179 research outputs found

    Diversity of UV Resistance in the Halophilic Archaea

    Get PDF
    Members of halophilic archaea, like Halobacterium, are remarkably resistant to ultraviolet light (UV). However, it is unclear to what extent other halophilic archaea share this phenotype, despite the common generalization that halophilic archaea are UV resistant. Species of halophilic archaea found in salt flats at high altitude, where the atmosphere is of a lesser density than at sea level, experience an increased intensity of UV. It was hypothesized that strains of halophilic archaea that reside at a high altitude in the Salar de Uyuni in the Andes Mountain would be more UV resistant than strains isolated at sea level. Diverse genera, including Haloterrigena and Natrinema from the Andes Mountains, Haloferax from the Dead Sea, and Halobacterium, were cultured to logarithmic phase, irradiated with increasing doses of UV-C light, diluted, and plated on solid media. Spotted plates were exposed to fluorescent light or kept wrapped in foil to test the effect of photoreactivation, a light-dependent DNA repair process. We observed that (1) there was no photoreactivation in non-pigmented strains, (2) a strain of Natrinema was notably sensitive to UV, and (3) Halobacterium was the most resistant to UV. I will discuss the diversity of resistance to UV among halophilic archaea and possible cellular mechanisms associated with UV resistance

    Pengaruh Aplikasi Beberapa Dosis POC dengan Sistem Irigasi Tetes Terhadap Budidaya Beberapa Jenis Peterseli di Dataran Rendah

    Get PDF
    Peterseli adalah tanaman sayur untuk penambah cita rasa dan tanaman berkhasiat obat. Budidaya peterseli di Indonesia masih terbatas dan produksinya rendah, untuk meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan cara pengaplikasian pupuk organik cair (POC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dengan sistem irigasi tetes terhadap beberapa jenis peterseli di dataran rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari sampai Agustus 2021 di kebun Percobaan Agroteknologi UNIDA Gontor Putri pada ketinggian 100 mdpl dengan suhu rata-rata berkisar antara 26-32oC menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) Faktorial. Faktor pertama adalah dosis POC yang diaplikasikan secara irigasi tetes yaitu 0%, 25%, 50% dan 75% POC, faktor kedua adalah jenis peterseli guna mengetahui jenis peterseli yang cocok untuk dibudidayakan didataran yaitu Orfeo, Aphrodite, dan Dark Green Italian. Hasil penelitian perlakuan secara tunggul POC dan jenis peterseli memberikan hasil yang berbeda nyata pengamatan tinggi tanaman, berat basah dan berat segar tanaman. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa perlakuan POC dosis 25% dengan irigasi tetes memberikan hasil terbaik karena dapat memberikan hasil jumlah daun terbanyak serta berat segar dan berat kering tertinggi sedangkan untuk jenis peterseli yang memberikan hasil terbaik adalah jenis Dark Green Italian

    Tanam Lingkar Berjajar Untuk Meningkatkan Populasi Dan Produksi Pada Tanaman Jagung Manis (Zea Mays - Saccharata)

    Full text link
    Produksi jagung manis dapat ditingkatkan melalui perbaikan genetik dan pengaturan ruang (tumbuh melalui pengaturan populasi tanaman dan ketersediaan unsurhara dan air yang cukup). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tanam lingkar berjajar terhadap populasi dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2017 di Ponorogo, Jawa Timur dengan ketinggian 140 m dpl dan jenis tanah adalah grumosol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari empat perlakuan dengan enam kali ulangan. Faktor yang diteliti adalah metode tanam, meliputi : tanam tunggal dengan jarak tanam 20x60 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 50x70 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 60x80 cm; tanam lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Perlakuan tanam lingkar berjajar meningkatkan populasi tanaman jagung manis sebesar 239 – 274 % dari tanam tunggal. 2). Tanam Lingkar berjajar dengan jarak tanam 70x80 cm dengan jumlah populasi 75.382 per Ha menghasilkan berat tongkol segar sebesar 26,06 ton/Ha

    Neutron capture gamma rays of 75 elements listed in terms of increasing gamma-ray energy

    Get PDF
    Prepared for U.S. Dept. of the Interior Bureau of MinesIncludes bibliographical references (pages 4-5)H018089

    Investigation of elemental analysis using neutron-capture gamma ray spectra.

    Get PDF
    Massachusetts Institute of Technology. Dept. of Nuclear Engineering. Thesis. 1969. Ph.D.Bibliography: leaves 307-312.Ph.D

    NATURE IN CITIES:AN APPROACH TO PROMOTE THE SENSE OF BELONGING INURBAN COMMUNITIES

    Get PDF
    During the second half of the twentieth century, a time that has been noticeable by rapid urbanization of societies, urban environments have become diminished and dysfunctional. Particularly in the practice of forming urban space and in addition, the design of buildings has been allowed to be bloomed, with the lack of both social and environmental responsibility have turned into revolting influences of the plot. With regards to the Urban Environment, sociological consequences will undermine the amenity value of the social environment if the community and the end user are not satisfied by the incompetence to meet the cultural needs. The absence of cultural perception and environmental ethos proposed by the contemporary buildings and urban landscapes, obviously through ignoring the approaching depletion of natural resources. Architects and urban designers should not disregard signs of global stress that are of social and ecological major consequence. Therefore this paper aims to study the urban environment within architecture and urban design. Based on scientific methodology, the paper reviews the contemporary literature of the environmental goals for the new world through analysing current contemporary work and illustrating the environmental elements in shaping the urban landscape. Finally, the one of the important conclusion is that the Humanistic and environmental resource elements should manage innovative powers in architecture and in shaping the urban landscape

    IBM PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF DI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR 2 DAN 3

    Get PDF
    Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah 1) Memberikan wawasan baru kepada para santri KMI PMDG 2 dan 3 tentang perbanyakan tanaman 2) Memberikan wawasan  kepada para santri tentang pembuatan taman 3) Santri bisa melakukan penyedian bibit tanaman hias dan tanaman buah secara mandiri 4) Akan terbentuk taman-taman baru atau ruang terbuka hijau sehingga akan meningkatkan kenyamanan bagi penghuni asrama. Tahapan dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini dibagi menjadi pra pelaksanaan dan pelaksanaan. Tahapan prapelaksanaan  meliputi : 1)  Observasi lapangan. 2) Tahapan sosialisasi. Merupakan tahapan yang diperlukan untuk mensosialisasikan tahapan-tahapan IbM. 3) Tahapan persiapan alat dan bahan. Merupakan tahapan persiapan untuk menyiapkan segala persiapan alat dan bahan sebagai bahan praktek pelatihan untuk mitra. Adapun tahapan pelaksaan meliputi 1) Praktek pembuatan verticulture dan wall planter bag  2) Materi tentang Perbanyakan tanaman hias dengan  perbanyakan vegetatif  3) Praktek perbanyakan tanaman buah dengan grafting 4) Praktek pembuatan mini garden. Dari hasil observasi lapangan, diketahui permasalahan dari mitra 1 (PMDG 2) adalah 1) Kondisi vegetasi taman di PMDG 2 kurang variatif 2) Kurangnya skill dalam manajemen pengelolaan dan perawatan taman. Sedangkan permasalahan mitra 2 (PMDG 3) adalah 1) Kondisi vegetasi taman di PMDG 2 kurang variatif 2) Kurangnya skill dalam manajemen pengelolaan dan perawatan taman. Kesimpulan dari kegiatan IbM tersebut adalah kegiatan IbM sudah dapat menyelesaikan permasalahan mitra adalah 1) Santri terampil dalam penyediaan bahan tanam tanaman hias dan buah untuk di tanam di lingkungan pondok 2) Santri terampil dalam  nembuat vertical garden. 3) Santri terampil dalam membuat mini garden
    corecore