336 research outputs found

    Ipteks Perlakuan Akuntansi terhadap Pengukuran Aset Tetap pada Kantor Lurah Kleak

    Full text link
    Fixed assets are tangible assets owned by the company or agency in question not for sale, but to assist the operational activities of an agency and have a useful life of more than one year. The kleak village office has several supporting factors in conducting operational activities, one of which in the form of office equipment. This study aims to determine wherher the village office has measured fixed assets based on applicable financial accounting standards. Based on the data that the author obtained it can seen that the village office has not measured fixed assets in accordance with PSAK No. 16

    Kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di kabupaten kepulauan Talaud

    Get PDF
    Kontribusi adalah sebesar pengaruh atau peran serta penerimaan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD), dapat dikatakan juga kontribusi retribusi daerah adalah seberapa besar kontribusi yang dapat sumbangkan dari penerimaan retribusi terhadap besarnya pendapatan asli daerah (PAD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di kabupaten kepulauan Talaud. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yg diolah adalah data penerima pajak kendaraan bermotor dan pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2017-3019 yang didapatkan dari laporan tahunan UPT Badan (UPTB) Tahuna Samsat pembantu Talaud. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung bagi hasil pajak kendaraan bermotor dengan pendapatan asli daerah dengan dikali 100%. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari penelitian ini dimana pada tahun 2017 pajak kendaraan bermotor berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 10,42% tahun 2018 sebesar 11,50% dan tahun 2019 sebesar 9,98% dengan rata 10

    ANALISIS KETAHANAN ELEKTRODA PADA MENARA PANCAR ULANG

    Get PDF

    Model Prediksi Kecelakaan Sepeda Motor Pada Jalan Nasional Ruas 094-098 (Surabaya – Malang)

    Get PDF
    Peningkatan jumlah kendaraan bermotor khususnya sepeda motor diimbangi pula dengan meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Seperti diketahui, kecelakaan lalu lintas pada dasarnya bergantung pada empat faktor yang saling terkait: perilaku manusia, efisiensi kendaraan, kondisi lingkungan, dan karakteristik infrastruktur. Namun, sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh tiga faktor pertama, hampir selalu karena perilaku pengguna yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan perilaku sosial ekonomi pengendara sepeda motor terhadap intensitas kecelakaan. Lokasi penelitian berada di Jalan Nasional Pandaan-Purwosari Kabupaten Pasuruan Seksi 094 098 (Surabaya-Malang). Survey dilakukan dengan metode survey wawancara dan kuesioner dengan purposive sampling, dengan jumlah responden tiga ratus empat puluh responden adalah pengendara sepeda motor yang pernah mengalami kecelakaan diruas jalan ini, Metode penelitian yang digunakan adalah—analisis data menggunakan Structure Equation Modeling (SEM), dengan software SmartPLS (Partial Least Square). Hasil pemodelan kecelakaan Y=0.299X1+0.154X2+0.077X3+0.554X4. Pengaruh terbesar pertama terhadap peluang terjadinya kecelakaan adalah karakteristik perilaku berkendara (X4) melebihi kecepatan (X4.10). Semakin sering pengendara melebihi tingkat, semakin tinggi kemungkinan kecelakaan. Pengaruh paling signifikan kedua dari karakteristik sosial ekonomi (X1) adalah indikator usia (X1.2), semakin banyak mobilitas di usia produktif, semakin tinggi risiko kecelakaan. Perlunya perhatian lebih dari instansi terkait untuk menurunkan angka kecelakaan, seperti melakukan penyuluhan terkait pentingnya keselamatan berkendara, memberi tanda daerah rawan kecelakaan dan menambah spanduk peringatan untuk tidak melebihi kecepatan saat berkendara

    ANALISIS KUALITAS DAYA LISTRIK PADA ALAT BENGKEL

    Get PDF
    ABSTRAKGangguan kualitas daya listrik menjadi sebuah permasalahan karena menyebabkan kerusakan dan penurunan kinerja peralatan elektronik. Termasuk gangguan kualitas daya pada bengkel yang disebabkan oleh beban non linear dan menjadikan gelombang distorsi. Arus dan tegangan akan mengandung harmonik yang menjadi penyebab buruknya kualitas daya dan terjadi rugi-rugi daya. Kualitas daya perlu diperhatikan, tegangan yang kurang stabil mengakibatkan kerusakan komponen alat yang mudah terganggu karena perubahan tegangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas daya bengkel untuk mendapatkan besarnya nilai faktor daya dan harmonik. Alat yang digunakan untuk pengukuran yaitu Power Quality Analyzer (Clamp On Power Hi Tester Hioki seri 3286-20)

    Evaluasi Keberhasilan Program Ib Sapi Peranakan Limousin Pada Paritas Yang Berbeda Di Kecamatan Silo Kabupaten Jember

    Get PDF
    Kesimpulan Evaluasi keberhasilan program IB Sapi Peranakan Limousin Kecamatan Silo Kabupaten Jember jika dilihat dari tampilan reproduksinya yakni S/C sebesar 2,02±0,54 Hasil analisis statististik menunjukkan bahwa tidak perbedaan yang sangat nyata pada masing-masing perlakuan atau dalam paritas yang berbeda, dalam hal ini paritas tidak berpengaruh terhadap penilaian S/C pada masing-masing paritas. Nilai CR sebesar 38,82% ± 24,59 dengan nilai CR terbaik pada paritas 4 sebesar 58,75±35,67. DO sebesar 132,4±24,5, dan hasil statistika menunjukkan bahwa faktor paritas berpengaruh sangat nyata besar terhadap nilai DO. CI sebesar 421±50,14, paritas juga berpengaruh sangat nyata terhadap nilai CI. rataan CI terbaik terdapat pada paritas 2 sedangkan rataan CI terburuk terdapat pada paritas 6. Pregnancy Rate sebesar 50,97%, dan Mortality Rate sebesar 6,62%. 5.2 Saran Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai keberhasilan program IB pada dataran terendah dan tertinggi di Kecamatan Silo untuk mengetahui daerah-daerah yang berpotensi besar untuk selanjutnya lebih ditingkatkan lagi mengenai manajemen pemeliharaan Sapi Peranakan Limousin di Kecamatan Sil

    Pengaruh Waktu Pengecambahan Terhadap Nilai Nutrisi Biji Asam (Thamarindus Indica L.) Sebagai Bahan Pakan Ternak

    Get PDF
    Pakan merupakan kebutuhan primer dunia usaha peternakan dimana dalam budidaya ternak secara intensif biaya pakan mencapai sekitar 70% dari total biaya produksi, sehingga harga bahan pakan sangat menentukan biaya produksi. Harga pakan unggas yang semakin lama semakin mahal disebabkan dari bahan pakan penyusun ransum masih bergantung dari impor terutama tepung ikan dan bungkil kedelai. Menekan biaya produksi, dibutuhkan bahan baku yang cukup murah dan mudah didapat dengan gizi yang cukup. Salah satu cara memecahkan kendala tersebut dengan memanfaatkan limbah pertanian sepeti biji asam yang memiliki ketersediaan yang cukup melimpah dan kandungan nutrisi yang terkandung juga cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan baku pakan, namun mengandung senyawa anti nutrisi. Teknologi pengolahan secara pengecambahan dengan 2 metode (epigeal dan hipogeal) akan dapat meningkatkan nilai nutrisi dan menurunkan anti nutrisi yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengecambahan terhadap nilai nutrisi biji asam sebagai bahan pakan unggas. Selain itu juga meningkatkan nilai nutrisi dan menghilangkan antinutrisi yang tekandung dalam biji asam yang dipengaruhi 2 jenis pengecambahan. Penelitian ini berguna dalam peningkatan nilai nutrisi biji asam melalui proses pengecambahan sebagai bahan baku pakan lokal alternatif, menghilangkan atau mengurangi kandungan senyawa zat anti nutrisi dalam biji asam. Materi dari penelitian ini adalah biji asam adalah Thamarindus indica L. atau dikenal dengan asam jawa yang dibeli di Dusun Jungcang-cang, Pamekasan, Madura. Jumlah biji asam yang digunakan sebanyak 10 kg. Jumlah penggunaannya untuk pengecambahan biji asam sebanyak 3 g/kg biji asam. Terdapat tiga variabel yang diamati yaitu kandungan BK, PK, LK, SK, GE, Ca, P biji asam sebelum dan sesudah pengecambahan dengan analisis proksimat, kerapatan jenis biji asam dengan uji densitas dan kandungan tannin. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan analisis variansi (ANOVA) dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil analisis statistik rataan kandungan zat makanan biji asam jawa (Thamarindus Indica L.) diurutkan dari nilai tertinggi dan terendah dimulai dari Bahan Kering dengan urutan nilai perlakuan P0(94.477±0,248 c ), P2(92,522 ± 0,144), P1(92,187 ± 0,335) dan P3(90,676 ± 1,190). Protein Kasar dengan urutan nilai P0(15.977 ± 0,299 c),P1(12,049 ± 0,044) dan P2(11,834 ± 0,065) dan P3(11,599 ± 0,199). Serat Kasar dengan urutan nilai P2(4,724 ± 0,008),P1(4,705 ± 0,021),P3(4,622 ± 0,061) dan P0(4,621 ± 0,025). Lemak Kasar dengan urutan nilai P0 (6,661 ± 0,075), P2(5,769 ± 0,009), P1(5,749 ± 0,021) dan P3(5,655 ± 0,074). Kalsium dengan urutan nilai P0 (1,061 ± 0,003 d), P1(0,968 ± 0,003), P2 (0,888 ± 0,001) dan P3 (0,798 ± 0,011). Fosfor dengan urutan nilai P0(0,295 ± 0,003 d).P1(0,267 ± 0,001), P2 (0,222 ± 0,000) dan P3 (0,209 ± 0,003).Gross Energy dengan urutan nilai P0(3967,335 ± 10,803 c), P2 (3905,000 ± 6,083) , P1 (3861,700 ±14,029), P3 (3802,200 ± 49,963). Urutan rataan Kandungan Tannin diurutkan dari yang tertinggi didapat pada perlakuan P3 (0,9076 ± 0,0053), P2 (0,2499 ± 0,0003), P1 (0,2213 ± 0,0008) dan P0 (0,0284 ± 0,0001). Urutan rataan nilai densitas diurutkan dari yang tertinggi didapat dari perlakuan P2 (634,822 ± 0,96 d), P1 (632,723 ± 2,30 c), P3 (624,744 ± 9,01 b) dan P0(448,419 ± 1,86a). Analisis statisik perlakuan memberi pengaruh sangat nyata (P<0,01)terhadap kadar air, member pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan zat makanan, tannin dan densitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh waktu pengecambahan biji asam (Thamarindus indica L.) dapat meningkatkan kandungan zat makanan (Bahan Kering, Lemak Kasar, Protein Kasar, Serat Kasar, Kalsium, Phosfor, Gross energy) dan menurunkan kandungan zat anti nutrisi

    Pengaruh Bobot Doc (Day Old Chick) Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan, Konversi Pakan Dan Persentase Karkas Ayam Pedaging Pada Kandang Open House

    Get PDF
    Ayam pedaging merupakan ternak unggas yang banyak digemari oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu banyak yang membudidayakan atau memelihara ayam pedaging sebagai usaha ternak. Daging ayam merupakan salah satu protein hewani yang dapat memberikan gizi pada kebutuhan tubuh manusia. Selain memiliki harga terjangkau, produk dari ayam pedaging juga memiliki protein yang tinggi. Keunggulan yang dimiliki ayam ras pedaging yaitu dapat dipanen dengan waktu yang relatif singkat 4-5 minggu dan dengan bobot badan yaitu 1,5 – 2 kg per ekornya. Ayam ini memiliki tekstur daging yang empuk, efisiensi pakan tinggi, pertambahan bobot badan cepat, konversi pakan kecil dan ukuran badan yang besar. Keberhasilan dalam usaha peternakan dipengaruhi oleh 3 faktor produksi yaitu bibit, pakan, dan manajemen pemeliharaan. Bibit yang dimaksud adalah DOC viii (day old chick) atau anak ayam umur sehari yang mana jika dalam pemeliharaan dilakukan manajemen yang baik akan menghasilkan performa ayam unggul dan menghasilkan produk berupa daging. Penelitian dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 23 September 2020 sampai 28 Oktober 2020. Penelitian dilaksanakan secara berkelompok dengan S2 pada kandang open house selama 35 hari di Peternakan Indra Jaya Farm milik Bapak Sumardi yang beralamatkan di Dusun Bendilwuni RT 22 RW 01, Desa Kademangan, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari perbedaan bobot DOC pada kandang open house terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan (PBB), konversi pakan dan persentase karkas ayam pedaging. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber kajian ilmiah dan sebagai bahan informasi kepada peternak tentang pengaruh bobot DOC pada kandang open house terhadap performa dan persentase karkas ayam pedaging. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam pedaging strain Cobb CP707 produksi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm umur 1 hari sebanyak 126 ekor tanpa dibedakan jenis kelaminnya dengan waktu pemeliharaan selama 35 hari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan atau eksperimental yang dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 7 kali ulangan, sehingga terdapat 21 unit kandang percobaan. Masing – masing unit kandang percobaan terdapat 6 ekor ayam pedaging. Perlakuan yang diberikan yaitu P1 (bobot DOC 50 gram). Variabel yang diamati yaitu konsumsi pakan, ix pertambahan bobot badan (PBB), konversi pakan dan persentase karkas. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) apabila hasil yang didapat memiliki perbedaan pengaruh maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan bobot DOC pada kandang open house memberikan pengaruh yang sangat nyata (P0,05) terhadap konversi pakan dan persentase karkas ayam pedaging. Rataan konversi pakan yang dihasilkan pada penelitian ini adalah P1 (1,59 ± 0,113), P2 (1,68 ± 0,136), P3 (1,61 ± 0,097). Sedangkan hasil rataan persentase karkas yang diperoleh adalah P1 (73,74 ± 2,28)%, P2 (71,73 ± 2,67)%, P3 (71,58 ± 4,29)%. Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan ayam pedaging pada kandang open house dipengaruhi oleh besar kecilnya bobot badan DOC, namun untuk konversi pakan dan persentase karkas ayam pedaging tidak dipengaruhi oleh bobot badan DOC pada kandang open house. Sedangkan saran yang diberikan dalam pemeliharaan ayam pedaging harus memperhatikan nutrisi pakan dan suhu lingkungan disekitar kandang agar menghasilkan performa dan persentase karkas yang maksimal

    Ketepatan Pedet Jantan Hasil Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Sexing Dobel Dosis Pada Sapi Persilangan Ongole

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Palang Kabupaten Tuban dan Laboratorium Reproduksi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang dimulai pada bulan April-November 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketepatan jenis kelamin jantan hasil Inseminasi Buatan (IB) menggunakan semen sexing dobel dosis pada sapi Persilangan Ongole Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 43 ekor pedet sapi Persilangan Ongole yang lahir dari induk yang sudah di IB menggunakan semen beku non sexing sebanyak 24 ekor dan semen beku sexing sperma – Y dobel dosis sebanyak 19 ekor. Semen yang digunakan untuk penelitian ini adalah semen beku yang diproduksi langsung oleh Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Penelitian ini menggunakan dua perlakuan semen yaitu semen beku sexing sperma – Y dobel dosis dan semen beku non sexing. Straw jenis semen yang digunakan adalah semen sexing dan semen non sexing sapi Limousin dengan kode straw sexing 80545KK003 yang disimpan dalam kontainer nitrogen cair selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukan semen sexing memiliki proporsi spermatozoa berkromosom X dan Y sebesar 47,23% dan 52,77%. Selain itu kelahiran pedet berjenis kelamin jantan dan betina dari IB menggunakan semen sexing sperma - Ydobel dosis memiliki persentase 21,05% dan 78,95% sedangkan untuk semen non sexing menghasilkan pedet berjenis kelamin betina dan jantan sebesar 45,83% dan 54,17%. Parameter untuk menetukan ketepatan jenis kelamin pedet yang lahir dibandingkan dengan proporsi spermatozoa dalam semen adalah semakin kecil selisih maka tingkat keakuratan juga akan semakin tinggi. Kelahiran pedet berjenis kelamin jantan pada Sapi Persilangan Ongole yang di IB dengan menggunakan semen beku sexing sperma - Y dengan metode SGDP memiliki tingkat ketepatan jenis kelamin yang tinggi. Mengacu pada proporsi sperma - Y pada semen sexing sebesar 80,79 % dapat menghasilkan pedet dengan jenis kelamin jantan dengan persentase kelahiran sebesar 78,95 %

    Analisis Pemasaran Susu Kambing Peranakan Etawa (Pe) (Studi Kasus Di Ud. Madukara Desa Bumiaji Kota Batu)

    Get PDF
    Kambing PE adalah ternak yang dapat menghasilkan susu sekaligus daging atau disebut ternak dwiguna. Salah satu usaha peternakan yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani untuk manusia adalah susu kambing. Susu kambing masih memiliki pasar yang terbuka luas dengan pesaing yang masih terbatas sehingga susu kambing memiliki prospek yang baik jika didukung dengan pemasaran yang baik. Pemasaran merupakan salah satu parameter untuk menilai berhasil tidaknya suatu usaha, dalam suatu usaha tujuan memproduksi suatu produk yaitu menjual hasil produksi dengan harapan mendapatkan keuntungan memerlukan pihak lain yang disebut dengan lembaga pemasaran, peran lembaga sangat berpengaruh dengan rantai pemasaran. Tujuan penelitian adalah 1) menganalisa jalur pemasaran 2) mengetahui margin pemasaran 3) mengetahui efisiensi pemasaran susu kambing PE yang ada di UD. Madukara. Hasil penelitian diharapan dapat memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi pemilik usaha kambing PE mengenai pemasaran susu demi keberlangsungan usahanya. Lokasi penelitian dilakukan di peternakan Kambing PE UD. Madukara Desa Bumiaji Kota Batu selama 1 bulan yaitu dimulai tanggal 11 Desember 2018 sampai 9 Januari 2019. Metode penelitian menggunakan studi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada peternak dan lembaga pemasaran dengan kuisioner terstuktur. Pengambilan sampel lembaga pemasaran dilakukan dengan metode snowball sampling dan pemilihan responden peternak dilakukan secara purposive. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 6 saluran pemasaran susu kambing yaitu, saluran I terdiri dari: Produsen, Pedagang besar A, Pengecer A, dan Konsumen akhir. Saluran II terdiri dari: Produsen, Pedagang besar B, Pengecer B, dan Konsumen akhir. Saluran III terdiri dari: Produsen, Pedagang besar A, dan Konsumen akhir. Saluran IV terdiri dari: Produsen, Pedagang besar B, dan Konsumen akhir. Saluran V terdiri dari: Produsen, Pedagang pengecer C, D, E, dan Konsumen akhir. Saluran VI terdiri dari: Produsen kepada Konsumen akhir. Keuntungan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan untuk setiap kemasan pada lembaga pemasaran pada saluran pemasaran yaitu: saluran I: Produsen kepada Pedagang besar A : Rp 17.556 dan Rp 444 kepada Pengecer A: Rp 11.768 dan Rp 232 kepada Konsumen akhir. Saluran II: Produsen kepada Pedagang besar B: Rp 35.425 dan Rp 29.575 Pengecer B: Rp 29.962 dan Rp 38 kepada Konsumen akhir. Saluran III: Produsen kepada Pedagang besar A : Rp 17.556 dan Rp 444 kepada Konsumen akhir. Saluran IV: Produsen kepada Pedagang besar B: Rp 35.425 dan Rp 29.575 kepada Konsumen akhir. Saluran V: Produsen kepada Pengecer v C: Rp 9.688 dan Rp 312, Pengecer D: Rp 9.692 dan Rp 308, Pengecer E: Rp 9.762 dan Rp 232 kepada Konsumen akhir. Saluran VI : Produsen kepada Konsumen akhir. Share keuntungan dan share biaya lembaga pemasaran tiap saluran yaitu: saluran I: Produsen kepada Pedagang besar A : 97,53% dan 2,46% kepada Pengecer A: Rp 98,06% dan 1,93% kepada Konsumen akhir. Saluran II: Produsen kepada Pedagang besar B: 54.5% dan 45,5% kepada Pengecer B: 99,87% dan 0,12% kepada Konsumen akhir. Saluran III: Produsen kepada Pedagang besar A : 97,53% dan 2,46% kepada Konsumen akhir. Saluran IV: Produsen Pedagang besar B: 54.5% dan 45,5% kepada Konsumen akhir. Saluran V: Produsen kepada Pengecer C: 96,88% dan 3,12%, Pengecer D: 96,92% dan 3,08%, Pengecer E: 97,68 dan 2,32% Konsumen akhir. Saluran VI : Produsen kepada Konsumen akhir. Marjin tiap saluran berbeda-beda akibat dari keuntungan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Saluran I : Rp 30.000, Saluran II : Rp 95.000, Saluran III : Rp 18.000, Saluran IV : Rp 65.000 dan Saluran V : Rp 10.000. Share harga peternak yang diterima dari lembaga pemasaran berbeda-beda tergantung dari panjang pendek jalur pemasaran semakin panjang maka akan semakin kecil share peternak yang diterima dan semakin pendek maka akan semakin besar share peternak yang akan diterima. Saluran I : 50%, saluran II : 20,83%, saluran III : 63%, saluran IV : 27,77% dan saluran V : 75%. Biaya yang dikeluarkan tiap saluran pemasaran rata-rata terdiri dari biaya lemari es, kantong plastik, box susu dan transportasi dari 6 saluran pemasaran didapatkan saluran paling efisien dalam melakukan fungsi pemasaran yaitu saluran V dengan biaya, marjin terendah dan share harga peternak terbesar. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah produsen melakukan fungsi pemasaran susu kambing kepada 2 pedagang besar dan 5 pengecer sehingga didapatkan 6 saluran pemasaran dari tujuh lembaga yang berperan dalam melakukan fungsi pemasaran. Keuntungan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan, dan marjin berbeda berdasarkan panjang pendeknya saluran pemasaran dan fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. Efisiensi dalam melakukan fungsi pemasaran didapatkan pada saluran V. Disaran bagi UD. Madukara untuk (1) memilih lembaga pemasaran yang tepat sehingga volume penjualan meningkat, (2) membuat catatan keuangan sebagai acuan pemasukan dan pengeluaran dari biaya pemasaran dan biaya produksi yang dilaksanakan selama produksi dilakukan, dan (3) memperbaiki pengemasan produk sesuai dengan standar pengemasan susu
    • …
    corecore