7 research outputs found

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. PUTRA GUNA JAYA MULIA SURABAYA

    Get PDF
    Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis. Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem analisis, pemakai (user), sponsor dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Karena perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan perilaku dan organisasional (Bodnar dan Hopwood (1992) dalam Elfreda Aplonia, 2004:24). Adanya Sistem Informasi Akuntansi diharapkan informasi yang dihasilkan lebih berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari para pemakai informasi, serta mampu meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, di mana kinerja sistem akuntansi dapat diukur dengan kepuasan pemakai atas pemakaian Sistem Informasi Akuntansi (Rosmiaty Toding, 2009). Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi pemakai informasi dan mampu memberikan kepuasan bagi pemakainya. Penelitian ini nertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Putra Guna Jaya Mulia Surabaya. Sampel yang digunakan dalam penelitan ini 25 karyawan (Pelaksana atau karyawan yang menggunakan sistem informasi akuntansi Pada PT. Putra Guna Jaya Mulia Surabaya), Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 25 responden (Pelaksana atau karyawan yang menggunakan sistem informasi akuntansi Pada PT. Putra Guna Jaya Mulia Surabaya) dan kuesioner tersebut terdiri dari 23 pernyataan yang dibagi menjadi 4 bagian. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal berpengaruh terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Putra Guna Jaya Mulia Surabaya, teruji kebenarannya

    PENDUGAAN UMUR SIMPAN SNACK BAR PISANG DENGAN METODE ARRHENIUS PADA SUHU PENYIMPANAN YANG BERBEDA (Estimation of Banana Snack Bar Shelf Life with Different Storage Temperatures Using Arrhenius Method)

    Get PDF
    ABSTRACTBanana snack bar is one of the snacks made from banana and banana flour, rod-shaped, and consumed as a snack. Shelf life information about the product is needed to ensure that the product is still good for consumption and has not been damaged. Therefore, this study aimed to determine the estimated shelf life of banana snack bars using the Arrhenius method. This method was carried out at three storage temperatures representing cold, ambient, and heat temperatures with 15, 30, and 45 oC for 35 days and observed every 7 days. The parameters observed include water content, water activity (Aw), texture (hardness and crispiness), and total yeast/mold. The results showed that texture was the first damaged parameter at 15 and 30 oC with k value (quality reduction constant) 0.0057 and 0.0064. While at 45 oC, hardness broke sooner than other parameters with k value 0.0097. This means that banana snack bar products are starting to be unacceptable, mainly due to changes in texture. Based on the results obtained, it is known that the banana snack bar has an estimated shelf life of 75.67 days if stored at room temperature 30 oC and longer shelf life if stored at 15 0C, which is 84.96 days.Keywords: banana snack bar, shelf life product, Arrhenius, storage temperatures, storage timeABSTRAKSnack bar pisang merupakan makanan ringan yang terbuat dari pisang dan tepung pisang mentah, berbentuk batang dan dikonsumsi sebagai camilan. Informasi umur simpan produk diperlukan untuk menjamin bahwa produk masih layak dikonsumsi dan belum mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendugaan umur simpan snack bar pisang menggunakan metode Arrhenius.  Pengujian pendugaan umur simpan dengan metode Arrhenius dilakukan pada tiga suhu penyimpanan mewakili suhu dingin, ruang dan panas yaitu 15, 30 dan 45 oC selama 35 hari dengan waktu pengamatan setiap 7 hari. Adapun parameter yang diamati meliputi kadar air, aktivitas air (Aw), tekstur (kekerasan dan kerenyahan) dan total kapang khamir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa snack bar pisang mengalami kerusakan yang lebih cepat pada parameter tekstur yaitu kerenyahan pada suhu 15 dan 30 oC ditandai dengan nilai k (konstanta penurunan mutu) yang tinggi yaitu 0,0057 dan 0,0064. Sementara itu, kerusakan pada suhu 45 oC paling cepat terjadi pada parameter kekerasan dengan nilai k 0,0097. Hal ini berarti produk snack bar pisang mulai tidak dapat diterima terutama disebabkan oleh perubahan tekstur. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa snack bar pisang memiliki pendugaan umur simpan selama 75,67 hari jika disimpan pada suhu ruang 30 oC dan memiliki pendugaan umur simpan yang lebih lama jika disimpan pada suhu dingin 15 oC yaitu 84,96 hari.Kata kunci: snack bar pisang, umur simpan, Arrhenius, suhu penyimpanan, waktu penyimpana

    Aku & cagar budaya: masa lalu yang melebur dalam kekinian

    Get PDF
    Aku dan Cagar Budaya, merupakan sebuah buku berisi kumpulan karya yang ditulis secara popular oleh 30 orang penulis wanita di bawah komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (dinaungi oleh Indscript Creative) yang berkisah tentang pesona Cagar Budaya Indonesia. Para penulis dari berbagai latar belakang pendidikan dan profesi yang berasal dari berbagai daerah telah mengungkap kemegahan, keindahan, kemanfaatan serta nilainilai yang terkandung pada objek cagar budaya yang ada di sekitarnya. Membagikan pengetahuan mereka kepada pembaca terkait informasi kecagarbudayaan dan kepedulian mereka terhadap cagar budaya

    PERANAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI ON -LINE UNTUK MENUNJANG KELANCARAN PENGENDALIAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI LIA INDRIATI

    Get PDF
    Salah satu berrtuk penerimaan negara yang semakin penting adalah penerimaan di bidang perpajakan. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak dapat ditempuh melalui pembenaban peraturan di bidang perpajakan dan sistem pengawasan pajak yang dektif. Sistem pengawasan untuk PPN sebaiknya ditekankan pada suatu sistem pengendalian dini yang terintegrasi terhadap fak:tur pajak dengan dukungan sistem informasi on-line. Dengan sistem pengendalian dini secara on-line dapat dipastikan bahvva semua penyerahan BKP/JKP yang dilakukan oleh semua PKP telah diadministrasikan dengan benar dan tidak teljadi adanya kebocoran pajak. Dari basil penelitian pada Kantor Wilayah IX Direktorat lenderal Pajak lawa Timur khususnya pada bidang lAP dan bidang PPN dan PTLL, diketahni bahwa sistem informasi PPN tediri dari sistem penerimaan SPT Masa, sistem pengolaban SPT Masa, dan sistem pemeriksaan SPT Masa. Sistem pengendalian PPN dimulai dari pemeriksaan kelengkapan SPT Masa yang diterima oleh petugasdi KPP. Setelah SPT dinyatakan lengkap maka dilakukan pengolahan SPT yang meliputi kegiatan penelitian, editing, dan perekaman. Pada pemeriksaan SPT Masa, porsi terbesar pemeriksaan adaLah pada SPT Lebih Bayar dengan melakukan konfmnasi faktur pajak masukan terhadap PKP yang meminta restitusi. Konfumasi faktur pajak masukan sering kali mengalarni kesulitan karena beredamya faktur pajak fiktif. Sedangkan pengawasan penerimaan pajak dilakukan dengan sistem internal check terhadap SSP lembar ke-2. Dari proses yang panjang dan rurnit terbadap proses pengawasan dan konfirmasi SSP lembar ke-2, maka perlu adanya jalur yang cepat tanpa mengurangi hakekat pengamanan. Sistem informasi PPN ini didukung adanya jaringan komunikasi VSAT di Kanwil IX DlP dengan KPP Wonocolo dan Tegalsari sebagai subLANnya. Sistem informasi PPN secara on-line ini menunjang pengendalian PPN tanpa harus meninggalkan sistem selfassessment dan menghllangkan fungsi pelayanan dari KPP. Setiap bulan PKP tetap wajib melaporkan SPT Masanya ke KPP. Akses secara on-line terhadap sistem informasi PPN dapat memberikan pengamanan untuk pengawasan pelaksanaan PPN secara cepat dan terintegrasi, sehingga kebocoran pajak dapat diantisipasi lebih dini

    EVALUATION OF PROTEIN AND IRON ABSORPTION OF MOCAF-BASED WEANING FOOD

    Get PDF
    Weaning food biscuit based on mocaf (modified cassava flour) with substitution of soybean, mung bean and red kidney bean flour is expected increasing protein of the product. However, in the legumes flour there are anti-nutritional agent that can affect the absorption of other nutrient such as protein and iron. The purpose of this study was to evaluate the absorption of protein and iron from mocaf based-weaning food. Protein and iron absorption were determined from weaning food (biscuit) using Sprague-Dawley rats, 3 weeks old, weight 70-80 g for 0, 30, 60, 90, and 120 minutes. The treatments of this study were mocaf biscuits (as a control), biscuits with substitution of soybean flour (MSF), mung bean flour (MMF), red kidney bean flour (MRF) and commercial biscuits (CB). The highest protein absorption of control, MSF and MRF were at 120 minutes with absorption percentages 27.76, 38.94, and 9.35%, respectively. Samples MMF and CB had the highest protein absorption at 60 and 90 minutes, with absorption percentages 15.58 and 37.57%. Meanwhile, the highest iron absorption of control, MSF and MMF were at 90 minutes with absorption percentages 53.86, 4.71, and 54.29%. Samples MRF and CB had highest iron absorption at 60 minutes with absorption percentages 7.97 and 69.76%, respectively. The MSF sample had highest protein absorption than other samples. Meanwhile, the MMF sample had an iron absorption value that approached to commercial biscuit

    Analisis segmenting, targeting, positioning dan bauran pemasaran (4P) terhadap usaha biskuit makanan pendamping asi (MP-ASI) berbasis mocaf (Modified cassava flour)

    No full text
    Complementary Food for Mother's Milk (MPASI) is a nutritious food that is given in addition to breast milk to infants aged 6 (six) months and over to achieve nutritional adequacy. MP-ASI products include porridge, pudding, biscuits, and others. Complementary food product development requires market research to be competitive in the market, one of which is mocaf-based MP-ASI biscuit products. This product has the advantage of being easy to carry, practical, and trains the strength of the baby's grip and bite. The raw material is mocaf based (gluten load). The purpose of this study is to analyze market aspects and design marketing strategies, namely segmenting, targeting, positioning (STP), and the 4P marketing mix (product, place, price, promotion). This type of research is descriptive qualitative research, and data collection techniques are interviews, observation, and documentation. Based on the results of the study it can be concluded that the product marketing strategy based on the 4P analysis (Product, Place, Promotion, and Price) is making new products in the form of gluten-free MP-ASI biscuits, marketing at minimarkets, conducting socialization and promotion at posyandu, and setting selling prices. IDR 14,000

    Pendugaan Umur Simpan Snack Bar Pisang Dengan Metode Arrhenius Pada Suhu Penyimpanan Yang Berbeda (Estimation of Banana Snack Bar Shelf Life with Different Storage Temperatures Using Arrhenius Method)

    Full text link
    Snack bar pisang merupakan makanan ringan yang terbuat dari pisang dan tepung pisang mentah, berbentuk batang dan dikonsumsi sebagai camilan. Informasi umur simpan produk diperlukan untuk menjamin bahwa produk masih layak dikonsumsi dan belum mengalami kerusakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendugaan umur simpan snack bar pisang menggunakan metode Arrhenius. Pengujian pendugaan umur simpan dengan metode Arrhenius dilakukan pada tiga suhu penyimpanan mewakili suhu dingin, ruang dan panas yaitu 15, 30 dan 45 oC selama 35 hari dengan waktu pengamatan setiap 7 hari. Adapun parameter yang diamati meliputi kadar air, aktivitas air (Aw), tekstur (kekerasan dan kerenyahan) dan total kapang khamir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa snack bar pisang mengalami kerusakan yang lebih cepat pada parameter tekstur yaitu kerenyahan pada suhu 15 dan 30 oC ditandai dengan nilai k (konstanta penurunan mutu) yang tinggi yaitu 0,0057 dan 0,0064. Sementara itu, kerusakan pada suhu 45 oC paling cepat terjadi pada parameter kekerasan dengan nilai k 0,0097. Hal ini berarti produk snack bar pisang mulai tidak dapat diterima terutama disebabkan oleh Perubahan tekstur. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa snack bar pisang memiliki pendugaan umur simpan selama 75,67 hari jika disimpan pada suhu ruang 30 oC dan memiliki pendugaan umur simpan yang lebih lama jika disimpan pada suhu dingin 15 oC yaitu 84,96 hari
    corecore