21 research outputs found

    Potensi Batuan Induk Batu Serpih dan Batu Lempung di Daerah Watukumpul Pemalang Jawa Tengah

    Get PDF
    Shale and claystone of Watukumpul Area have capability to become the source rock of hydrocarbon because of the ability to conserve the organic material better. Potential of the rock become source rock is depend on its maturity and total organic carbon.This research test eight example of rock to analysis their total organic carbon (TOC) and rock eval pyrolisis. Only one sample is claystone, while the seven others are shales. The analyses provide data of total organic carbon, hydrogen index, and vitrinite reflectances which was used to interpret source rock potential of research area.Through this research is known that the organic material content of shale and claystone of research area own the fair level of total organic carbon. Organic material is included Kerogen Type III with the origin of land organism or plant.These kerogens of research area prefer to produce gas or gas prone. Organic material or kerogens have reached the matured phase to generate hydrocarbon (mature level). Special follow the rock sample came from Location 8 which have over mature level. Its high maturity is suspect have relationship with the intrusion of diorite igneous rock in this research area. Further research is needed to investigate the relationship between diorite intrusion and organic material in this research area

    DYNAMOTHERMAL METAMORPHIC SEBAGAI PROVENANCE ENDAPAN SEDIMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI KALIGARANG SEMARANG BERDASARKAN ANALISIS MINERAL BERAT

    Get PDF
    Daerah aliran Sungai Kaligarang Semarang yang mengalir dari selatan Semarang hingga bermuara di Semarang utara memiliki struktur sesar aktif dan sedimentasi dari enam formasi batuan yang berbeda yaitu Formasi Kerek, Kalibeng, Kaligetas, Damar, batuan gunungapi Kaligesik, dan aluvium. Kajian ini akan membahas provenance endapan sedimen daerah aliran Sungai Kaligarang yang terkait dengan tectonic setting Semarang. Hasil kajian provenance ini dapat digunakan untuk korelasi batuan dan interpretasi mekanisme pengendapan sedimen di Sungai Kaligarang. Metode dilakukan dengan mengumpulkan sampel sedimen dari Sungai Kaligarang yang kemudian dianalisis menggunakan mikroskop binokuler untuk mengidentifikasi jenis-jenis mineral berat. Jumlah mineral berat dihitung dan kemudian ditampilkan pada histogram untuk mengetahui perbandingan antara frekuensi mineral berat daerah penelitian dengan klasifikasi Mc Lane. Hasil analisis mineral berat menunjukkan bahwa Sungai Kaligarang didominasi mineral berat berupa ilmenit, magnetit, silimanit, muskovit, zirkon, andalusit, garnet, dan turmalin. Provenance mineral berat tersebut adalah dynamothermal metamorphic   yang terbentuk pada metamorfisme tingkat tinggi dan dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan tinggi. Kesimpulan kajian ini adalah provenance berupa dynamothermal metamorphic sesuai dengan tectonic setting Semarang yang berada pada jalur orogenesa dan adanya pergerakan sesar mendatar dekstral yang kemudian mengalami reaktivasi  pada zaman Kuarter menjadi sesar mendatar sinistral. Mineral ilmenit, magnetit, dan silimanit yang dominan pada endapan terkait dengan fasies metamorfisme greenschist yang terjadi pada tekanan dan suhu yang tinggi. Mineral-mineral tersebut terbentuk pada kulit bumi bagian dalam yang terkait dengan aktivitas orogenesa

    Analisis Zona Permeabel Fluida Sistem Panas Bumi Gunungapi Slamet Berdasarkan Analisis Kerapatan Kelurusan Citra SRTM Dan Struktur Geologi

    Get PDF
    Keberadaan manifestasi panasbumi di sekitar Gunungapi Slamet tidak dapat dipisahkan dari zona-zona permeabilitas yang berkembang. Lokasi-lokasi lulus air tersebut (zona permeabel) yang memungkinkan terbentuknya sirkulasi fluida tempat air masuk untuk mengisi reservoir panas bumi dan air keluar ke permukaan bumi sebagai manifesatasi mata air panasbumi di sekitar Gunungapi Slamet. Publikasi yang berupa hasil penelitian ini mencoba mengidentifikasi zona-zona permeabel tersebut berdasarkan anaslisis kerapatan kelurusan yang terekam dalam citra SRTM. Identifikasi kelurusan-kelurusan pada citra berdasarkan komponen-komponen interpretasi citra, yaitu tona, tekstur, pola, bentuk dan relief. Hasil analisis tersebut dikompilasi dengan data struktur geologi regional yang sebelumnya telah diidentifikasi dan data lapangan berupa manifestasi mata air panas. Lokasi-lokasi dengan kerapatan kelurusan yang tinggi pada citra SRTM umumnya bersesuaian dengan zona struktur geologi regional keberadaan manifestasi mata air panas. Daerah tersebut memanjang relatif utara-selatan di bagian barat dan timur-barat di bagian selatan peta. Daerah-daerah inilah yang merupakan daerah lulus air tempat fluida bersirkulasi membentuk sistem panasbumi Gunungapi Slamet

    Analisis Zona Permeabel Fluida Sistem Panas Bumi Gunungapi Slamet Berdasarkan Analisis Kerapatan Kelurusan Citra SRTM Dan Struktur Geologi

    Get PDF
    Keberadaan manifestasi panasbumi di sekitar Gunungapi Slamet tidak dapat dipisahkan dari zona-zona permeabilitas yang berkembang. Lokasi-lokasi lulus air tersebut (zona permeabel) yang memungkinkan terbentuknya sirkulasi fluida tempat air masuk untuk mengisi reservoir panas bumi dan air keluar ke permukaan bumi sebagai manifesatasi mata air panasbumi di sekitar Gunungapi Slamet. Publikasi yang berupa hasil penelitian ini mencoba mengidentifikasi zona-zona permeabel tersebut berdasarkan anaslisis kerapatan kelurusan yang terekam dalam citra SRTM. Identifikasi kelurusan-kelurusan pada citra berdasarkan komponen-komponen interpretasi citra, yaitu tona, tekstur, pola, bentuk dan relief. Hasil analisis tersebut dikompilasi dengan data struktur geologi regional yang sebelumnya telah diidentifikasi dan data lapangan berupa manifestasi mata air panas. Lokasi-lokasi dengan kerapatan kelurusan yang tinggi pada citra SRTM umumnya bersesuaian dengan zona struktur geologi regional keberadaan manifestasi mata air panas. Daerah tersebut memanjang relatif utara-selatan di bagian barat dan timur-barat di bagian selatan peta. Daerah-daerah inilah yang merupakan daerah lulus air tempat fluida bersirkulasi membentuk sistem panasbumi Gunungapi Slamet

    Studi Pendahuluan Geologi Telaga Tirta Marta, Purbalingga, Jawa Tengah

    Get PDF
    Telaga Tirta Marta terletak di Desa Karangcegak Purbalingga. Telaga ini dibentuk oleh satu titik keluran air tanah di permukaan dengan debit yang cukup tinggi. Selain itu terdapat titik-titik keluaran air tanah lain yang membentuk kelurusan di sepanjang kaki bukit. Keberadaan telaga ini juga menarik karena berada pada tatanan geologi yang lebih besar, yaitu Gunungapi Slamet. Publikasi dari hasil penelitian pendahuluan ini coba menganalisis faktor-faktor geologi yang mengontrol kemunculan mata air Telaga Tirta Marta. Penelitian pendahuluan ini menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu: studi pustaka, survei lapangan dan kompilasi data lapangan, peta SRTM, dan geologi regional. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi awal terkait geologi lokasi penelitian. Survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan data geologi dan karakteristik mata air Telaga Tirta Marta. Kompilasi berbagai data termasuk peta SRTM dan geologi regional dilakukan untuk mendapatkan informasi saling melengkapi dari berbagai data. Kajian pendahuluan ini memperlihatkan beberapa faktor geologi yang mengontrol kemunculan mata air Telaga Tirta Marta. Faktor-faktor tersebut, adalah: morfologi lokasi telaga yang terletak di kaki Gunungapi Slamet, jenis litologi yang berupa perlapisan lava dan lava vesikuler, dan struktur geologi yang berkembang di lokasi tersebut

    The conceptual model of Wae Sano Geothermal field based on geology and geochemistry data

    Get PDF
    Wae Sano volcano is included in the inner Banda arc, Mount Wae Sano is a type C volcano and formed the Sano Nggoang crater lake. The magmatism activity produces geothermal manifestations such as; hot spring, rock alteration, and sulfur deposits, the hottest water temperature is 81 0C, with neutral pH, but the Sano Nggoang Lake water has acid pH. It becomes interesting to examine the characteristics of the geothermal system in that area. The research was conducted by Volcanostratigraphic studies to reconstruct the geological process and Geochemical sampling of hot springs, lake water, ground air, and the soil side to understand the subsurface characterization. The result showing some period of volcano products, with the youngest come from the product of Sano Nggoang 2 that spills its product to on the north-east side of Poco Dedeng volcano. The geochemical analysis shows all manifestations originate from one reservoir, chloride water type, NaCl type of the lake water with a few SO4 influence, presumably, the hot springs supply is influenced by seawater, the estimation of the reservoir has a temperature about ± 230 0C, with dacite and the rich organic sedimentary rock, and located at ± 1456 m from the manifestation, the isothermal section shows the rate of temperature increase at 97.07 m / 10 0C. The hypothetical resource is counted about 1,488.6 kWe

    KONTROL STRUKTUR GEOLOGI PADA KEMUNCULAN MATA AIR PANAS BUMI DAERAH SUBANG, JAWA BARAT

    Get PDF
    Mata air panas Ciniru dan Subang terletak dibagian tenggara Gunung Ciremai, tepatnya terletak di Desa Subang, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Terdapat 3 manifestasi panas bumi berupa mata air panas di Daerah Subang, yaitu 2 mata air panas di Daerah Ciniru dan 1 mata air panas Daerah Subang. Mata air panas Ciniru 1 keluar dari litologi batulempung, terdapat beberapa keluaran pada satu lokasi yang saling berdekatan, memiliki sinter travertin, rasa asin dan warna air berwarna coklat. Mata air panas Ciniru 2 keluar dari rekahan batuan yang terdapat di bawah tebing dengan litologi batupasir. Sedangkan mata air panas Subang keluar dari rekahan batupasir. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan geologi, analisis anomali gaya berat, dan geokimia air mata air panas. Ketiga mata air panas terletak pada suatu kelurusan struktur geologi yang berarah relatif utara-selatan. Kehadiran stuktur geologi mengontrol kemunculan mata air panas di daerah penelitian. Beberapa struktur yang ditemukan adalah sesar mendatar kiri, sesar naik, dan lipatan sinklin dan antiklin. Berdasarkan analisis anomali residual dan geologi menunjukan perbedaan anomali yang signifikan yang kemudian diinterpretasikan sebagai daerah dengan litologi kompak batuan beku dengan densitas 2.8 - 3.1 gr/cm3; dan zona permeabel struktur geologi dengan densitas 1.97 - 2.6 gr/cm3. Ketiga manifestasi masuk dalam tipe air klorida, memiliki satu reservoir yang sama, memiliki temperature dari 136°C-159°C, dan tergolong sebagai sistem panas bumi temperatur sedang.

    Simulasi Daya Dukung Lingkungan di Pulau Gili Ketapang-Probolinggo dengan Mengandalkan Curah Hujan sebagai Pemenuhan Kebutuhan Air

    Get PDF
    Hujan merupakan salah satu sumberdaya air yang penting bagi kehidupan manusia. Keseimbangan lingkungan dapat diketahui dari ketersediaan sumber air yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satu cara menentukan daya dukung lingkungan adalah dengan pendekatan ketersediaan dan kebutuhan air. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan simulasi terhadap status daya dukung lingkungan berdasarkan ketersediaan air bulanan dari curah hujan dan kebutuhan air di Pulau Gili Ketapang-Probolinggo dalam satu tahun. Metode yang digunakan untuk mengetahui daya dukung lingkungan adalah analisis kuantitatif melalui perbandingan antara penghitungan ketersediaan air dan kebutuhan air. Hasil penghitungan status daya dukung lingkungan berdasarkan ketersediaan air dan kebutuhan air di Gili Ketapang apabila dihitung berdasarkan kebutuhan layak air minum 130 liter/orang/hari adalah defisit sebesar 33.389.799,47 liter/bulan

    Interpretasi Struktur Geologi Berdasarkan Fault Fracture Density (FFD) dan Implikasinya Terhadap Potensi Likuefaksi di Daerah Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah

    Get PDF
    ABSTRAK Keberadaan struktur geologi sering dikaitkan dengan bencana tanah longsor dan gempa bumi. Daerah Kalibening merupakan lokasi yang cukup menarik untuk dilakukan penelitian terkait hal tersebut. Daerah ini tersusun atas satuan batuan berumur Pleistosen dan Resen. Berdasarkan stratigrafinya, batuan tersebut terpotong oleh struktur sesar. Hal ini berarti menjadikan sesar di daerah tersebut termasuk dalam kategori sesar aktif. Morfologi yang tinggi dengan suatu cekungan di tengahnya mengindikasikan bahwa daerah tersebut pembentukannya dipengaruhi oleh sesar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola struktur geologi yang mengontrol daerah penelitian. Untuk menentukan pola struktur geologi, digunakan metode pemetaan struktur Fault Fracture Density (FFD) yang dikombinasikan dengan peta residual anomali Bouguer dan peta kelurusan hillshade. Secara umum, hal yang paling penting dalam mempelajari struktur geologi adalah geometri elemen struktur. Model konseptual struktur geologi selanjutnya digunakan untuk menganalisis potensi likuefaksi yang ada pada daerah penelitian. Interpretasi struktur menunjukkan adanya sesar mendatar dekstral yang diikuti sesar-sesar penyerta dan cekungan pull-apart yang diduga merupakan hasil pensesaran normal yang timbul dari mekanisme strike-slip. Sesar mendatar dekstral ini menghasilkan cekungan yang terisi oleh sedimen lepas yang rentan mengalami likuefaksi jika terjadi gempa bumi dan gerakan tanah. Kajian ini menyimpulkan bahwa daerah Kalibening rentan terjadi likuefaksi karena adanya pergerakan sesar mendatar dekstral, sedimen lepas yang mendominasi daerah penelitian, dan muka air tanah yang dangkal. ABSTRACT The existence of geological structures is often associated with landslides and earthquakes. The Kalibening area is an interesting location for research on that purpose. This area is composed of Pleistocene and Recent rocks units. Based on its stratigraphy, the rocks in the area are truncated by fault structure. It means that the fault in the area is categorized as an active fault. The high morphology and a basin existence on its center indicate that the area formation was controlled by faults. The research is carried out to determine the trend of the geological structures that control the study area. To determine the trend of the geological structure, a structural mapping method of Fault Fracture Density (FFD) map combined with the Bouguer anomaly residual map and hillshade lineaments map is used. In general, the most important thing in the study of structural geology is the geometry of the structural elements. The conceptual model of geological structures is subsequently used to analyze the liquefaction potential of the study area. The interpretation of the structures shows the existence of dextral strike-slip fault followed by companion faults and pull-apart basin that is inferred as the result of normal faulting in the strike-slip mechanism. The dextral strike-slip fault produces a basin filled with loose sediment that is prone to liquefaction in the event of an earthquake and ground motion. This study concludes that the Kalibening area is prone to liquefaction due to the existence of the movement of dextral strike-slip fault, loose sediments that dominate the study area, and shallow groundwater table

    Sistem Panasbumi Daerah Wanayasa, Banjarnegara

    Get PDF
    Terdapat keberadaan beberapa manifestasi panasbumi berupa kolam air panas di lokasi penelitian Daerah Wanayasa, Banjarnegara. Berdasarkan informasi awal tersebut, dilakukan penelitian di dua kolam air panas di lokasi penelitian, yaitu kolam air panas Kaliputih dan Tempuran, yang bertujuan mengetahui karakteristik sistem panasbumi di lokasi penelitian dan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode geokimia untuk mengetahui beberapa parameter karakteristik fluida panasbumi yang membentuk Sistem Panasbumi Wanayasa. Sampel air panasbumi dari dua lokasi manifestasi Kaliputih dan Tempuran dianalisis di laboratorium untuk mengetahui tipe air, geoindikator, dan geotermometer panasbumi untuk mendapatkan informasi model sistem panasbumi Daerah Wanayasa. Manifestasi kolam air panas Kaliputih dan Tempuran termasuk tipe air panasbumi bikarbonat dan sulfat-klorida. Tipe air panasbumi tersebut diperkirakan terbentuk di daerah outflow dan upflow sistem panasbumi. Analisis geoindikator menunjukkan kedua air kolam air panas Kaliputih dan Tempuran berasal dari satu reservoir yang sama, yaitu Reservoir Tempuran. Analisis geotermometer menunjukkan Reservoir Tempuran memiliki temperatur 168oC. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui temperatur reservoir yang lebih akurat, asal dan recharge area air panasbumi di kedua lokasi tersebut untuk konservasi dan kelestarian sumberdaya alam in
    corecore