52 research outputs found

    Profesionalism in Balinese Traditional Performing Art its Challenge and Opportunity

    Get PDF
    The change in paradigm of how to view and define the actuality of arts such as professionalism has caused a new discourse to appear. Currently, an artist, as the main doer of an art, does not only face the matter pertaining to how to create new creations but also the matter pertaining to the quality of life through arts. As far as the Balinese traditional performing art is concerned, professionalism which contributes to the income of an artist still matters. It is true that some artists of the Balinese traditional performing art have earned a living from the performing art they perform; however, their number is too limited. The opportunity is wide enough as the performing art has been an integrated part of the Balinese community and one form of the Balinese culture which is highly compatible. To make the opportunity come true, that is, being highly holistic professional, the Balinese traditional performing art artists should be able to face challenges and acquire support from the community and government. They should continuously make achievements and be able to read situation. The community is expected to give opportunity and support to them. In addition, the government with its political and economic strengths is expected to be able to give protection to what the artists are entitled to. Keywords: Professionalism, Maecenas, and performing art

    PENGARUH GAMELAN GONG KEBYAR TERHADAP GAMELAN LAINNYA DI BALI

    Get PDF
    Abstract : This study is to explore the influence of Gamelan Gong Kebyar to other gamelan in Bali. This topic is of primaliry interesting due to the fact that despite its recent 20th century emergence of gamelan Gong kebyar, this music ensemble has been the “ruler” of Balinese music. The populary of gamelan Gong Kebyar is not only from the quantitative perspective, but also from the qualitative aspect, which makes it the utmost priority in the performance of Balinese instrumental music. There are several interesting phenomena surrounding the gamelan Gong Kebyar and the artistest’s activities, which instigate its popularity. This phenomena relates the gamelan Gong Kebyar it self to the aesthetic concept of the artists in their production. Inquiry on gamelan Gong kebyar is shought by a physical analysis, musical aspect, function, and the community of Angklung, Semar Pegulingan, Gong Gede, dan Joged Bumbung. By employing F. Graebner’s kulturkreis concept this study discovers that four comparable gamelan are influenced by gamelan Gong Kebyar in varying degrees and intensity

    KARAWITAN KEBYAR DI BALI SUATU TINJAUAN TENTANG KETRAMPILAN DAN PENAMPILAN

    Get PDF
    Seni adalah kegiatan yang terjadi oleh proses cipta-rasa-karsa. Tidak sama tetapi tidak semuanya berbeda dengan sains dan eknologi, maka cipta dalam bidang seni mengandung pengertian terpadu antara kreatifitas, penemuan (invention), dan inovasi yang sangat dipengaruhi oleh rasa (emotion, feeling). Namun demikian logika dan daya nalar mengimbangi emosi dari waktu ke waktu dan kadang-kadang dalam kadar yang cukup tinggi. Rasa timbuk karena dorongan yang disebur karsa, dan karsa dapat bersifat personal atau kolektif tergantung dari lingkungan dan budaya masyarakat. Sebagai bagian dari aktifitas budaya, kesenian direalisasikan dalam berbagai bentuk baik berupa benda-benda kongkret seperti lukisan, patung, grafis, relief, reklame maupun peristiwa-peristiwa seperti tarian, lagu, syair, yang dinikmati melalui indra mata dan telinga. Sepintas lalu memang demikian adanya bahwa kehadiran suatu karya seni tidak lepas dari peran kedua indra tersebut. Seni music baik vocal maupun instrumental dinikmati melalui indra telinga secara auditif. Sedangkan lukisan, patung, dekorasi, relief dinikmati melalui indra mata secara visual, begitu pula teater, drama, wayang wong, calonarang dinikmati melalui indra telinga dan mata secara audio visual. Namun perlu disadari bahwa menikmati suatu karya seni tidaklah mutlak hanya mengandalkan peran panca indra semata. Setelah penangkapan dan pencerapan oleh indra tersebut, proses berlangsung dalam jiwa manusia yaitu proses psikologis dan spiritual, proses jiwa dan budi. Aktifitas dari jiwa manusia semaca ini akan melahirkan apresiasi yang dilanjutkan dengan evaluasi atau penilaian. Musik sebagai salah satu cabang seni yang memilik wujud ideal, prilaku dan fisik, secara audio dicetuskan lewat keindahan suara yang dipancarkan. Sebagai wujud visual seperti fisik instrument serta penampilan para musisi, juga menerapkan salah satu obyek penikmatan seni yang mampu memberikan kesenangan dan kepuasan bagi si penikmat. Michael Jackson seorang super star music bangsa amerika yang pada tahun 1984 mampu menyabet delapan buah Gramy Award, adalah terkenal bukan hanya karena suaranya yang nyaring, akan tetapi ia selalu dikenang dengan gaya dan penampilannya yang unik dan memikat. Begitu pula si Raja Dangdut Rhoma Irama digemari bukan hanya lantaran suaranya yang merdu, bunyi gitarnya yang nyaring, tetapi acting dan penampilan Rhoma serta para musisinya yang tergabung ke dalam Soneta Group mampu memikat penontonnya. Secara auditif music adalah suara yang merdu dan enak didengar, namun perlu disertai ungkapan music enak dilihat terutama dalam fungsinya sebagai seni tontonan (presentasi estetik

    COLLABORATION AS A MODEL OF CREATIVITY IN BALINESE CONTEMPORARY MUSIC

    Get PDF
    COLLABORATION AS A MODEL OF CREATIVITY IN BALINESE CONTEMPORARY MUSIC Oleh: I Gede Arya Sugiartha Abstract In Bali, religion, art and culture are fused with daily life. There are no religious ceremonies without art and culture. In the ceremony of Hindu Balinese Temple is well known as piodalan, usually used traditional music. The piodalan is not only as a religious festival, but also as social occasion, and a theatrical event. On this occasion, playing of traditional music is to support the religious atmosphere, to accompany the dance and the theatre. Balinese traditional music is used as personal entertainment. Playing music for the Balinese besides has religious value, also as a personal relaxation. The musician gets a wonderful experience while playing music. For Balinese musicians the terminology contemporary is understand into two dimensions such as ideology and as the concept of musical composition. As ideology the term of contemporary music is used to understand the character of compositions which usually motivated by exploration continuously to produce the new form. As the concept in Bali we have three concept creating music, classical with new arrangement, new creation, contemporer. Creativity in general can be observed from three dimensions, those are person, process, and products. Local genius Balinese Artist in Creativity, taksu (inner power), jengah (competitive pride). Collaboration is one model of creativity is often in the compose of contemporary Balinese music. Collaboration in addition to creative value in terms of process also contains the value of respect to the diversity, and equality in a parthnership. The successful in collaborating of two or more elements of musical culture can produce a art work which has the value and new nuances. Keywords: model, creativity, collaboration, contemporary musi

    Pergulatan Ideologi dalam Penciptaan Musik Kontemporer Bali

    Full text link
    Tulisan ini menelaah dinamika estetik munculnya musik-musik Bali garapan baru dengan konsep-konsep musikal yang berbeda selama kurun waktu tiga dekade terakhir ini. Kreativitas dengan pendekatan dekonstruksi ini mendapat respon yang beragam dari masyarakat setempat. Metode kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis sebagai landasan berpikir dan postmodernisme sebagai teori kunci dalam paradigma kajian ini. Bentuk kajian dilakukan dengan mengembangkan penafsiran makna melalui pendekatanteori estetika (ideologi, etnomusikologi, dan semiotika) dan dekonstruksi Jacques Derrida. Temuan hasil penelitian ini yakni bahwa kreativitas musik Bali garapan baru didorong oleh faktor internal yang meliputi ideologi seniman dan semangat baru dalam memaknai konsep-konsep pelestarian musik tradisi; dan faktor eksternal, yaitu musik Bali dalam konstelasi global. Wujud kreativitas musik ini dapat diklasifikasikan menjadi kreativitas musik kreasi baru dan kreativitas musik eksperimental. Kreativitas musik Bali garapan baru berdampak terhadap seniman pencipta, eksistensi musik Bali, dan sikap masyarakat; serta mengandung makna Perubahan budaya, kekayaan estetik, dan terbangunnya kesadaran baru

    MERAJUT KE-INDONESIAAN MELALUI KONEKTIVITAS GEO HISTORIS BIDANG SOSIAL BUDAYA

    Get PDF
    MERAJUT KE-INDONESIAAN MELALUI KONEKTIVITAS GEO HISTORIS BIDANG SOSIAL BUDAYA Oleh: I Gede Arya Sugiartha Abstrak Persoalan sosial budaya yang mengancam ke-Indonesiaan kita dewasa ini telah merasuk ke ruang publik, dari masalah politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga kemanusiaan kini menjadi ”santapan” batin sehari-hari yang dapat disaksikan melalui media masa secara bebas. Tanpa disadari pikiran kita dibelenggu, didistorsi dan distimulasi untuk ikut merespon. Peristiwa, konflik SARA, konflik senjata, disintegrasi bangsa, terorisme dan melunturnya solidaritas sosial, menjadikan jauh dari harapan ”gemah ripah loh jinawi tata titi tentrem karta raharja”. Hal ini merupakan ancaman serius yang harus diupayakan strategi penanggulangannya. Kekayaan sumber daya alam Indonesia semestinya menjadikan Indonesia mudah menjadi makmur, jika SDM kreatif mengolah dan memanfaatkannya. Mencermati realitas persoalan sosial budaya Indonesia dalam dua dekade terakhir ini sudah saatnya dilakukan redifinisi terhadap pemahaman dan perlakuan tentang sosial dan budaya. Ilmu pengetahuan modern dengan paradigma positivistik memang banyak memberikan kemudahan, tetapi kini mengalami berbagai anomali yang berdampak negatif yang harus ditata ulang hakekat makna dan realitas semesta. Anacaman secara teoritis telah ditemukan melalui kajian pakar sosial buadya Himpenindo dan DAS BIN. Strategi untuk merajut kembali ke-Indonesiaan secara geografis, sosial dan budaya dengan merekonstruksi masa lampau, untuk menyadarkan kembali dan memahami kembali kebangsaan melalui karakteristik manusia Indonesia yang suka damai, gotong-royong, saling menghargai, dan pekerja keras hingga menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kata kunci : sosial budaya, ancaman, strategi, kesadaran KNIT THROUGH INDONESIAAN CONNECTIVITY GEO HISTORICAL SOCIAL CULTURE Abstract Socio-cultural issues that threaten our Indonesiaan today has penetrated into the public sphere, from politics, economics, education, health, until humanity has now become a "fine dining" everyday inner that can be witnessed through the media freely. Without realizing our minds shackled, distorted and stimulated to participate respond. Events, racial conflict, armed conflict, disintegration, terrorism and melunturnya social solidarity, making short of expectations ”gemah ripah loh jinawi tata titi tentrem karta raharja”. This is a serious threat mitigation strategies that should be pursued. Indonesia's natural resource wealth should be easy to make Indonesia become prosperous, if the creative process, and utilize human resources. Looking at the reality of the social problems of Indonesian culture in the last two decades it was time to redefinition of the understanding and treatment of social and cultural. Modern science is positivistic paradigm gives many conveniences, but are now experiencing the negative impact of various anomalies that must be reorganized essence of the meaning and reality of the universe. Anacaman theoretically have been discovered through the study of social experts buadya Himpenindo and DAS BIN. Strategies for restoring Indonesiaan geographically, socially and culturally by reconstructing the past, for reviving and redefining human characteristics Indonesian nationhood through the love of peace, mutual help, mutual respect, and hard-working to make the Republic of Indonesia. Keywords: socio-cultural, threat, strategy, awarenes

    Karya Iringan Babak 1A Oratorium Purusadha Santa

    Get PDF
    Dikisahkan di negeri Ratnakanda, Raja Purusada baru sembuh dari luka-luka karena ia berkaul kepada Bhatara Kala bahwa ia akan menangkap seratus raja yang akan dijadikan persembahan kepada Bhatara Kala. Setelah menangkap sembilan puluh sembilan raja, ia melanjutkan penyerangannya ke negeri Singhala. Raja Jayawikrama bertekad bulat untuk menangkis serangan Raja Purusada sampai titik darah penghabisan. Raja Jayawikrama pun gugur. Selanjutnya, Raja Purusada hendak menangkap Raja Widarba. Ia berhasil menangkap Raja Widarba hidup-hidup. Ketika hendak dipersembahkan, Kala menolak dan menuntut agar Raja Hastina ditambahkan sebagai pelengkap. Untuk itu, Raja Purusada menyerang kerajaan Hastina. Sutasoma lebih memilih menyerahkan diri kepada Purusada. Akan tetapi, Dasabahu dan lain-lainnya memilih jalan perang. Karena itu, peperangan tidak dapat dihindarkan lagi. Korban berjatuhan di kedua belah pihak, termasuk gugurnya putra Sutasoma, bernama Ardhana. Dengan mengerahkan segala kesaktian sebagai inkarnasi Rudra (Siwa), Purusada menyerang Sutasoma. Namun semua senjata yang digunakan menyerang Sutasoma tiada mempan. Api berubah menjadi air, panah-panah berubah menjadi bunga-bunga. Ketika kemarahan Siwa yang menjelma dalam diri Purusada mencapai puncaknya, Indra menasihati Sutasoma agar melakukan semadi duduk dalam posisi bodhyagri. Maka muncullah senjata berlian dan seketika itu kemarahan Siwa (Rudra) berubah menjadi ketenangan sempurna. “Buddha dan Siwa tunggal dalam hakikatnya yang paling dalam”. Siwa (Rudra) meninggalkan tubuh Raja Purusada. Dengan sia-sia Raja Purusada berusaha agar Siwa (Rudra) bisa kembali merasuki dirinya karena ia belum bisa membayar kaulnya kepada Bhatara Kala. Akan tetapi, ia merasa heran karena Sutasoma tiba-tiba menyerahkan dirinya untuk dijadikan persembahan kepada Bhatara Kala. Bhatara Kala sangat gembira karena Sutasoma datang menyerahkan diri. Raja Sutasoma bersedia menjadi korban Bhatara Kala asalkan keseratus raja itu dilepaskan. Bhatara Kala memenuhi permohonan Sutasoma dan keseratus raja tawanan itu dilepaskan. Dengan garang, Bhatara Kala berubah menjadi seekor naga, lalu menelan Sutasoma, tetapi tiba-tiba ia dipenuhi dengan perasaan belas kasih dan rasa cinta sehingga ia tidak meneruskan niatnya untuk menelan Sutasoma. Ia memohon kepada Sutasoma agar diterima menjadi muridnya. Di bawah bimbingan Sutasoma, Bhatara Kala dan Purusada melakoni kehidupan sebagai bhiksu/pertapa di Gunung Mandara, dan dunia pun merasakan suatu era penuh perdamaian dan kesejahteraa

    GAMELAN BLEGANJUR DARI EKSPRESI LOKAL KE GLOBAL

    Get PDF
    This article is meant to see and analyze the phenomena of the development of gamelan Bleganjur. This discussion is focused on the development of the form, function, and the recent performance method of Bleganjur and catalyst of its development. Based on various indicators, there is an evidence that the development from local to global expression has touched various aspects of social life and instigated the development of Balinese music

    BENTUK DAN KONSEP ESTETIK MUSIK TRADISIONAL BALI

    Get PDF
    Tulisan ini mengkaji dua elemen penting dalam musik tradisional Bali, yaitu bentuk dan konsep-konsep estetiknya. Bentuk dan konsep estetik akan memberikan identitas sebuah aktualitas musik sehingga dapat dibedakan dari yang lainnya. Selain itu melalui bentuk dan konsep-konsep estetik musik tertentu, kita dapat mengenal atau membaca unsur-unsur penting dari kebudayaan masyarakat pemiliknya. Musik tradisional Bali memiliki dua bentuk, yaitu arsitektonik yang sifatnya intelektualistik atau absolut dan simbolik yang sifatnya instingtif atau relatif. Kedua bentuk ini dapat dicermati dari lima hal, yaitu sumber bunyi (instrumentasi), musikalitas, ekspresi musikal, dan tata penyajiannya. Konsep keindahan musik tradisional Bali dapat diamati secara ilmiawi (science) yaitu menilai keindahan dengan perhitungan logis melalui standar-standar estetik yang telah ada dan melalui unsur filsafat tentang keindahan menyangkut berbagai wawasan keindahan yang dipersepsi oleh manusia. Memahami bentuk dan konsep-konsep estetik adalah awal yang sangat baik dan akan menuntun seseorang yang ingin belajar tentang musik tradisional Bali

    Pergulatan Ideologi dalam Penciptaan Musik Kontemporer Bali

    Get PDF
    Tulisan ini menelaah dinamika estetik munculnya musik-musik Bali garapan baru dengan konsep-konsep musikal yang berbeda selama kurun waktu tiga dekade terakhir ini. Kreativitas dengan pendekatan dekonstruksi ini mendapat respon yang beragam dari masyarakat setempat. Metode kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis sebagai landasan berpikir dan postmodernisme sebagai teori kunci dalam paradigma kajian ini. Bentuk kajian dilakukan dengan mengembangkan penafsiran makna melalui pendekatanteori estetika (ideologi, etnomusikologi, dan semiotika) dan dekonstruksi Jacques Derrida. Temuan hasil penelitian ini yakni bahwa kreativitas musik Bali garapan baru didorong oleh faktor internal yang meliputi ideologi seniman dan semangat baru dalam memaknai konsep-konsep pelestarian musik tradisi; dan faktor eksternal, yaitu musik Bali dalam konstelasi global. Wujud kreativitas musik ini dapat diklasifikasikan menjadi kreativitas musik kreasi baru dan kreativitas musik eksperimental. Kreativitas musik Bali garapan baru berdampak terhadap seniman pencipta, eksistensi musik Bali, dan sikap masyarakat; serta mengandung makna perubahan budaya, kekayaan estetik, dan terbangunnya kesadaran baru.Kata kunci: Pergulatan ideologi, penciptaan musik, dan kontempore
    • …
    corecore