18 research outputs found

    KEPATUHAN PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN HIV/AIDS DI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

    Get PDF
    e"> Kepatuhan pengobatan anti retro viral pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) merupakan hal yang esensial selama pengobatan HIV/AIDS. Terapi anti retro viral dapat memperpanjang hidup ODHA, meskipun tidak dapat menyembuhkan infeksi HIV. Terapi anti retro viral dapat menekan jumlah virus di tubuh ODHA dengan pemakaian secara terus-menerus. Kelalaian meminum obat bisa menyebabkan resistensi. Oleh karena itu, kepatuhan minum obat menjadi sangat penting.Penelitian dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan terapi anti retro viral pada pasien ODHA di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang diadaptasi dari kombinasi antara AIDS Clinical Trials Group (ACTG) Adherence Questionnaire dan Morisky 8-Item Medication Adherence Questionnaire yang meliputi faktor pengetahuan, faktor keyakinan, faktor sarana, faktor jarak dan biaya, faktor dukungan sosial, faktor psikologis yang dialami pasien selama seminggu terakhir, faktor psikologis pasien yang dialami selama sebulan terakhir serta faktor efek samping obat yang dirasakan pasien. Penelitian dilakukan pada 31 pasien ODHA di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Hasil uji korelasi Spearman Rank menunjukkan bahwa faktor psikologis yang dialami pasien selama seminggu terakhir (ρ=0,408), faktor psikologis yang dialami pasien selama sebulan terakhir (ρ=0,524) serta faktor efek samping obat (ρ=0,449) yang mempengaruhi secara signifikan terhadap tingkat kepatuhan terapi anti retro viral pada pasien ODHA di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.Kata kunci : tingkat kepatuhan, terapi antiretroviral, HIV/AID

    STUDI ETNOFARMAKOLOGI TUMBUHAN SEBAGAI OBAT TRADISIONAL UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT HIPERLIPIDEMIA DI KECAMATAN DAYEUHLUHUR KABUPATEN CILACAP

    Get PDF
    Pemanfaatan tumbuhan di Indonesia sudah dilakukan  secara turun temurun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari salah satunya sebagai pengobatan.Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan sosial budaya akan menurunkan perluasan hutan dan pengetahuan dalam pengobatan tradisional. Penyakit Tidak Menular (PTM) yang secara global PTM penyebab kematian nomor satu adalah penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Gangguan Kardiovaskular merupakan salah satu golongan penyakit yang menjadi perhatian dan prioritas dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit di Kabupaten Cilacap. Pada penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan dan cara pengolahan tumbuhan pada penyakit stroke di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan dilanjutkan kajian etnofarmakologis dengan teknik wawancara semi struktur .Total responden adalah 59 responden pada penelitian ini adalah pengobat tradisional (BATTRA) di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 24 suku tumbuhan yang digunakan sebagai penyakit hiperlipidemia. Suku tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu Acanthaceae dan Annonaceae masing-masing sebanyak (12,5%) dan yang paling banyak digunakan yaitu (Annona muricata L.) sebagai obat tradisional untuk pencegahan penyakit hiperlipidemia di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap dan cara pengolahan tumbuhan sebagai obat tradisional paling banyak digunakan dengan cara direbus (55,81%.) di Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap

    Pengaruh Short Message Service Terhadap Kepatuhan Pengobatan Dan Gaya Hidup Pasien Diabetes Melitus di RSUD Dr. M. Ashari Pemalang

    Get PDF
    Keberhasilan terapi diabetes dipengaruhi oleh pengobatan dan gaya hidup pasien. Ketidakpatuhan menjadi salah satu penyebab dari hasil pengobatan yang buruk, berkembangnya gejala penyakit, serta komplikasi. Perlu adanya perlakuan untuk mencapai hasil terapi yang optimal, salah satunya dengan pemberian Short Message Service (SMS) terkait pengobatan diabetes dan gaya hidup yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh SMS terhadap kepatuhan pengobatan dan gaya hidup pasien diabetes melitus di RSUD dr. M. Ashari Pemalang. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan metode pengambilan sampel accidental sampling. Kepatuhan pengobatan diukur dengan kuesioner Medical Prescription Knowledge (MPK) sedangkan gaya hidup dinilai dengan kuesioner Summary of Diabetes Self care Activities (SDSCA). Responden yang berjumlah 81 orang dikelompokan menjadi kelompok kontrol dan intervensi. Sejumlah 41 responden kelompok intervensi diberikan perlakuan berupa SMS untuk mengonsumsi obat diabetes, serta anjuran untuk mematuhi pengobatan dan menjalankan gaya hidup yang baik. Sebanyak 40 pasien dalam kelompok kontrol tidak menerima SMS selama penelitian. Kepatuhan dan gaya hidup diukur sebelum dan setelah perlakuan. Pada penilaian gaya hidup terdapat pengaruh SMS yang diberikan, dilihat dari signifikansi perbedaan skor yang diperoleh pasien pada kedua kelompok. Pada variabel kepatuhan pengobatan belum terdapat pengaruh dari SMS yang diberikan selama penelitian. Kata kunci: Diabetes, kepatuhan pengobatan, gaya hidup, SMS

    Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmetik Aman dan Halal Menggunakan Metode Game Teaching

    Get PDF
    EMPOWERMENT OF YOUTH PUTRI MUHAMMADIYAH PURWOKERTO ORPHANAGE ABOUT SAFE AND HALAL COSMETICS USING THE GAME TEACHING METHOD. Cosmetics are a necessity that has an important role in the field of beauty for the beauty of the human body. LPPOM MUI said that the use of cosmetic ingredients should contain safe and halal material. Survey says that 6 out of 10 teenage girls orphanage muhammadiyah purwokerto that were used in cosmetics, assume that only halal cosmetics logo already been guaranteed safety and halal. The measurement results of pre-test knowledge of halal cosmetics is in a category of knowledge is low (<56%). The solution provided is to empower young women by increasing knowledge relating to cosmetic. The method used is lectures that are packed with game teaching. The result of this activity looks at feedback is shown by the partners of the questions and answers appear when teaching the game in progress. The level of knowledge is measured by a questionnaire instrument compiled from a safe and halal method of choosing cosmetics. Questionnaires were compiled as many as 20 questions which fulfilled 3 aspects of knowledge namely knowing, understanding and applying. The majority of participants have increased knowledge of the low knowledge category into a midle category by the number of questions answered correctly ranged from 56%-75%

    COST EFFECTIVENESS ANALYSIS PENGOBATAN PASIEN DEMAM TIFOID PEDIATRIK MENGGUNAKAN CEFOTAXIME DAN CHLORAMPHENICOL DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

    Get PDF
    ABSTRAK Di Indonesia insiden demam tifoid banyak dijumpai pada populasi yang berusia 3-19 tahun. Resistensi luas antibiotik aktif terhadap Salmonella typhi banyak ditemui salah satunya chloramphenicol. Chloramphenicol adalah antibiotik pilihan pertama untuk tifoid pediatrik di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Telah dilakukan penelitian cost effectiveness analysis menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross sectional, pengambilan data menggunakan pendekatan retrospektif melalui penelusuran rekam medik pasien. Terdapat 87 pasien yang masuk dalam penelitian ini, 64 pasien mendapatkan chloramphenicol dan 23 pasien mendapatkan cefotaxime. Total biaya rata-rata pasien demam tifoid pediatrik yang mendapat chloramphenicol sebesar Rp1.453.618,00 sedangkan pada pasien yang mendapat cefotaxime sebesar Rp1.319.413,00. Berdasarkan waktu bebas demam pasien, nilai ACER chloramphenicol sebesar Rp983.969,00 per hari bebas demam, sedangkan cefotaxime sebesar Rp761.917,00 per hari bebas demam dengan nilai ICER sebesar Rp-527.535,00 per hari bebas demam. Untuk lama rawat pasien, nilai ACER chloramphenicol sebesar Rp299.098,00 per hari rawat sedangakan cefotaxime sebesar Rp297.835,00 per hari rawat dengan nilai ICER sebesar Rp312.104,00 per hari pengurangan lama rawat. Sehingga cefotaxime lebih cost effective dibandingkan dengan chloramphenicol. Kata kunci: demam tifoid pediatrik, cefotaxime, chloramphenicol. ABSTRACT In Indonesia, incidences of typhoid fever were commonly identified among the population of 3 to 19 years. There is a wide resistance of active antibiotics to Salmonella Typhi, one of which is chloramphenicol. The first option of antibiotics for pediatric typhoid in a local hospital of Purwokerto is chloramphenicol. The method applied was analytical observation using cross-sectional design. The data collection was done using retrospective approach through examining patient’s medical record. Among 87 patients taken as the data, 64 patients were given chloramphenicol and 23 patients took cefotaxime. The average cost of chloramphenicol medication was Rp1.453.618,00, and that of cefotaxime was Rp1.319.413,00. Based their fever –free time, the value of ACER among the patients treated with chloramphenicol was Rp983.969,00 at the fever-free day, that of cefotaxime was Rp761.917,00 at the fever-free day, with ICER value of Rp-527.535,00 per fever-free day. In terms of their treatment period, ACER value of chloramphenicol was Rp299.098,00 per day in hospitalization. Meanwhile, the value of cefotaxime was Rp297.835,00 per day in hospitalization with ICER value of Rp312.104,00 per day of reduction in hospitalization. So cefotaxime more cost effective than chloramphenicol. Key words: pediatric typhoid fever, cefotaxime, chloramphenicol

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENGELOLA OBAT TERHADAP PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

    Get PDF
    Pada tahun 2011 di seluruh puskesmas di Indonesia menunjukkan bahwa hanya 17,5% puskesmas di Indonesia yang  memiliki apoteker dan ada sekitar 32,2% puskesmas yang tidak memiliki tenaga kefarmasian sama sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengelola unit farmasi di puskesmas, mengetahui bagaimana pengelolaan obat yang dilakukan oleh pengelola unit farmasi yang ada di puskesmas, mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan pengelola unit farmasi dengan kemampuannya mengelola obat di puskesmas.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik melalui pendekatan cross sectional. Kuisioner digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan daftar ceklis untuk mengukur pengelolaan obat.  Peneliti melakukan Penelitian di Puskesmas Kabupaten Banyumas dengan jumlah responden 37 responden. Data dianalisis menggunakan uji statstik spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan nilai p value sebesar 0,031 yang menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan pengelola unit farmasi terhadap pengelolaan obat di Puskesmas Kabupaten Banyumas. Nilai Coefficient Correlation 0,355 yang menunjukkan kekuatan dan arah penelitian yang bersifat searah yang jika tingkat pengetahuan tinggi maka pengelolaan obat akan tinggi pula

    Pengaruh Keberadaan Apoteker terhadap Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Wilayah Kabupaten Banyumas

    Get PDF
    Due to complexity enhancement of health care services, pharmacists are required to provide their orientation to the patient.The objective of the study are to evaluate the pharmaceutical standard prosedures and measuring the effect of the pharmacist’s presence on the pharmacy services quality in the Community Health Centers (CHCs) of Banyumas districts. The study is an observational analytic categorical through cross sectional approach with colleting data technique is divided into two periods, through observation and structured interviews to the person in charge of pharmaceutical care unit. Based on the analysis, from 38 CHCs it’s found out that 24 (63,16%) CHCs have the pharmaceutical standard procedures and 14 (36,84%) CHCs doesn’t have it. However, of the 39 CHCs, there are 33 (84,61) CHCs that have pharmacist, 2 (6,06%) CHCs were categorized in a moderate quality and 31 (93,94%) of them categorized as having less quality. While the six (15,38%) CHCs that doesn’t have a qualified pharmacist categorized as having less quality. There are the presence of pharmacists towards the availability ofthe pharmaceutical standard prosedures, have p value of 0.363 (p>0.05) and the pharmaceutical services checklist with p value of 1.00 (p>0.05)at CHCs of Banyumas districts. Conclusionis pharmaceutical services in Banyumas district aren’t running optimally because presence of pharmacists hasn’t improve the qualit

    Health-Related Quality of Life of Patients with HPV-Related Cancers in Indonesia

    Get PDF
    BACKGROUND: Human papillomavirus (HPV)-related cancers are a serious concern in developing countries. Valid estimates of a country-specific health-related quality of life (HRQOL) for patients with HPV-related cancers provide a substantial tool in determining the burden of the disease. OBJECTIVES: To investigate the HRQOL of patients with HPV-related cancers in Indonesia. METHODS: The HRQOL of patients with HPV-related cancers (cervical, uterine, nasopharyngeal, head and neck, and anogenital cancer) was assessed using the EuroQol five-dimensional questionnaire (EQ-5D). Validity and reliability were assessed by means of construct validity and test-retest reliability methods, respectively. Subsequently, the EQ-5D utility index was calculated using the Thailand value set. RESULTS: The EQ-5D came out as a valid and reliable questionnaire for measuring the HRQOL of patients with HPV-related cancers in Indonesia. From a total of 520 patients diagnosed with HPV-related cancers, 404 patients were excluded because of not fulfilling the inclusion criteria, and so 116 patients finally participated in the study. The mean age of the patients was 47.5 ± 12.03 years. Most of the patients were women (56.0%) and married (97.4%), and less than half of them had finished high school (32.7%). Moreover, the proportions of nasopharyngeal, cervical, head and neck, anogenital, and uterine cancers in the study population were 29.3%, 24.6%, 22.4%, 14.2%, and 9.5%, respectively. The average HRQOL of the patients with HPV-related cancers was 0.69 ± 0.10, with the highest and lowest estimates applying to uterine cancer (0.84 ± 0.29) and head and neck cancer (0.58 ± 0.33), respectively. CONCLUSIONS: The HRQOL of patients with HPV-related cancers was found to be reduced to a certain extent in our study for Indonesia

    Pemberdayaan Ibu-ibu Aisyiyah dalam Pemilihan, Penggunaan dan Penyimpanan Sirup dengan Bijaksana

    Get PDF
    Saat ini berbagai isu terkait dengan penggunaan sirup dan gagal ginjal akut pada anak masih terus berkembang. Hal tersebut menimbulkan keresahan hingga kekhawatiran masyarakat untuk menggunakan sirup dalam pengobatan sehari-hari dalam keluarga, terutama sejak munculnya larangan menggunakan obat dalam bentuk sediaan sirup oleh kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada akhir tahun 2022 lalu. Pengurus Aisyiyah Desa Karangsalam Kidul memberikan informasi bahwa sebagian besar ibu memiliki informasi dan pengetahuan yang terbatas mengenai kasus gagal ginjal akut pada anak dan penggunaan obat sirup. Tingkat sosial ekonomi dan pendidikan sebagian besar masyarakat yang masih menengah ke bawah juga menjadi perhatian tersendiri. Solusi dari permasalahan yang dihadapi mitra adalah dengan memberikan edukasi untuk tentang pemilihan, penggunaan dan penyimpanan obat sirup. Dalam kegiatan ini dilakukan penyuluhan dan evaluasi hasil kegiatan melalui pretest dan postest menggunakan kuesioner benar-salah Setelah pemberian edukasi. Dari data yang diperoleh, menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu Aisyiyah di Desa Karangsalam Kidul
    corecore