22 research outputs found

    Optimum Efficiency Analysis of Ecofriendly WDM-POF Optical Coupler

    Get PDF
    This chapter was presented to promote the development of Wavelength Division Multiplexing, WDM networking system based on Polymer Optical Fiber (POF). 1 × 3 POF coupler has been fully utilized to couple the WDM optical signals. An optimum efficiency analysis and mathematical modeling has been conducted to produce an effective device to be integrated into WDM-POF system. But despite its high speed data transmission feature, optical fiber technology remains an expensive option in optical network, although the installation costs associated with fiber through the transmission network can be minimized through the fabrication of 1 × 3 POF coupler. The objective of this chapter is identifying the differences in factors affecting the output power of the POF 1 × 3 coupling. It is then able to develop an efficient WDM-POF network system with high output power at a minimal cost. Several measurements using a power meter record performance and analysis device losses and power outputs. The demultiplexer efficiency is approximately 70%. Demultiplexer fabrication is easy with color and epoxy filters, although for some parts it requires careful attention. The output shows that Ecofriendly WDM-POF Optical Coupler can be used as one of the low-cost media for home networking and automotive applications

    Gas chromatography-mass spectrometry analysis of ether extracts from tissue cultures of curcuma zedoaria = Analisis spektrometri massa - khromatografi gas sari eter dari kultur jaringan curcuma zedoaria

    Get PDF
    ABSTRACT: Untuk meneliti pengaruh derajat deferensiasi sel terhadap kandungan terpenoid pada tanaman Curcuma zedoaria, maka dilakukan analisis GC-MS pada ekstrak eter dari beberapa jenis kultur jaringan tanaman tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa derajat deferensiasi dari sel dapat mempengaruhi kandungan senyawa terpenoidnya. Kultur organ (kultur pucuk, akar dan planlet) dapat memproduksi senyawa terpenoid lebih ban yak bila dibandingkan dengan kultur kalusnya. Sebagian besar senyawa terpenoid yang berhasil teridentifikasi dari kultur in vitro tanaman ini berada dalam bentuk teroksigenasi Key words: Curcuma zedoaria, tissue, callus and organ cultures, terpenoids, GC-MS analysi

    Pelatihan Media Pemasaran Online dengan Sosial Media Pada Usaha Terang Bulan Mini Dapur Priya

    Get PDF
    Dapur Priya merupakan salah satu bisnis kuliner yang berfokus pada salah satu jajanan yaitu terang bulan mini. Peluang bisnis terang bulan mini saat ini memiliki potensi yang cukup menjanjikan jika dikembangkan sebagai usaha jajanan. Potensi pasar yang masih terbuka lebar, memberikan peluang bagi mitra untuk bisa meraih keuntungan. Agar tak kalah bersaing dengan pedagang kue yang lain, diperlukan ide yang lebih kreatif . Dapur Priya yang dimiliki oleh Bapak Rustana yang beralamat di Banjar Sengguan Abianbase, Mengwi Badung. Usaha ini sudah digeluti cukup lama semenjak beliau tidak bekerja karena dampak pandemi COVID-19. Mitra mulai merintis usaha jajan terang bulan mini ini bersama istri. Melihat dari sisi jangkauan pemasaran jajan terang bulan mini, mitra hanya memasarkan di sekitaran rumah mitra dan dari mulut ke mulut saja. Kegiatan pengabdian ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengabdian dengan judul “ Penambahan Desain Kemasan dan Varian Rasa Pada Usaha Jajan Terang Bulan Mini” dan pada kegiatan selanjutnya setelah peningkatan varian rasa dan penambahan desain kemasan maka dalam kegiatan kedua ini berdasarkan permasalahan prioritas yang ditangani maka solusi yang ditawarkan berupa Penerapan iptek melalui pelatihan media pemasaran online berupa media sosial sebagai wadah mempromosikan dan menyebaran informasi jajan terang bulan mini yang diproduksi mitra

    Supply Chain Risk Management of The Small-Scale Industry in West Sumatera

    Get PDF
    The existing cacao industry in West Sumatera is a small scale cacao industry. One of the risks encountered in this industry is that the production does not meet the target and the specification set, resulting in the difficulties for the industry to develop. The objective of the research is to conduct a supply chain risk management in the small scale cacao industry in West Sumatera. . This research used a survey approach method. While the data collected were primary and secondary data. The supply chain management process used descriptive method and Analytic Network Process (ANP). Study on cacao industry chain supply risk source showed indicates that production risks are in the highest priority with a value of 21.78%. The marketing, financial, institutional and human resource risks have the same priority risk i.e. 19.55%. The highest priority of risk types includes the risk of availability of industrial capital, government policy, skills and personal knowledge, and production process cost, with the priority values of 0.102634; 0.101024; 0.099903; and 0.041294 respectively. An alternative risk control priority is to weaken risk (0.39191), and risk segregation (0.25798). Supply chain risk management needs to be held by weakening and segregating risks through improving product management, supply management and information management prioritized on procurement and production processes, thereby enhancing the quality and quantity of processed cocoa products on an ongoing basis. The results of the study can become an input to stakeholders related to the development of small-scale cocoa industry in West Sumatera.</p

    Analysis of Cocoa Industry Development Factor with System Approach in West Sumatera, Indonesia

    Get PDF
    The opportunity to develop cocoa industry in West Sumatera is higher with the increase of cocoa production. In the development of the cocoa industry needs to consider various factors, while also needs to study the relationship between the government, farmers and cocoa industry that contained in one system. The purpose of this research is to analyze the cocoa industry development factor with the system approach and to determine the right location for the development of cocoa industry in West Sumatera. The collected data is primary and secondary data. Scoring is done using paired comparison techniques that are aggregated from expert opinion. Determination of cocoa industry development location is held by analitical hierarchy process (AHP) technique. The result of analysis shows that the cocoa processing industry development processors consist of 5 groups, there are (1) mean industry (cocoa industry), (2) buyer, (3) supplier farmers, (4) supporting industries, and (5) supporting institutions. The most important factors in the development of the cocoa industry are fixed investment costs (0.153), marketing of processed cocoa (0.147), availability of facilities and infrastructure (0.139), availability and continuity of raw materials (0.108), and government support (0.097). The most potential areas for the development of the cocoa industry are 50 Kota District (0.183), Padang Pariaman District (0.166), and Tanah Datar District (0.163)

    Fabrikasi dan Pencirian Pencerai 3×3 Berasaskan Gentian Optik Polimer (POF) dengan Teknik Pelakuran Berkos Rendah

    Get PDF
    Gentian optik polimer (POF) mempunyai banyak kelebihan dan banyak digunakan untuk komunikasi terutamanya dalam industri automotif. Komunikasi ini memerlukan maklumat yang banyak dihantar pada satu masa dengan kos yang rendah. Untuk itu pencerai 3×3 POF yang berkonsepkan pemultipleks bahagi jarak gelombang (WDM) yang berkos rendah dan berteknologi hijau difabrikasikan. Pencerai POF ini difabrikasikan dengan menggunakan alat yang murah dan mudah didapati, iaitu tiub besi dan lilin. Teknik fabrikasi yang digunakan adalah dengan memanaskan tiga lembar POF sehingga bahagian tengahnya mencair dan melakur sehingga mengecil dan memanjang berdiameter 1 mm. Pencerai 3x3 POF yang berjaya difabrikasi dicirikan dengan mengukur kehilangan POF sebelum dan selepas hujungnya diratakan dan digilap dengan dua jenis kertas pasir yang berlainan darjah kekasaran. Ini untuk melihat kesan gilapan pada kehilangan isyarat optik. Kehilangan pencerai POF juga diukur pada suhu yang berbeza bagi melihat kesannya pada prestasi pencerai POF. Berdasarkan keputusan yang diperoleh, dapat dilihat bahawa kebersihan dan kerataan hujung POF memberi kesan kepada kehilangan dengan penurunan antara 0.3 hingga 5.0 dB. Suhu juga memberi kesan kepada kehilangan isyarat POF, walaupun tidak begitu ketara, dengan purata peningkatan kehilangan sebanyak 0.3 dB. Walaupun secara keseluruhannya nilai kehilangan dalam pencerai POF yang difabrikasi ini masih tinggi, prestasi ini dapat diperbaiki dengan penambahbaikan pada teknik pelakuran dan penggunaan alat yang lebih berkualiti. Teknik pemfabrikasi berkos rendah ini dipercayai boleh menghasilkan pencerai POF yang murah secara komersil, tetapi dengan kajian yang lebih mendalam pada teknik pelakuran, punca kehilangan dan cara meminimumkan kehilangan boleh diperoleh dan meningkatkan isyarat optik keluaran
    corecore