah lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh petani. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi alelopati kemangi (Ocimum basilicum) pada perkecambahan biji benih beberapa dayuran daun, yaitu sawi (Brassica juncea L.), bayam (Amaranthus tricolor L.) dan kangkung (Ipomea reptans Poir.) Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2022 di Laboratorium Sumber Daya Lingkungan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah 5 konsentrasi alelopat yaitu 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%. Faktor kedua adalah 3 jenis komoditas tanaman yaitu bayam, kangkung dan sawi. Masing masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Variabel yang diamati meliputi persentase perkecambahan, panjang hipokotil, panjang radikula, bobot basah dan indeks vigor. Data yang diperoleh selanjutnya diuji menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf 5%. Apabila perlakuan yang menunjukkan pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara ketiga jenis tanaman dengan pemberian konsentrasi alelopati kemangi terhadap variabel pengamatan persentase perkecambahan umur 9 hst, panjang plumula, panjang radikula, bobot basah dan indeks vigor. Sedangkan pada persentase perkecambahan umur 3 hst dan 6 hst tidak ada interaksi. Pemberian konsentrasi alelopati kemangi menunjukkan penurunan pada setiap variabel pengamatan pada peningkatan pemberian konsentrasi alelopati kemangi. Penghambatan mulai terjadi pada pemberian konsentrasi alelopati kemangi sebanyak 25%, dan penghambatan paling tinggi terjadi pada pemberian konsentrasi alelopati kemangi 100% pada semua jenis tanaman. Perbedaan morfologi benih kangkung yang lebih besar mengakibatkan umur berkecambah lebih lama, sehingga hasil pengamatan variabel pada umur 3 hst dan 6 hst lebih kecil dibandingkan jenis tanaman yang lain

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions