6 research outputs found

    Analisis Kelimpahan Bakteri Pada Ikan, Substrat, Air Serta Es Yang Digunakan Pada Pengoperasian Minitrawl Di Perairan Pamekasan

    Get PDF
    Fish is a source of animal protein which is generally the choice of society because it is relatively cheap and easy to obtain. Fish that are sold in dead condition are prone to quality degradiation so that bacteria can easly breed. Data on the amount of bacteria in fish related to the type of gear to another which can greatly affect the quality of the catch. Therefore, this research was conducted using a Minitrawl. The research objective was to see the amount of bacteria in fish caught using a mini fishing boat before being given and after being notified by considering the amount of bacteria in the substrate in the waters, sea water and ice cubes used by fishermen. The TPC (Total Plate Count) research method using Tryptic soy Agar (TSA) as media and pathogenic bacteria using Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS) as media on fish “kardinal pita lebar” (Apogon fasciatus), sea water, substrate in the waters, and ice cubes that use for operating Minitrawl. The result of this research showed value TPC heterotrophic bacteria (TSA) which contaminated sample ITE (fish wihthout ice) 9,89 Log CFU/ml, IS (fish with ice) 9,85 Log CFU/ml, AL (sea water)  4,91 Log CFU/ml, S (substrate in the waters) 5,28 Log CFU/ml and ES (ice cubes that use for fishermen) 3,29 Log CFU/ml amount of pathogenic bacteria (TCBS) in ITE 5,27 Log CFU/ml , IS 3,24 Log CFU/ml,  AL 3,45 Log CFU/ml, S 1,78 Log CFU/ml, ES 3,87 Log CFU/ml,most highest amount is in the ITE with value of TPC heterotrophic bacteria (TSA) 9,89 Log CFU/ml and pathogenic bacteria (TCBS) 5,27 Log CFU/ml.  Ikan merupakan sumber protein hewani yang umumnya menjadi pilihan masyarakat karena memiliki harga yang relatif murah dan mudah didapat. Ikan yang dijual dalam kondisi telah mati rentan terhadap penurunan kualitasnya sehingga bakteri dapat dengan mudah berkembang biak. Data tentang kelimpahan bakteri pada ikan sehubungan dengan jenis alat tangkap perlu menjadi perhatian dengan mempertimbangkan metode penangkapan yang berbeda antara satu alat tangkap dengan alat tangkap lainnya yang sangat mungkin mempengaruhi kualitas hasil tangkapannya. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan menggunakan MiniTrawl. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelimpahan bakteri pada ikan yang ditangkap menggunakan MiniTrawl sebelum diberi es dan sesudah diberi es dengan mempertimbangkan kelimpahan bakteri di substrat perairan dan es batu yang digunakan nelayan. Metode penelitian TPC (Total Plate Count) menggunakan media Tryptic Soy Agar (TSA) dan bakteri patogen menggunakan media Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS) pada ikan kardinal pita lebar (Apogon fasciatus), air laut, substrat perairan dan es batu yang digunakan pada pengoperasian MiniTrawl. Hasil penelitian menujukkan nilai TPC bakteri heterotrof (TSA) yang mengkontaminasi sampel ITE (ikan tanpa es) 9,89 Log CFU/ml, IS (ikan dengan es) 9,85 Log CFU/ml, AL (air laut) 4,91 Log CFU/ml, S (substrat perairan) 5,28 Log CFU/ml dan ES (es batu yang digunakan nelayan) 3,29 Log CFU/ml. Kelimpahan bakteri patogen (TCBS) pada ITE 5,27 Log CFU/ml, IS 3,24 Log CFU/ml,  AL 3,45 Log CFU/ml, S 1,78 Log CFU/ml, dan ES 3,87 Log CFU/ml. Kelimpahan tertinggi yaitu pada ITE dengan nilai TPC bakteri heterotrof (TSA) 9,89 Log CFU/ml dan bakteri patogen (TCBS) 5,27 Log CFU/ml

    Potensi Konsorsium Sampel Air Pelabuhan Kamal dan Bittern dalam Mendegradasi Solar

    Get PDF
    Biodegradation is an alternative in overcoming oil pollution biologically. Utilization of bacteria obtained from contaminated (indigenous) areas is known to be more effective in the degradation process. This study aims to determine the characteristics of indigenous bacteria that have been isolated from Kamal harbor water samples, and the consortium will be compared with the consortium of bacteria isolated from salt waste water (bittern) samples to determine their ability to degrade diesel pollutants. The method used in this research is the enrichment method, to obtain bacterial isolates. The consortium was treated with solar concentrations of 1%, 1.5%, 2%, 2.5%, and 3%. The results showed that 4 types of bacteria were obtained (BI.1, BI.2, BI.3, and BI. 4) from Kamal harbor waters with different macroscopic and microscopic characteristics. The highest %total petroleum hydrocarbons (TPH) reduction by the indigenous consortium was in the 3% diesel treatment with a value of 3.87, while in the bittern consortium there was 2.5% diesel treatment with a value of 3.34. Biodegradasi merupakan salah satu alternatif dalam menanggulangi pencemaran minyak secara biologis. Pemanfaatan bakteri yang diperoleh dari area pencemaran (indigenous)diketahui akan lebih efektif dalam proses degradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bakteri yang berhasil diisolasi dari sampel air pelabuhan kamal, dan konsorsiumnya akan dibandingkan dengan konsorsium bakteri yang berhasil diisolasi dari sampel air limbah garam (bittern) guna mengetahui kemampuannya dalam mendegradasi bahan pencemar solar. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode enrichment, untuk memperoleh isolat bakteri. Konsorsium diberi perlakuan dengan konsentrasi solar 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, dan 3%. Hasli penelitian menunjukkan diperoleh 4 jenis bakteri (BI.1, BI.2, BI.3, dan BI.4) dari perairan pelabuhan kamal dengan karakteristik makroskopis dan mikroskopis yang berbeda-beda. Penurunan %total petroleum hidrokarbon (TPH) tertinggi oleh konsorsium indigenous terdapat pada perlakuan solar 3% dengan nilai sebesar 3,87, sedangkan pada konsorsium bittern terdapat pada perlakuan solar 2,5% dengan nilai sebesar 3,34

    Ekologi dan Ilmu Lingkungan

    Get PDF
    Kita ketahui bersama bahwa manusia hidup tidak bisa lepas dari lingkungannya. Keberadaan manusia di bumi merupakan faktor penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup. Pertumbuhan penduduk yang besar mengakibatkan meningkatnya masalah terhadap lingkungan hidup. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk ini maka semakin bertambah pula kebutuhan untuk bertahan hidup dan permasalahan yang terkait dengan lingkungan menjadi banyak dan luas. Menyikapi hal ini maka pemahaman tentang ekologi lingkungan hidup perlu diberikan sejak dini agar permasalahan yang terkait dengan lingkungan dapat dicegah dan diatasi dengan baik. Buku ini terdiri dari 18 Bab, membahas tentang: Bab 1 : Ekologi dan Pengetahuan Lingkungan Bab 2 : Jenis-jenis Ekosistem Bab 3 : Daur Energi Bab 4 : Suksesi Bab 5 : Permasalahan Ekosistem Bab 6 : Manusia, Sumberdaya Alam dan Lingkungan Bab 7 : Definisi Lingungan dan Ilmu Lingkungan Bab 8 : Lingkungan Dalam Konteks Global Bab 9 : Konservasi Lingkungan Bab 10 : Prinsip-prinsip Ilmu Lingkungan Bab 11 : Pencemaran Lingkungan Bab 12 : Analisis Dampak Lingkungan Bab 13 : Persepsi Lingkunga

    ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ENDOFIT DIAZOTROF PELARUT FOSFAT PENGHASIL HORMON PERTUMBUHAN INDOLE ACETIC ACID (IAA) DARI AKAR TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill var. tymoti)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri endofit yang berasal dari akar tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill. var. tymoti) yang mempunyai kemampuan memfiksasi unsur nitrogen, melarutkan unsur fosfat, menghambat fungi Fusarium oxysporum, menghasilkan hormon pertumbuhan Indole Acetic Acid (IAA), dan melakukan pertumbuhan yang optimal pada pH dan suhu yang berbeda, serta mengidentifikasinya menggunakan analisis konvensional. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menampilkan visualisasi dari hasil uji dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Univariate dan One Way ANOVA dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat delapan isolat bakteri endofit diazotrof yang berhasil diisolasi, yaitu isolat BEH1, BEH2, BEH3, BEH4, BEH5, BEH6, BEH7, dan BEH 8; terdapat empat isolat bakteri endofit diazotrof yang dapat melarutkan unsur fosfat, yaitu isolat BEH2, BEH4, BEH7, dan BEH8, terdapat dua isolat bakteri endofit diazotrof yang dapat melawan fungi F. oxysporum, yaitu isolat BEH1 dan BEH5, terdapat empat isolat bakteri endofit diazotrof pelarut fosfat yang menghasilkan hormon IAA, yaitu isolat BEH2, BEH4, BEH7, dan BEH8 serta terdapat pengaruh yang signifikan dari jenis bakteri dan waktu inkubasi yang berbeda terhadap konsentrasi IAA dengan hasil terbaik dari (BEH2) sebesar 2,146+0,276 (mg/L), 4,631+0,232 (mg/L), dan 6,965+1,049 (mg/L) pada waktu inkubasi 1, 2, dan 3 hari; serta terdapat pengaruh yang siginifikan dari pH dan suhu yang berbeda terhadap pertumbuhan bakteri endofit diazotrof pelarut fosfat penghasil hormon IAA terbaik (BEH2) yang ditunjukkan oleh perlakuan pH8T30. Adapun nama spesies bakteri endofit diazotrof pelarut fosfat penghasil hormon IAA yang berhasil diidentifikasi adalah BEH2 (Enterobacter americana (90,07%)), BEH4 (Acinetobacter sp. (53,31%)), BEH7 (B. firmus (77,27%)), dan BEH 8 (B. cereus (68,18%)) serta nama spesies bakteri endofit diazotrof yang bersifat antagonistik penghasil hormon IAA adalah BEH1 (Bacillus badius (72,72%)) dan BEH5 (B. cereus (72,72%)

    The Effect of Tournament Horizon, Faultline and Group Performance Relationships under Decentralized System

    No full text
    Introduction/Main Objectives: This research integrates the self-categorization and contagion theories to analyze faultlines due to a decentralization system. Besides, this research investigates the inducement of tournament incentives as a control mechanism to mitigate the harmful effects of a faultline on group performance. Background Problems: Fiscal decentralization has a crucial role as it stimulates economic growth, enhances the quality of decision-making and escalates performance. However, decentralization by one local government, which consists of various local government departments, may trigger a faultline. This research argues that patterned diversity convenes faultlines that split up a group into antagonistic sub-groups following the attributes affecting the aggregate group performance. Novelty: This research provides a new insight, in that decentralization appears to be a double-edged sword. It can elevate the quality of local decision-making, and trigger faultlines between local government departments at other times, affecting the local government’s aggregate performance. Research Methods: This research uses a laboratory experimental method with a 2×3 between-subjects factorial design. The research design uses the dyad analysis level. Finding/Results: The results found that the induction of a tournament scheme with the use of a cumulative ordinal scale for determining group performance encourages the social cognitive activation of individuals, thus encouraging cognitive orientation to optimize compensation and minimize categorization and antagonism. Conclusion: A tournament incentive scheme can be induced as a management control mechanism and to encourage the sub-groups to be winners. This resolution is expected to mitigate antagonistic behavior due to faultlines and enhance the optimization of aggregate performanc

    Kualitas Daging Ikan Kurisi (Nemipterus japonicus) Hasil Tangkapan Nelayan di Pelabuhan Perikanan Branta, Pamekasan: Quality of Kurisi Meat (Nemipterus japonicus), Results of Fisherman Catching in Branta Fishing Port, Pamekasan

    No full text
    Quality control over the catch of fishermen in the Branta Fishery Port, Pamekasan is still not well-implemented. This study was aimed to evaluate the quality of kurisi fish meat based on the value of the Total Plate Count (TPC), diversity and total heterotrophic bacteria and pathogens on TSA, EMB, SSA, and TCBS media. The heterotrophic bacterial TPC (TSA) value was 8.59 Log CFU/g with 7 species diversity and the highest total of species abundance was between 2-336 colonies (BH3). The pathogenic bacterial TPC (EMB) value was 3.72 Log CFU/g with 6 species diversity and the highest total of species abundance was between 784-1009 colonies (BPE4). The BPE1 bacterial isolate which was metallic green was suspected to be Escherichia coli. The pathogenic bacterial TPC (SSA) value was 4.12 Log CFU/g with 5 species diversity and the highest total of species abundance was between 35-450 colonies (BPS1), and the BPS1 bacterial isolate which was black was suspected to be Salmonella sp. The pathogenic bacterial TPC (TCBS) value was 5.41 Log CFU/g with 2 species diversity and the highest total of species abundance was between 0-44 colonies (BPT1). The green and yellow BPT1 and BPT2 bacterial isolate were suspected to be Vibrio parahaemolyticus and Vibrio vulnificus.Kontrol mutu hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Perikanan Branta, Pamekasan masih belum dilaksanakan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas daging ikan kurisi berdasarkan nilai Total Plate Count (TPC), keanekaragaman jenis, total kelimpahan jenis bakteri heterotrof dan patogen pada media TSA, EMB, SSA, dan TCBS. Nilai TPC bakteri heterotrof (TSA) adalah 8,59 Log CFU/g dengan 7 keanekaragaman jenis dan total kelimpahan tertinggi antara 2-336 koloni (BH3). Nilai TPC bakteri patogen (EMB) adalah 3,72 Log CFU/g dengan 6 keanekaragaman jenis dan total kelimpahan tertinggi antara 784-1009 koloni (BPE4), serta isolat bakteri BPE1 yang berwarna hijau metalik diduga sebagai Escherichia coli. Nilai TPC bakteri patogen (SSA) adalah 4,12 Log CFU/g dengan 5 keanekaragaman jenis dan total kelimpahan tertinggi antara 35-450 koloni (BPS1), serta isolat bakteri BPS1 yang berwarna hitam diduga sebagai Salmonella sp. Nilai TPC bakteri patogen (TCBS) adalah 5,41 Log CFU/g dengan 2 keanekaragaman jenis dan total kelimpahan tertinggi antara 0-44 koloni (BPT1). Isolat bakteri BPT1 dan BPT2 yang berwarna hijau dan kuning diduga sebagai Vibrio parahaemolyticus dan Vibrio vulnificus
    corecore