69 research outputs found

    PENGGUNAAN PASTAGIGI EKSTRAK ETANOLIKTEH (Camellia sinensis) DAN PASTAGIGI EPIGALLOCATECHIN GALLATEEKSTRAKTEHTERHADAP KADAR slgA SALIVA PASIENPENDERITA GINGIVITIS

    Get PDF
    ABSTRAK Keadaan gingivitis dapat meningkatkan immunoglobulin A sekretori (slgA) saliva. Teh (Camellia sinensis) dengan kandungan epigallocatechin gallate (EGCG) memiliki efek antibakteri dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan pasta gigi ekstrak etanolik teh dan EGCG terhadap kadar slgA saliva penderita gingivitis. Sebanyak 30 anak perempuan usia 8-10 tahun sebagai subyek penelitian sesuai persetujuan Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Subyek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 15 anak dengan kriteria gingivitis sedang (Loe dan Sillness, 1963) sebagai Kelompok I dan 15 anak bebas karies dan bebas gingivitis atau sehat (Kelompok II). Masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi 3 sub kelompok yaitu diberi pasta gigi ekstrak etanolik daun the konsentrasi 2%, pasta gigi EGCG konsentrasi 0,1% dan bahan dasar pasta gigi (tanpa teh dan EGCG), masing-masing sub kelompok terdiri dari 5 subyek. Selanjutnya subyek diinstruksikan untuk menggosok gigi sehari 2 kali dengan pasta gigi yang telah ditentukan selama 21 hari. Pengukuran indeks gingiva dan pengambilan sampel saliva dilakukan pada sebelum perlakuan, hari ke-7, hari ke-14 dan hari ke-21 setelah menggunakan pasta gigi. Pengukuran slgA total saliva menggunakan Anti-human slgA ELISA kit (Salimetrics, LLC, California USA). Data dianalisis menggunakan ANAVAdan LSD. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kadar slgA saliva yang bermakna pada subyek penderita gingivitis setelah 7 hari menggunakan pasta gigi ekstrak etanolik dauh teh segar 2%, pasta gigi E~CG 0,1% dan kontrol. Disimpulkan bahwa pasta gigi ekstrak etanolik daun teh segar dan pasta gigi EGCG dapat menurunkan kadar slgA secara bermakna yang ditandai penurunan keparahan gingivitis. Maj Ked GiJuni 200916(1): 25-3

    Minyak Atsiri Temu Putih (Curcuma Zedoaria Rosc., Zingiberaceae) Menurunkan Ekspresi CD4+ pada Gingiva Terpapar A. Actinomycetemcomitans

    Get PDF
    Aggregatibacter actinomycetemcomitans (A. actinomycetemcomitans)merupakan bakteri Gram-negatif yang dikaitkan dengan penyakit periodontal. Ekspresi positif CD4+ tampak pada keadaan gingivitis(inflamasi gingiva) maupun periodontitis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek minyak atsiri temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) terhadap ekspresi CD4+ pada gingiva terpapar A.actinomycetemcomitans. Penelitian dilakukan pada tikus Wistar jantan umur 3 bulan yang diberi paparan bakteri A.actinomycetemcomitanspada gingiva anterior mandibula. Kelompok perlakuan sebanyak 5 ekor tikus diberikan minum minyak atsiri temu putih dosis 30,6μl/ml selama 14 hari dan kontrol diberikan aquades. Bakteri diaplikasikan sebanyak100 μl hari ke-7 sampai ke-14 lalu hari ke-15 dilakukan pengorbanantikus teranestesi. Gingiva anterior mandibula tikus diambil untuk pembuatan preparat histologis selanjutnya dilakukan pewarnaan Hematoxylin-Eosin (HE) dan imunohistokimia. Antibodi CD4+ (Santa Cruz Biotechnology, USA) digunakan pada pewarnaan imunohistokimia.Pengamatan preparat histologis menggunakan mikroskop cahaya. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi CD4+ positif kuat di lamina propria dan stratum basale pada kelompok kontrol sedangkan ekspresi positif lemah di area lamina propria tampak pada kelompok perlakuan. Disimpulkanbahwa induksi minyak atsiri temu putih dapat menurunkan inflamasi gingiva ditandai dengan penurunan ekspresi CD4+. Reducing CD4+ Expression at Gingiva Exposed A.Actinomycetemcomitans using Curcuma Zedoaria Rosc., Zingiberaceae. Aggregatibacter actinomycetemcomitans (A. actinomycetemcomitans) is a gram-negative bacteria associated withperiodontal disease. Positive expression of CD4+ is shown in gingivitis and periodontitis. The aim of this study was to determine the effect of curcuma zedoaria Rosc., volatile oil against CD4+ expression on gingiva exposed A. actinomycetemcomitans. The study was conducted on male Wistar rats aged 3 months that were exposed bacteria A. Actinomycetemcomitans. Treatment group as many as 5 rats were administered orally with curcuma zedoaria Rosc. volatile oil at dose of 30.6 μl/ml for 14 days and distilled water in control. A 100 μl bacteria were applied on the 7th to 14th day on the gingiva anterior mandibular. At the 15th day, rat was anesthetized then sacrificed. The mandibular gingiva anterior of the rat was taken as histological preparations for HE and immuno-histo chemical staining. CD4+ antibody (Santa Cruz Biotechnology, USA) was used for immune staining. Histological preparations were observed under a light microscope.The results showed a strong positive CD4+ expression in the lamina propria and stratum basale of control group while a weak positive expression in lamina propria area of treatment group. From the experiment, it is concluded that theinduction of curcuma zedoaria Rosc. volatile oil may reduce gingivitis, indicated by the decrease in CD4+ expression

    EFEK PASTA GIGI EKSTRAK ETANOLIK TEH SEGAR 2% DAN EPIGALLOCATECHIN GALLATE EKSTRAK TEH 0,1% TERHADAP INDEKS PLAK GIGI: EFFECT OF 2% TEA LEAF ETHANOL EXTRACT AND 1% EPIGALLOCATECHHIN GALLATE TEA LEAF TOOTH PASTE TO DENTAL PLAQUE INDEX

    Get PDF
    Green tea (Camellia sinensis) has been widely known as a healthy beverage for years and the most polyphenolcomponents (catechin) of tea is Epigallocatechin gallate (EGCG). The aim of this study was to evaluate the effectivenessof tea leaf ethanolic extract toothpaste and EGCG toothpaste on dental plaque index. The subjects were 45 girls, 10-12yeras old, under ethical clearance from Ethic Comittee Medical Faculty of Gadjah Mada University, YogyakartaIndonesia. The subjecs were divided into 3 groups based on caries status (Group I), gingivitis status (Group II) andhealthy status (Group III). Each group consisted of 15 subjects, and divided into 3 sub groups based on toothpaste (tea leafethanolic extract toothpaste, EGCG toothpaste, and base material toothpaste as control). The subjects were instructed tobrush their teeth during 21 consecutive days in the morning and at night. Clinical evaluation was done by PHP Index.Data were taken before treatment in the 7th, 14th and 21st day. Then, they were analyzed using ANOVA and LSD tests.The results showed that the index of PHP was significant difference in each group after using leaf ethanolic extracttoothpaste, EGCG toothpaste, and base material toothpaste. This study suggested that the leaf ethanolic extract toothpasteand EGCG toothpaste could have effected to decrease the PHP Index. As conclusion, the leaf ethanolic extract toothpasteis more effective than the EGCG toothpaste to decrease the PHP Index

    EFEKBERKUMUREKSTRAKPEGAGAN(Centella asiatica (Lo) Urban) KONSENTRASI40% DAN 50% TERHADAP AKTIVITAS SPESIFIK GLUTA THIONE S- TRANSFERASE PADA SALIVA PENDERIT A GINGIVITISSEDANG

    Get PDF
    Glutathione S-transferase (GST) adalah enzim dalam saliva yang dapat mengkatalisis reaksi konjugasi antara glutathione (GSH) dengan komponen elektrofilik dan berperan dalam detoksifikasi xenobiotik. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memiliki kandungan flavonoid sebagai senyawa xenobiotik dan memiliki kemampuan menghambat aktivitas GST. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek berkumur ekstrak pegagan konsentrasi 40% dan 50% terhadap aktivitas spesifik GST saliva pada penderita gingivitis. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Tigapuluh orang penderita gingivitis kategori sedang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu 20 orang sebagai kelompok perlakuan dan 10 orang kelompok kontrol positif. Pada kelompok perlakuan, 10 orang berkumur ekstrak pegagan konsentrasi 40% dan 10 orang yang lain berkumur konsentrasi 50%. Kelompok kontrol positif berkumur Hexetidine 0,1%. Setiap subjek penelitian berkumur sebanyak 5 ml, dilakukan setiap pagi setelah bangun tidur dan malam sebelum tidur selama 5 hari berturut-turut Saliva dikumpulkan sebelum dan sesudah berkumur. Aktivitas GST diamati dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340 nm dan pengukuran 6tatus gingivitis digunakan Indeks Gingiva (GI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berkumur ekstrak pegagan konsentrasi 50% dapat menurunkan aktivitas spesifik GST saliva dan pemeriksaan klinis menunjukkan penurunan skor GI lebih baik dibandingkan konsentrasi 40%. Disimpulkan bahwa konsentrasi 50% mengindikasikan konsentrasi yang lebih baik dibandingkan konsentrasi 40% dalam proses penyembuhan gingivitis. Glutathione S-transferase (GST) is enzyme in saliva that catalyzes the nucleophilic conjugation reaction of glutathione (GSH) with many diverse electrophilic substrates and has major mechanism in detoxification process of xenobiotics. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) is contain flavonoid as a xenobiotic component that have an ability to inhibit the specific activity of GST. This study was aiming to understand the effect of gargling with centella\u27s extract concentration 40% and 50% to inhibit the specific activity of GST in saliva of gingivitis patient Under ethical clearance from local Ethics Committee from Medical Faculty, Gadjah Mada University, 30 patients of moderate gingivitis divided into two groups: 2(} person as treated group were instructed to gargle centella\u27s extracts concentration 50% and 60%, and 10 person as positive control group was 7Jiven Hexetidine 0.1%. Every subject was gargling as much as 5 ml every morning (after woke up) and every night (before sleeping) for 5 days constitutively. Saliva was collected before and after treatment GST\u27s specific activity was measured using spectrophotometer at 340 nm wavelength and gingivitis status was using GingivalIndex(GI). Thisstudy showed that using centella\u27s extrac

    EFEK ANTIMIKROBA PASTAGIGI KANDUNGAN EKSTRAK DAUNTEH 2% (Camellia sinensis)TERHADAP A. ACTINOMYCETEMCOMITANS

    Get PDF
    Latar belakang: Kandungan polifenol (catechin) dalam daun teh diketahui memiliki efek antimikroba terhadap beberapa bakteri. Derajat fermentasi terhadap daun teh akan mempengaruhi daya antimikrobanya. Pasta gigi dengan kandungan ekstrak daun teh segar 2% (Camellia sinensis) diharapkan memiliki efek antimikroba. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antimikroba pasta gigi kandungan ekstrak teh segar 2% terhadap bakteri A. actinomycetemcomitans. Metode penelitian: Bakteri A. actinomycetemcomitans diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pengenceran pasta gigi dengan kandungan teh 2% diencerkan menjadi 0,875%1,75%2,5%5%10%dan 100% (kontrol positif). Metode difusi dilakukan pada 15 petri dengan cara masing-masing konsentrasi diambil 100 IJI lalu diteteskan dalam setiap sumuran pada media BHI agar yang telah mengandung A. actinomycetemcomitans kemudian petri dieramkan dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37°C. Pengukuran diameter zone hambatan disekitar sumuran menggunakan jangka sorong, dibantu dengan mikroskop, selanjutnya data dianalisis menggunakan ANAVA dan LSD. Hasil menunjukkan daya antibakteri pasta gigi kandungan ekstrak teh 2% terhadap bakteri A. actinomycetemcomitans dimulai pada konsentrasi 5% dan terdapat perbedaan yang bermakna (

    EFEK OPSONISASI SERUM TERHADAP AKTIVITAS FAGOSITOSIS SEL MAKROFAG YANG TERPAPAR AGREGAT BAKTERI ACTINOMYCETEMCOMITANS SETELAH PEMBERIAN MINYAK ATSIRI TEMU PUTIH: EFFECT OF SERUM OPSONIZATION ON THE ACTIVITY OF MACROPHAGE CELL PHAGOCYTOSIS EXPOSED TO ACTINOMYCETEMCOMITANS AFTER ADMINISTRATION OF CURCUMA ZEDORIA VOLATILLE OIL

    Get PDF
    Makrofag sebagai sel fagosit mononuklear berperan dalam respons imun innate dan adaptif. Ekstrak polisakarida temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) secara in vitro diketahui dapat meningkatkan aktivitas fagositosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek opsonisasi serum terhadap aktivitas fagositosis sel makrofag yang telah diinduksi minyak atsiri temu putih. Subjek penelitian adalah 10 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok (perlakuan dan kontrol), masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor. Kelompok perlakuan diberi minum minyak atsiri temu putih dosis 30,6 μl/ml dan kelompok kontrol diberi akuabides selama 14 hari pada hari ke-7. Gingiva anterior rahang bawah tikus diolesi A. actinomycetemcomitans sebanyak 100 μl dalam CMC 2% setelah pemberian minum. Pada hari ke-15, tikus pada masing-masing kelompok dianestesi lalu diambil darahnya dari plexus retroorbitalis untuk pembuatan serum. Latex beads diinkubasi dalam serum tikus selama 1 jam. Uji fagositosis makrofag peritoneal dilakukan terhadap latex beads teropsonisasi. Pewarnaan menggunakan Giemsa 20% lalu dilakukan pengamatan aktivitas fagositosis dengan menghitung indeks dan prosentase fagositosis di bawah mikroskop cahaya. Data dianalisis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna efek opsonisasi serum terhadap aktivitas fagositosis sel makrofag yang telah diinduksi minyak atsiri temu putih (p< 0,05). Sebagai kesimpulan, opsonisasi serum mampu meningkatkan aktivitas fagositosis sel makrofag yang telah diinduksi minyak atsiri temu putih

    INDUKSI EPIGALLOCATECHIN GALLATE EKSTRAK TEH TERHADAPAKTIVITAS FAGOSITOSIS SEL MONONUKLEAR TIKUS WISTAR: PHAGOCYTIC ACTIVITY OF THE MONONUCLEAR CELLS INDUCED BY EPIGALLOCATECHIN GALLATE TEA EXTRACT

    No full text
    Epigallocatechin gallate (EGCG) merupakan salah satu komponen polifenol dalam ekstrak teh (Camellia sinensis).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fagositosis sel mononuklear tikus Wistar setelah diinduksi denganEGCG. Subjek penelitian terdiri atas 20 ekor tikus Wistar jantan dibagi menjadi 2 kelompok (perlakuan dan kontrol),masing-masing kelompok terdiri atas 10 ekor. Kelompok perlakuan diberi minum EGCG konsentrasi 0,1% dankelompok kontrol diberi aquabides selama 14 hari. Sampel berupa sel mononuklear yang diisolasi dari darah tikuskemudian diuji aktivitas fagositosisnya menggunakan metode uji fagositosis sel mononuklear. Hasil penelitianmenggunakan uji-t menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna indeks fagositosis kelompok perlakuan dibandingkontrol (p<0,05). Disimpulkan bahwa EGCG konsentrasi dapat meningkatkan aktivitas fagositosis sel mononuklear

    PENGUNVAHANPERMEN KARET GULA DANXVLITOL MENURUNKAN PEMBENTUKAN PLAK GIGI

    Get PDF
    Latar belakang. Plak gigi adalah deposit lunak yang terdiri dari kumpulan berbagai macam mikroorganisme pada permukaan gigi yang berada dalam suatu polimer matriks bakteri. Pengunyahan perm en karet dapat membersihkan gigi dari debris dan plak gigi, mencegah terjadinya penyakit gingivitis dan periodontal, meningkatkan pH plak gigi, dan merangsang pengeluaran saliva. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pengunyahan permen karet gula dan xylitol terhadap pembentukan plak gigi. Metode penelitian. Subjek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan rentang usia 18-24 tahun sebanyak 30 subjek. Kelompok subyek dibagi menjadi tiga yaitu mengunyah perm en karet gula, permen karet xylitol, dan kontrol (masing-masing kelompok sebanyak 10 subjek). Data yang diambil adalah indeks plak gigi (Podshadley dan Haley Indeks) kemudian dianalisis dengan statistik Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna pembentukan plak gigi antara mengunyah permen karet xylitol, gula, dan kontrol salama tujuh hari. · Disimpulkan. bahwa pengunyahan permen karet gula dan xylitol dapat menurunkan indeks plak gigi. Maj Ked Gt, Juni 201118(1): 11-1

    EFEK PENGUNYAHANPERMEN KARET GULA DAN XYLITOLTERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUSMUTANSPADAPLAK GIGI

    Get PDF
    Latar Belakang. Manusia memiliki flora normal yang hidup di dalam tubuhnya. Salah satu flora normal di rongga mulut adalah bakteri Streptococcus mutans yang memiliki kaitan erat dengan insidensi karies. Sekarang banyak beredar produk permen karet di masyarakat yang mengandung gula dan xylitol. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek mengunyah permen karet gula dan xylitol terhadap pertumbuhan bakteri S. mutans pada plak gigi. Metode penelitian. Subjek penelitian berjumlah 15 orang dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 5 orang, yaitu mengunyah permen karet gula, xylitol dan buah ape I sebagai kontrol. Pengambilan plak dilakukan pads. hari pertama sebelum diberi perlakuan (pre-tesQ dan hari keempat setelah diberi perlakuan (post-tesQ. Subjek diminta untuk melakukan scalling sebelum pengambilan data pre-test agar skor plak awal semua subjek nol. Subjek mengunyah 1 butir permen karet setelah makan atau 3 kali sehari selama 10 menit. Subjek tidak diperbolehkan makan dan minum selama 1 jam sebelum pengambilan data post-test. Plak ditanam dalam media agar TYCSB (tryptone-yeast-cysteine-sucrose-bacitracin) lalu diinkubasi selama 72 jam pada kondisi anaerob dengan suhu 37°C. Penghitungan jumlah bakteri S. mutans dilakukan secara manual menggunakan counter. Analisis data dengan uji statistik Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah bakteri S. mutans pada plak gigi pada pengunyahan permen karet kandungan gula, sedangkan pengunyahan permen karet kandungan xylitol dapat menurunkan bermakna jumlah bakteri S. mutans. Kesimpulan. Pengunyahan perm en karet xylitol dapat menurunkan jumlah S. mutans pada plak gigi tetapi permen karet gula meningkatkan jumlah S. mutans. Maj Ked GiJuni 201118(1): 30-34 Kata kunci: Permen karet gula, xylitol, plak gigi, Streptococcus mutans

    Efek merokok konvensional dan elektrik terhadap kadar hormon kortisol saliva

    Get PDF
    Rokok konvensional menghasilkan asap atau aerosol padat dan rokok elektrik menghasilkan aerosol cair. Nikotin dari kedua jenis rokok tersebut diduga dapat mempengaruhi kadar hormon kortisol dalam saliva melalui respon autonomic nervous system (ANS) yang disertai aktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara merokok konvensional dibandingkan dengan elektrik terhadap kadar hormon kortisol dalam saliva. Subjek sebanyak 18 laki-laki perokok terdiri dari 9 perokok konvensional dan 9 perokok elektrik, usia 2030 tahun. Pengambilan sampel saliva pada pukul 12.00 WIB. Uji kadar kortisol dalam saliva menggunakan ELISA kit (RnD Systems) dengan Panjang gelombang 450 nm. Perbandingan rerata kadar kortisol saliva perokok konvensional dan perokok elektrik dianalisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kadar hormon kortisol dalam saliva perokok konvensional lebih tinggi daripada perokok elektrik, meskipun perbedaan tersebut tidak bermakna (p>0,05). Disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kadar kortisol saliva perokok konvensional dengan perokok elektrik
    • …
    corecore