3,978 research outputs found
Efektivitas Ordinary Cokriging Dan Kriging Untuk Karakterisasi Potensi Manifestasi Panas Bumi
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengkarakterisasi manifestasi permukaan adalah metode geostatistik, dalam hal ini menggunakan metode Ordinary Cokriging (COK) dan Ordinary Kriging (OK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi manifestasi di permukaan sekitar Wayang Windu dengan parameter fisis manifestasi permukaan berupa pH dan konduktivitas serta mengevaluasi hasil estimasi metode COK terhadap metode OK.
Data yang digunakan adalah data primer berupa sifat fisis tanah, yaitu pH dan konduktivitas yang diukur langsung di zona manifestasi permukaan. Sedangkan data sekunder yang digunakan berupa data hasil pemodelan kekasaran permukaan (Roughness) dari Intensitas Hamburan Balik (Back Scattering) citra ALOS PALSAR dengan dua polarisasi, yaitu: HV dan VH. Model variogram yang digunakan untuk kedua parameter adalah struktur bersarang dengan dua struktur model variogram sferikal. Parameter variogram range (a) adalah 900 m untuk skala lokal dan 4000 m untuk skala regional.
Hasil menunjukkan metode COK lebih efektif daripada metode OK yang dapat diketahui dari rata-rata varians estimasi dan regresi linier data hasil estimasi terhadap data lapangan, di mana rata-rata varians estimasi metode COK lebih rendah dari rata-rata varians estimasi metode OK. Estimasi kedua parameter menunjukkan zona potensi mengarah ke utara. Zona manifestasi memiliki karakteristik pH rendah dan konduktivitas yang tinggi
HUKUM PIDANA
Sulit untuk memberikan definisi atau pengertian pada hukum yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan. Hampir semua sarjana hukum
memberikan definisi yang berbeda tentang hukum. Hal ini disebabkan
karena menurut L.J. Van Apeldoorn, hukum memiliki banyak segi dan
bentuk. Begitu banyak segi hukum dan demikian luasnya sehingga tidak mungkin disatukan dalam suatu rumus secara memuaska
Aspirasi Partai Politik Islam dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (Suatu Tinjauan Historis)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang timbulnya partai politik islam di Indonesia adalah terlepas pula dari datangnya Islam di Indonesia. Dalam sejarah politik Islam di Indonesia para pemimpin dan aktivis Islam politik yang lebih
awal bergantung kepada politik non integrative atau partisan dan parlemen sebagai salah satunya lapangan bermain dan arena perjuangan. Pemilu 1999 merupakan batu loncatan untuk memulai kehidupan berdemokrasi dan perubahan lainnya setelah lebh dari 30 tahun masyarakat Indonesia berada di bawah suatu pemerintahan represif dan otoriter. Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik dengan beragam ideologis. Munculnya kembali partai dengan menggunakan simbol Islam dan agama merupakan merupakan indikasi kembalinya politik aliran. Aspirasi partai politik Islam dalam lintas sejarah konstitusional dapat ditinjau dari lahirnya Piagam Jakarta dan perjuangan partai politik Islam dalam menjadikan Islam sebagai ideologi negara. Dalam penyusunan Piagam Jakarta,
terjadi perdebatan antara kelompok nasionalis sekuler
dan kelompok Islam. Namun kedua kelompok mencapai kompromi dengan menyebutkan sila pertama yang diperluas dengan anak kalimat “Dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Pada akhirnya, anak kalimat tersebut
dihilangkan demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Perjuangan partai politik Islam dalam memperjuangkan fungsi
pengadilan tinggi agama sebagai pengadilan banding dari pengadilan agama tidak terlepas dari sejarah masuknya Islam
di Indonesia serta perjuangan partai politik Islam yang ingin menjadikan Islam sebagai ideologi negara. Sebagian umat Islam menginginkan dan menerapkannya sebagai wujud keimanan mereka. Hal itu berlangsung sampai dikelurkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yaitu kembali kepada UUD 1945 dan Piagam Jakarta. Menurut penyusun, dekrit Presiden 5 Juli 1959 hanya kepada UUD 1945, sedangkan Piagam Jakarta disebutkan dalam salah satu pertimbanganny
- …