16 research outputs found

    PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN LAMA PERENDAMAN BAGAN APUNG TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata)

    Get PDF
    Bagan apung merupakan alat tangkap yang banyak dioperasiakan oleh nelayan di Kabupaten Sukabumi untuk menangkap ikan tembang dan tergolong kedalam jenis alat tangkap light fishing karena menggunakan cahaya pada operasi penangkapannya. Informasi penggunaan intensitas cahaya dan lama perendaman jaring merupakan faktor penting untuk mengetahui efisiensi operasi penangkapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil tangkapan ikan tembang pada bagan apung berdasarkan intensitas cahaya dan lama perendaman jaring. Metode yang digunakan adalah metode uji coba penangkapan dengan menggunakan 2 variabel yaitu intensitas cahaya dan lama perendaman jaring dalam air dengan 5 kali pengulangan. Lampu yang digunakan yaitu lampu berjenis LED dengan daya penyinaran masing-masing sebesar 20 watt, 60 watt, 120 watt dan menggunakan perlakuan kontrol lampu CFL 96 watt dengan dikombinasi lama perendaman jaring selama 4 jam dan 5 jam. Hasil tangkapan pada bagan apung didapatkan 5 jenis ikan yaitu tembang, eteman, pepetek, cumi-cumi, dan layur. Lampu berkekuatan 120 watt dengan lama perendaman 4 jam memiliki hasil tangkapan tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan pengujian uji anova dua arah diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga terdapat pengaruh interaksi dari perbedaan intensitas cahaya dan lama perendaman jaring terhadap hasil tangkapan ikan tembang. Demikian juga dengan pengaruh perbedaan intensitas cahaya terhadap hasil tangkapan terdapat perbedaan sangat signifikan (p= 0,000 < 0,05), namun pada perlakuan lama peredaman memberikan hasil tidak berbeda nyata ( p=0,160 > 0,05) terhadap hasil tangkapan.A floating lift net is one of the fishing gears that are mainly used by the fisherman to catch fringlescale sardines in the Sukabumi Regency. Floating lift nets are categorized as light fishing gears because use light as an attractor to attract fish into the fishing area. The information on using the optimal light intensity and immersing time is important to find out the fishing operation’s efficiency. The research aims to analyze the catch of fringlescale sardine on a floating lift net by using a different light intensity and immersion. This research used the experimental fishing method with 2 variables, light intensity and time immersing with 5 repetitions. The type of lamp that used in this research are LED with total power of 20 watt, 60 watt, and 120 watt and control data 96-watt CFL lamp with 4 and 5 hours immersing time. The catch composition of lift net was fringe scale, moonfish, ponyfish, squid, and hairtail fish. Lamps with 120 watt power gained the most catches compared to other treatments. Based on the two-way ANOVA test, the significant number on corrected model is 0,000 < 0,05 means there is a very significant effect on the interaction of light intensity and immersing time on the lift net operation. The effect of using different light intensity affected catch of fringlescale with a significant number (p= 0,000 < 0,05), however, the effect of using time immersing on lift net operation don’t have a significant result on the fish catch ( p=0,160 > 0,05)

    The strategy of capture fisheries development in Pamekasan Regency, Madura Island

    Get PDF
    An effective capture fisheries strategy in Pamekasan Regency needs to be implemented for job creation, food security, and economic growth. Pamekasan Regency is a coastal regency located on Madura Island, Indonesia. The purpose of this study was to develop a capture fisheries development strategy in Pamekasan Regency. We used several analytical methods, including maximum sustainable yield (MSY), SWOT analysis and TOWS matrix. This study used several data, including statistical data, observations and interviews. Interviews were conducted involving keypersons and 30 fishermen as respondents. The research revealed that the waters of Pamekasan Regency have experienced overfishing. We recommend some capture fisheries development strategies including: diversification of fishermen family businesses, optimization of fish auction place, regulation of fishing gear, development of the fish processing industry, climate change mitigation, fisheries resources research, extension and empowerment of coastal communities. The implementation of these strategies can be applied in future fisheries policy

    Operational Performance of Palabuhanratu Nusantara Fishing Port (NFP) Sukabumi, West Java

    Get PDF
    This study aims to analyze operational activities and determinants of the performance of NFP Palabuhanratu. This research was conducted in January 2020 to April 2020 at NFP Palabuhanratu. Data analysis was performed using two methods; the first is a descriptive method which is to analyze the operational activities of NFP Palabuhanratu; the second is the Structural Equation Model (SEM) method, which is to determine the determinants of the performance of NFP Palabuhanratu. The results of this study indicate that the operational activities of NFP Palabuhanratu continue to increase. Fishing boat visits in 2019 increased was 37.136 . Fish production in 2019 increase as many as 36.44% compared to the previous year. Based on SEM test results, Internal has the most influence on NFP performance. This shows that the higher the internal, the higher the performance of NFP. Therefore the management of NFP Pelabuhan Ratu is expected to improve the quality of HR / NFP Managers in the form of education, skills and work culture, increase the budget allocation of UPT, improve the quality of Fishermen / Processors / Marketers in the form of education, skills and experience, increase fisherman productivity in the form of technology, income and production. If this is done well by the NFP management, then Internal can be increased. Thus the performance of Palabuhanratu NFP increase

    KAJIAN SEBARAN SPASIAL PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN TELUK SEMARA

    Get PDF
    Perairan Teluk Semarang merupakan perairan yang luas terbentang dari perairan Demak sampai Kendal. Luasnya perairan tersebut membuat Teluk Semarang menjadi tempat beberapa kegiatan seperti tempat penangkapan ikan, kegiatan pelabuhan, kegiatan industri pada daerah pesisir perairan Teluk Semarang. Berdasarkan kegiatan-kegiatan yang kompleks pada perairan Teluk semarang tersebut maka perlu dilakukan kajian tentang parameter fisika kimia perairan Teluk Semarang secara spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui kondisi parameter fisika kimia perairan pada Teluk Semarang; 2) menganalisis sebaran parameter fisika kimia perairan pada Teluk Semarang secara spasial. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015 saat musim timur. Berdasarkan tujuan tersebut metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling pada 6 stasiun di perairan Teluk Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter fisika kimia perairan yaitu DO berkisar antara 6,7-7,3 mg/l, salinitas berkisar antara 35-40 ‰, suhu permukaan laut berkisar antara 30,5-32,7 oC. Sebaran spasial parameter fisika kimia perairan menunjukkan bahwa semakin menjauhi pantai konsentrasi DO semakain rendah, sebaliknya semakin menjauhi pantai konsentrasi salinitas semakin tinggi, dan semakin ke arah timur menuju perbatasan Demak konsentrasi suhu permukaan laut semakin rendah. Kata kunci : Parameter Fisika Kimia Perairan, Sebaran Spasial, Teluk Semaran

    ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI

    Get PDF
    Ikan Lemuru merupakan salah satu sumberdaya ikan yang mempunyai potensi dan nilai ekonomis yang cukup tinggi, sehingga ikan Lemuru (Sardinella lemuru) menjadi hasil tangkapan utama di perairan Selat Bali. Ikan Lemuru terkonsentrasi di Selat Bali dengan produksi 36.908 ton (23,3%) dari total produksi ikan pelagis kecil di WPP 573 yaitu sebesar 158.404 ton (BPPL, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis CPUE ikan lemuru dan menganalisis potensi lestari serta tingkat pemanfaatan di Selat Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bersifat studi kasus dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 122 sampel, dimana sampel tersebut terdiri dari nelayan purse seine, gill net, bagan, dan payang. Metode analisis yang digunakan meliputi CPUE, MSY dan tingkat pemanfaatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tren CPUE mengalami kenaikan antara 2011-2015 dengan nilai rata-rata tahun 2010-2015 252 kg/trip, diperoleh CMSY sebesar 34.284.153 kg/tahun, EMSY 31.232 trip/tahun. Tingkat pemanfaatan masih dbawah CMSY dengan rata-rata 13.627.749 kg/tahun dan tingkat pengupayaan sudah melebihi EMSY dengan rata-rata 55.280 trip/tahu

    ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKAPAN IKAN PADA ALAT TANGKAP POLE AND LINE DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) LABUHAN LOMBOK

    Get PDF
    Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuhan Lombok adalah satu-satunya pelabuhan yang memiliki status pelabuhan sebagai PPP tipe C di Kabupaten Lombok Timur. Alat tangkap yang beroperasi diantaranya pancing ulur, pancing tonda dan pole and line (huhate). Terdapat dua perusahaan di PPP Labuhan Lombok yang melakukan kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap pole and line dengan ukuran kapal < 30 GT yang memiliki target tangkapan ikan cakalang. Penelitian dilakukan pada Bulan Desember 2016 yang bertujuan menganalisis aspek teknis penangkapan, aspek keuangan dan aspek finansial pada usaha perikanan tangkap pole and line. Analisis kelayakan usaha penangkapan pole and line meliputi aspek pemasaran, aspek operasional dan aspek regulasi. Hasil perhitungan finansial pada kedua kapal yang beroperasi di PPP Labuhan Lombok, KM Cendana Wangi dengan nilai NPV Rp 207.289.467,00,- , IRR sebesar 26%, B/C ratio 1,08 dan PP selama 5,08 (5 tahun 8 hari) sedangkan pada KM Bintang Omega nilai NPV sebesar Rp 207.193.725,00,- , IRR sebesar 26%, B/C ratio 1,07 serta Payback Period selama 5,07 (5 tahun 7 hari). Faktor diskonto yang digunakan sebesar 9% berdasarkan bunga deposito yang berlaku ditempat penelitian. Berdasarkan perhitungan NPV, IRR, B/C dan PP usaha penangkapan ikan pole and line di PPP Labuhan Lombok layak untuk dijalankan dan dikembangkan dengan adanya pengelolaan yang profesional

    PENGARUH EKSTRAK ESSENS UDANG PADA UMPAN BUATAN BUBU LIPAT TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI DESA GEMPOLSEWU, KENDAL

    Get PDF
    ABSTRAK Bubu lipat merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan untuk menangkap rajungan di Perairan Kendal. Tujuan penelitian adalah menganalisa hasil tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) dengan umpan buatan essens udang dan umpan menggunakan ikan pepetek. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental fishing dengan 6 kali pengulangan. Penelitian dilakukan pada bulan September 2019 di Perairan Kendal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil jika hanya Rajungan saja yang tertangkap oleh alat tangkap Bubu dan dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 27 ekor Rajungan. Hasil paling banyak didapat dengan menggunakan umpan petek asin dengan jumlah 21 ekor Rajungan Hal ini karena umpan dengan menggunakan petek asin lebih tinggi kandungan kimianya dibandingkan dengan umpan buatan beressens. Terdapat pengaruh nyata antara jenis umpan yang berbeda terhadap hasil tangkapan, umpan dengan menggunakan petek asin mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan umpan buatan beresens udang dengan (sig 0,05) diketahui bahwa nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata hasil antara hasil tangkapan dari umpan petek asin dan hasil tangkapan dari umpan essens udang. Umpan dengan petek asin lebih disukai oleh Rajungan (Portunus pelagicus) karena kandungan proteinnya  lebih tinggi dibandingkan dengan umpan essens udang, maka dari itu hasil tangkapan dengan umpan petek asin lebih dominan dibandingan dengan umpan essens udang.Kata Kunci : bubu lipat, essens, rajunga

    ANALISIS TINGKAT EFISIENSI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) DI KABUPATEN PEMALANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sarana prasarana, menganalisis tingkat efisiensi serta membandingkan efisiensi Tempat Pelelangan Ikan yang ada di Kabupaten Pemalang. Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari 2016 di lima TPI di Kabupaten Pemalang yaitu TPI Tanjungsari, TPI Asemdoyong, TPI Mojo, TPI Ketapang dan TPI Tasikrejo. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sample yang digunakan adalah dengan metode purposive sampling sedangkan alat yang digunakan menganalisis efisiensi TPI menggunakan alat analisis DEA banxia forontier analysis. Hasil analisa menunjukan bahwa TPI yang menjadi objek penelitian setelah dianalisis menggunakan DEA banxia forontier analysis menunjukan bahwa TPI Asemdoyong, Mojo, Ketapang dan Tasikrejo telah efisien dengan skor 100.00% sedangkan TPI yang belum mencapai efisiensi yaitu TPI Tanjungsari dengan skor 96.50% hal tersebut karna antara nilai actual dengan nilai target tidak sama dan terdapat potensi perbaikan di beberapa variabel input maupun output . Tempat Pelelangan Ikan dengan nilai produktivitas bakul, personel TPI, gerobak, timbangan, luas lantai dan panjang dermaga paling tinggi adalah TPI Asemdoyong. Sedangkan produktivitas nelayan pertahunnya paling tinggi adalah TPI Mojo

    ANALISIS KERAMAHAN LINGKUNGAN BUBU RAJUNGAN MODIFIKASI CELAH PELOLOSAN DI PERAIRAN KABUPATEN REMBANG

    Get PDF
    Kajian mengenai keramahan lingkungan perlu dilakukan pada semua alat penangkap ikan, agar tercipta alat tangkap yang ramah lingkungan, yaitu alat tangkap yang tidak merusak lingkungan dan sumberdaya ikan, sehingga akan terwujud perikanan tangkap yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian adalah menentukan tingkat keramahan lingkungan alat tangkap bubu modifikasi. Penelitian dilakukan pada bulan November 2016 di Perairan Rembang. Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental fishing dengan penambahan celah pelolosan dengan ukuran P x L yaitu 10 cm x 2 cm pada bubu rajungan A1 (tanpa celah), bubu A2 (1 celah pelolosan), dan bubu A3 (2 celah pelolosan) pada bubu rajungan. Hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus) 236 ekor (65%), dan hasil tangkapan sampingan Kroyo (Paratelphusa maculata) 40 ekor (11%), Kerapu Macan (Ephinephelu fuscoguttatus) 20 ekor (6%), Keong Macan (Babylonia spirata) 68 ekor (18%). Ukuran rajungan yang telah matang gonad CW (carapace weigth) 10,56 cm. Berdasarkan proporsi jumlah tangkapan (ekor) dan segi bobot tangkapan bubu A1, A2, dan A3 > 60%, maka dapat dikatakan ramah lingkungan, sedangkan hasil tangkapan sampingan (HTS) bubu ini A1, A2, dan A3 ramah lingkungan karena > 60%. Berdasarkan data Lm (length at first maturity) rajungan, bubu A1 ramah lingkungan karena persentase jumlah tangkapan Lm > 10 cm, sedangkan bubu A2 dan A3 tidak ramah lingkungan karena Lm < 60%

    ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN KELAYAKAN USAHA PERIKANAN PURSE SEINE DI TPI PELABUHAN, KOTA TEGAL

    Get PDF
    Ada dua jenis penanganan hasil tangkapan purse seine di TPI Pelabuhan kota Tegal ada yang menggunakan freezer atau menggunakan garam dan es, yang menyebabkan perbedaan harga jual ikan, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kelayakan purse seine freezer dan purse seine garam dan es berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek teknis purse seine (konstruksi, teknik pengoperasian, daerah dan musim pengoperasian, ukuran kapal dan mesin) dan kelayakan purse seine freezer dan purse seine garam di TPI Pelabuhan Tegal. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif, pengambilan sampel dengan purposive sampling. Analisis data terdiri dari aspek teknis, analisis statistik (uji normalitas dan uji t) dan analisis finansial. Hasil penelitian aspek teknis purse seine terdiri dari tali pelampung, tali pemberat, tali ris, tali kerut, serampat, badan jaring, kantong, pelampung, pemberat, cincin, tahapan pengoperasian meliputi persiapan, fishing ground, setting dan hauling, daerah pengoperasian purse seine yaitu Laut Jawa, perairan Sulawesi, perairan Kalimantan, dan Laut Natuna, musim puncak agustus - desember, kapal purse seine memiliki ukuran antara 50 - 90 GT. Hasil uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai produksi dan produksi freezer dan garam dan es tidak sama. Hasil analisis finansial menunjukkan usaha perikanan purse seine freezer dan purse seine garam layak untuk dijalankan. Tingkat kelayakan purse seine freezer lebih tinggi daripada purse seine garam dan es
    corecore