37 research outputs found

    PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

    Get PDF
    Anak mempunyai hak yang bersifat asasi, sebagaimana yang dimiliki orang dewasa, hak asasi manusia (HAM). Kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak (KDRTA) bukanlah kasus yang tidak ada terjadi. Berdasarkan monitorin PKPA di Sumatera Utara sejak 1999 sampai sekarang, keluarga atau orang yang terdekat dengan anak justru merupakan pelaku kekerasan paling dominan terhadap anak. Sementara kasus-kasus kekerasan seperti memukul, menendang dianggap sebagai hal biasa. Memandang pentingnya arti perlindungan anak, terutama anak yang berada di kawasan rumah tangga yang notabene berada di bawah pengawasan orang tua orang yang terdekat pada diri anak, maka perlu ditelaah lebih lanjut mengenai perlindungan terhadap pengaruh untuk meminimalisir kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga. Perlindungan hak-hak anak yang diwujudkan sebagai gerakan global negara-negara di seluruh dunia dengan mensahkan Konvensi Hak Anak sebagai bagian dari hukum nasional. Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak mengatur tentang Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Kesejahteraan Anak

    Characterization of Capacitor-based Reconfigurable Frequency Selective Surfaces

    Get PDF
    In this paper, the characterization of reconfigurablefrequency selective surfaces (FSS) based on capacitoris numerically investigated. The capacitor is applied to controlthe characteristic response, i.e. reflectivity, of FSS. A simplerectangular patch with the total length of 130mm and thewidth of 0.6mm which has 2 resonant frequencies at 2.4GHzand 4GHz is used as basis of reconfigurable FSS construction.The investigation is conducted by varying the patch shape andthe capacitance value. The relationship of patch shape and thepresence of capacitor to the characteristic response of FSS isanalyzed, first, by proposing the initial construction which isdivided into 2 identical parts. Secondly, the variation of up andbottom width of patch without modifying the center side, so theconstruction becomes a bow-tie shape, is carried out. In the last, acapacitor is applied in the middle of patch to obtain the variationof characteristic response. From the characterization result, itshows that the higher capacitance value affects to the reflectivityof lower frequency response

    Pemanfaatan Museum Sangiran sebagai sumber belajar Sejarah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Kertosono

    Get PDF
    This study aims to determine the use of the Sangiran Museum as a source of learning history in an effort to improve the History learning outcomes for class X students of SMA Negeri 1 Kertosono. The problem in this study is to analyze before and after the use of the Sangiran Museum to improve the History learning outcomes of students in grades X-9, X-10, and X-11. The method used in this study is a quantitative method with the type chosen is pre-experimental in the form of one-group pretest-posttest design. The use of the instrument as a test of increasing learning outcomes is in the form of a multiple choice question test. Data analysis used validity test, reliability test, and descriptive analysis based on the average learning outcomes of each student and class. The pretest results for class X-9 were 50.97 and it became 91.11 in the posttest, the pretest results for class X-10 were 39.13 to 91.47 in the posttest, and the pretest results for class X-11 were 41.41 to 85.52 in the posttest. The results showed that there was an increase in learning outcomes in each sample class.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pemanfaatan Museum Sangiran sebagai penggunaan sumber belajar Sejarah dalam upaya peningkatan hasil belajar Sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kertosono. Permasalahan dalam penelitian ini adalah menganalisis sebelum dan sesudah adanya pemanfaatan Museum Sangiran terhadap peningkatan hasil belajar Sejarah siswa kelas X-9, X-10, dan X-11. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis yang dipilih adalah pre-eksperimental berbentuk one-grup pretest-posttest design. Penggunaan instrumen sebagai uji peningkatan hasil belajar berupa tes soal pilihan ganda. Analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan analisis deskriptif berdasarkan dari rata-rata hasil belajar setiap siswa dan kelas. Hasil pretest kelas X-9 sebesar 50.97 dan menjadi 91.11 pada posttest, hasil pretest kelas X-10 sebesar 39.13 menjadi 91,47 pada posttest, dan hasil pretest kelas X-11 41.41 menjadi 85.52 pada posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar di setiap kelas yang menjadi sampel

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF IPA KELAS IV

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran interaktifmatematika kelas II Sekolah Dasar dan untuk mengetahui hasil pengembangan media pembelajaran interaktif matematika pokok bahasan Bangun Datar. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan mengadopsi model pengembangan Borg and Gall yang terdiri dari 6 tahapan yang disederhanakan yaitu analisis kebutuhan, desain, pembuatan prototype media, uji coba kelompok kecil, revisi media, uji coba lapangan. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar yaitu SDI NW Baturente. Uji coba lapangan dilaksanakan di SDI NW Baturente dengan 26 siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data meliputi tes, lembar validasi dan angket respon siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan suatu peningkatan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan sebelum menggunakan media pembelajaran interaktif IPA dalam pembelajaran untuk siswa SDN kelas IV termasuk dalam kategori baik, dengan rata-rata ketuntasan 81,53. Respon siswa terhadap media pembelajaran interaktif IPA dikatakan baik setelah diberikan angket respon kepada 26 orang responden. Ketuntasan klasikal sebanyak 95,7% SDI NW Baturente.Kata Kunci : Pengembangan, Media Pembelajaran Interaktif IPA

    The Rule of Magnetic Resonance Angiography (MRA) in the Case of Angiofibroma in the Elbow Joint Region

    Get PDF
    Background: Using the MRI modality of 1.5 Tesla can alter vascular imaging (angiography) from invasive examination into a non-invasive examination. The Magnetic Resonance Angiography (MRA) can be performed on upper limb organs with and without contrast. One indication of the MRA examination is angiofibroma. Because of the pathology, clinicians want to see the flow of blood from the upper arm to the elbow so that body coil is used as an alternative to genu coil or ankle coil commonly used in this examination. Objective: The research intends to know how the technique of MRA elbow management using body coil in the angiofibroma case. Method: This research was conducted by observation. The researchers looked directly at the MRA elbow examination procedure using the body coil. Result: The result is the MRA elbow image using body coil from different sequences.&nbsp

    ANALYSIS OF RELATED FACTORS WITH A SUBJECTIVE COMPLAINT OF MUSCULO SKELETAL DISEASES (Part II) : CHARACTERISTICS AND RELATIONSHIP CHARACTERISTICS INDIVIDUAL FACTORS ON WORKERS INSURANCE OFFICE

    Get PDF
    Occupational health is the right of every worker to be guaranteed by the business owner. Workers are free to choose the type of work so as to obtain fair and prosperous working conditions. In the scope of occupational health prosperous has a very broad meaning covers all aspects of life ranging from health, safety, tranquility, feasibility and comfort in work (PP No.50, 2012). One of the hazards of occupational health is the danger of ergonomics. The objective of the paper was to analyze factors related to subjective complaints of musculoskeletal disorder (MSDS) disease in insurance company workers. This research is a quantitative analytic research using cross sectional study design because in this research the data collection of dependent variable and independent variable is observed in the period of time together. The results showed that the description of characteristics of individual factors for the highest complaints at age 36-45 years (43.3%), male sex (66.7%) and have a working period > 3 (68.3%) years. The relationship characteristic of individual factors "correlated significantly" for the variable age and years of service, whereas for the gender variable "there was no significant relationship". Keywords: Subjective Complaints, Insurance Company Workers, Ergonomic Risk Facto

    Pedagang jamu wanita Yogyakarta: mata pencaharian masyarakat Hindia Belanda tahun 1910-1930

    Get PDF
    The purpose of this article to identify traditional medicine practices as women’s livelihood in 1910–1930 in Yogyakarta. Jamu was purchased from spice traders and Chinese traders. They are known as tukang jual obat or tukang jamu. Herbal medicine was sold in processed or raw form accompanied by instructions for use. Herbal medicine is believed as a treatment by the bumiputra community due to its fast-healing process. One of the factors causing the high demand for herbal medicine by bumiputra community is because of Western’s expensive and far health facilities. This study was conducted using the historical method with some stages of topic selection, heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study indicated that 1) women's popularity as herbal medicine traders were recognized as working women and 2) herbal medicine traders played an important role in helping the public health of bumiputra. In this case, herbal medicine aims to maintain a healthy body rather than treat disease. Thus, their presence is more recognized in the community as working women because of bumiputra's interest in herbal medicine sold by women. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui pengobatan tradisional oleh kaum wanita sebagai salah satu mata pencaharian tahun 1910–1930 di Yogyakarta. Jamu dibeli melalui pedagang rempah-rempah dan pedagang Cina. Mereka dikenal dengan sebutan tukang jual obat atau tukang jamu. Jamu dijual dalam bentuk olahan maupun mentahan dan disertai dengan petunjuk penggunaan. Jamu dipercaya sebagai pengobatan oleh masyarakat bumiputra karena proses penyembuhannya yang cepat. Salah satu faktor penyebab tingginya permintaan masyarakat bumiputra terhadap jamu disebabkan karena fasilitas kesehatan Barat yang relatif jauh dan mahal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah melalui beberapa tahapan yaitu pemilihan topik, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) kepopuleran mereka di tengah masyarakat sebagai tukang jamu diakui sebagai wanita pekerja 2) pedagang jamu memainkan peran penting dalam usaha membantu kesehatan masyarakat bumiputra. Wanita melakukan perdagangan jamu bertujuan untuk menjaga kesehatan tubuh daripada mengobati penyakit. Dengan demikian, kehadiran tukang jamu lebih diakui di tengah masyarakat sebagai wanita pekerja karena ketertarikan bumiputra terhadap jamu yang dijual oleh kaum wanita

    PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

    Get PDF
    Anak mempunyai hak yang bersifat asasi, sebagaimana yang dimiliki orang dewasa, hak asasi manusia (HAM). Kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak (KDRTA) bukanlah kasus yang tidak ada terjadi. Berdasarkan monitorin PKPA di Sumatera Utara sejak 1999 sampai sekarang, keluarga atau orang yang terdekat dengan anak justru merupakan pelaku kekerasan paling dominan terhadap anak. Sementara kasus-kasus kekerasan seperti memukul, menendang dianggap sebagai hal biasa. Memandang pentingnya arti perlindungan anak, terutama anak yang berada di kawasan rumah tangga yang notabene berada di bawah pengawasan orang tua orang yang terdekat pada diri anak, maka perlu ditelaah lebih lanjut mengenai perlindungan terhadap pengaruh untuk meminimalisir kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga. Perlindungan hak-hak anak yang diwujudkan sebagai gerakan global negara-negara di seluruh dunia dengan mensahkan Konvensi Hak Anak sebagai bagian dari hukum nasional. Undang-undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak mengatur tentang Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Kesejahteraan Anak
    corecore