21 research outputs found

    Pengalaman Fanatisme pada Penggemar Akihabara (Akb) Grup

    Full text link
    Menjadi penggemar dari suatu grup adalah salah satu pilihan hidup individu. Salah satu hal yang biasa dilakukan penggemar adalah perilaku fanatisme. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologis yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman fanatisme pada penggemar salah satu idol group di Jepang, yaitu AKB grup. Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang. Subjek diambil dengan teknik purposive. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik eksplikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki pengalaman fanatisme yang berbeda. Awal dikenalkan AKB grup oleh kakak atau temannya, ketiga subjek memiliki penilaian masing-masing terhadap AKB grup dan evaluasi dilakukan sebelum subjek memutuskan untuk menjadi penggemar AKB grup, setelah itu ketiga subjek mengambil keputusan untuk menjadi penggemar AKB grup. Jumlah anggota AKB grup yang banyak membuat subjek memilih idola yang disukai, ketiga subjek memiliki ketertarikan interpersonal yang berbeda dalam memilih idola favoritnya, perbedaan subjek perempuan dan subjek laki-laki dalam memilih idolanya yaitu subjek perempuan cenderung melihat bagaimana sikap yang dimiliki idolanya, sedangkan subjek laki-laki cenderung memiliki ketertarikan fisik. Pengalaman subjek menjadi penggemar AKB grup mendapatkan berbagai pengaruh dari lingkungan sekitarnya, dimana pengaruh tersebut membuat ketiga subjek mengkonstruk ulang bagaimana menjadi penggemar yang baik. Perubahan dalam mendukung idolanya dirasakan ketiga subjek, hal tersebut didapat saat subjek bertemu dengan berbagai teman sesama penggemar, reaksi lingkungan sekitar, dan kemampuan diri setiap subjek tentang mendukung idolanya

    Rancangan Dan Implementasi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi

    Full text link
    EnglishField School-Integrated Crop Management (FS-ICM) was one of components withinthe National Rice Production Enhancement Program implemented by the Ministry of Agriculture in the period of 2009−2014. With the support of a large amount of budget, FS-ICM implementation was expected to have a significant impact on the increase offood production. This study aims to assess planning design and the implementation of FS-ICM on rice. This study used primary and secondary data included all information related to planning design and the implementation ofFS-ICM program at national and regional levels. Data collection was carried out by interviewing the leaders of agricultural institutions associated with activities of FS-ICM and from Focus Group Discussion (FGD) among the group and individual rice farmers at provincial and regency levels in West Java Province in the period of September−October 2014. The data and information were processed descriptively and qualitatively. The results of this study indicated that annual planning of the FS-ICM program wasin fact not based on the results of annual evaluation of the implementation and the performance of FS-ICM. During five-yearperiod, annual target of the FS-ICM had been arranged to be increased at a very high rate, regardless of the limited capacity and the unsuccessful implementation of the program. This study had also indicated that planning and implementation of FS-ICM in the field was not fully in accordance with the basic concept of ICM. The rate of adoption of ICM technology components among the rice farmers was quite low, besides the limited number and quality of agriculture extension workers to support this program.It is suggested reporting systems and socialization program improvement, well-functioning LL, encouraging the mobilization of extension, fostering local growers, establishing better coordination between central and local governments as well as implementers in the field, and also building and repairing aspects of processing, marketing and farmers groupsIndonesiaSekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) merupakan salah satu komponen dalam program Peningkatan Produksi Beras Nasional yang dilaksanakan Kementerian Pertanian pada tahun 2009−2014. Dengan dukungan anggaran yang besar, pelaksanaan SL-PTT diharapkan dapat berdampak nyata pada peningkatan produksi pangan. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji perencanaan dari implementasi kegiatan SLPTT padi sawah. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder, meliputi informasi tentang perencanaan dan implementasi SL-PTT di pusat dan daerah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan pimpinan instansi pertanian yang terkait dengan kegiatan SL-PTT serta focus group discussion (FGD) di antara kelompok tani/petani padi sawah pada tingkat provinsi dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan pada bulan September−Oktober 2014. Pengolahan data dan informasi dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan tahunan SL-PTT tidak didasarkan pada hasil evaluasi pelaksanaan dan kinerja implementasi SL-PTT di lapangan. Selama periode lima tahun, target tahunan SL-PTT terus ditambah dengan tingkat kenaikan yang tinggi, tanpa memperhatikan kemampuan daya dukung keberhasilan program. Kajian ini juga menunjukkan perencanaan dan implementasi SL-PTT di lapangan tidak mengacu sepenuhnya pada konsep dasar PTT, tingkat adopsi komponen teknologi PTT masih rendah, dan jumlah serta kualitas penyuluh pertanian terbatas untuk mendukung keberhasilan program SL-PTT ini. Implikasi kebijakan yang disarankan ialah perbaikan sistem pelaporan dan sosialisasi program, memfungsikan LL secara baik, mendorong mobilisasi penyuluh, menumbuhkan penangkar-penangkar lokal, membangun koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaksana di lapangan, serta membangun dan memperbaiki aspek pengolahan, pemasaran, dan kelembagaan kelompok tani

    Diarrhea in Children Under Five Years Old at RSUD Kota Kendari

    Get PDF
    Diarrhea is the world’s biggest cause of death for children under five years old. According to UNICEF records, every second toddler dies of diarrhea. Diarrhea is often considered a trivial disease, but according to World Health Oraganization records, diarrhea kills 2 million children in the world every year. This descriptive study used a retrospective approach and utilizes data from diarrhea case reports and medical records of diarrhea patients at RSUD Kota Kendari. The research was conducted in October 2022, and the population were all children under five years old who suffered from diarrhea and had been treated at RSUD Kota Kendari. Then the data is presented in the form of tables or graphs. The results showed that diarrhea was more common in males than females. 46 cases (51.69%) were males, and 43 (48.31%) were females. The highest case of diarrhea was found in children aged 1-4 years, with 51 cases (57.30%), and the highest increase of cases occurred in August with 21 cases. More boys were hospitalized than girls. Weather can cause diarrhea. Based on the data, the highest diarrhea rate occurred in October, when the dry season peaked and the availability of clean water was low. Based on the surveyed data, children were more susceptible to diarrhea because they were still in their infancy. Therefore their immunity was still low, and their awareness of the importance of paying attention and maintaining personal hygiene was minimal. Keywords: Diarrhea, Children, Environmental Healt

    Implementation of Innovation in Integrated Evaluation and Learning System using Outcome-Based Education Ecosystem

    Get PDF
    Purpose: Outcome-Based Education is a learning method that focuses on the output which is learning achievements. Identification and determination of the achievements is a critical point for OBE due to the methods which will affect the learning and assessment planning. The main reason for this research is to give an innovation on this system which will be implemented. Design/methodology/approach: The implementation is done by integrating three processes; curriculum design, assessment, and learning methods. Findings: OBE utilizes knowledge aspects, skills, and attitudes based on the situation of the social, economic, and academic culture. This system also synergizes four types of users Admin, Curriculum Team, Lecturer, and Students. By adopting the methods and outcome-based learning, the system achieved simplicity for the users and improved the student's knowledge of its subjects. Paper type: Research pape

    Implementation of Innovation in Integrated Evaluation and Learning System using Outcome-Based Education Ecosystem

    Get PDF
    Purpose: Outcome-Based Education is a learning method that focuses on the output which is learning achievements. Identification and determination of the achievements is a critical point for OBE due to the methods which will affect the learning and assessment planning. The main reason for this research is to give an innovation on this system which will be implemented. Design/methodology/approach: The implementation is done by integrating three processes; curriculum design, assessment, and learning methods. Findings: OBE utilizes knowledge aspects, skills, and attitudes based on the situation of the social, economic, and academic culture. This system also synergizes four types of users Admin, Curriculum Team, Lecturer, and Students. By adopting the methods and outcome-based learning, the system achieved simplicity for the users and improved the student's knowledge of its subjects. Paper type: Research pape

    Kebijakan Swasembada Pangan Berkelanjutan: Komponen Strategis dalam Perspektif Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

    Full text link
    Peranan sektor pertanian dalam ekonomi nasional masih sangat dibutuhkan terutama dalam rangka penyediaan pangan dan bahan baku industri, lapangan kerja dan pendapatan, sumber devisa, serta pengentasan kemiskinan. Dengan penduduk yang terus bertambah, penyediaan pangan juga dituntut terus meningkat dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Beberapa isu kebijakan pembangunan pertanian yang perlu dicermati antara lain (a) swasembada dan swasembada berkelanjutan komoditas beras, jagung, dan kedelai; (b) kebijakan subsidi pupuk dan harga gabah; (c) kebijakan industri dan peternakan unggas; (d) penurunan tarif impor dan liberalisasi perdagangan komoditas pertanian; (e) kebijakan peningkatan ekspor komoditas pertanian; (f) isu pengangguran dan pengentasan kemiskinan di perdesaan; dan (g) dampak kebijakan moneter dan fiskal terhadap sektor pertanian dan kesejahteraan petani. Khusus untuk pangan, pemerintah memberikan penekanan yang kuat dalam kerangka kedaulatan dan kemandirian pangan. Dalam RPJMN disebutkan sasaran utama dari penguatan pasokan pangan dan diversifikasi konsumsi pangan selama periode 2015– 2019 adalah (1) peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri; (2) peningkatan cadangan pangan pemerintah, khususnya beras dan cadangan pangan daerah; (3) peningkatan konsumsi pangan baik jumlah maupun kualitas yang ditunjukkan dengan tingkat konsumsi energi/kalori pada tahun 2019 minimal mencapai 2.150 kkal/kapita/hari, dan skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang mencapai 92,5. Sementara itu, peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi dalam negeri, yaitu (1) meningkatkan jumlah surplus produksi padi dalam negeri; (2) meningkatkan produksi kedelai terutama untuk mencukupi kebutuhan konsumsi tahu dan tempe; (3) meningkatkan produksi jagung dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak dan industri kecil; (4) meningkatkan produksi daging sapi untuk memenuhi konsumsi rumah tangga; serta (5) meningkatkan produksi gula untuk kebutuhan langsung dan industri rumah tangga. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut, Renstra Kementerian Pertanian menyebutkan salah satu kebijakannya adalah peningkatan swasembada beras dan peningkatan produksi jagung, kedelai, gula, daging, cabai, dan bawang merah. Dalam operasionalnya, Kementerian Pertanian mencanangkan program Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai (Pajale) melalui Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya yang dimulai pada tahun 2015. Sebagai unit kerja lingkup Kementerian Pertanian, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) harus mampu menyiapkan bahan kebijakan yang sifatnya antisipatif atau menjawab isu-isu dan permasalahan yang berkembang pada tahun berjalan, baik yang sensitif maupun yang bersifat klarifikasi. Kajian analisis kebijakan dan evaluasi bersifat responsif terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat, terutama yang terkait dengan aspek sosial ekonomi dan kebijakan pertanian. Agar tidak ketinggalan dan kehilangan relevansi, analisis kebijakan ini perlu dilakukan secara cepat, tepat, dan cermat sehingga diperoleh hasil kajian yang relevan untuk Perumusan kebijakan, baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Oleh karena itu, kami pimpinan PSEKP menyambut baik dilaksanakannya kegiatan Analisis Kebijakan dengan topik besar: Analisis Kebijakan Swasembada Pangan Berkelanjutan, yang kemudian hasil-hasilnya dirangkum dalam bentuk buku Kebijakan Swasembada Pangan Berkelanjutan: Komponen Strategis dalam Perspektif Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Pemilihan topik ini dipandang relevan dengan program yang dicanangkan oleh pemerintah termasuk Kementerian Pertanian. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan juga sangat ditunggu dan diharapkan berguna untuk evaluasi dan penyempurnaan kebijakan yang telah dilaksanakan serta masukan bagi kebijakan ke depan

    Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 118, Surabaya (28 – 30 Juli 2021)

    Get PDF

    Public sector performance measurement and budget allocation: An Indonesian experiment

    Get PDF
    This experiment examines how decision makers, such as members of the House of Representatives in Indonesia, use performance measures of public sector organizations in making budget allocation plans. Similar experiments in the private sector have conflicting findings in regard to decision makers' focus on either common or unique measures. Using both types of measures could raise accountability of decision makers such as members of the House especially in public sector organizations (Ndlovu, 2010). Such accountability improvement has not been seen as important in the Indonesia public sector (Sopanah, 2003)

    Studi Parameter Fisika Kimia Airuntuk Keramba Jaring Apung di Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis parameter fisika–kimia yang meliputi suhu, pH, DO, kecerahan, amoniak, nitrat, fosfor, CO2, Arus air, Kedalaman, Kecerahan dan material dasar. Dari hasil penelitian Analisis Kesesuaian Lahan Keramba Jaring Apung Di Sungai Komering Desa Serdang Menang Kabupaten OKI Sumatera Selatan bahwa untuk Stasiun 1, Stasiun 2, dan Stasiun 3 dengan nilai48 % dengan keterangan kelayakan baik. Dari hasil pengukuran parameter kualitas air didapat pH kisaran 6.6 – 6.7, suhu berkisar 24.,53 – 26.93oC, DO3.93 – 4.36 mg/l, ammonia 0.78 – 0,16 mg/l, kecerahan perairan berkisar 34.67 – 43.33 cm,CO24.53 – 5.03 mg/l, kedalaman 2.36 – 2.47 m, kecepatan arus 0.38 – 0.44 m/s, nitrat 0.37 – 0.439 mg/l, fosfat 0.009 – 0.225 mg/l dan subtrat dasar perairan adalah lumpur
    corecore