41 research outputs found
PRA RENCANA PABRIK N-PROPANOL DARI ETILEN DENGAN PROSES OXO KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN PERANCANGAN ALAT UTAMA REAKTOR
N-propil alkohol, atau disebut juga n-propanol dengan rumus kimia CH3CH2CH2OH, merupakan senyawa dengan berat molekul sebesar 60,09, merupakan cairan bening, yang tidak berwarna yang memiliki bau khas alkohol; itu larut dalam air, etil eter, dan alkohol. N-propanol sering dimanfaatkan untuk berbagai macam industri terutama industri yang menggunakan bahan-bahan kimia. Salah satu pemanfaatan terbesar yaitu sebagai senyawa pelarut dan zat antara dalam reaksi kimia. N-propanol juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi senyawa lain. Penggunaan dalam skala kecil dari n-propanol yaitu pada industri makanan dimana n-propanol digunakan sebagai penambah citarasa.
Pabrik n-propanol ini direncanakan didirikan di Kawasan Industri Mitra Karawang (KIM), Jawa Barat, dengan kapasitas 50.000 ton/tahun, pada tahun 2022. Pabrik ini bekerja secara kontinyu dengan waktu operasi 330 hari/tahun dan 24 jam/hari. Utilitas yang digunakan berupa air, steam, listrik, bahan bakar, dan refrigerant hidrogen R-702. Bentuk perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur organisasi garis dan staff. Dari hasil perhitungan analisa ekonomi didapatkan TCI sebesar Rp ; ROIAT sebesar 28%; IRR sebesar 20%; POT sebesar tahun; 3,4 dan BEP sebesar 44,47%. Dari hasil analisa ekonomi tersebut dapat disimpulkan bahwa pabrik Propanol ini layak untuk didirikan
PEMANFAATAN KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DENGAN PROSES HIDROLISIS ENZIMATIK Enzymatic Hydrolisis Process to Use Banana Skin as Bioethanol Materials
Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang semakin tidak terkendali,
sementara persedian bahan bakar fosil semakin menipis membuat para
peneliti mencari solusi bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui, salah
satu bahan bakar yang dapat diperbaharui adalah bahan bakar nabati. Bahanbahan
dari nabati selama ini banyak yang belum termanfaatkan seperti kuli
pisang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah hidrolisis
enzimatis yaitu mengubah pati menjadi glukosa dengan bantuan enzim Ī±-
amilase dan gluko-amilase yang dihasilkan oleh bakteri Aspergillus Niger,
kemudian diteruskan dengan proses fermentasi alcohol. Variabel yang
digunakan adalah volume Aspergillus Niger sebanyak 150, 200, 250 dan 300
mL, dengan kondisi operasi pada waktu hidrolisa adalah suhu 35-37oC, pH 4-
5 sedangkan untuk fermentasi pada kondisi anaerob, suhu 25-30, pH 4-5. Dari
penelitian ini didapatkan hasil bahwa penambahan Aspergillus niger yang
terbaik adalah 250 mL dengan kadar glukosa 20% sedangkan untuk kadar
etanol terbaik didapatkan 16,5% pada waktu hari ke-8. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa penambahan
bakteri Aspergillus Niger dan waktu fermentasi berpengaruh terhadap kualitas
etanol yang dihasilkan dari kulit pisang dengan proses enzimatis
SINTESIS BIODIESEL DARI MINYAK SISA PAKAI DENGAN VARIASI WAKTU REAKSI DAN UKURAN Ba(OH)2 SEBAGAI KATALIS
Ketersediaan bahan bakar fosil yang makin menipis jumlahnya menjadi
pemicu bagi para peneliti untuk mengeksploarasi bahan bakar alternative terbaru-kan. Biodisel merupakan salah satu bahan bakar aternatif yang banyak
dikembangkan, mulai dari teknologi, proses maupun bahan bakunya. Bahan baku
yang sering digunakan berasal dari sawit, kelapa, zaitun, kanola maupun alpokat
yang jika digunakan terus menerus akan menimbulkan masalah baru dibidang
pangan. Minyak sisa pakai yang masih mengandung asam lemak menjadi salah
satu bahan yang potensial sebagai bahan baku biodisel. Penggunaan katalis
heterogen (Ba(OH)2.8H2O)pada variasi ukuran (25 dan 60 mesh) dan waktu reaksi
(80ā120 menit) sangat mempengaruhi biodisel yang dihasilkan. Biodisel dengan
karakteristik terbaik didapatkan pada waktu reaksi selama 100 menit dengan
ukuran katalis 60 mesh. Yield metil ester yang dihasilkan sebesar 86,8%.
Kata kunci: minyak sisa pakai, katalis basa heterogen, biodiese
PENGARUH VARIASI SUMBER KARBON DAN WAKTU FERMENTASI PADA PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI KULIT PISANG
Kulit pisang yang selama ini kita biarkan terbuang begitu saja ternyata mengandung
unsur kimia yang baik untuk pupuk. Pupuk cair organik dapat memperbaiki sifat fisika
tanah yaitu memperbaiki struktur tanah yang awalnya padat menjadi gembur dan
menyediakan ruang dalam tanah untuk air dan udara. Selain dapat memperbaiki sifat
fisik tanah, pupuk cair organik juga dapat bermanfaat untuk memperbaiki sifat kimia
tanah. Sifat kimia tanah terutama terkait dengan unsur hara yang terkandung dalam
tanah. Tahapan dalam penelitian ini : kulit pisang dicacah kemudian dimasukkan
kedalam kolom fermentor bersamaan dengan penambahan air, bakteri serta sumber
Karbon dan lama fermentasi yang telah ditentukan. Kemudian disaring untuk
mendapatkan pupuk cair setelah itu dianalisa. Variabel yang digunakan dalampenelitian
ini yaitu Variabel tetap dan variabel berubah. Untuk variabel tetap yang digunakan
adalah massa kulit pisang 500 g, bakteri EM-4 sebanyak 100 mL, air 500 mL, serta
sumber karbon 50 g, sedangkan untuk variabel berubahnya adalah sumber karbon
(gula pasir, gula jawa, tetes), lama fermentasi 6, 8, 10, 12, 14 hari. Hasil penelitian
didapatkan pupuk cair yang paling bagus adalah dengan penggunaan sumber Karbon
dari tetes serta lama waktu fermentasi adalah 14 hari dengan hasil % N adalah 3,745
%, P2O5 3,49 %, K2O 5,97 %
PENINGKATAN KADAR BIOETANOL DARI KULIT NANAS MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM DAN BATU KAPUR
Penggunaan zeolit dan batu kapur sebagai adsorben dilakukan untuk
meningkatkan kemurnian bioetanol dari kulit nanas. Kadar gula yang
terdapat dalam kulit nanas sekitar 8 % sehingga sangat sedikit bioetanol
yang dihasilkan. Dari proses fermentasi sari kulit nanas dengan
Saccharomyces cerevisiae dan proses destilasi didapatkan kadar bioetanol
tertinggi hanya sebesar 3,9%, dan dengan destilasi berulang selama tiga
kali konsentrasi bioetanol tetap tidak meningkat, untuk itu diperlukan
metode alternatif permunian lain yaitu dengan proses adsorpsi. Adsorben
yang digunakan pada penelitian ini adalah zeolit alam dan batu kapur yang
didapatkan dari daerah selatan kota Malang. Tujuan dari penelitian ini
adalah memban-dingkan performance adsorben zeolit alam dan batu kapur
pada pemurnian bioetanol yang dihasilkan dari kulit nanas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar bioetanol meningkat menjadi 27,22% setelah
dilewatkan adsorben zeolit dan batu kapur. Perlakuan aktivasi baik secara
fisik maupun kimia sangat mempengaruhi proses adsorpsi
BIOETANOL DARI KULIT NANAS DENGAN VARIASI MASSA SACCHAROMYCES CEREVICEAE DAN WAKTU FERMENTASI
Sebagai limbah dari buah nanas, kulit buah nanas masih mengandung karbohidrat
dan gula yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat bioetanol dari kulit
buah nanas dengan variasi dari penambahan massa Saccharomyces cereviceae dan waktu
fermentas. Variabel yang digunakan adalah perubahan massa Saccaromyces cereviceae
20, 30, dan 40 gram, pH fermentasi 4 dan 5, dan waktu fermentasi 2 ,4, 6, 8, dan10 hari.
Dari analisis yang dilakukan terhadap hasil penelitian diperoleh hasil: kadar glukosa awal
sari kulit nanas 8,5325%, kadar glukosa tertinggi dari fermentasi adalah 8,4275%, pada
penambahan 30 g Saccaromyces cerevisiae dan waktu fermentasi 2 hari. Kadar bioetanol
tertinggi yang diperoleh 3,965% pada penambahan 30 g Saccaromyces cerevisiae dan
waktu fermentasi 10 hari. Simpulan dari penelitian ini adalah penambahan Saccaromyces
cerevisiae dan waktu fermentasi berpengaruh terhadap kualitas bioetanol yang dihasilkan
dari sari kulit nanas
BIOETHANOL FROM PINEAPPLE PEEL WITH SACCHAROMYCES CEREVICEAE MASS AND FERMENTATION TIME VARIATION
As a waste from pineapple, pineapple peel still contains high carbohydrate and glucose.The aim of this study was to made bioethanol from pineapple peel with variation fromSaccharomyces cereviceae mass addition and fermentation time variation. The variablesused are Saccaromyces cereviceae mass 20, 30, 40 grams, fermentation pH 4 and 5,andthe length of fermentation time 2, 4, 6, 8, and 10 days. The analysis of the obtained resultsshowed: the initial glucose level of pineapple peel extract 8.5325%, the highest levels ofglucose from fermentation was 8.4275%, at the addition of 30 grams Saccaromyces cerevisiae,length of fermentation time was 2 days, and the highest levels of bioethanol was3.965%, it was acquired on the addition of 30 grams Saccaromyces cerevisiae and lengthof fermentation time 10 days. The conclusion of this study is the addition of Saccaromycescerevisiae and the length of fermentation time give a significant effect on the bioetanolproduced from pineapple peel extract.Key words: bioethanol, saccharomyces cereviceae, pineapple pee
PENINGKATAN KADAR BIOETANOL DARI KULIT NANAS MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM DAN BATU KAPUR
The use of zeolite and limestone as an adsorbent in an attempt to improve the purity of bioethanol from pineapple rinds. Sugar content contained in pineapple rinds is only about 8% so it is still very little bioethanol produced. Of the fermentation process of pineapple rindsĀ juice with Saccaromyces cereviceaeĀ and ethanol distillation process obtained the highest levels of only 3.9%. With the distillation repeated for three times the concentration of ethanol does not increase, it is necessary for an alternative method is to purification other adsorption processes. Adsorbents used in this study is the natural zeolite and limestone obtained from the southern city of Malang. The results showed that the ethanol content increased to once passed through the zeolite adsorbent and limestone. Activation treatment, both physically and chemically strongly influences the adsorption process. Key words : adsorption, bioethanol, lime stone, zeolit
Peningkatan Kandungan Protein Abon Nangka Muda
Lack of protein content in young jackfruit as shredded raw materials motivated us to do a fermentation process, with the aim of increasing the protein content so that it can become suitable for consumption with 25.398% protein content, which equals that of shredded beef. The existing shredded young jackfruit has protein levels ranging from 15%. In the fermentation process, tempeh yeast and tape yeast are added. Yeast inoculum dose is added as much as 0.5 gr/200 gr for 4 days. Fermentation process treatment for 4 days can increase the protein content from 5.506% to 9.361% with tempeh yeast, and there is 10.591% increase with tape yeast. The best levels of protein from fermentation are used for the manufacture of shredded young jackfruit with the addition of spices, and then fried with frying times: 30, 35, 40, 45, and 50 minutes. From this research the best results were obtained: 40 minutes frying time, 25.398% protein content, fat content of 26.972%, 28.294% carbohydrate, water content of 5.731%, and negative Ecoli bacteria
RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG DAN MESIN PENGAYAK UNTUK PENINGKATAN HASIL PRODUKSI KOMPOS ORGANIK
Abstrak. Kelompok Tani Bersahaja merupakan Urban Farm yang berada di tengah perkotaan,terletak di wilayah RW 01 Kelurahan Rampal Celaket Kota Malang. Kelompok tani yang bergerak di bidang tanaman organik dengan cara memanfaatkan pekarangan di lingkungan rumah tempat tinggal anggota. Kegiatan bertanam sayuran ini pada awalnya sebagai salah satu kegiatan hoby ibu-ibu kemudian berkembang sebagai peluang bisnis untuk menambah pendapatan keluarga. Serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran keluarga yang bebas dari pestisida, bersih untuk dikonsumsi dan sayuran yang masih fresh, membuat tanaman dalam polibag, vertikultur, dan vertiminaponik. Selain menghasilkan tanaman dan sayuran organik, kelompok tani ini juga memproduksi pupuk/kompos, dimana pada proses pembuatannya masih dilakukan secara manual, perajangan bahan pupuk/kompos dipotong-dipotong dengan pisau sederhana dalam jumlah banyak dan ukuran yang dihasilkan juga tidak seragam. Hal ini tentunya sangat menyulitkan bagi para petani, dikarenakan tiap bulannya untuk permintaan kompos sangat banyak. Pada kegiatan pengabdian ini akan dibuat mesin perajang bahan dengan kapasitas produksi 160 kg/jam dan mesin pengayak kompos dengan kapasitas produksi 65 kg/jam. Dengan adanya mesin pengolahan kompos terutama mesin perajang bahan dan mesin pengayak kompos ini dapat mempercepat waktu proses untuk merajang dengan kenaikan produktivitas sebesar 400% dan mengayak bahan kompos dengan kenaikan produktivitas sebesar 260%