249 research outputs found
Hubungan Kinerja Perawat dalam Melakukan Asuhan Keperawatan terhadap Empati Mutu Pelayanan Keperawatan di RSIA Qurrata A’yun Samarinda
Tujuan studi: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kinerja perawat dengan empati mutu pelayanan keperawatan di RSIA Qurrata A’yun Samarinda.
Metodologi: Empati artinya memahami, Empati dalam pelayanan keperawatan adalah sesuatu hal yang memahami orang yang dilayani dengan penuh perhatian,simpatik, pengertian dan adanya keterlibatan dalam berbagai permasalahan yang dihadapi orang yang dilayani. Kinerja perawat berfungsi sebagai tolak ukur pelayanan kesehatan maka perlu untuk mengkaji tentang kinerja guna mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang sehat maupun sakit
Hasil: Peneliti menggunakan jenis pendekatan deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional dengan instrument yang digunakan adalah kuesioner dengan sampel 62 pasien dengan teknik simple random sampling. Hasil uji analisa bivariat menggunakan uji chi-square hasil p-value 0,047 < α (0,05) dan dapat disimpullkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja perawat dengan empati mutu pelayanan keperawatan.
Manfaat: Dapat menjadi media informasi dan bahan pembinaan kinerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan keperawatan sehingga dapat tercapai tingkat kepuasan pasien yang setinggi-tingginya
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SPOTTING PADA AKSEPTOR SUNTIK 3 BULAN DI BPS TITIN S MUBIN KARANGGENENG LAMONGAN
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan ibu yaitu KB suntik 3 bulan. Namun KB suntik 3 bulan mempunyai efek samping salah satunya perdarahan bercak (spotting). Studi pendahuluan di BPS Titin S Mubin, dari 10 orang yang mengalami spotting 7 orang mengatakan tidak mengerti tentang spotting. Hal ini dapat menimbulkan drop out bagi akseptor kontrasepsi suntik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang spotting pada akseptor suntik 3 bulan di BPS Titin S Mubin Karanggeneng Lamongan.
Desain penelitian ini deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor suntik 3 bulan yang melakukan kunjungan ulang di BPS Titin S Mubin sebesar 30 orang. Besar sampel 28 orang. Pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik accidental sampling. Variabel penelitian ini adalah tingkat pengetahuan akseptor suntik 3 bulan tentang spotting. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, kemudian ditampilkan secara deskriptif dengan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 responden sebagian besar (64,3%) memiliki tingkat pengetahuan baik, sebagian kecil (25,0%) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebagian kecil (10,7%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang.
Simpulan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tentang spotting pada akseptor pada suntik 3 bulan sebagian besar dikategorikan baik. Diharapkan petugas kesehatan selalu membantu ibu untuk mendapatkan informasi kesehatan khususnya tentang KB suntik 3 bulan dan efek sampingnya. Salah satunya dengan penyebaran leaflet atau brosur
Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli air sungai untuk tambak dengan harga perjam di Dusun Guyangan Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana praktik jual beli air sungai untuk tambak dengan harga perjam di Dusun Guyangan Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli air sungai untuk tambak dengan harga perjam di Dusun Guyangan Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Data penelitian ini diperoleh dari Dusun Guyangan Desa Kemlagigede sebagai obyek penelitian. Melalui observasi dan interview yang kemudian di analisis dengan metode deskriptif dengan pola berfikir induktif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktek jual beli air sungai untuk tambak dengan harga perjam disini petani memperoleh kuantitas air yang berbeda antara pembeli satu dengan pembeli lainnya padahal mereka membayar dengan harga yang sama yaitu 1 jam Rp.30.000,-. Hal ini untuk menghindari gharar dalam akad yang jelas dilarang dan kalau akad terjadi maka menjadi batal. Faktor yang mempengaruhi jual beli air sungai untuk tambak dengan harga perjam ini adalah karena kebutuhan air untuk tambak petani yang mendesak, sehingga petani membeli air dengan harga perjam, meskipun petani yang menggunakan diesel kecil ini dirugikan. Karena petani hurus membayar dengan harga yang sama tetapi petani memperoleh air tidak sama. Cara transaksi jual beli, jika di tinjau dari hukum Islam di desa Kemlagigede ini bertentangan dengan hukum Islam karena transaksi ini tidak memenuhi syarat dalam jual beli yakni penjual dan pembeli harus mengetahui kuantitas barang tersebut. Dalam jual beli air sungai untuk tambak dengan harga perjam, hendaknya harganya berbeda antara diesel besar dengan diesel kecil, karena perolehan kuantitas airnya berbeda jadi harganya juga harus berbeda. Dan di harapkan masyarakat Dusun Guyangan Desa Kemlagigede Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan terutama yang
melakukan transaksi jual beli tersebut agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang cara-cara jual beli tersebut menjadi lebih sempurna. Dan sesuai dengan dengan yang digariskan oleh Islam
ANALISIS KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA DI KECAMATAN GANDAPURA KABUPATEN BIREUEN
This study examined the influence of income, the number of family members, education, and economic empowerment on the level of family welfare in the Gandapura subdistrict. The data analysis method used was Multiple Linear Regression with the help of SPSS with the acquisition of data from the distribution of questionnaires with a total of 100 respondents. The results of multiple linear regression analysis indicated that income affects the level of family welfare, the number of family members affects the level of family welfare, and education affects the level of family welfare. The results accepted Ha and rejected H0, which means that simultaneously, income, number of family members, education, and economic empowerment significantly affect the level of family welfare in the Gandapura subdistrict
Peranan Guru dalam Membangkitkan Minat Belajar Peserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah (MI) DDI Gattareng Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru”
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa terdapat persentase rata-rata sebesar
46,16% atas kategori jawaban sangat setuju, 34,76 atas kategori jawaban setuju,
15,16% atas kategori jawaban kurang setuju, dan 3,8% atas kategori jawaban tidak
setuju, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta didik pada umumnya di
Madrasah Ibtidaiyah (MI) DDI Gattareng Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
mengaku sangat setuju atas munculnya minat belajar karena adanya faktor dalam diri
maupun dari luar diri peserta didik. Demikian pula, bahwa terdapat persentase ratarata
sebesar 43,93% atas kategori jawaban sangat sering, 44,69% atas kategori
jawaban sering, 9,85% atas kategori jawaban kadang-kadang, dan 1,52% atas
kategori jawaban tidak pernah, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa guru
sering memainkan perannya secara optimal sebagai sumber belajar, fasilitator,
pengelola, demontrator, pembimbing, motivator, dan evaluator untuk membangkitkan
minat belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah DDI Gattareng Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa terdapat persentase rata-rata sebesar
46,16% atas kategori jawaban sangat setuju, 34,76 atas kategori jawaban setuju,
15,16% atas kategori jawaban kurang setuju, dan 3,8% atas kategori jawaban tidak
setuju, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta didik pada umumnya di
Madrasah Ibtidaiyah (MI) DDI Gattareng Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
mengaku sangat setuju atas munculnya minat belajar karena adanya faktor dalam diri
maupun dari luar diri peserta didik. Demikian pula, bahwa terdapat persentase ratarata
sebesar 43,93% atas kategori jawaban sangat sering, 44,69% atas kategori
jawaban sering, 9,85% atas kategori jawaban kadang-kadang, dan 1,52% atas
kategori jawaban tidak pernah, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa guru
sering memainkan perannya secara optimal sebagai sumber belajar, fasilitator,
pengelola, demontrator, pembimbing, motivator, dan evaluator untuk membangkitkan
minat belajar peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah DDI Gattareng Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru
TRADISI DAN NILAI BUDAYA PEMBACAAN KITAB ALBARZANJI
           In indonesia Berzanji or dibaan is an activity that has uniqueness in terms of reading and also has high values in each rhyme or nadhom. Cultural values includes the religious values of Iman, social values that built to strengthen the t6ies of Islamic brotherhood when read the book albarzanji or diba’, personality values that can be revealed from the understanding of the content of it that describes the prophet Muhammad as the exemplary figure that can be the role model of all his behavior, and the educational values for young generation they have to preserve from the culture of reading barzanji or dibaan. Those values are in accordance with national character of Indonesia, togetherness, having good moral and good personality and always preserve in keeping this great tradition from time to time.Keywords: albarzanji , reading , cultural value
Profesionalismne Pustakawan dalam Penguasaan Teknologi Informasi di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pangkep
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme pustakawan dalam menguasai teknologi informasi dalam hal ini tentang operasional sistem, integrasi sistem dengan tugas pokok pustakawan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Pangkep sudah cukup dikuasai, dapat dilihat pada kompetensi umum pustakawan dalam menguasai teknologi yaitu pada profesionalisme pustakawan dalam mengoperasikan komputer dasar, menyusun rencana kerja, dan membuat laporan kerja, begitupun dari kompetensi inti pustakwan dalam menguasai teknologi dapat dilihat pada profesionalisme pustakawan dalam pengembangan koleksi, pengolahan koleksi, pelayanan, dan promosi perpustakaan, dan dalam hal kompetensi khusus pustakwan dalam menguasai teknologi dapat dilihat pada profesionalisme pustakawan dalam melestarikan bahan pustaka dan mendesain tata ruang dan perabot perpustakaan belum bisa dilakukan karena memiliki keahlian teknis serta tidak paham dengan prinsip-prinsip yang utama dalam mendesain sebuah gedung perpustakaan, dan merancang tata ruang dan perabotan perpustakaan, karena itu punya kerumitan dalam menganalisis dan merancangnya. Adapun yang menjadi saran ialah pentingnya ada upaya peningkatan kompetensi dibidang teknis, khususnya terkait penguasaan teknologi informasi. Bagi penentu kebijakan baik tingkat daerah sampai ditingkat internal Kantor Perpustakaan dan Arsip Daaerah Kabupaten Pangkep, untuk menambah tenaga pustakawan agar program-pragram yang ada bisa dilaksanakan sesuai dengan kapasitas jumlah tenaga perpustakaan, serta sedini mungkin perpustakaan daerah harus lebih meningkatkan lagi Sumber Daya Manusianya dalam menghadapi era teknologi informasi
- …