28 research outputs found

    Evaluation of Posyandu Management in Bogor City

    Get PDF
    Background: Posyandu is a form of Community-Based Health Efforts (UKBM) carried out by, from and with the community, to empower and provide facilities for the community to obtain health services for mothers, babies and toddlers.  Management of health services is an activity or an art to manage health workers and non-health workers to improve public health through health programs. Maq??id al-Sh?ri' are the purposes desired by the legislator (Allah; al-Sh?ri') by establishing a rule of law. Purpose: The purpose of this study was to determine the posyandu management in Bogor City.Methods: this study used a simple random sampling method, namely by selecting two areas of Bogor City with different levels of urban progress, then proceed with the random selection of sub-districts from each area, then the selection of 10 posyandu and cadres randomly without regard to strata in the population  . Results: From the 10 posyandu samples, the results of the input component were obtained with a value range of 80-95%, the results of the process component with a value of 100%, the results of the output component with a value range of 50-59% and the results of the SKDN indicator 71-94%.Conclusion: Of the ten Posyandu in Bogor City, the Tegallega Sub-District and the Cikaret Sub-district are good Posyandu

    Evaluasi Pelaksanaan Pengumpulan Data Antropometri Di Posyandu Kota Bogor

    Get PDF
    Latar Belakang. Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan disuatu wilayah puskesmas. Banyaknya kader posyandu dengan kemampuan yang kurang hanya mampu menimbang berat badan dan mengisi buku penimbangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengetahuan serta pelaksanaan pengukuruan pada kader posyandu di Kota Bogor. Metode. Metode yang digunakan yaitu evaluasi kualitatif rancangan cross-sectional dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada masing – masing kader di 10 posyandu di Kota bogor. Hasil. Dari 48 kader posyandu didapatkan 60,4% atau 29 kader memiliki pengetahuan kurang Simpulan. Berdasarkan hasil uji korelasi Chi Square, didapatkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan usia dan lama menjadi kader namun terdapat hubungan antara pengetahuan dengan banyaknya pelatihan kader

    STRATEGI GURU DALAM PENGENALAN LITERASI AWAL DI MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Pengenalan literasi awal pada anak usia dini di masa pandemic COVID 19 menjadi sebuah tantangan bagi guru PAUD. Literasi awal merupakan keterampilan, sikap dan pengetahuan tentang membaca dan menulis, sebelum belajar membaca dan menulis yang sebenarnya atau konvensional. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis strategi guru dalam menerapkan literasi awal pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan metode survey. Data dianalisis dan disajikan secara deskriptif kualitatif. Strategi yang dilakukan guru dalam pengenalan literasi awal  dilakukan melalui project basic learning, menggunakan media pembelajaran dan diskusi dengan teman sebaya, membuat anak merasa nyaman dan senang dalam belajar, bermain, kegiatan praktek, kunjungan ke rumah, bebas memilih waktu, dan menggunakan benda yang ada di rumah sesuai dengan indikator dan aspek perkembangan anak. Pembelajaran literasi awal sebanyak 58,1% dilakukan dengan menggunakan moda luring dengan melakukan pertemuan tatap muka terbatas (PTMT). Pembelajaran literasi sebanyak 45,2% dilakukan  dengan mengerjakan lembar kegiatan yang dibuat guru. Media yang digunakan sebanyak 29% melalui video pembelajran dan bercerita di depan kelas. Lama waktu belajar selama PTMT sebanyak 61.3% dilakukan selama 1 jam. Selama pandemic covid19, guru kesulitan dalam mengajarkan literasi awal kepada anak TK sehingga guru mampu mengembangkan beragam strategi pembelajaran dengan mengikuti pelatihan dan seminar untuk meningkatkan keterampilan mengajar literasi awal. Salah satu strategi yang dilakukan yaitu menggunakan media yang menarik dari bahan yang mudah ditemukan oleh anak dari lingkungan sekitarnya- Pengenalan literasi awal pada anak usia dini di masa pandemic COVID 19 menjadi sebuah tantangan bagi guru PAUD. Literasi awal merupakan keterampilan, sikap dan pengetahuan tentang membaca dan menulis, sebelum belajar membaca dan menulis yang sebenarnya atau konvensional. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis strategi guru dalam menerapkan literasi awal pada anak usia dini. Penelitian ini menggunakan metode survey. Data dianalisis dan disajikan secara deskriptif  kualitatif. Strategi yang dilakukan guru dalam pengenalan literasi awal  dilakukan melalui project basic learning, menggunakan media pembelajaran dan diskusi dengan teman sebaya, membuat anak merasa nyaman dan senang dalam belajar, bermain, kegiatan praktek, kunjungan ke rumah, bebas memilih waktu, dan menggunakan benda yang ada di rumah sesuai dengan indikator dan aspek perkembangan anak. Pembelajaran literasi awal sebanyak 58,1% dilakukan dengan menggunakan moda luring dengan melakukan pertemuan tatap muka terbatas (PTMT). Pembelajaran literasi sebanyak 45,2% dilakukan  dengan mengerjakan lembar kegiatan yang dibuat guru. Media yang digunakan sebanyak 29% melalui video pembelajran dan bercerita di depan kelas. Lama waktu belajar selama PTMT sebanyak 61.3% dilakukan selama 1 jam. Selama pandemic covid19, guru kesulitan dalam mengajarkan literasi awal kepada anak TK sehingga guru mampu mengembangkan beragam strategi pembelajaran dengan mengikuti pelatihan dan seminar untuk meningkatkan keterampilan mengajar literasi awal

    Lingkar Pinggang, Kadar Glukosa Darah, Trigliserida dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat

    Get PDF
    Waist circumference, plasma glucose, serum triglyceride and blood pressure amongst the Minangkabau in Padang Pariaman, West Sumatera Background: The abnormality of waist circumference together with serum triglyceride blood sugar and blood pressure are associated with metabolic syndrome. The increasing incidence of metabolic syndrome is in line with the increasing of central obesity. This study was done to investigate the incidence of metabolic syndrome and the relationship between waist circumference with other components of metabolic syndrome which are serum triglyceride, HDL-cholesterol, plasma glucose and blood pressure. Methods: The study was done amongst the Minangkabau in Padang Pariaman. Design of the study was cross sectional study. The study subjects were 92 chosen by multistage random sampling. Characteristic of the samples and food consumption were collected by interviewing. Waist circumference was measured using method that is recommended by WHO (1995). Blood samples were taken to measure lipid profile and plasma glucose. Blood pressure was measured using sphygmomanometer. Results: The result of the study showed 22.8% of the subjects had metabolic syndrome with high intake of energy, carbohydrateand cholesterol, and low intake of fiber and omega 3. Eighty seven percent and 12.5% of women and men had high waist circumference. A positive association were found between waist circumference and serum triglyceride, blood glucose and blood pressure, however no correlation was found with HDL-cholesterol. Conclusions: Waist circumference is an important indicator for metabolic syndrome

    Effect of Formula Food Supplementation (MP-ASI) with Local Product on Growth and Development Among Indonesia Infants 6 to 9 Month of Ages

    Get PDF
    The purposes of the study were to evaluated the effect formula food supplementation as complementary feeding (MP-ASI) on growth and development of infants 6 to 9 month of ages.  This study setting was in Tanah Datar District West Sumatera Province Indonesia and the participants amount were 355 infants aged 6 to 9 months at beginning of the study. This community trial using Cluster Randomized Control Trial (CRCT) was conducted to 40 clusters  from 5 selected villages were assessed for baseline data . The children were divided into 4 groups: food supplementation group (FS-group), psychosocial stimulation (PS-group), Food and psychosocial stimulation group (FP+PS-group) and control group (C-group). The intervention group received formula food supplementation (MP-ASI)  with local product about 250 to 300 kcal and  6 to 8 gram protein daily for 6 month. The results shows that 271 children completed the study. After 6 month of intervention, for F-Group mean of length is improved 6.61 cm + 2.11 SD and for FP-Group improved 6.27 cm + 2.24 SD. The FP-Group benefitted  in difference Z-score weight for height of nutritional status at baseline and after 6 month of intervention are FP-groups (0.57 + 1.15 SD) compare the F-groups  (-0.16 + 1.12  SD) . There was significant effect of food supplementation and  psychosocial stimulation  on children’s cognitive development,  improving  21.37 + 12.43 SD point and on motoric development improving  20.65 + 18.38 SD point (P<0.001). It can be concluded that the formula food supplementation (MP-ASI) combination with psychosocial stimulation had strong effect to the improvement of  infants’s growth and development

    Local food supplementation and psychosocial stimulation improve linear growth and cognitive development among Indonesian infants aged 6 to 9 months

    Get PDF
    Background and Objectives: To evaluate the effect of culturally-relevant food supplementation and psychoso-cial stimulation on infant growth and development. Methods and Study Design: A community-based random-ized controlled trial was conducted in 40 clusters from 5 selected villages in Tanah Datar District of West Su-matera, Indonesia. We assessed 355 infants aged 6 to 9 months at the beginning of the study. The infants were di-vided into 4 groups: 1) Food Supplementation (FS); 2) Psychosocial Stimulation (PS); 3) Food Supplementation and Psychosocial Stimulation (FS+PS); and 4) Control Group (CG). The formula food supplement was comprised of a variety of local food sources (local MP-ASI) and adjusted for the local habits. The quality of psychosocial stimulation was assessed with the Infant HOME inventory method. Progress at 6 months was assessed by anthro-pometry and the Bayley scores of cognition, language and motor function. Results: There were improvements in linear growth, cognitive and motor development of children in the FS (p<0.05) and the FS+PS (p<0.01) groups compared to the CG. After six months of intervention, mean length increased to 6.862.08 cm and 6.662.41 cm for FS and FS+PS respectively (p<0.05). With the combination of food supplementation and psychosocial stimu-lation (FS+PS), cognitive development increased to 21.412.2 points (effect size 0.56) (p<0.01) and motor devel-opment increased to 20.718.4 points (effect size 0.50) (p<0.001). Conclusion: Combined intervention with local food supplementation and psychosocial stimulation improved infant growth, cognitive and motor development. Key Words: food supplementation, psychosocial stimulation, growth and development, infants, Indonesi

    Hambatan dan Strategi Guru Pratama Widya Pasraman Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Abstrak: Situasi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, termasuk Bali membawa dampak perubahan pada ranah sistem pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hambatan dan strategi yang diterapkan oleh guru Pratama Widya Pasraman (PWP) dalam pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui penyebaran angket yang disajikan dalam format google form dan diperkaya melalui wawancara mendalam. Data dianalisis dan disajikan secara deksriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan atau kendala yang dialami guru PWP selama kebijakan belajar dari rumah meliputi: 1) interaksi pembelajaran yang kurang maksimal karena kondisi anak, 2) jaringan atau ketersediaan akses internet, 3) keterbatasan kuota internet, 4) pelibatan orang tua dalam pembelajaran. Adapun strategi yang diterapkan oleh guru selama pembelajaran di masa pandemi covid-19 diantaranya adalah: 1) mode pengelolaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, 2) perencanaan pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan dan kondisi anak, 3) penggunaan metode dan media yang bervariasi, 4) penggunaan penilaian kinerja terutama pengamatan terhadap hasil karya anak, dan 5) pelibatan orang tua secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran. Hambatan yang dialami oleh masing-masing guru berbeda antara satu dengan lainnya sehingga strategi yang diterapkan juga berbeda. Disarankan agar guru selalu berinovasi dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak usia dini.Kata Kunci: pembelajaran dimasa pandemi covid-19, hambatan guru, strategi guru anak usia din

    Parenting : Tablighi Jamaat Point of View

    Get PDF
    Despite the documented importance of parenting style in early intervention, little is known about how parenting in a specific ethnic or group. This paper describes a religious adaptation of a parenting intervention from tablighi jamaat community under living in Jombang district- East Java, Indonesia. The purpose of this study was to explore, appreciate, and describe their experiences using a phenomenological methodology. Narratives were collected from nine participants of parents in tablighi jamaat community. Four thematic clusters were identified and an exhaustive description is presented to summarize the essence of their lived experience. The study indicates a strong sense of essential positivism for the participant’s stories, and overall it seems the implementation of Islamic religious values has brought some degree of spiritual, socially, and psychological meaning to their lives that they may not have otherwise noticed or experience

    EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSI PADA SEKOLAH DASAR NEGERI BATU TULIS 2 KOTA BOGOR

    Get PDF
    ABSTRACTThis study evaluate the implementation of inclusive education program. The method use the qualitative analysis by explain and interpret data from each component evaluated and using model evaluation of CIPP (Context, Input, Process, Product). Sources of data in this study include inclusive education experts, officer of Education Department, school principal, teachers, normal students, and students with special needs. The data were collected by documentation, observation, and interview. The research on contextual component show that the legal process of inclusive education has been shown clearly according to regulation of Education System in Indonesia. The purpose of inclusive education is already in accordance with that has been formulated. Input component indicate that the number of students with special needs enrolled in schools is large enough with various types of disorders. Teachers, curriculum, and infrastructure facilities still have to be improved. The components of process indicate that the plan, process and evaluation activities for each aspect are considered good and good enough. The product shows that the academic aspect of students with special needs based on School Examinations value is considered good and the social aspect is good.This research gives recommendation for government and inclusive school to improve their program preparation more optimal.Keywords: Evaluation Program, Inclusive EducationABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi program pendidikan inklusi. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu mendeskripsikan dan memaknai data dari masing-masing komponen yang dievaluasi dengan menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Sumber data dalam penelitian ini meliputi pakar pendidikan inklusi, Dinas Pendidikan, kepala sekolah, guru, siswa normal, dan siswa berkebutuhan khusus. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Hasil temuan komponen konteks menunjukkan bahwa landasan hukum penyelenggaraan pendidikan inklusi secara jelas sudah tertuang dan ditemukan dalam UU Sistem Pendidikan Negara kita. Tujuan pendidikan inklusi pun sudah sesuai dengan yang telah dirumuskan. Hasil temuan komponen input menunjukkan input ABK yang bersekolah jumlahnya cukup banyak dengan berbagai jenis kebutuhan khususnya. Namun dalam komponen guru, kurikulum, dan sarana prasarana masih harus ditingkatkan lagi. Hasil temuan komponen proses menunjukkan kegiatan perencanaan, proses dan evaluasi pembelajaran untuk setiap aspek dinilai masuk dalam katagori baik dan cukup baik. Hasil temuan komponen produk menunjukkan produk perkembangan aspek akademik ABK berdasarkan nilai UAS dinilai cukup baik dan aspek sosialnya pun sudah baik. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk pemerintah dan pihak sekolah penyelenggara inklusi agar lebih meningkatkan kesiapannya dalam menjalankan program pendidikan inklusi yang lebih optimal.Kata Kunci: Evaluasi Program, Pendidikan Inklus
    corecore