188 research outputs found
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Di Kelas IV SDN Terpencil Lambani Tada
Berdasarkan kondisi yang diamati selama ini pada kelas IV SDN Terpencil Lambani Tada, sebagian besar siswaterlihat pasif, beberapa siswa cenderung lebih bersifat non kooperatifdan bermain, berbicara dengan siswa lain dalam mengikuti mata pelajaran IPS yang terkesan berisi materi yang cukup banyak. Metode pembelajaran IPS yang umumnya digunakan oleh guru kelas selama ini adalah metode konvensional yang mengandalkan ceramah dan alat bantu utamanya adalah papan tulis.Kurangnya inovasi media penunjang pembelajaran merupakan kendala dalam proses pembelajaran sebab guru hanya mengandalkan buku ajar dalam menyampaikan materi dan konsep, guru jarang menggunakan alat atau media untuk memperlihatkan secara konkret tentang materi yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat mengakibatkan hasil belajar yang relatif rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa semester genap tahun ajaran 2012/2013 adalah60% atau belum mencapai65% berdasarkanKriteria Ketuntasan Minimal di SDN Terpenci Lambani yang ditetapkan. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa, serta mengetahui kemampuan pengelolaan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SDN Terpencil Lambani Tada. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan berakhir pada siklus II karena dinyatakan telah berhasil, dimana tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas IVSDN Terpencil Lambani Tada berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 17 perempuan. Hasil data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dengan menerapkan pembelajaran dengan penggunaan media gambar maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Terpencil Lambani Tada. Hal ini terlihat aktivitas siswa dan guru yang mengalami peningkatan yang cukup berarti dari siklus I ke siklus II, dengan media gambar yang diterapkan oleh peneliti. KBK siklus I adalah 62,07% dan siklus II sebesar 93,10%. Sedangkan DSI siklus I adalah 69,24% dan siklus II sebesar 80,28%
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Di Kelas IV SDN Terpencil Lambani Tada
Berdasarkan kondisi yang diamati selama ini pada kelas IV SDN Terpencil Lambani Tada, sebagian besar siswaterlihat pasif, beberapa siswa cenderung lebih bersifat non kooperatifdan bermain, berbicara dengan siswa lain dalam mengikuti mata pelajaran IPS yang terkesan berisi materi yang cukup banyak. Metode pembelajaran IPS yang umumnya digunakan oleh guru kelas selama ini adalah metode konvensional yang mengandalkan ceramah dan alat bantu utamanya adalah papan tulis.Kurangnya inovasi media penunjang pembelajaran merupakan kendala dalam proses pembelajaran sebab guru hanya mengandalkan buku ajar dalam menyampaikan materi dan konsep, guru jarang menggunakan alat atau media untuk memperlihatkan secara konkret tentang materi yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat mengakibatkan hasil belajar yang relatif rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa semester genap tahun ajaran 2012/2013 adalah60% atau belum mencapai65% berdasarkanKriteria Ketuntasan Minimal di SDN Terpenci Lambani yang ditetapkan. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa, serta mengetahui kemampuan pengelolaan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas IV SDN Terpencil Lambani Tada. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan berakhir pada siklus II karena dinyatakan telah berhasil, dimana tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas IVSDN Terpencil Lambani Tada berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 laki-laki dan 17 perempuan. Hasil data yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dengan menerapkan pembelajaran dengan penggunaan media gambar maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Terpencil Lambani Tada. Hal ini terlihat aktivitas siswa dan guru yang mengalami peningkatan yang cukup berarti dari siklus I ke siklus II, dengan media gambar yang diterapkan oleh peneliti. KBK siklus I adalah 62,07% dan siklus II sebesar 93,10%. Sedangkan DSI siklus I adalah 69,24% dan siklus II sebesar 80,28%. Kata Kunci: Media gambar, Hasil Belajar, Pembelajaran IPS
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PEMALSUAN MEREK DAGANG DI KOTA JAYAPURA
Penegakan Hukum yang dilakukan oleh Pihak kepolisian dalam hal ini Polsek Abepura Terkait Pemalsuan Merek Dagang yang dilakukan oleh pihak Toko Ifan Sport adalah dengan menerima laporan dari Pihak Manajemen Persipura. Kemudian Kepolisian melakukan penyelidikan, dan melakukan pemanggilan kepada Pihak Ifan Sport untuk melakukan penyelesaian dengan pihak persipura, langkah penyelesaian yang terlebih dahulu dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu dengan mediasi dan membuat surat pernyataan yang telah disepakati kedua belah pihak. (2) Hambatan yang dialami dalam penyelesaian Kasus Pemalsuan Merek tersebut adalah Hambatan pada proses mediasi diakibatkan pimpinan Toko Ifan Sport yang tidak berada ditempat sehingga membutuhkan waktu untuk penyelesaian perkara yang dilaporkan Pihak Manajemen Persipura Senior.Kata Kunci : Penegakan Hukum, Tindak Pidana, Pemalsuan Mere
Comparative Review on Information and Communication Technology Issues in Education Sector of Developed and Developing Countries: A Case Study About Pakistan
The use of information and communication technology is very beneficial in the education sector because it can enhance the quality of education. However, the implementation of ICT in the education sector of developed and developing countries is a challenging task. This paper explains the comparative study of ICT issues in the education sector of developed and developing countries. In particular, we compare issues between Pakistan and high-tech countries. Our study reveals the fact that the education sector is facing numerous ICT problems that are based on culture, finance, management, infrastructure, lack of training, lack of equipment, teacherâs refusal, and ethical issues. At the end of this paper, various issues faced by the implementation of ICT in the education sector of Pakistan have been categorized into various types, namely, infrastructure, lack of IT professionals, lack of high-speed internet and equipment. Our research is based on five key research questions related to ICT issues. We used a mixed approach where the results of this study can be used as a set of guidelines to help make the learning environment technology-oriented, fast, planned, and productive. Future directions are also given at the end of this paper
Correlation analysis of vital signs to monitor disease risks in ubiquitous healthcare system
Healthcare systems for chronic diseases demand continuous monitoring of physiological parameters or vital signs of the patientsâ body. Through these vital signsâ information, healthcare experts attempt to diagnose the behavior of a disease. Identifying the relationship between these vital signs is still a big question for the research community. We have proposed a sophisticated way to identify the affiliations between vital signs of three specific diseases i.e., Sepsis, Sleep Apnea, and Intradialytic Hypotension (IDH) through Pearson statistical correlation analysis. Vital signs data of about 32 patients were taken for analysis. Experimental results show significant affiliations of vital signs of Sepsis and IDH with average correlation coefficient of 0.9 and 0.58, respectively. The stability of the mentioned correlation is about 75% and 90%, respectively
Frequency of etiologies of acute kidney injury in Faisalabad and surrounding districts
Background: To find out the causes of Acute Kidney Injury (AKI) in population.Methods: A total of 150 patients were enrolled from medical, surgical, gynecology and obstetrics units of Allied Hospital and Madinah Teaching Hospital, Faisalabad, Pakistan. History, physical examination and investigations were recorded on specially designed proforma. Patients were evaluated to find out the etiologies of AKI. All patients were subjected to urine analysis, complete blood count, blood biochemistry (urea, creatinine, electrolytes, uric acid, calcium and phosphorus) and ultrasound scan of the abdomen and pelvis. Renal biopsy, immunological assays, such as hepatitis B surface antigen, anti-hepatitis C virus antibody, complements level, antinuclear antibody, anti-double-stranded DNA, anti-neutrophil cytoplasmic antibody and anti-glomerular basement membrane antibody were performed in selected cases.Results: Male (36%) and female (64%). Pre-renal AKI was most common and was reported in 80 patients (53.33%). Intrinsic Renal azotemia in 56 patients (37.33%). Post renal azotemia in 14 patients (9.33%). Among 80 patients of prerenal AKI, hemorrhage in 45(56.25%), gastroenteritis in 16(20%), sepsis in 8(10%), cardiac diseases in 4(5%), hepatorenal syndrome in 3 (3.75%), peritonitis in 2 (2.50%) and burns in 2(2.50%) were the main causes of Pre-renal AKI. Among 56 patients of intrinsic renal AKI, 40(71.4%) had acute tubular necrosis (ATN), 12(21.4%) with multifactorial causes and 4(7.14%) were found to have glomerulonephritis. Among 14 patients of post renal AKI, 6(42.9%) were having calculi, 6(42.9%) were to have enlarged prostate and 2(4.3%) were having stricture urethra. In this study, contribution of obstetrical, medical and surgical etiologies were recorded as 40%, 36% and 20% respectively.Conclusions: In contrast to study reported from neighbouring country, this study shows rather increase in pregnancy related AKI
A qualitative evaluation of patients understanding, expectations and experiences with HIV/AIDS treatment
Background: Treatment understanding and experiences are vital to determine HIV patientsâ adherence and retention to care. Methods: In-depth patient interviews were audio-recorded, with a prior verbal and written consent and subjected to a thematic content analysis framework for data analysis. Results: Though majority of participants believed in Antiretroviral Therapy (ART) as the most effective way of treatment, they were greatly worried about its toxicities. Disease understanding and peer influence were regarded as the main reasons for treatment initiation; whereas, perceived side effects and lack of support system were among the main reasons associated with treatment delay. Almost all the patients experienced toxicities due to ARTs and viewed it negatively impacting their quality of life. Conclusion: It is vital for People Living with HIV/AIDS (PLWHA) to be retained in care; hence, the provision of optimal care with greater support to overcome treatment challenges must be focused in any HIV program
Penukaran kod dalam korpus hansard Malaysia: analisis berpandukan korpus
Peraturan 8 dalam Peraturan-Peraturan Majlis Mesyuarat Dewan Rakyat, Parlimen Malaysia
berdasarkan perkara 62(1) memperuntukkan bahawa âBahasa rasmi Majlis ialah Bahasa Malaysia,
tetapi Tuan Yang di-Pertua boleh membenarkan penggunaan Bahasa Inggerisâ. Hal ini
menunjukkan bahawa bahasa Melayu ialah bahasa rasmi serta mempunyai status yang sangat
tinggi dalam Dewan Rakyat. Walau bagaimanapun, terdapat laporan akhbar yang menyatakan
bahawa status bahasa Melayu semakin âlayuâ atau lemah di parlimen dan ahli Dewan Rakyat lebih
gemar menggunakan bahasa Inggeris. Ahli-ahli parlimen dikatakan acapkali menggunakan
penukaran kod yang melibatkan penggunaan bahasa Melayu dan bahasa Inggeris. Lantaran itu,
kajian ini ingin mengenal pasti serta meneliti pola penukaran kod dalam teks parlimen 13, Dewan
Rakyat. Kajian ini turut menjelaskan trend penukaran kod yang terdapat dalam perbahasan di
parlimen. Data yang digunakan adalah berbentuk penukaran kod yang terdiri daripada bahasa
Melayu dan bahasa Inggeris daripada Hansard Malaysia, Parlimen 13 yang mengandungi empat
penggal yang terdiri daripada 224 fail mesyuarat. Kaedah analisis berpandukan korpus telah
digunakan oleh pengkaji bagi meneliti trend penukaran kod dalam teks parlimen. Kerangka model
kekangan morfem bebas oleh Poplack (1980) telah digunakan bagi menentukan serta mengenal
pasti penukaran kod yang terdapat dalam teks parlimen. Dapatan kajian menunjukkan terdapat
peningkatan dalam penukaran kod daripada bahasa Melayu ke bahasa Inggeris dalam teks
parlimen 13. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan jumlah penggunaan bahasa Inggeris
yang semakin menaik dari penggal 1 hingga penggal 4. Hal ini dengan jelas memperlihatkan
bahawa ahli-ahli parlimen dalam Dewan Rakyat banyak menggunakan penukaran kod dalam
perbahasan dan secara tidak langsung semakin gemar menggunakan bahasa Inggeris berbanding bahasa Melayu. Perkara ini adalah bercanggah serta memberi kesan kepada status penggunaan
bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi Majlis yang termaktub dalam peraturan-perturan Majlis
Mesyuarat Dewan Rakyat
- âŠ