17 research outputs found

    MODIFIKASI DAN ANALISIS TRAINER SISTEM PENGEREMAN ANTI-LOCK BRAKING SYSTEM (ABS) DAN NON ABS MOBIL DI UNVERSITAS FAJAR PADA TAHUN 2018

    Get PDF
    Fungsi rem Abs adalah untuk mengurangi kecepatan kendaraan atau menghentikan kendaraan dengan sebuah sistem pengereman tekan lepas sebanyak 20 kali per detikyang dikontrol oleh Abs pada kendaraan yang mencegah terjadinya roda menjadi terkunci pada saat pengereman dengan tujuan memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol pengendalian pada saat pengereman mendadak. Proses perancangan, pembuatan, perakitan, dan pengujian Trainer Sistem Pengereman Abs Dan Non Abs bertempat di bengkel las, dan laboratorium Teknik Mesin Universitas Fajar. Tujuan pembuatan trainer pengereman ini ialah sebagai media pembelajaran untuk mencerdaskan anak bangsa. Kurikulum adalah perencanaan yang ditawarkan, bukan yang  diberikan, karena pengalaman yang diberikan pengajar belum tentu ditawarkan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan Universitas mempunyai  banyak kendala. Salah satu dari kendala tersebut adalah kurang lengkapnya perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran merupakan pegangan bagi  pengajar  dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium dan lapangan untuk setiap kompetensi dasar. Mengingat sistem pengereman abs yang terkesan rumit karena banyaknya komponen elektronik yang berada dalam sistem pengereman abs maka perlu perbaikan dan perawatan secara berkala. Sehingga memerlukan sebuah pemahaman yang cukup untuk memeriksa komponen-komponen rem abs yang berada dalam sistem tersebut. Metode pengujian Trainer Sistem Pengereman Abs dan Non Abs Mobil adalah menyiapkan alat-alat dan perlengkapan Trainer. Mencari 10 (sepuluh) Orang Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Fajar yang mau (Tidak dipaksa) melakukan pengujian.Melakukan pelatihan singkat pada Mahasiswa yang bersangkutan mengenai Trainer pengereman dan cara membongkar pasang.Terdapat 4 pengujian pengereman yang akan di uji pada mahasiswa.Mahasiswa diwajibkan mampu menyelesaikan membongkar pasang pengereman dengan benar.Hasil pembuatan media trainer pengereman Abs dan Non Abs Mobil yang dibuat lebihmudah untuk dipahami oleh mahasiswa. Berdasarkan bentuk percobaan pembongkaran dan pemasangan rem diantaranya, Rem Cakram, rem tromol, rem tangan, dan speed sensor. Dapat disimpulkan bahwa waktu rata-rata dari  tingkat kemampuan mahasiswa dalam membongkar pasang Rem Cakram 7,81 menit, Rem Tromol 27,05 menit, Rem Tangan 24,4 menit, dan speed sensor 10,4 menit

    Penentuan Hubungan Antara Defleksi Lateral dan Radial Poros Baja Pada Berbagai Jenis Tumpuan Secara Teoritik

    Get PDF

    Penentuan Hubungan Antara Defleksi Lateral dan Radial Poros Baja Pada Berbagai Jenis Tumpuan Secara Teoritik

    Get PDF
    Defleksi lateral dan radial memiliki persamaan tersendiri karena selain memiliki arah defleksi yang berbeda juga memiliki turunan persamaan yang berbeda. Oleh karena itu perhitungan untuk kedua jenis defleksi ini masih dilakukan secara terpisah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara defleksi radial dan lateral pada jenis tumpuan jepit-bebas, jepit-roll, dan jepit-jepit secara teoritik; sebuah hubungan yang memungkinkan penentuan defleksi lateral dan radial dilakukan secara bersamaan. Metode penentuan defleksi radial dan lateral serta hubungannya dilakukan berdasarkan kajian pada berbagai literatur. Hasil penelitan menunjukan bahwa adanya hubungan yang diperoleh antara defleksi radial dan lateral berupa beberapa persamaan. Konstanta Kotten ini memiliki nilai sebesar 1,93 untuk jenis tumpuan jepit-bebas, 35,39 untuk tumpuan jepit-roll, dan 61,93 untuk jenis tumpuan jepit-jepit.

    PENGARUH PENAMBAHAN GAS OKSIHIDROGEN TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR PERTAMAX

    Get PDF
    Salah satu cara yang dapat dilakukan bagi pengguna motor bensin untuk mensiasati kenaikan harga bahan bakar minyak adalah pemanfaatan gas oksihidrogen (HHO), yang dapat diperoleh dengan cara melakukan elektrolisa Air (H2O) sebagai suplemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gas Oksihidrogen terhadap unjuk kerja mesin dengan menggunakan bahan bakar Pertamax sebagai bahan bakar utama. Sebuah generator sederhana dibuat, dimana mampu menghasilkan gas HHO sebesar masing-masing 0.05 L/menit pada konsumsi daya 72 watt, dan 0.13 L/menit pada konsumsaai daya 96 watt. Perhitungan prestasi mesin diperoleh berdasarkan pengukuran data hasil eksperimen pada Mesin ENDURO XL 4-tak di laboratorium. Pada pengujian standar, dimana digunakan Pertamax  tanpa suplemen gas HHO, pada putaran 3000 RPM dan beban pengereman 3 kg, diperoleh torsi sebesar 1.8 N.m,  daya efektif (Ne) sebesar 0.57 kW, konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) sebesar 0.609 kg/kWh serta efisiensi termis sebesar 13.49%. Pada pengujian dengan penambahan gas HHO  yang diperoleh dari generator, dengan konsumsi daya battery sebesar 96 watt serta pada putaran 3000 RPM dan beban pengereman 3 kg,  diperoleh torsi sebesar 3.9 N.m, daya efektif sebesar 1.225 kW, konsumsi bahan bakar spesifik sebesar 0.303 kg/kWh dan efisiensi termis sebesar 28.46%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dengan penambahan gas HHO yang diperoleh dari hasil elektrolisis, dapat meningkatkan Torsi, daya Efektif dan efisiensi termis  mesin serta menurunkan konsumsi bahan bakar spesifi

    ANALISIS PERILAKU ALIRAN TERHADAP KINERJA RODA AIR ARUS BAWAH UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK SKALA PIKOHIDRO

    Get PDF
    Energy of water is one of the renewable energy that can be converted into electrical energy without pollution. Rotation, torque, and power generated by the water wheel can be used directly both for irrigation pumping and for running a rice mill even move the alternator and electrical generators. The purpose of this study was to find the best water wheel performance indicated by torque, rotation, and power as well as the relative speed of the water at the side of the blade. The results obtained in the preliminary test were the average water velocity of 2.50 m/s, the average rotation shaft of 79.78 rpm, the average torque on the shaft of 58.98 Nm, the average power of 510,67 W. The second results were also obtained as given the results and discussion section. It was found that the best water wheel performance based on the analysis was shown in the second test results

    Pulmonary Complications Secondary to Immune Checkpoint Inhibitors

    No full text
    Background. Immune checkpoint inhibitors (ICI) have changed the landscape in the treatment of a number of cancers. Immune-related adverse events (irAEs) have emerged as a serious clinical problem with the use of ICI. Methods. All oncology patients diagnosed with pulmonary complications secondary to ICI at Mayo Clinic Rochester from January 1, 2012 to December 31, 2018 were reviewed. Demographics, comorbidities, smoking, and oncologic history were analyzed. Results. A total of 10 patients developed pulmonary complications secondary to ICI. Seven patients were men (70%), and the median age at diagnosis was 61.5 (IQR 55.8-69.3) years. All patients had stage IV disease. Melanoma was the most common malignancy. Seven (70%) patients had a positive smoking history, and 6 (60%) were obese (BMI>30). Most cases were grade 2 pneumonitis (70%). One patient with grade 4 pneumonitis required endotracheal intubation and a prolonged course of systemic corticosteroids (>30 days). Eight (80%) patients received prior radiation therapy. The median time from initiation of ICI to pneumonitis diagnosis was 3.5 months. Conclusion. Melanoma was the most common malignancy, the majority of patients had grade 2 pneumonitis and required treatment with steroids, and all patients affected by ICI-related pneumonitis had stage IV malignancy. Potential risk factors included smoking history, prior radiotherapy, obesity, and advance stage at the time of ICI initiation. Extrapulmonary irAEs are common in patients with pneumonitis
    corecore