399 research outputs found

    Kegiatan Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) Di RW–010, Kelurahan Leuwinanggung Kecamatan Tapos Kota Depok Jawa Barat

    Get PDF
    Menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam lingkungan masyarakat, keluarga sangat penting untuk dilakukan karena memiliki manfaat yakni mencegah penyakit infeksi, mendukung produktivitas, mendukung tumbuh kembang anak, melestarikan kebersihan dan keindahan lingkungan. Realitanya, masih banyak orang yang kurang memperhatikan pentingnya PHBS bagi kesehatan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. PHBS dapat diterapkan di lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat umum. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberikan penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat karena program ini masih kurang dilakukan masyarakat diantaranya pemilahan sampah organik dan anorganik di rumah tangga dan bagaimana cara cuci tangan yang benar. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan kepada masyarakat di Kelurahan Leuwinanggung Kecamatan Tapos Kota Depok Jawa Barat (khususnya  wilayah  RW 010 ( RT 01,RT 02,RT 03 dan RT 04). Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara sosialisasi dan memberikan pendampingan pada masyarakat secara langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan checklist ( daftar pertanyaan wawancara) dan Observasi langsung  mendatangi masyarakat sekitar nya untuk mencari data. Hasil dari pengabdian masyarakat ini sangat positif dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dalam meminimalkan dan menghasilkan sampah dengan melakukan proses daur ulang sampah dengan pengelolaan sampah berbasis masyarakat

    Penyuluhan Penerapan untuk Peningkatan Budaya K3 di tempat kerja di PT XYZ, Karang Ampel, Indramayu

    Get PDF
    Pentingnya penerapan Program peningkatan Budaya K3 di tempat kerja di  PT XYZ, Karang Ampel, Indramayu”sudah seharusnya menjadi kebiasaan sehari-hari. Budaya K3  yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan pekerjaan,  yang menjadi tantangan besar bagi seorang pemimpin keselamatan dalam membangun budaya K3 di tempat kerja, karena mereka harus mengubah kebiasaan banyak orang. Tidak  dapat  disangkal  hingga   kini  aspek  "kesehatan  dan keselamatan  kerja (K-3) belum mendapat perhatian  serius  di  Indonesia. Kalaupun  hal  tersebut sering dibicarakan   diberbagai  seminar  dan   diskusi, umumnya  tidak disertai dengan konsep implementasi yang jelas dan konkrit. Kenyataan  ini tentu tidak  akan menguntungkan bagi Indonesia di masa mendatang, sebab masalah tersebut sejak dua dekade silam sudah  menjadi  isu internasional  yang serius, karena berkaitan erat dengan berbagai masalah lainnya  yang kini mendapat sorotan dunia. . Pembinaan Peningkatan Budaya K3 di tempat kerja di  PT XYZ, Karang Ampel, Indramayu”dapat dilakukan dalam bentuk program sebagai bentuk perwujudan pemberian pengalaman pengetahuan atau menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sekitar operasional PT.XYZ, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat menerapkan Budaya K3 tidak bisa dibentuk oleh satu individu, tetapi harus melibatkan semua orang yang ada di dalam organisasi atau perusahaan. Budaya keselamatan (Safety Culture) harus dilaksanakan oleh seluruh sumber daya yang ada, pada seluruh tingkatan dan tidak hanya berlaku untuk pekerja saja. Dari  aspek  penggunaan teknologi,  misalnya  perkembangan teknologi  industri yang  maju  dengan  pesat  disatu sisi telah memberikan manfaat luar biasa bagi kehidupan ummat manusia. Namun disisi  lain teknologi juga menebar beraneka ragam ancaman serius bagi  kesehatan  dan  keselamatan  masyarakat, terutama bagi para pekerja dan lingkungan sekitar lokasi industri. Potensi ancaman terhadap  kesehatan  dan  keselamatan  kerja  tersebut ada yang "latent"   ada   pula   yang   "manifest."   Begitu  pula  proses kemunculannya ada yang berlangsung gradual  ada pula yang muncul spontan. Dari  sudut konfigurasi  ketenaga-kerjaan tampilnya "kelompok pekerja profesional" sebagai elemen  vital bagi kelangsungan dan kemajuan perusahaan, mendorong perlunya perhatian serius terhadap kelompok  pekerja, baik demi kelangsungan perusahaan maupun demi peningkatan produktivitas..Dalam  industri  modern,  posisi  pekerja  profesional memang menjadi   faktor penentu  mati  hidupnya  perusahaan.  Sementara mendidik  pekerja  menjadi profesional  selain membutuhkan biaya tinggi juga waktu panjang. Karena itu demi menopang kehidupan danperkembangan  perusahaan  aspek  kesehatan dan keselamatan kerja perlu perhatian serius agar kualitas para pekerja tidak mengalami degradasi. Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara sosialisasi dan memberikan pendampingan pada pekerja secara langsung. Observasi langsung berdiskusi dengan pekerja Hasil dari pengabdian masyarakat ini sangat positif dalam meningkatkan Implementasi Budaya K3 (Budaya Keselamatan / Safety Culture), budaya K3  dibangun atas komitmen bersama, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan  kerja  (SMK3)  yang mumpuni, dan persepsi bersama yang menekankan pentingnya K3, sehingga membentuk kebiasaan keselamatan kerja ( SafetyCulture)yang berkesinambungan

    Intervensi Pemberian Edukasi 5R Pada Pekerja Pembangunan Rusunami DP 0 Rupiah PT Yodya Karya Cilangkap

    Get PDF
    Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mendirikan suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, biaya, tenaga kerja, material dan peralatan. Perusahaan konstruksi sering kali memandang sebelah mata tempat kerja sebagai saranan untuk menciptakan penghasilan. Terkadang perusahaan yang sedang berkembang sering kali kurang memperhatikan hal-hal yang mendasar ini juga dapat mempengaruhi terhadap kualitas dan produktifitas pada perusahaan. Perusahaan dikatakan baik apabila membuat area kerja berjalan lebih terorganisir. Untuk menciptakan lingkungan yang bersih, rapi, aman dan nyaman sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964, maka pemeliharaan ketatarumahtanggan yang baik perlu diterapkan ditempat kerja. Salah satu usaha untuk menerapkan housekeeping yang baik adalah penerapan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) di tempat kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui program edukasi 5R pada pekerja di PT Yodya Karya Proyek Pembangunan Rusunami DP 0 Rupiah Cilangkap, Jakarta. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif  deskriptif melalui observasi dan wawancara yang mendalam dengan informan. Seluruh pekerja proyek yang berjumlah 4 orang menjadi informan dalam penelitian ini. Interview dan observasi dilakukan oleh peneliti sebelum dan setelah pemberian intervensi edukasi 5R kepada para informan. Data yang diperoleh dari wawancara kemudian dianalisis dengan metode triangulasi dan pembandingan. Penelitian ini menemukan terjadi peningkatan pemahaman dan kepatuhan informan dalam penerapan 5R di proyek. Disarankan kepada pemilik proyek untuk memberikan edukasi 5R secara berkesinambungan dan pengawasan penerapan 5R di lokasi proyek

    Kajian Nilai-Nilai Pancasila di Sektor Perbankan: Peningkatan Peran Perbankan dalam Pemerataan sebagai Wujud dari Keadilan Sosial di Perekonomian Indonesia

    Full text link
    This study aims to determine the role of Pancasila values in the banking sector in order to achieve social justice in the form of equity, both of which are applied in the UU pokok perbankan and UU pokok Bank Indonesia, as well as in the level of banking operations. The approach used in this study is a descriptive study using literature review as a kind of research. From the results of literature review found that the UU pokok perbankan and UU pokok Bank Indonesia, which is used by the Indonesian banking industry does not yet reflect the values contained in Pancasila, so that the operational phase toward social justice in the banking sector there is no jurisdiction foundation and the leveling process that became national banking purpose is released to the market mechanism

    Global Skin-Friction Measurements Using Particle Image Surface FLow Visualization and a Luminescent Oil-Film

    Get PDF
    A quantitative global skin-friction measurement technique is proposed. An oil-film is doped with a luminescent molecule and thereby made to fluoresce in order to resolve oil-film thickness, and Particle Image Surface Flow Visualization is used to resolve the velocity field of the surface of the oil-film. Skin-friction is then calculated at location x as (x )xh, where x is the displacement of the surface of the oil-film and is the dynamic viscosity of the oil. The data collection procedure and data analysis procedures are explained, and preliminary experimental skin-friction results for flow over the wing of the CRM are presented

    Nematosit Karang Scleractinia, Pocillopora Eydouxi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe, komposisi, dan dimensi nematosit dari Karang Scleractinia, Pocillopora eydouxi. Pocillopora eydouxi yang digunakan dalam studi ini berasal dari Pantai Malalayang, Manado. Dua tipe nematosit utama ditemukan pada Pocillopora eydouxi, yaitu holotrichous isorhizas (HI) dan microbasic p-mastigophore (MpM). Komposisi nematosit memperlihatkan bahwa HI lebih berlimpah dari MpM. Tipe HI memiliki panjang kapsul 63,38 ± 11,36 µm (mean ± SD) dan lebar kapsul 19,25 ± 4,60 µm (mean ± SD), sedangkan MpM memiliki panjang kapsul 27,05 ± 3,68 µm (mean ± SD), lebar kapsul 7,05 ± 1,88 µm (mean ± SD) dan panjang tangkai 19,59 ± 4,67 µm (mean ± SD). Hasil studi menyimpulkan bahwa Pocillopora eydouxi memiliki dua tipe nematosit utama, yaitu HI dan MpM, dan mengusulkan untuk diteliti lebih lanjut peranan dari ke dua tipe nematosit tersebut

    ZZ-boson polarization as a model-discrimination analyzer

    Get PDF
    Determining the spin of any new particle is critical in identifying the true theory among various extensions of the Standard Model (SM). The degree of ZZ-boson polarization in any two-body decay process ABZA\to B Z is sensitive to the spin assignments of two new particles AA and BB. Considering all possible spin-0, 1/2 and 1 combinations in a renormalizable field theory, we demonstrate that ZZ-boson polarization can indeed play a role of a decisive and universal analyzer in distinguishing the different spin assignments.Comment: 10 pages, 3 figures, 1 tabl

    Landmine injuries at the Emergency Management Center in Erbil, Iraq

    Get PDF
    <p>Abstract</p> <p>Background</p> <p>Landmines can cause death, injury and disability in addition to many indirect public health consequences. This study aimed at understanding the trends, demography and other epidemiological characteristics of hospitalized landmine injured patients in Erbil governorate.</p> <p>Methods</p> <p>The case records of landmine injured patients who had been admitted to the Emergency Management Centre in Erbil city from July 1998 to July 2007 were reviewed and descriptively analyzed.</p> <p>Results</p> <p>Two hundred eighty five landmine injured patients were admitted to the center, their mean ± SD age was 26.5 ± 13.2 years (range 6-71 years), 95.1% were males, nearly 50% were between 19 to 35 years of age and 96.8% were civilians. Around 72% of victims sustained limb amputations; 58.6% lower limb and 13.3% upper limb out of the total. The hospital mortality rate was 2.1%. The number of admissions for landmine injury was steadily decreasing between July 1998 and July 2001, followed by prominent increase between July 2002 and July 2003. The highest proportion of admissions occurred in summer (35.4%) and majority of incidents occurred along the borders with Iran and Turkey (61.8%).</p> <p>Conclusion</p> <p>Civilian male adolescents and young adults constituted the majority of hospitalized landmine victims in Erbil governorate. While a high proportion of victims sustained lower limb amputations, upper limb amputations particularly among children and injury to head and face were relatively common which might be attributed to handling explosives. This emphasizes the need to examine the reasons behind handling explosives.</p
    corecore