9 research outputs found

    Pilar-Pilar Eksistensi Dan Keberlanjutan Kampung Kramat: Kampung Tematik Di TPU Kasin Kota Malang

    Get PDF
    Di Kota Malang terdapat kampung tematik di TPU Kasin yaitu kampung Kramat.Kampung ini telah ada sejak 50 tahun lalu dan dulu dikenal sebagai kampung pelarian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu tentang pola kehidupan social masyarakat Kampung Kramat, dengan mendalami hal-hal terkait cara masyarakat kampung Kramat bertahan hidup ditengah-tengah lingkungan pemakaman, pola hubungan antara masyarakat yang satu dengan yang lain di Kampung Kramat, proses transformasi Kampung Kramat dari Kampung pelarian menjadi Kampung tematik dan basis keberadaan dan keberlanjutan Kampung Kramat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif-induktif-kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini digunakan untuk menggali konsep warga Kampung Kramat bertahan hidup dan cara mereka mempertahankan kampungnya hingga sekarang menjadi kampung tematik. Hasilnya, kampung dapat bertahan keberadaannya karena memiliki konsep meruang-berkehidupan yang kontekstual-kompleks. Konsep-konsep ini menjadi pilar-pilar penyokong keberadaan dan keberlanjutan Kampung Kramat. Adanya studi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan khusus mengenai arahan pemberdayaan kampung kota melalui konsep tematik agar dapat lebih mengena dan berdaya guna. Khususnya bagi kampung yang terletak di area pemakaman. Abstract:  In Malang regency, there is a thematic village in TPU Kasin namely Kramat Village. This village has existed since 50 years ago and was once known as an escape village. The purpose of this research is to find out about the social life pattern of the people of Kampung Kramat, by exploring the things related to the way the village of Kramat survive amid the  funeral environment, the pattern of relationship between Community that is one with the other in Kampung Kramat, the transformation process of Kampung Kramat from the runaway village becomes the thematic village and base of the existence and sustainability of Kampung Kramat. The method used in this research is a-inductive-qualitative dexsriptif with a phenomenological approach. This approach is used to excavate the concept of villagers survive and the way they defend their village is now a thematic village. As a result, the village can survive its existence because it has a contextual-complex living concept. These concepts are the pillars of the existence and sustainability of Kampung Kramat. The existence of this study is expected to be a specific consideration of the direction of empowerment of village city through thematic concept to be more effective and effective. Especially for the village located in the burial area

    RADIKALISME ARSITEKTUR SKALA KECIL DALAM MEMBUMIKAN DESA WISATA MANDIRI

    Get PDF
    Abstrak: Radikalisme Arsitektur Skala Kecil dalam Membumikan Desa Wisata Mandiri. Arsitektur skala kecil sejatinya banyak memiliki fungsi yang melebihi definisinya baik dari sisi skala maupun volume. Salah satu hal yang menjadikannya berbeda adalah membuatnya menjadi intervensi radikal yang mampu memberikan efek baru dan berkelanjutan bagi penggunanya. Desa menjadi sebuah obyek yang bisa dijadikan ranah baru bagi arsitektur skala kecil dalam membuat perubahan fundamental bagi kehidupan di desa. Apalagi sejak berjalannya program MBKM maka desa seharusnya bisa menjadi destinasi riset dan praksis terkait mengaplikasikan arsitektur dalam skala kecil. Desa erat dengan kemandirian dan juga mulai banyak dikembangkan sebagai destinasi wisata. Paper ini merefleksikan kegiatan pendampingan di Desa Batu Retno, Kab Malang dalam upayanya membumikan desa wisata mandiri dengan perantara arsitektur skala kecil yang radikal. Metode yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan action research dan live-in di desa yang melibatkan mahasiswa. Radikalisme yang coba dibangun diaplikasikan dalam pembuatan mekanisme wisata perminatan Sedino Baturetno serta pengaplikasian empat karakter university-civic engagement meliputi identifikasi kebutuhan (identified need), potensi perubahan (potential for change), pendekatan kolaboratif (collaborative approach), dan lokalitas (place-based). Kegiatan MBKM memberi peluang untuk menginisiasi intervensi arsitektur skala kecil di masyarakat yang berpotensi tidak hanya dari biaya juga waktu. Kata kunci: Arsitektur Skala Kecil, Desa Wisata, Localitas Partisipatif, MBKM Abstract: Radicalism Small Scale Architecture in Grounding an Independent Rural Tourism. Small-scale architecture actually has a lot of uses that go beyond its size and volume limits. One of the ways it is different is that it is a radical intervention that can give its users new and long-lasting effects. Rural area becomes an object that can be used as a new domain for small-scale architecture to make big changes. Also, since the MBKM programme has been put into place, rural areas should be able to become places for research and small-scale architectural practises. This paper reflects the research in Batu Retno, Malang Regency, which is trying to build an independent rural tourism industry through small-scale radical architectural intermediaries. Students live in the village and do action research as part of a method that is both descriptive and qualitative. The radicalism that is being built is shown in the making of Sedino Baturetno program, which was made with the help of the four features of university-civic engagement: identifying needs, the potential for change, a collaborative approach, and a place-based focus. MBKM activities give people a chance to start small architectural projects in their communities that have the potential to save both money and time. Keywords: Small Scale Architecture, Rural Tourism, Place Based, Participatory, MBK

    Percepatan Desain Strategis Desa: Menjembatani Gap Data dan Permodelan Spasial pada Perencanaan Wisata Desa Baturetno, Dampit, Malang

    Get PDF
    Desa Baturetno, Dampit merupakan desa yang ingin menjadi desa mandiri dengan ditopang salah satunya oleh sektor wisata desa. Persoalannya desa tidak memiliki kemampuan mengumpulkan, mengolah dan memaknai konteks spasial desanya. Sehingga dalam eksekusi rintisan wisata desa tidak maksimal dan pada akhirnya tutup karena pandemi. Di sisi lain percepatan digitalisasi yang semakin kencang membuat desa mau tidak mau harus lebih sigap dan cekatan menata desanya jika ingin berkembang maju dari sisi wisata. Kajian ini berusaha menjembatani gap ketersediaan data dan permodelan spasial dalam ranah digitalisasi pada kasus perencanaan wisata desa. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk menghasilkan eksplorasi dan model konseptual yang sejalan dengan transformasi dan digitalisasi desa menggunakan teknologi murah dan mudah didapat. Selain itu pertimbangan peran dari pemangku kepentingan juga ikut dikaji. Hasil ini nantinya dapat digunakan sebagai alat percepatan penyusunan desain wisata desa. Kata kunci: Desain Strategis Desa, Wisata Desa, Permodelan Spasial, Perencanaan Des

    FLEKSIBILITAS DESAIN ARSITEKTUR RUANG PUBLIK SKALA RW

    Get PDF
    Kajian ruang publik kebanyakan terkait dengan aspek hijau, ramah anak, dan juga ketersediaannya terutama di wilayah perkotaan. Belum banyak kajian yang mengedepankan aspek fleksibilitas desain ruang publik di ranah arsitektural. Paper ini berupaya memberikan kontribusi terkait fleksibilitas desain arsitektur ruang publik pada skala rukun warga. Perencanaan dan Perancangan Ruang Publik Skala Rukun Warga banyak muncul pada kegiatan penelitian dan juga pengabdian masyarakat di bidang arsitektur namun belum banyak yang memberikan alternatif gagasan pengelolaan ruang yang didasarkan aspek fleksibilitas. Paper ini dihasilkan melalui metode deskriptif kualitatif dengan mengedepankan pisau bedah temporal dimension yang mencakup siklus dan manajemen waktu (time cycles and time management), kontinuitas (continuity and stability), dan perubahan lingkungan (urban enivronments change overtime) serta aspek fleksibilitas arsitektur adapt, transform, move dan interact. Hasilnya merupakan gagasan desain ruang publik fleksibel yang berada pada setting RW 05 Kelurahan Sawojajar Kota Malang. Poin penting dari gagasan desain yang dihasilkan adalah observasi terkait pentingnya peraturan terkait dan juga eksplorasi desain yang mengacu pada aspek fleksibilitas desain arsitektur ruang publik. Pembacaan ini menghasilkan tata kelola ruang publik yang terbagi menjadi dua bagian yakni area temporal sebagai area sosialisasi, parkir, dan ekonomi dan area tetap yang berwujud taman manula dan bermain anak. Kata Kunci: Arsitektur Fleksibel, Ruang Publik, Dimensi Tempora

    DIRECT AND INDIRECT EXPERIENCE OF NATURE PADA KAJIAN BANGUNAN KAFE DI MALANG

    Get PDF
    Desain dengan pendekatan unsur alami merupakan suatu hal yang umum telah dilakukan sejak pendahulu kita. Mulai dari desain yang mengikuti bentuk alam, penerapan arsitektur hijau hingga teknologi bangunan yang kini terintegrasi dengan unsur alam. Manusia membutuhkan alam dalam keberlangsungan hidupnya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan mereka. Sehingga pada penelitian ini berbekal prinsip Biofilik sebagai teori utama. Kafe adalah salah satu tempat yang kini digemari oleh sebagian besar penduduk di Malang, hal itu dibuktikan semakin pesatnya perkembangan bangunan kafe disetiap tahunnya. Nongkrong diruang terbuka dengan suasana alam adalah satu preferensi pengunjung dalam memilih kafe. Sehingga pada penelitian ini fokus pada kajian penerapan direct and indirect experience of nature (pengalaman langsung dan tak langsung akan alam) pada ketiga kafe yang telah dipilih. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui studi literature, obeservasi dan dokumentasi. Pada penelitian ini didapati direct experience of nature pada ketiga kafe dicapai dengan penerapan material kaca dan orientasi hadap bukaan guna memperoleh pencahayaan dan penghawaan alami, pengunaan elemen air, penataan lanskap ruang luar, penggunaan vegetasi pada interior dan antisipasi terhadap cuaca setempat. Sedangkan indirect experience of nature dicapai melalui penggunaan material alami pada elemen ruang, penggunaan warna cerah pada interior, adanya corak tumbuhan pada motif ubin dan bentuk fasad yang menyerupai pori-pori

    Walkability Jalur Pedestrian di Area Kampus Universitas Brawijaya,

    Get PDF
    Kebutuhan luasan lingkungan kampus UB saat ini semakin banyak, namun ketersediaan lahan untuk mengakomodasi kebutuhan perkembangan kampus kurang. Di sisi lain penambahan jumlah civitas akademika membuat kampus semakin crowded. Penambahan ini ternyata berbanding lurus dengan penambahan jumlah kendaraan bermotor. Penataan kembali kampus melalui jalur sirkulasi merupakan salah satu upaya untuk dapat mengurangi kepadatan tersebut. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai bentuk evaluasi jalur pejalan kaki di area kampus karena kampus UB mencanangkan diri menuju Green Campus. Salah satu poin penting dalam penataan berbasis Green Campus adalah kualitas jalur pejalan kaki. Di sisi lain dengan banyaknya aktivitas berjalan kaki di area barat kampus UB akibat dekat dengan lingkungan permukiman dan indekost, kondisi jalur pejalan kaki belum tertata baik. Untuk itu, digunakan aspek Walkability sebagai salah satu cara untuk mengukur tingkat kualitas sirkulasi dalam bentuk jalur pejalan kaki. Aspek kenyamanan, keamanan dan kemenerusan jalur merupakan pendekatan yang diambil untuk mengkaji aspek Walkability ini. Penelitian ini kemudian dilakukan dengan metode observasi dan kuisioner pada mahasiswa sebagai jumlah terbanyak dalam komposisi civitas akademika di kampus. Observasi dilakukan pada lokasi amatan yang memiliki keterhubungan antara gerbang masuk di area barat dengan lingkungan fakultas. Kuisioner disebar pada 210 responden untuk mendapatkan tanggapan terhadap aspek walkability yang ada. Hasil yang didapatkan adalah jalur pejalan kaki di area barat kampus sudah cukup baik namun masih bisa ditingkatkan lagi terutama pada salah satu aspek walkability yaitu kenyamanan. Dengan diketahuinya pemenuhan aspek walkability di area barat kampus maka dapat disusun strategi-strategi evaluasi dan rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan lingkungan kampus terutama dalam hal sirkulasi jalur pejalan kaki

    FLEKSIBILITAS DESAIN ARSITEKTUR RUANG PUBLIK SKALA RW

    Get PDF
    Kajian ruang publik kebanyakan terkait dengan aspek hijau, ramah anak, dan juga ketersediaannya terutama di wilayah perkotaan. Belum banyak kajian yang mengedepankan aspek fleksibilitas desain ruang publik di ranah arsitektural. Paper ini berupaya memberikan kontribusi terkait fleksibilitas desain arsitektur ruang publik pada skala rukun warga. Perencanaan dan Perancangan Ruang Publik Skala Rukun Warga banyak muncul pada kegiatan penelitian dan juga pengabdian masyarakat di bidang arsitektur namun belum banyak yang memberikan alternatif gagasan pengelolaan ruang yang didasarkan aspek fleksibilitas. Paper ini dihasilkan melalui metode deskriptif kualitatif dengan mengedepankan pisau bedah temporal dimension yang mencakup siklus dan manajemen waktu (time cycles and time management), kontinuitas (continuity and stability), dan perubahan lingkungan (urban enivronments change overtime) serta aspek fleksibilitas arsitektur adapt, transform, move dan interact. Hasilnya merupakan gagasan desain ruang publik fleksibel yang berada pada setting RW 05 Kelurahan Sawojajar Kota Malang. Poin penting dari gagasan desain yang dihasilkan adalah observasi terkait pentingnya peraturan terkait dan juga eksplorasi desain yang mengacu pada aspek fleksibilitas desain arsitektur ruang publik. Pembacaan ini menghasilkan tata kelola ruang publik yang terbagi menjadi dua bagian yakni area temporal sebagai area sosialisasi, parkir, dan ekonomi dan area tetap yang berwujud taman manula dan bermain anak

    MASTERPLAN WISATA EDUFARM KEDOK OMBO DESA GUNUNG REJO, KECAMATAN SINGOSARI, KABUPATEN MALANG

    Get PDF
    Edufarm-based agro-tourism planning in Gunungrejo village is appropriate because of the potential and development opportunities. However, to maximize the impact and tourism objects that can compete with other rural tourism concepts, the economic, social, cultural and physical conditions of the site environment must be carefully considered. Opportunities for beautiful natural charm, the existence of water sources that are close enough for irrigation, as well as the rich history of the area with the relics of the Singosari Kingdom make planning opportunities to have character and distinguish them from other objects. A careful, contextual, local-based arrangement and empowering the surrounding community will increase the economic potential of the surrounding community, especially during a pandemic that causes people to lose significant income. In addition, with collaboration with the private sector and the surrounding community, it is hoped that the Edufarm planning in Gunungrejo Village can run well. Keywords: Regional identity; Partnership; Tourism managemen
    corecore