80 research outputs found

    PENGUJIAN SOFTWARE MENGGUNAKAN METODE BOUNDARY VALUE ANALYSIS DAN DECISION TABLE TESTING

    Get PDF
    ABSTRAKKualitas produk sangat penting dalam industri pembuatan software. Kualitas produk yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengujian software sebelum suatu software dideploy ke pelanggan. Jika suatu software telah lulus uji, maka akan dapat diminimalisir terjadinya kendala pada saat software dipergunakan atau dioperasikan. Terdapat banyak metode pengujian software yang dapat digunakan, dari jenis Black Box Testing maupun jenis White Box Testing. Pada penelitian ini digunakan metode dari jenis Black Box Testing, yaitu Boundary Value Analysis dan Decision Table Testing. Sampel form yang diuji merupakan bagian dari software yang dipergunakan untuk pengelolaan Dana Pensiun untuk suatu lembaga pegelolaan dana pensiun karyawan. Sampel form yang diuji adalah form Pengajuan Klaim Manfaat Pensiun Berkala. Lalu dilakukan pengujian dengan menggunakan metode Boundary Value Analysis dan Decision Table Testing. Berdasarkan aturan proses bisnis entri dan validasi form, dibuat skenario pengujian dan data yang akan digunakan untuk menguji. Setelah melalui proses pengujian diperoleh hasil bahwa masih ada yang harus diperbaiki pada sampel form tersebut.Kata Kunci : Pengujian; Software; Boundary Value Analysis; Decision Table Testing; STL

    Peta mutu pendidikan jenjang SMP Kabupaten Karangasem : diolah dan dianalisis berdasarkan data rapor mutu tahun 2018

    Get PDF
    Dalam konsep Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP), peningkatan mutu pendidikan harus dilaksanakan dengan berbasis data yang telah dianalisis dengan akurat dan benar. Analisis data ini kemudian menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai base-line data untuk dasar merencanakan kegiatan dan program peningkatan mutu secara proporsional, akurat, dan berkelanjutan. Sekolah/madrasah adalah pelaku utama dalam proses penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Salah satu alat untuk mengkaji kemajuan peningkatan mutu sekolah secara komprehensif yang berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS). EDS sebagai salah satu komponen SPMP diharapkan dapat membangun semangat dan kultur penjaminan dan peningkatan mutu secara berkelanjutan

    OPTIMIZATION OF A NEUTRON BEAM SHAPING ASSEMBLY DESIGN FOR BNCT AND ITS DOSIMETRY SIMULATION BASED ON MCNPX

    Get PDF
    This article involves two main objectives of BNCT system. The first goal includes optimization of 30 MeV Cyclotron-based Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) beam shaping assembly. The second goal is to calculate the neutron flux and dosimetry system of BNCT in the head and neck soft tissue sarcoma. A series of simulations has been carried out using a Monte Carlo N Particle X program to find out the final composition and configuration of a beam shaping assembly design to moderate the fast neutron flux, which is generated from the thick beryllium target. The final configuration of the beam shaping assembly design includes a 39 cm aluminum moderator, 8.2 cm of lithium fluoride as a fast neutron filter and a 0.5 cm boron carbide as a thermal neutron filter. Bismuth, lead fluoride, and lead were chosen as the aperture, reflector, and gamma shielding, respectively. Epithermal neutron fluxes in the suggested design were 2.83 x 109 n/s cm-2, while other IAEA parameters for BNCT beam shaping assembly design have been satisfied. In the next step, its dosimetry for head and neck soft tissue sarcoma is simulated by varying the concentration of boron compounds in ORNL neck phantom model to obtain the optimal dosimetry results. MCNPX calculation showed that the optimal depth for thermal neutrons was 4.8 cm in tissue phantom with the maximum dose rate found in the GTV on each boron concentration variation. The irradiation time needed for this therapy were less than an hour for each level of boron concentration.Keywords: Optimization, Beam Shaping Assembly, BNCT, Dosimetry, 30 MeV Cyclotron, MCNPX. OPTIMASI DESAIN KOLIMATOR NEUTRON UNTUK SISTEM BNCT DAN UJI DOSIMETRINYA MENGGUNAKAN PROGRAM MCNPX. Telah dilakukan penelitian tentang sistem BNCT yang meliputi dua tahapan simulasi dengan menggunakan program MCNPX yaitu uji simulasi untuk optimasi desain kolimator neutron untuk sistem BNCT berbasis Siklotron 30 MeV dan uji simulasi untuk menghitung fluks neutron dan dosimetri radiasi pada kanker sarkoma jaringan lunak pada leher dan kepala. Tujuan simulasi untuk mendapatkan desain kolimator yang paling optimal dalam memoderasi fluks neutron cepat yang dihasilkan dari sistem target berilium sehingga dapat dihasilkan fluks neutron yang sesuai untuk sistem BNCT. Uji optimasi dilakukan dengan cara memvariasikan bahan dan ketebalan masing-masing komponen dalam kolimator seperi reflektor, moderator, filter neutron cepat, filter neutron thermal, filter radiasi gamma dan lubang keluaran. Desain kolimator yang diperoleh dari hasil optimasi tersusun atas moderator berbahan Al dengan ketebalan 39 cm, filter neutron cepat berbahan LiF2 setebal 8,2 cm, dan filter neutron thermal berbahan B4C setebal 0,5 cm. Untuk reflektor, filter radiasi gamma dan lubang keluaran masing-masing menggunakan bahan PbF2, Pb dan Bi. Fluks neutron epithermal yang dihasilkan dari kolimator yang didesain adalah sebesar 2,83 x 109 n/s cm-2 dan telah memenuhi seluruh parameter fluks neutron yang sesuai untuk sistem BNCT. Selanjutnya uji simulasi dosimetri pada kanker sarkoma jaringan lunak pada leher dan kepala dilakukan dengan cara memvariasikan konsentrasi senyawa boron pada model phantom leher manusia (ORNL). Selanjutnya model phantom tersebut diiradiasi dengan fluks neutron yang berasal dari kolimator yang telah didesain sebelumnya. Hasilnya, fluks neutron thermal mencapai nilai tertinggi pada kedalaman 4,8 cm di dalam model phantom leher ORNL dengan laju dosis tertinggi terletak pada area jaringan kanker. Untuk masing-masing variasi konsentrasi senyawa boron pada model phantom leher ORNL supaya dapat mematikan jaringan kanker, membutukan waktu iradiasi neutron kurang dari satu jam.Kata kunci: Optimasi, Kolimator, BNCT, Dosimetri, Siklotron 30 MeV, MCNP

    Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT. BPR TISH Sukawati Gianyar

    Full text link
    This study was aimed to investigate the effect of partially simultaneously and leadership styles, communication and physical work environment for employee morale at PT. BPR Tish Sukawati Gianyar and to determine which variables are dominant influence on employee morale. Sampling technique used is the census method with a sample size of 46 people. Observation, interviews and questionnaires were used in data collection methods. Analysis using multiple linear regression techniques. The result showed that the style of leadership, communication and physical work environment has the effect of simultaneously or partially on the morale of employees at PT. BPR Tish Sukawati Gianyar. While the variables that have a dominant influence on employee morale at PT. BPR Tish Sukawati Gianyar is variable leadership style. Related to research findings that leadership style became dominant variables that have an influence, it may be advisable for the company to pay attention to his leadership style, to be able to provide the motivation to move forward and satisfaction in the work, so that the spirit and excitement of the work can be improved

    Analisis Karakteristik Penyelesaian Masalah Matematika Siswa Berdasarkan Gaya Kognitif di Kelas VIII

    Get PDF
    This study aims to analyze the students’ mathematical problem-solving characteristics based on cognitive style that is field independent, field dependent, reflective, and impulsive. Fourty-five students of VIII grade at PGRI 5 Junior High School were involved. The students were given 4 descriptive math problems. The result showed that the characteristics of independent field cognitive style showed that could understand the problems, determined the right problem planning, careless in solving, and did not re-check the answer. The subject could solve questions faster than the specified time, but the answer was wrong. For the characteristics of field dependent cognitive style, they could understand the problems, determined the right problem planning, careless in solving, and did not re-check the answer. The subject could not solve questions on time, but the answers tended to be correct. For the characteristics of reflective cognitive style, they did not understand the problems, determined the right problem planning, quite careless in solving, and did not re-check the answer. The subject could solve questions faster than the specified time, but the answer was wrong. For the characteristics of impulsive cognitive style, they did not understand the problems, determined the right problem planning, quite careless in solving, and did not re-check the answer. The subject could solve questions on time, but the answers tended to be wrong.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik penyelesaian masalah matematika siswa berdasarkan gaya kognitif, yaitu: field independent, field dependent, reflekif dan impulsif. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII di SMP PGRI 5 Denpasar sebanyak 45 siswa. Dalam penelitian ini siswa diberikan 4 soal matematika dalam bentuk uraian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki gaya kognitif field independent dapat memahami masalah dengan baik, menentukan perencanaan masalah yang tepat, kurang teliti pada proses penyelesaian masalah dan tidak memeriksa kembali jawabannya. Mampu menyelesaikan soal lebih cepat dari waktu yang ditentukan, namun jawaban kurang tepat. Gaya kognitif field dependent, dapat memahami masalah dengan baik, menentukan perencanaan masalah yang tepat, kurang teliti pada proses penyelesaian masalah dan tidak memeriksa kembali jawabannya. Tidak mampu menyelesaikan soal tepat waktu, namun jawaban cenderung benar. Gaya kognitif reflektif, kurang memahami masalah dengan baik, menentukan perencanaan masalah yang tepat, kurang teliti pada proses penyelesaian masalah dan tidak memeriksa kembali jawabannya. Mampu menyelesaikan soal lebih cepat dari waktu yang ditentukan, namun jawaban kurang tepat. Dan gaya kognitif impulsif, kurang memahami masalah dengan baik, menentukan perencanaan masalah yang tepat, kurang teliti pada proses penyelesaian masalah dan tidak memeriksa kembali jawabannya. Mampu menyelesaikan soal tepat waktu, namun jawaban cenderung salah

    Penerapan Restorative Justice terhadap Anak sebagai Pelaku Tindak Pidana Perundungan (Bullying) melalui Media Elektronik

    Get PDF
    Untuk menekan angka Kecelakaan Lalu Lintas yang dirasakan sangat tinggi, upaya diarahkan pada penanggulangan secara komprehensif yang mencakup upaya pembinaan, pencegahan, pengaturan, dan penegakan hukum. Dalam UULAJ. Permasalahan skripsi mengenai efektifitas penerapan hukum dan dan upaya mewujudkan efektifitas penerapan hukum Pasal 310 ayat (4) Undang- Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalulintas membuat orang lain meninggal dunia. Skripsi ini, menggunakan metode penelitian hukum normatif untuk mendapatkan kesimpulan mengenai tidak efektifitasnya penerapan hukum Pasal 310 ayat (4) Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berdasarkan fakta hukum pada Putusan Nomor 22/Pid.Sus/2018/PN.Blora dan Putusan Nomor 66/Pid.B/2019/PN.Tangerang pelaku tidak menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan yang berakibat pihak keluarga korban tidak mendapatkan keadilan. Upaya mewujudkan efektifitas penerapan hukum Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan harus didukung dengan peran struktural mengenai Majelis Hakim agar lebih mempertimbangkan rasa adil bagi keluarga korban, peran substansi mengenai penetapan batasan ancaman pidana minimum pada Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan peran budaya hukum mengenai kurangnya kesadaran hukum masyarakat

    Pengaruh Model Pembelajaran CPS Berbantuan GeoGebra Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematika

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan 1)untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CPS berbantuan GeoGebra lebih baik dari pada model pembelajaran CPS; 2)untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CPS berbantuan GeoGebra lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional; 3)untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CPS lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian sebanyak 490 siswa kelas X SMAN 1 Kuta Tahun Pelajaran 2019/2020. Sampel terbagi menjadi 6 ditentukan dengan teknik random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes kemampuan berpikir kreatif dan tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Data dianalisis menggunakan uji MANOVA. Hasil analisis menunjukkan 1)Kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CPS berbantuan GeoGebra lebih baik dari pada model pembelajaran CPS; 2)Kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CPS berbantuan GeoGebra lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional; 3)Kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran CPS lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional

    Scoring rubric design to measure the ability to prove plane geometry problems not accompanied by image visualization

    Get PDF
    Proof of the type of problem not accompanied by image visualization will require a longer flow and process than proof of the kind of problem accompanied by image visualization. The ability of students to prove problems, especially problems not accompanied by image visualization, must be adequately expressed and objectively. For that, we need an instrument that can reveal the ability to prove the case of these problems. This research has successfully designed a scoring rubric that can be explicitly used to measure students' proving abilities on problems not accompanied by image visualization. Aspects developed in the scoring rubric include making image visualizations according to the information in the questions. These include sub-aspects of image accuracy and completeness of labels, initial steps of proving, preparation of conjectures, flow of proving, and support for valid arguments for statements made. Based on the validation from the experts, the scoring rubric developed was declared valid and ready to be used to measure the student's proving ability on plane geometry, proving problems not accompanied by image visualization

    PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PERUSAKAN BANGUNAN SUCI OLEH WARGA NEGARA ASING DI KEPOLISIAN RESOR BULELENG

    Get PDF
    Aktivitas orang asing di Bali, memungkinkan terjadinya benturan kepentingan dengan masyarakat setempat, bahkan terbuka kemungkinan adanya perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak pidana. Penelitian ini difokuskan untuk meneliti proses pelaksanaan, hal-hal khusus, dan kendala-kendala penyidikan tindak pidana perusakan bangunan suci oleh warga negara asing di Kepolisian Resor Buleleng.Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian hukum empiris dengan sifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif.Pelaksanaan penyidikan tindak pidana perusakan bangunan suci oleh warga negara asing di Kepolisian Resor Buleleng berjalan tidak berbeda dengan pelaksanaan penyidikan pada umumnya, hanya terdapat hal-hal khusus berkaitan dengan pemberitahuan kepada konsulat/perwakilan negara asing yang ada di Indonesia, penggunaan bahasa yang dimengerti oleh terduga/tersangka, dan hal khusus lain dalam meastikan bahwa ojek yang dirusak adalah bangunan suci. Penyelesian dilakukan dengan bekerja sama dengan kantor imigrasi, dengan menggunakan ahli bahasa, dan juga ahli agama/hukum adat

    PENGAMANAN INFORMASI DALAM RANGKA MENGAWAL GENERASI MILENIAL TOLAK ANCAMAN BERITA HOAX

    Get PDF
    Generasi Millennial atau sering disebut sebagai Generasi Y (Gen Y) merupakan kelanjutan dari Generasi X dan baby boomer. Generasi Millennial adalah generasi yang lahir antara tahun 1985-2005, sehingga sekarang berumur antara 15-35 tahun. Generasi ini disebut-sebut berada pada tahapan Revolusi Industri 4.0. Generasi millennial umumnya sebagai generasi yang mudah terpengaruh, sehingga harus lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan terutama kehidupan dalam dunia maya. Kondisi seperti ini sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, termasuk dalam hal penyebaran berita hoax. Penyebaran berita hoax merupakan tindak pidana dan dapat dipidana berdasarkan UU RI No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana jika penyebarannya dilakukan secara langsung (konvensional) dan dapat juga dipidana berdasarkan UU RI No. 11 Tahun 2008 yang telah diubah dengan UU RI No. 19 Tahun 2016 jika penyebaran berita hoax itu dilakukan melalui media elektronik. Ancaman berita hoax adalah ancaman kita bersama, karena itu semua pihak harus bersinergi dalam menangkal berita hoax melalui peran dan fungsinya masing-masing. Jika semua pihak melakukan upaya mempersempit atau menghilangkan ruang gerak bagi para pembuat hoax maka kita semua, khususnya generasi millennial akan terhindar dari ancaman-ancaman berita hoax
    • …
    corecore