155 research outputs found
Kemampuan Pestisida Nabati (Mimba, Gadung, Laos Dan Serai), Terhadap Hama Tanaman Kubis (Brassica Oleracea L)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pestisida nabati yang berasal dari mimba, gadung, Laos dan serai terhadap hama yang sering dijumpai pada tanaman kubis ulat grayak (spodaptera litura L) Hipotesa penelitian tanaman mamba, gadung, Laos dan serai yang berfungsi sebagai pestisida nabati efektif untuk mengendalikan hama pada tanaman kubis. Pengamatan dilakukan setiap 7 hari selama ± 2 (dua) bulan dengan parameter pengamatan presentase serangga-serangga hama. Hasil penelitian menunjukkan populasi ulat graya (spodoptera litura L) pada tanaman kubis menunjukkan tidak berbeda nyata (non significant) pada campuran dari pestisida nabati yang dicoba dari masing-masing perlakuan. Sedangkan presentase serangannya mulai dari serangga berat sampai sangat berat, kecuali control yang memakai bahan kimia reagent dengan bahan aktif Tripronil persentase serangganya 11,62% serangga ringan
Situasi Malaria Jawa Timur 1989 - 2002
Tulisan ini merupakan rangkuman dan analisa informasi/data yang telah dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian malaria oleh Puslitbang BMF dalam kurun waktu 1990-2002. Masalah malaria di Jawa Timur sangat rendah. API tahun 1989-2002 menyebar dari 0,07%o - 0,8%o dengan rata-rata sebesar 0,23%o. Tidak ada peningkatan API tajam seperti yang terjadi didaerah endemis malaria di Jawa pada umumnya pada tahun ¡973-1974 dan 1997-1998, tetapi peningkatan API yang mencapai 16 kali lipat dilaporkan pada tahun 2000, meningkat dari 0,05%o pada 1999, meningkat menjadi 0,8%c Dari data yang ada terlihat bahwa transmisi malaria di Jawa Timur terutama dilaporkan dari daerah pantai. Ada 17 dari 38 Kabupaten yang ada di Jawa Timur beresiko terjadi transmisi malaria, dan 8 dari yang beresiko terletak di daerah pantai selatan, 1 kabupaten di pantai utara dan hanya 7 lainnya di daerah non-pantai 9 kabupaten beresiko yang sejak tahun 1998-2002 melaporkan adanya desa HCI adalah Sumenep, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung dan Banyuwangi. Kasus import di Jawa Timur sangat mencolok. Kasus import tersebut mencapai 57,69 - 80,74% dari semua kasus yang terdokumentasi. Pada umumnya kasus yang dilaporkan adalah buruh musiman di perkebunan di Sumatra dan atau Kalimantan. P. vivax merupakan jenis yang dominan di 17 kabupaten yang berisiko dengan proporsi P. falciparum : P. vivax sebesar 1 : 3. Tersangka vektor di Kabupaten Sumenep adalah An. aconitus, An. sundaicus, dan An. subpictus, dan A n. maculatus. 3 jenis pertama juga dilaporkan di daerah pantai selatan yang berisiko. Secara umum musim vektor terutama terjadi pada musim kemarau. Puncak kepadatan An. subpictus adalah pada minggu pertama musim kering dan diikuti oleh An. sundaicus . Hal ini berkaitan dengan tingkat salinitas tempat perindukan yang disenangi. Untuk An. maculatus, puncak kepadatan juga terjadi pada musim kemarau. Tingginya proporsi P. vivax memberikan indikasi bahwa transmisi lokal malaria di Jawa Timur rendah dan atau strategi pengobatan masih efektif terutama untuk P. falciparum. Pengobatan yang efektif untuk malaria masih merupakan pilihan strategi yang tepat untuk pengendalian malaria di Jawa Timur. Untuk pengendalian tingginya kasus import yang dilaporkan di Jawa Timur dibutuhkan monitoring pergerakan penduduk yang baik dan terus menerus, sehingga pencegahan penyebaran dapat dilakukan tepat waktu. Untuk penemuan kasus dini dan pengobatan cepat, dapat dilakukan pengembangan peran serta masyarakat menggunakan metoda yang telah dikembangkan dan akan di-implementasikan di Purworejo
First record of karyotype analysis in anjak, Schizocypris altidorsalis (Bianco and Banarescu, 1982) from Hamoun Lake, Iran
The chromosomal spread and karyotype of Anjak (Schizocypris altidorsalis) from Hamoun Lake were determined using tissue squashing techniques with an injection of 1 mL/100 g body weight of 0.01% colchicines solution. Kidney and gill epithelia tissues were removed and used for karyotype analysis. The analysis of 145 chromosome spreads revealed the diploid chromosome number of this fish, 2n=48 and a fundamental arm number (FN) =88. The diploid complements comprised 12 metacentric pairs, 8 submetacentric pairs, 1 subtelocentric pair and 3 telocentric pairs (12m+8Sm+1St+3t). Total length of the haploid complement equaled 44µm with a range in the length of the shortest and longest chromosome between 0.76-2.78µm. The arm ratio and the centromeric index ranged between l.00-∞ and 0-50 respectively. This is the first report on the chromosome number and karyotype of S. altidorsalis from the Hamoun Lake in Iran
Biological assessment of the Tang Sorkh River (Iran) using benthic macroinvertebrates
A biological assessment of the Tang Sorkh River (Iran) was studied from July 2013 to August 2014 using benthic macroinvertebrate communities. Samples were gathered every two months, from five stations using a Surber sampler( 30×30cm), fixed in formalin (4%) and then separated and identified in the laboratory. Environmental conditions (current velocity, temperature, depth, width, dissolve oxygen, conductivity, pH, alkalinity, Total Suspended Solids (TSS) and grain size) were measured. In addition, diversity and biotic indices were used to determine the water quality of the river. Results showed that 5 classes, 9 orders and 20 families were identified in this river. The families Hydropsychidae (Trichoptera), Simuliidae (Diptera) and Baetidae (Ephemeroptera) were dominant. Shannon-wiener and Simpson indices showed the highest diversity at station 1 and the lowest diversity in station 4. According to the Hilsenhoff, ASPT and BMWP indices, station 1 had good water quality for aquaculture
Profile Antibiotics Resistance On Escherichia Coli Isolated From Raw Milk In Surabaya Dairy Farms, Indonesia
Aim : The study was undertaken to isolate pathogenic E. coli from raw milk in Surabaya area and investigate their antibiotic sensitivity pattern. Materials and Methods: During 4 months duration of study a total of 128 raw milk samples were collected from different places of dairy farms located in Surabaya, under aseptic precautions. For the enrichment of the organism from the collected samples, MacConkey broth was used and inoculation was carried out on MacConkey agar and EMB agar, to confirm the isolates, various biochemical tests such as IMViC test were performed. Antibiotic sensitivity pattern of E.coli to antibiotic agents was evaluated by disk diffusion method. Results: The result of present study revealed that out of 128 samples, 86 samples were found contaminated with E.coli. Antibiotic sensitivity pattern revealed high resistance against ampicillin (95.3 %), whereas moderate resistance was observed for chloramphenicol (39.5 %). Also sensitive antibiotic was observed for ciprofloxacin, gentamicin and trimethoprim. Conclusion: Current study supports the finding that raw milk can be regarded as critical source of pathogenic E. coli and pose potential public health hazard
KEMAMPUAN PESTISIDA NABATI (MIMBA, GADUNG, LAOS DAN SERAI), TERHADAP HAMA TANAMAN KUBIS (Brassica Oleracea L)
Penelitian Kemampuan Pestisida Nabati (Mimba, Gadung, Laos Dan Serai), Terhadap Hama Tanaman Kubis (Brassica Oleracea L), dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur. Bahan yang digunakan , tanaman kubis (Brassica oleracea L), daun mimba, umbi gadung, Serai, laos, pupuk organik dan anorganik, keberadaan hama secara alamiah, pestisida kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pestisida nabati yang berasal dari mimba, gadung, laos dan serai terhadap hama yang sering dijumpai pada tanaman kubis ulat grayak (Spodaptera litura L), Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan pestisida yaitu mimba dan laos, mimha dan serai, mimba dan gadung, mimba, serai, laos, gadung, pestisida kimia Reagent, di ulang 5 kali. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas pestisida nabati yang berasal dari mimba, gadung, laos dan serai terhadap hama yang sering dijumpai pada tanaman kubis ulat grayak. Hasil penelitian menunjukkan populasi ulat graya (Spodoptera litura L) pada tanaman kubis menunjukkan tidak berbeda nyata (non significant) pada campuran dari pestisida nabati yang dicoba dari masing-masing perlakuan. Sedangkan presentase serangannya mulai dari serangga berat sampai sangat berat, kecuali kontrol yang memakai bahan kimia reagent dengan bahan aktif Tripronil persentase serangganya 11,62% serangga ringan.Kata Kunci : Pestisida Nabati, Kubis,Ulat gray
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BEBERAPA JENIS RUMPUT LAUT (SEAWEEDS) KOMERSIAL DI BALI
Antioxidants are compounds that protect cells against the damaging effects of reactive oxygen species, such as singlet oxygen, superoxide, peroxyl radicals, hydroxyl radicals and peroxynitrite. Antioxidants can cancel out the cell-damaging effects of free radicals.
Seaweeds have become a major food ingredient in products especially in Japan, Korea and China. In Asia, seaweeds have been used for centuries in the preparation of salads, soups and also as low-calorie foods. In Bali, there are three types of seaweeds that have been consumed as vegetables and food. These seaweeds local name are Bulung Boni (Caulerpa spp.), Bulung Sangu (Gracilaria spp.), and Euchema spinosum. People in Bali have been consumed these seaweeds for a long time a go, but until this time there are no research or publication about the antioxidant activity of these seaweed, so this research aims to know the total carotenoids content, total phenolics , and antioxidant activity of these seaweeds.
The research resulted that total carotenoids of Bulung Boni(Caulerpa spp.) higher than Bulung Sangu (Gracilaria spp.), and E. spinosum. Total carotenoid are 37,249.00 µg/ 100 g in Bulung Boni , 1,777.63 µg /100 g in Bulung Sangu (Gracilaria spp,), and 1,989.930 µg/ 100 g sample in E. spinosum. Total phenolic in E. spinosum is 2,5473 %, Caulerpa spp. 1, 9216 %, and Gracilaria spp. 0,8970 %. Antioxidant activity or free radical scavenging of Bulung Boni (Caulerpa spp.) is 28.0857 % , Bulung Sangu (Gracilaria spp.) 9.6714 %, and E. spinosum is 2.2000 %.
Key words : Caulerpa spp., Gracilaria spp., E. spinosum, total carotenoids, total phenolic,antioxidant activit
Uj1 Coba Dec-garam untuk Pemberantasan Filariasis di Jambi, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah
UJ1 COBA DEC-GARAM UNTUK PEMBERANTASAN FILARIASIS DI JAMBI, KALIMANTAN SELATAN DAN SULAWESI TENGA
- …