487 research outputs found

    EVALUASI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA TAHUN 2009 (STUDI KASUS DI KANTOR SAMSAT JAKARTA BARAT)

    Get PDF
    EVALUASI PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA TAHUN 2009 (STUDI KASUS DI KANTOR SAMSAT JAKARTA BARAT) - Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Daerah, dan PA

    Analisa Setting Rele Differensial Pada Generator PT. PJB UBJ O & M PLTU Rembang

    Get PDF
    ABSTRACT PT PJB UBJ O&M Rembang PLTU is one of the Java Bali steam power plants, which the output that produced by the Rembang PLTU generator is 315 MW. Generator is the core equipment of system which has different of operating characteristics and protection systems. Disturbances in generators include damage to generators or auxiliary devices, single-phase short circuit current, three-phase short-circuit current and imperfect electrical contacts. To avoid such interferences, a protection system is needed, one of which uses differential relay. This device works very fast and does not require time delay by detecting the difference in the current entering the stator coil, if the current accross on the stator coil is different then the differential relay will work. The purpose of this study is to analyze the differential relay settings on generators installed at PT PJB UBJ O&M Rembang PLTU which affect the reliability of the generator. The method used in this study is a quantitative method, where in this method a research approach is widely demanded to use numbers from data collection, processing of data, and appearance of the results. The relay setting obtained from this study is 0.1804 A, which means it is still in good condition, so it can carry out its duties as a protection system.Keywords: Generator, Differential Relay, Short Circuit, Protection System ABSTRAK PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap Jawa Bali, dimana output yang dihasilkan generator PLTU Rembang sebesar 315 MW. Generator merupakan peralatan utama dari sistem pembangkitan yang memiliki karakteristik pengoperasian dan sistem proteksi yang berbeda. Gangguan pada generator diantaranya kerusakan generator atau alat bantu generator, arus hubung singkat satu fasa, arus hubung singkat tiga fasa dan kontak-kontak listrik yang belum sempurna. Untuk menghindari gangguan tersebut diperlukannya sistem proteksi, salah satunya menggunakan rele differensial. Rele differensial ini bekerja dengan sangat cepat dan tidak memerlukan penundaan waktu (time delay) dengan cara mendeteksi perbedaan arus yang masuk melalui kumparan stator, apabila arusnya berbeda maka rele differensial akan bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penyetelan rele differensial pada generator di PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang yang berpengaruh terhadap keandalan pembangkit. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif, dimana dalam metode ini dilakukan pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka dari pengumpulan data, pengolahan terhadap data, serta penampilan hasilnya. Hasil yang didapat dari penelitian ini setelan rele differensialnya sebesar 0,1804 A, yang berarti masih dalam keadaan baik, sehingga dapat menjalankan tugasnya sebagai sistem proteksi.Kata kunci: Generator, Rele Differensial, Hubung Singkat, Sistem Proteks

    Sosialisasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik Di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang

    Get PDF
    Sampah merupakan permasalahan yang dihadapi baik kota besar maupun kota-kota pinggiran bahkan pedesaan pun mengalami permasalahan sampah ini. Pada pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh tim PKM dosen teknik elektro STT PLN Jakarta mengambil kegiatan sosialisasi pengolahan sampah menjadi energi listrik yang akan dilaksanakan di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang, Banten. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk ceramah dan presentasi yang pesertanya berkisar 30 -40 peserta yang terdiri perangkat kelurahan, ketua-ketua RW dan pengurus, ketua-ketua RT dan pengurus dan masyarakat undangan. Sosialisasi ini akan memberikan solusi permasalah sampah yang ada di Desa Sukawali, dan umumnya di Kota Tangerang. Solusi yang ditawarkan pada sosialisasi ini adalah bagaimana sampah diolah menjadi energi dengan melalui tahapan proses gasifikasi dan briketisas

    Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)Pada Pegawai Tetap (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan di PT Sari Warna Boyolali)

    Get PDF
    PHK dilakukan oleh pengusaha karena keadaan perusahaan yang mengakibatkan PHK dapat terjadi karena sebab-sebab berikut: perubahan metode kerja, dimana pekerja tidak dapat mengikutinya, perusahaan melakukan ganti usaha, sehingga pekerja tertentu tidak dibutuhkan lagi, perusahaan mengalami penciutan, perusahaan bangkrut sehingga usahanya ditutup, dan kesalahan pekerja. Tujuan dalam penelitian ini yaitu : (1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dalam pemutusan hubungan kerja pada karyawan tetap yang dilakukan oleh perusahaan. (2) Untuk mengetahui macam-macam konflik yang ditemui dalam pemutusan hubungan kerja pada karyawan tetap yang dilakukan oleh perusahaan. (3) Untuk mengetahui cara penyelesaian konflik dalam pemutusan hubungan kerja pada karyawan tetap yang dilakukan oleh perusahaan menurut Kepmen 150/Men/2000. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian menggunakan pendekatan normatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian di wilayah PT Sari Warna, Boyolali. Subjek dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: (a) Karyawan. (b) Ketua Buruh. (c) Pimpinan atau wakil dari perusahaan. Responden dalam penelitian ini adalah buruh, pimpinan atau wakil pimpinan PT Sari Warna, Boyolali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan teknik nonrandom purposive sampling. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu : (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik dalam pemutusan hubungan kerja pada karyawan yang dilakukan oleh perusahaan yaitu a) perubahan metode kerja, dimana pekerja tidak dapat mengikutinya; b) perusahaan melakukan ganti usaha, sehingga pekerja tertentu tidak dibutuhkan lagi; c) perusahaan mengalami penciutan; d) perusahaan bangkrut sehingga usahanya ditutup; e) kesalahan pekerja. (2) Macam-macam konflik yang ditemui dalam pemutusan hubungan kerja pada karyawan yang dilakukan oleh perusahaan. a) Inisiatif dari pengusaha, Pengusaha melakukan pengurangan tenaga kerja, pengusaha memberikan kebijakan yang merugikan karyawan, dan perusahaan mengalami kepailitan. b) Inisiatif dari pekerja, Inisiatif dari pekerja antara lain, pekerja menuntut gaji lebih besar dan pengusaha tidak mampu, pekerja melakukan kesalahan besar yang merugikan perusahaan, pekerja membuka rahasia perusahaan ke orang lain. (3) Cara penyelesaian konflik dalam pemutusan hubungan kerja pada karyawan yang dilakukan oleh perusahaan menurut Kepmen 150/Men/2000, (a) Konflik pemutusan hubungan kerja yang dilakukan perusahaan kepada sekelompok karyawan secara bersamaan. Karyawan yang sudah bekerja lebih dari tiga tahun minta pesangon kepada perusahaan. Di sisi lain perusahaan tidak memberikan uang pesangon. b) Pimpinan yang baru tidak memberi uang pesangon kepada Kepala Bagian Produksi. Pihak Kepala Bagian Produksi yang merasa sudah berjasa dan bekerja selama 4 tahun menuntut uang pesangon dari perusahaan

    KONSEP PEMBERIAN HAK ATAS TANAH PESISIR BAGI MASYARAKAT PEMEGANG SURAT KETERANGAN PENGUASAAN TANAH (Studi di BPN Kota Dumai Provinsi Riau)

    Get PDF
    Sertifikat Hak Atas tanah merupakan alat bukti yang kuat dalam membuktikan kepemilikan hak atas tanah. Bagi masyarakat pesisir pantai Kota Dumai alat bukti kepemilikan hak atas tanah hanya berupa Surat Keterangan Penguasaan Tanah dari Kelurahan. Artinya alat bukti tersebut tidak memiliki kekuatan pembuktian seperti sertifikat Hak Atas Tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah tentang alasan masyarakat Pesisir Pantai Kota Dumai masih belum memiliki kesadaran atas pendaftaran tanah di BPN. Selain itu permasalahan lainnya adalah tentang bagaimana Konsep Pemberian Hak Atas Tanah Pesisir Bagi Masyarakat Pemegang Surat Keterangan Penguasaan Tanah Di Kota Dumai Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode socio-legal, hal yang mengandung dua aspek penelitian yaitu aspek legal research yang objek penelitiannya tetap ada yang berupa hukum dalam arti norma dan aspek sosio research yaitu digunakannya metose dan teori-teori ilmu sosial tentang hukum untuk membantu peneliti dalam melakukan analisis. Hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa masih banyak masyarakat pesisir pantai Kota Dumai yang belum memiliki sertifikat Hak Atas Tanah. Hal ini dikarenakan minimnya sosialisasi tentang pentingnya sertifikat sebagai hak milik bagi masyarakat pesisir. Selain itu jarak kantor pertanahan yang jauh dari tempat tinggal mereka membuat masyarakat merasa kesulitan untuk melakukan proses pendaftaran tanah. Dari penelitian ini diketahui pula bahwa konsep pendaftaran tanah wilayah pesisir dilakukan dengan mempertimbangkan Rencana Detil Tata Ruang Kota agar pemetaan tersebut tidak mengakibatkan adanya tumpang tindih antara lahan kawasan hijau dan tanah masyarakat. Pemetaan yang dilakukan berguna untuk menetapkan luas tanah yang dikuasai masyarakat dalam jangka waktu lebih dari 20 tahun dengan alat bukti surat keterangan penguasaan tanah. Rekomendasi dari penelitian ini adalah kepada pemerintah khususnya Badan Pertanahan Nasional Kota Dumai untuk melakukan sosialisasi secara rutin kepada masyarakat yang berada dipesisir pantai tentang pentingnya memiliki hak atas tanah, dan pemerintah harus tegas dalam menerapkan system pendaftaran atas tanah di wilayahpesisir

    PEMANFAATAN BIJIH BESI PADA SINTESIS FOTOKATALIS ?-FE2O3/TIO2 DAN UJI AKTIVITASNYA PADA DEGRADASI ZAT WARNA INDIGO KARMIN

    Get PDF
    Pemanfaatan bijih besi dari daerah Lhoong, Aceh Besar pada preparasi komposit ?-Fe2O3/TiO2 dengan metode sol gel telah berhasil dilakukan. Hematit, ?-Fe2O3/TiO2 diekstraksi dari bijih besi menggunakan asam klorida dan presipitasi menggunakan NH4OH pada pH 6. Komposit ?-Fe2O3/TiO2 dipreparasi menggunakan titanium tetraisopropoksida sebagai prekursor TiO2 dengan perbandingan ?-Fe2O3 molar dan TiO2 adalah 3:1. Hasil karakterisasi komposit ?-Fe2O3/TiO2 menggunakan XRD menunjukkan bahwa fasa dominan yang terdapat dalam komposit adalah senyawa ?-Fe2O3. Aktivitas fotokatalitik komposit diuji pada degradasi zat warna Indigo carmine. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas fotokatalitik komposit ?-Fe2O3/TiO2 tertinggi dengan persen degradasi 99,2 % diperoleh pada pH larutan 1, massa fotokatalis 250 mg dan konsentrasi larutan zat warna 10 ppm setelah diradiasi dengan sinar ultra violet selama 60 menit.Kata kunci : sol -gel, komposit, hematit, indigo carmine, bijih besi, TiO2

    ANALISIS PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN GELANDANGAN MELALUI PENDIDIKAN LIFE SKILL: (Studi Kasus di Kota Rantauprapat)

    Get PDF
    Abstract The problem in this research is about how to implement, evaluate, and have an impact when empowering the homeless in Rantauprapat. Because, there are still a large number of homeless people encountered so that some of the homeless have not been able to meet their economic needs and do not even have a job and a permanent place to live. The purpose of this study was to determine the implementation, evaluation, and impact of the lifeskills empowerment program on the homeless in Rantauprapat. This type of research uses a qualitative method with a descriptive approach. The subjects of the study were the head of the department for rehabilitation, tutors, and homeless people. Collecting data using observation and interview methods. Data analysis techniques used are data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of this study indicate that: 1) The implementation of lifeskills empowerment for the homeless in Rantauprapat by providing sewing training reaches 80% of the devotees and agricultural training reaches 60% of the devotees. The process of implementing the empowerment of the homeless is provided with skills guidance that prioritizes practicality and its implementation is carried out 2 times a week which lasts for 1 year. 2) Evaluation of life skill empowerment for homeless people in Rantauprapat is done by asking questions before ending the daily material guidance. 3) The impact of empowering lifeskills on the homeless in Rantauprapat is considered to have a positive impact on the inmates so that it can lead to four aspects of life skills, namely vocational skills, academic skills, social skills, and personal skills. Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana pelaksanaan, evaluasi, dan dampak pada saat melakukan pemberdayaan terhada[ gelandangan di Rantauprapat. Karena, masih banyaknya jumlah gelandangan yang ditemui sehingga ada dari gelandangan tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka bahkan tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal yang tetap. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan, evaluasi, dan dampak program pemberdayaan kecakapan hidup terhadap gelandangan di Rantauprapat. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian adalah pegawai dinas kepala seksi bidang rehabilitas, tutor, dan gelandangan. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah koleksi data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Pelaksanaan pemberdayaan lifeskills terhadap gelandangan di Rantauprapat dengan memberikan pelatihan menjahit mencapai 80% peminatnya dan pelatihan pertanian mencapai 60% peminatnya. Proses pelaksanaan pemberdayaan gelandangan ini dengan diberikan bimbingan keterampilan yang lebih mengutamakan kepraktik dan pelaksanaannya di lakukan dalam 2 kali dalam satu minggu yang berlangsung selama 1 tahun. 2) Evaluasi pemberdayaan life skill terhadap gelandangan di Rantauprapat dilakukan dengan cara tanya jawab sebelum mengakhiri bimbingan materi setiap harinya. 3) Dampak pemberdayaan life skill terhadap gelandangan di Rantauprapat dinilai mendapatkan hasil yang berdampak positif bagi warga binaan sehingga dapat menimbulkan empat aspek kecakapan hidup yaitu kecakapan vokasional, kecakapan akademik, kecakapan sosial, dan kecakapan personal
    corecore