100 research outputs found

    Diversity of secondary metabolites from Genus Artocarpus (Moraceae)

    Get PDF
    Abstrak. Hakim A. 2010. Keanekaragaman metabolit sekunder Genus Artocarpus (Moraceae). Nusantara Bioscience 2:146-156. Beberapa spesies dari genus Artocarpus (Moraceae) telah diteliti kandungan bahan alamnya. Metabolit sekunder yang berhasil diisolasi dari genus Artocarpus terdiri dari terpenoid, flavonoid, stilbenoid, arilbenzofuran, neolignan, dan adduct Diels-Alder. Kelompok flavonoid merupakan senyawa yang paling banyak ditemukan dari tumbuhan Artocarpus. Senyawa flavonoid yang telah berhasil diisolasi dari tumbuhan Artocarpus memiliki kerangka yang beragam seperti calkon, flavanon, flavan-3-ol, flavon sederhana, prenilflavon, oksepinoflavon, piranoflavon, dihidrobenzosanton, furanodihidrobenzosanton, piranodihidrobenzosanton, kuinonosanton, siklolopentenosanton, santonolid, dihidrosanton. Kata kunci: Artocarpus, Moraceae, flavonoid, Diels-Alder, metabolit sekunder

    PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, DAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA MELALUI PRAKTIKUM PROYEK MINI KIMIA BAHAN ALAM

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model praktikum kimia bahan alam (KBA) dan meningkatkan keterampilan generik sains (KGS), keterampilan berpikir kritis (KBK), serta pemahaman konsep KBA mahasiswa. Penelitian ini termasuk mixed methods embedded experimental design research yang melibatkan data kualitatif dan data kuantitatif untuk menyelesaikan masalah penelitian. KBA merupakan mata kuliah pilihan pada jurusan Pendidikan Kimia dan jurusan Kimia yang mengkaji jenis, distribusi, dan fungsi metabolit sekunder (MS). Subjek penelitian 31 mahasiswa Pendidikan Kimia (kelas eksperimen) dan 28 mahasiswa Kimia (kelas kontrol) semester 6 tahun ajaran 2012/2013 pada salah satu universitas negeri di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan Model Praktikum Proyek Mini Kimia Bahan Alam (MPPM-KBA) dan kelas kontrol dengan model praktikum verifikatif. Instrumen yang digunakan terdiri atas tes prasyarat praktikum, tes penguasaan konsep KBA yang terintegrasi dengan tes KGS dan KBK, lembar observasi, dan angket untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap kurikulum KBA dan persepsinya tentang MS, serta tanggapan mahasiswa terhadap MPPM-KBA. Karakteristik MPPM-KBA: pembelajaran berpusat pada mahasiswa, dosen bertindak sebagai fasilitator, proyek bersifat open ended, produk berupa isolat, dan mahasiswa bekerja dalam kelompok kecil. Komponen MPPM-KBA terdiri atas orientasi masalah, perancangan praktikum, presentasi proposal praktikum, implementasi kegiatan praktikum, presentasi hasil praktikum, evaluasi kegiatan praktikum dan penyimpulan konsep KBA kompleks. Walaupun tidak terdapat perbedaan n-gain KGS yang signifikan antara kedua kelas, kemampuan pengamatan tak langsung dan hukum sebab akibat kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Pembelajaran dengan MPPM-KBA menunjukkan n-gain KGS tertinggi terjadi pada indikator kemampuan membangun konsep (66,69%) dan terendah terjadi pada indikator pengamatan tak langsung (57,39%). N-gain KBK kedua kelas berbeda signifikan. Pembelajaran dengan MPPM-KBA menunjukkan n-gain KBK tertinggi terjadi pada sub indikator menentukan suatu tindakan (memilih kriteria untuk mempertimbangkan solusi yang mungkin) sebesar 69,71% dan terendah terjadi pada sub indikator membuat dan menentukan nilai pertimbangan (menimbang dan membuat keputusan) sebesar 47,42%. Dengan MPPM-KBA, mahasiswa mengalami n-gain penguasaan konsep KBA yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran dengan model praktikum verifikatif. N-gain pemahaman konsep KBA tertinggi dengan MPPM-KBA terjadi pada konsep fraksinasi sebesar 76,29% dan terendah pada konsep kromatografi lempeng tipis sebesar 20,50%. Secara umum, mahasiswa memberikan tanggapan positif terhadap MPPM-KBA. Mahasiswa berpendapat bahwa penerapan model ini dapat memotivasi belajar dan meningkatkan penguasaan konsep KBA. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap MPPM-KBA untuk menunjukkan kemungkinan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lain. The aims of this research was to develop a model of natural product (NP) laboratory in order to improve students’ generic science skills (GSS), critical thinking skills (CTS), and NP conceptual understanding. This study used a mixed methods embedded experimental design research that involving qualitative data and quantitative data to solve research problems. NP is an elective course both in the chemistry education and chemistry department, which analyzed the types, distribution, and function of secondary metabolites (SM). Subjects consisted of 31 students of chemistry education department (experimental class) and 28 students of chemistry department (control class) at the 6th semester of academic year 2012/2013 at one of state university in Mataram, West Nusa Tenggara Indonesia. Experimental class used natural product mini project laboratory model (NP-MPLM) and control class used verification laboratory models. The instruments used consist of precondition test, natural product concept test integrated with generic science skills test and critical thinking skills test, teaching materials laboratory, observation sheets, questionnaires to determine student attitudes toward NP chemistry curriculum, student perceptions about the secondary metabolites, and student response to NP-MPLM. Several NP-MPLM characteristics are: students centered learning in small groups, lecturer as facilitator, open ended mini project, and identification of SM as a project product. The components of NP- MPLM consist of: problem orientation, students designing and presenting laboratory activity proposal of NP. Implementation of the proposal, presentation results, evaluation of activities and analysis of the NP. Although there was no significant difference between experimental and control class in GSS, the ability of indirect observation and causality of experimental class were better than the control class. Learning with NP-MPLM showed the highest n-gain in GSS indicators for ability of concepts formation indicator (66.69 %) and the lowest n-gain occurred on indirect observations indicator (57.39 %). N-gain CTS in both classes were significantly different. Learning with NP-MPLM showed the highest n-gain on CTS indicator was 69.71% for deciding on an action (select criteria to judge possible solutions), while the smallest n-gain was 47.42% for the making and judging value judgments (balancing, weighing, and deciding) indicator. The students used NP-MPLM was higher in conceptual understanding of NP than students used verification laboratory model. Learning with NP-MPLM showed the highest n-gain of student conceptual mastery on fractionation concept (76.29%), while the lowest on thin layer chromatography concept (20.50%). In general, students gave positive responses to NP-MPLM. According to students, the application of this model can motivate and improve conceptual understanding of the natural products chemistry. It should be further research of NP-MPLM to increase other higher order thinking skills

    Specialty Dihydrobenzoxanthoneââ¬â¢s Artocarpus Purified By Vacuum Liquid Chromatography (VLC)

    Get PDF
    One family of plants that are source of bioactive chemicals is the Moraceae.Artocarpus is the main genus of the Moraceae. Several species of the genus Artocarpus have been isolated their secondary metabolites. The main fractions obtained from the VLC are analyzed again by TLC. Fractions that have same spots (Rf) pooled. Purification process on main factions are done repeatedly by radial chromatography. Flavonoid is the most found from Artocarpus plant. Dihydrobenzoxanthone is one of flavonoid derivatives which is successfully isolated from Artocarpus. Dihydrobenzoxanthone is only formed from the flavone with ring B which isoxygenated with pattern of 2', 4' and 5'. Students can be learned dihydrobenzoxanthoneââ¬â¢s Artocarpus by laboratory activities.ÃÂ

    Sintesis Feromon 6-metil-2-hepten-4-ol Dari Krotonaldehid Melalui Pembentukan Reagen Grignard Isobutilmagnesium Bromida

    Get PDF
    : Synthesis of 6-methyl-2-hepten-4-ol was generated with formation of Grignard reagent Isobutylmagnesium bromide carried out at 400C for one hour, then formation of alcoxide salt magnesium bromide carried out at 00C. Alcoxide salt magnesium bromide were hydrolyzed by saturated NH4Cl solution producing 6-methyl-2-hepten-4-ol. Results were examined physically and chemically including density, refraction index, pure percentage and yield percentage were 0,81529 g/mL, 1,40830, 66,07 % and 46,31 % respectively. The IR characters showed stretching vibration of O-H group at 3361 cm-1, stretching vibration C-OH group at 1049,2 cm-1, stretching vibration C=C group at 1676 cm-1 and absorption of C-H in CH3 2956,7 and 2920 cm-1. Identification using GC-MS resulted spectra m/e 128 at time retention 6,284 minutes. The proven data indicated that the resulted compound was 6-methyl-2-hepten-4-ol

    KECENDERUNGAN POLA OKSIDASI FLAVONOID PADA KULIT BATANG DAN KAYU BATANG Artocarpus scortechinii KING. (Moraceae)

    Get PDF
    Abstrak. Flavonoid yang terdapat dalam genus Artocarpus terdiri dari calkon, flavanon, flavon dan flavan-3-ol. Gugus prenil pada flavonoid tersebut ada pada posisi C-3 dan cincin B teroksigenasi pada posisi C-4’ atau C-2’, C-4’ atau  C-2’, C-4’, C-5’. Selain itu prenilasi juga dapat terjadi pada posisi C-6, C-8, dan C-3’. Pola yang demikian sangat jarang ditemukan pada famili tumbuhan selain Moraceae. Kajian lebih lanjut terhadap pola oksigenasi cincin B pada bagian kulit batang dan kayu batang menjadi sangat menarik karena ditemukan kecenderungan yang dapat mewakili kedua bagian tersebut. Dari data metabolit sekunder kulit batang A. scortechinii King memperlihatkan kecenderungan pola oksigenasi pada cincin B dari kerangka flavon pada posisi 2’, 4’ dan 5’. Perkecualian hanya terjadi pada flavon sederhana, dimana oksigenasi terdapat pada posisi 2’ dan 4’ sedangkan metabolit sekunder dari  kayu batang A. scortechinii King memperlihatkan kecenderungan pola oksigenasi cincin B pada posisi 2’, 4’.Kata Kunci : Artocarpus scortechinii King, prenilasi, dan flavonoid. Abstract. Flavonoid which is in gender Artocarpus consisted of the chalcon, flavanon, flavon and flavan-3-ol. Prenylated of the flavonoid on position C-3 and B ring oxigenation on C-4' or C-2', C-4' or C-2', C-4', C-5'. Others prenylated also can be on position C-6, C-8, and C-3'. Such pattern is very rare found at set of relatives of plant besides Moraceae. Furthermore study to pattern of oxigenation on B ring at bark and heartwood become very attractive because found a tendency which can deputize second of the shares. From data metabolite secunder of the bark A. scortechinii King show the preference of pattern oxigenation of B ring from framework flavon on course 2', 4' and 5'. Exception is only became of the simple flavon, where oxigenation of there are on course 2' and 4' while metabolite secunder from heartwood A. scortechinii King show the tendency of pattern of oxigenation of B ring on course 2', 4'. Keyword : Artocarpus scortechinii King, prenylated, and flavonoid

    Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia Bahan Alam: Ekstraksi Senyawa Kardol dari Kulit Biji Jambu Mete

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk 1) Mengembangkan petunjuk praktikum kimia bahan alam tentang ekstraksi senyawa kardol dari kulit biji jambu mete dengan menggunakan skema kerja yang telah dimodifikasi. 2) Mengetahui kelayakan dan kepraktisan petunjuk praktikum kimia bahan alam tentang ekstraksi senyawa kardol dari kulit biji jambu mete yang dikembangkan. Rancangan penelitian menggunakan model 4D. Sampel yang digunakan sebanyak 18 mahasiswa pendidikan kimia yang ditentukan dari hasil perhitungan menggunakan rumus slovin dan untuk pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar validasi ahli yang dianalisis menggunakan rumus Aiken’s V dan percentage of agreement untuk mengetahui kelayakan petunjuk praktikum yang dikembangkan sedangkan untuk mengetahui kepraktisan petunjuk praktikum yang dikembangkan menggunakan angket respon mahasiswa. Berdasarkan hasil uji validitas ahli dan reliabilitas diperoleh rata-rata keseluruhan nilai V = 0.80 dan R= 0.91 yang menunjukkan bahwa petunjuk praktikum kimia bahan alam tentang ekstraksi senyawa kardol dari kulit biji jambu mete layak digunakan. Berdasarkan hasil respon mahasiswa diperoleh rata-rata kepraktisan seluruh aspek sebesar 84.7% yang menunjukkan petunjuk praktikum kimia bahan alam ekstraksi senyawa kardol dari kulit biji jambu mete sangat praktis. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa petunjuk praktikum kimia bahan alam tentang ekstraksi senyawa kardol dari kulit biji jambu mete yang dikembangkan bersifat layak dan sangat praktis digunakan dalam proses pembelajaran.Kata kunci: Kardol, Petunjuk Praktikum, Kimia Bahan Ala

    Science Practicum and Mini Edupark School (MES) As Alternatives To Improve Environmental Care Attitude In Philosophy Perspective

    Get PDF
    Abstract:  This article aims to describe philosophically related to Science Practicum Activities and Mini Edupark School (MES) facilities which are expected to support future education, especially environmental conservation attitudes. This article uses a qualitative descriptive approach. Philosophically, ontology is obtained an overview related to the nature of the Science Practicum activities and the Mini Edupark School (MES) Facilities. From an epistemological philosophy, we get an overview of the procedures, types of science practicum and how the Mini Edupark School (MES) is implemented in science learning. Philosophically, axiologically, an overview of universal values is obtained from the existence of science practicum activities and the Mini Edupark School (MES), especially towards an attitude of caring for the environment.Abstrak: : Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan secara filsafat terkait Kegiatan Praktikum IPA dan sarana Mini Edupark School (MES) yang diharapkan dapat mendukung pendidikan masa depan khususnya sikap konservasi lingkungan. Artikel ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Secara Filsafat ontologi diperoleh gambaran terkait hakekat dari kegiatan Praktikum IPA dan Sarana Mini Edupark School (MES). Secara Filsafat epistimologi diperoleh gambaran terkait prosedur, jenis praktikum IPA dan bagaimana Mini Edupark School (MES) itu dilaksanakan dalam pembelajaran IPA. Secara filsafat aksiologi diperoleh gambaran terkait nilai-nilai universal yang diperoleh dari keberadaan kegiatan praktikum IPA dan Mini Edupark School (MES) khususnya mengarah kepada sikap peduli lingkunga

    Pengembangan E-Modul Kimia Berbasis STEM Dengan Pendekatan Etnosains

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan e-modul kimia berbasis STEM dengan pendekatan etnosains yang valid dan praktis. Penelitian ini mengacu pada model 4D dari Thiagarajan, S. Semmel & Semmel yang dimodifikasi menjadi tiga tahap yaitu define, design, dan develop. Modul kimia dilakukan ujicoba kevalidan dan kepraktisan sebelum digunakan dalam pembelajaran kimia. Validasi dilakukan oleh tiga tim ahli dan disesuaikan dengan tabel penskoran, sedangkan uji kepraktisan menggunakan angket respon peserta didik dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-modul kimia berbasis STEM dengan pendekatan etnosains dalam kategori layak dan praktis digunakan dalam pembelajaran dengan perolehan skor berturut-turut sebesar 87% dan 86,2%

    Antioxidant Activity of Fruit Extract Powder Beans (Phaseolus vulgaris L.) Using DPPH Method

    Get PDF
    Free radical effect is one of many factors that can cause coronic desease, heart coronary desease, diabetes militus.  Beans plant (Phaseolus vulgaris L.) countant antioxidant compound. Antioxidants could inhibit oxidation reaction, that is cousing free radical compounds. The objective of this research was to determine the potential of bean extracts as an antioxidant. DPPH method was used to measure antioxidant activity, absorbances was measured using UV-Vis spectroscopy. Scrining phytochemical used to identified secondary metabolites in samples. The result showed IC50 1268.18; 2512; 1698.18 and 4442.75 μg/mL for all variety of stroge (less 1, 1, 2, 3 months) and IC50 control BHT was 1.744 μg/mL. Extract of bean powder sample classified as very weak antioxidant activity, variety of storage could effect to antioxidant activity. Phytochemical screening results obtained flavonoids, phenols, alkaloids, saponins, steroids and terpenoids present in the sample, while tannin are not included in the sampl

    Pengembangan LKPD Berbasis Pembelajaran Penemuan Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik Pada Materi Kimia SMA

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian pengembangan LKPD berbasis pembelajaran penemuan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kelayakan pengembangan LKPD secara teoritis; 2) kepraktisan penggunaan LKPD berbasis pembelajaran penemuan; dan 3) keefektifan penerapan LKPD berbasis pembelajaran penemuan. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model Dick & Carey (analisis kebutuhan dan identifikasi tujuan umum, analisis pembelajaran, analisis pembelajar dan konteks, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, evaluasi formatif, melakukan revisi, serta evaluasi sumatif). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) LKPD berbasis pembelajaran penemuan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dikarenakan telah memenuhi syarat kelayakan secara teoritis dengan persentase rata-rata LKPD sebesar 89,33% dan termasuk dalam kriteria sangat layak, 2) LKPD berbasis pembelajaran penemuan sangat praktis dan mudah digunakan oleh guru dan peserta didik dengan rata-rata respon sebesar 86,79% dan termasuk dalam kategori sangat baik atau praktis; dan 3) LKPD berbasis pembelajaran penemuan efektif meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik dengan skor N-gain sebesar 0,36 dan termasuk dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis pembelajaran penemuan layak, praktis, dan efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit
    • …
    corecore