19 research outputs found

    Implementation of Principles and Steps for Selecting Teaching Materials for Mahārah Al-Istimāā€™s Subject

    Get PDF
    This article aims to analyze the implementation of the principles and steps in selecting teaching materials for the mahārah al istimā'. Using qualitative research, data were collected through observations, interviews, and documentation guided by instruments in the form of guidelines for each technique. The collected data is then systematized and analyzed based on the chosen theory guidance. The research findings show that the selection of teaching materials for learning the mahārah al istimā' subject is still experiencing several obstacles. However, the selection of teaching materials follows the learning objectives, and the needs of students, describing the background and atmosphere experienced by students, easy and economical to use. The steps for selecting teaching materials consist of identifying the aspects contained in the standard of competence and basic competence, identifying the types of learning materials, and choosing the types. The steps and principles of selecting teaching materials cannot be fully applied due to various factors

    TERJEMAH DARI MASA KE MASA (SEBUAH TELAAH HISTORIS TEORI TERJEMAH BAHASA ARAB)

    Get PDF
    The concept of translation is generally described as an activity of transferring information from one language to another with the aim that people who read in the target language can easily understand what is conveyed. Therefore, the translation process itself must consist of at least three components: source language (Bsu), target language (Bsa), and information. History records that the main period of translation coincided with the time when there were differences between two cultures and two languages, especially in the spread of science and culture. From its own history, the process of translation occurs because of a need, whether it is cultural, economic, scientific, religious, or even because of the language motive itself. Periodization in the history of Arabic translation began before the Prophet Muhammad was sent, and the peak can be seen during the Khalifah Abbasiyah with the establishment of Baitul Hikmah. Some of the pioneering figures of Arabic translation are: Al-Harith bin Kaldah, Khalid bin Yazid bin Muawiyah, Hunain Bin Isaac, Yahya Bin Addi, Qistha Bin Luqa Al-Ba'labaki, Abu Usman Al-Dimasyqa, Yohana Bin Al-Bathriq, Ibn Al-Muqaffa, and Al-Jahiz.Keywords: Theory, Translation, History, Arabic LanguageKonsep menerjemahkan secara umum digambarkan sebagai suatu kegiatan memindahkan informasi dari satu bahasa ke bahasa yang lain dengan tujuan agar orang yang membaca dengan menggunakan Bahasa sasaran mampu memahami dengan mudah apa yang disampaikan. Sehingga proses penerjemahan sendiri minimal harus terdiri dari tiga komponen yaitu bahasa sumber (Bsu), bahasa sasaran (Bsa) dan informasi. Sejarah mencatat bahwa periode utama terjemah bersamaan dengan zaman terdapatnya perbedaan antara dua budaya dan dua bahasa, khususnya dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan budaya. Dari sejarahnya sendiri, proses penerjemahan terjadi karena suatu kebutuhan, baik yang bersifat kebudayaan, ekonomi, ilmu pengetahuan, agama atau bahkan karena motif bahasa itu sendiri. Periodisasi dalam sejarah penerjemahan bahasa Arab pun dimulai sebelum Rasululullah SAW diutus, dimana puncaknya dapat kita lihat pada masa Khilafah Abbasiyah dengan didirikannya Baitul Hikmah. Adapun beberapa tokoh-tokoh pelopor terjemah Arab yaitu: Al-Harits bin Kaldah, Khalid bin Yazid bin Muawiyah, Hunain Bin Ishak, Yahya Bin Addi, Qistha Bin Luqa Al-Baā€™labaki, Abu Usman Al-Dimasyqa, Yohana Bin Al-Bathriq, Ibnu Al-Muqaffaā€™ dan Al-Jahiz.Kata Kunci: Teori, Terjemah, Histori, Bahasa Ara

    PENGARUH BIā€™AH AL-ā€˜ARABIYAH TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB SANTRIWATI PESANTREN AL-AMANAH LIABUKU KOTA BAUBAU

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana lingkungan bahasa Arab (bi>ā€™ah al-ā€˜arabiyah) di Pondok Pesantren Al-Amanah, bagaimana keterampilan berbicara bahasa Arab santriwati Pesantren Al-Amanah, serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan bahasa Arab terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab santriwati Pondok Pesantren Al-Amanah. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan metode kuntitatif. Sumber data penelitian ini adalah dewan guru serta santriwati Pesantren Al-Amanah. Selanjutnya metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kuesioner, tes lisan serta dokumentasi. Teknik pengolahan datanya dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik dan selanjutnya menggunakan regresi untuk penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa parstisipasi terhadap lingkungan bahasa Arab dalam kategori sedang dengan presentase 66 % dari 50 responden,. Sedangkan kemampuan Bahasa arab santriwati juga dalam kategori sedang dengan pencapaian 68 % dari hasil tes lisan yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan hasil uji t sebesar 7,995, signifikan pada 0,000 < 0,05 dengan persamaan Y Ģ‚= 94,942+ 0,270 X. Hal ini menunjukkan bahwa H_0 ditolak, atau H_1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan berbahasa Arab berpengaruh terhadap kemampuan berbicara santriwati di pondok Pesantren Al-Amanah Kecamatan Bungi Kota Baubau

    Methodology of Interpretation of Muhammad Amin Al-Syincliti

    Get PDF
    Interpretations of the modern period are very diverse in terms of methodology. One of them is a work of interpretation from Muhammad Amin al-Syinqiti with his monumental work Adwaā€™ Al-Bayan fi Idah al-Qur'an bi Al-Qur'an. Al-Syinqiti is a Maliki scholar active in the field of education and teaching, preacher and a judge. The interpretation aims to find the meanings, wisdom and laws contained in the Qur'an, and invite Muslims to return to the Qur'an in living their lives. This study describes the methodology of its interpretation which includes the general systematic interpretation, the methods used in interpreting the Qur'an include the methods of tahlili, Muqarin, and ijmali. The analysis of tahlili and muqa>rin on ayat al-ahkam, while the ijmali method in eschatological verses and verses of nature, other than ayat al-ahkam. The form of interpretation is bi al-maā€™sur and bi al-raā€™yi. The form of interpretation is inseparable from the sources it uses, namely originating in the Qur'an, hadith, qaul sahabah, ulama convention, poetry, and qira'at sab'ah. The interpretation of the Qur'an with the Qur'an (verse by verse) becomes dominant in its interpretation. While the interpretation style is fiqh and languages styl

    URGENSI KEPEMIMPINAN DALAM KITAB FI ZILAL AL-QURā€™AN

    Get PDF
    Kepemimpinan merupakan sesuatu yang urgen dalam tatanan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Alquran berbicara tentang kepemimpinan diantaranya merujuk kepada kata khalifah. Kata khalifah di antaranya terdapat dalam QS al-Baqarah/2: 30 dan Sad/38: 26, kedua ayat tersebut menunjukkan tentang tujuan diciptakannya manusia dimuka bumi sebagai khalifah (pemimpin). Dalam konteks ini menunjukan eksistensi manusia sebagai wakil Allah di muka bumi sebagai khalifah atau pemimpin. Kata pemimpin dalam Alquran menggunakan istlah kata khalifah, maknanya menggantikan, meninggalkan, pengganti, atau pewaris. Secara terminologis, kata ini mengandung setidaknya dua makna ganda. Disatu pihak, khalifah diartikan sebagaiĀ kepala negaraĀ dalam pemerintah dan kerajaan Islam masa lalu, yang dalam konteks kerajaan pengertiannya sama denganĀ sultan. Urgensi kepemimpinan penting untuk dipahami dan diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat, hal tersebut dikarenakan melihat berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang senantiasa berbenturan dengan aturan atau norma dan hukum yang berlaku. Sehingga diperlukan suatu sikap toleransi dalam menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, termasuk persoalan memahami urgensi kepemimpinan

    Urgensi Kepemimpinan Dalam Kitab Fi Zilal Al-Qurā€™an

    Get PDF
    Kepemimpinan merupakan sesuatu yang urgen dalam tatanan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Alquran berbicara tentang kepemimpinan diantaranya merujuk kepada kata khalifah. Kata khalifah di antaranya terdapat dalam QS al-Baqarah/2: 30 dan Sad/38: 26, kedua ayat tersebut menunjukkan tentang tujuan diciptakannya manusia dimuka bumi sebagai khalifah (pemimpin). Dalam konteks ini menunjukan eksistensi manusia sebagai wakil Allah di muka bumi sebagai khalifah atau pemimpin. Kata pemimpin dalam Alquran menggunakan istlah kata khalifah, maknanya menggantikan, meninggalkan, pengganti, atau pewaris. Secara terminologis, kata ini mengandung setidaknya dua makna ganda. Disatu pihak, khalifah diartikan sebagai kepala negara dalam pemerintah dan kerajaan Islam masa lalu, yang dalam konteks kerajaan pengertiannya sama dengan sultan. Urgensi kepemimpinan penting untuk dipahami dan diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat, hal tersebut dikarenakan melihat berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yang senantiasa berbenturan dengan aturan atau norma dan hukum yang berlaku. Sehingga diperlukan suatu sikap toleransi dalam menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat, termasuk persoalan memahami urgensi kepemimpinan

    The Identification of Arabic Teaching Models in Aliy Ma'had l Tahdid Anwauā€™ Taā€™lim al-Lugah al-'Arabiyah fi al-Maā€™had al-ā€˜Aliy

    Get PDF
    The study of teaching Arabic models in Aliy Maā€™had was necessary to be conducted. It could make contribution in designing Arabic teaching. The purpose of this research was to analyze the models of Arabic teaching. This research was field research which the researcher obtained and collected data from the research location.Ā  Two types of data were used in this research namely primary data and secondary data. Primary data was obtained from sheikh of Ma'had, 3 chiefs of Ma'had, 10 teachers, and 30 students. Secondary data was obtained from alumni, documents, and online news that was related to the topic. In collecting data, observation, interview, documentation, and FGD were used. Miles and Huberman model was used in this research. The results showed that the teaching Arabic in Aliy Maā€™had consisted of four models. First, teaching Arabic with a conventional model: teaching that took place in official classes. Second, teaching Arabic with an extracurricular model: teaching that takes place outside the classroom and is supported by conventional teaching to improve both Arabic language skills. Third, teaching Arabic with the halaqiyah model: students learnt classical Islamic sciences by sitting on the floor in front of the teacher, which took place in the mosque after every evening and dawn prayers. Fourth, teaching Arabic with visiting teacherā€™s house where students studied further to strengthen scientific and spiritual connections. This research suggested the teacher and the institution in improving this topic to contribute Arabic teaching development in Aliy Maā€™had
    corecore