PENGARUH KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WISATA LEMBANG

Motivasi belajar siswa dinilai sangat penting bagi proses pembelajaran. Latar belakang dalam penelitian ini adalah kurang optimalnya tingkat motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. Untuk mencapai tujuan pembelajaran serta peningkatan kualitas hasil belajar siswa dibutuhkan motivasi yang tinggi agar tujuan dalam proses pembelajaran bisa tercapai. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah komunikasi pembelajaran yang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas komunikasi pembelajaran dan tingkat motivasi belajar siswa serta pengaruh antara komunikasi pembelajaran dengan motivasi belajar siswa. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 orang siswa administrasi perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa Variabel X yaitu komunikasi pembelajaran berada pada kategori cukup efektif dan Variabel Y yaitu motivasi belajar siswa berada pada kategori cukup tinggi. Uji hipotesis menunjukkan bahwa komunikasi pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang. ---------

PENERAPAN METODE TWO STAY AND TWO STRAY (TS-TS) DAN METODE THINK PAIR AND SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA (Studi Quasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Administrasi Perkantoran, Materi Fungsi-fungsi Manajemen Kelas X AP di SMK Al-Hadi Bandung)

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji penerapan metode Two Stay and Two Stray dan metode Think Pair and Share terhadap pemahaman konsep siswa. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan desain eksperimen Nonequivalent control Group Design. Penelitian dilakukan pada kelas X Administrasi perkantoran dengan dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol yang masing-masing menggunakan metode Two Stay and Two Stray dan metode Think Pair and Share dan kelas kontrol dengan metode ceramah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa dengan menggunakan metode Two Stay and Two Stray dan metode Think Pair and Share, namun kedua metode tersebut sama-sama dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa di SMK Al-Hadi Bandung. Metode Two Stay and Two Stray lebih efektif dibandingkan dengan metode Think Pair and Share untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Implikasinya adalah pemahaman konsep siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan metode Two Stay and Two Stray dan metode Think Pair and Share.; Purpose of this study was to examine the application of the Two Stay and Two Stray method and themethod Think Pair and Share of understanding students' concepts. The method used is Quasi Experimental Design with theexperimental Nonequivalent Control Group Designdesign. The study was conducted in class X office administration with two experimental classes and one control class, each using the Two Stay and Two Stray method and the Think Pair and Share method and the control class with the lecture method. The results showed that there were differences in the increase in students 'understanding of the concept by using the Two Stay and Two Stray method and the Think Pair and Sharemethod, but both methods could improve students' conceptual understanding at Al-Hadi Vocational School in Bandung. The Two Stay and Two Stray method is more effective than themethod Think Pair and Share to improve students' concept understanding. The implication is that students' conceptual understanding can be improved through the application of the Two Stay and Two Stray method and themethod Think Pair and Shar

EFEKTIVITAS TEKNIK KONSELING RESTRUKTURISASI KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI STRES AKADEMIK PADA SISWA SMK: penelitian subyek tunggal pada siswa kelas X SMK negeri 5 kota bandung tahun pelajaran 2014/2015

Stress merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres stressor yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya. Stres akademik merupakan salah satu respon stres yang terjadi di lingkungan sekolah. Stres akademik muncul ketika harapan untuk pencapaian prestasi akademik meningkat baik dari orang tua, guru ataupun teman sebaya. Peningkatan ini seiring dengan tuntutan terhadap anak berbakat dan berprestasi yang tidak pernah berhenti. Alasan dilaksanakan penelitian karena stress merupakan salah satu permasalahan subtantif yang dihadapi peserta didik di dunia pendidikan bersumber dari tuntutan sekolah dan dunia pendidikan, dalam ranah bimbingan dan konseling stres akademik ada pada posisi layanan bimbingan akademik sehingga diperlukan bantuan guru bimbingan dan konseling untuk merancang layanan bimbingan yang tepat dan responsif, sebab jika tidak segera di berikan bantuan maka akan menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Penelitian bertujuan mengetahui efektivitas teknik restrukturisasi kognitif untuk mereduksi stress siswa SMK Negeri 5 Bandung tahun ajaran 2004/2015. Penelitian dilakukan di SMK negeri 5 Bandung pada siswa kelas X tahun pelajaran 2014-2015. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan metode quasi-eksperiment. Desain single subject design dengan pola A-B. Teknik pengambilan sampel menggunakan maksimal variation sampling. Menggunakan Instrumen Student-Life Stres Inventory, SSI, (Gadzella, 1991). Teknik analisis data menggunakan analisis visual dengan melihat arah kecenderungan garis (trend) dan analisis statistik menggunakan dua standar deviasi dan pedoman Percentage overlapping Non-Data (PND) untuk menguji keefektifan intervensi. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya perbedaan skor yang signifikan antara fase baseline dan fase intervensi dengan menurunya skor stress akademik yang dialami oleh siswa. Temuan ini menjelaskan bahwa teknik konseling restrukturisasi kognitif efektif untuk mereduksi stress akademik terutama pada aspek kognitif.----------Stress is an individual response to the circumstances or events that trigger stress (stressor) which threaten and interfere with one's ability to handle it. Academic stress is one of the stress response that occurs in the school environment. Academic stress arises when expectations for academic achievement increased both from parents, teachers or peers. This increase is in line with the demands of the gifted and accomplished that never stops. Reason conducted the study because stress is one of the substantive issues faced by learners in education comes from the demands of school and the education, guidance and counseling in the realm of academic stress there is in the position of academic guidance services so that the necessary guidance and counseling help teachers to design guidance services precise and responsive, because if it does not immediately provide relief it will cause a disturbance in the process of achieving the developmental tasks. The research aims to determine the effectiveness of cognitive restructuring techniques to reduce stress academic student of SMK Negeri 5 Bandung academic year 2004/2015. The study was conducted in SMK 5 Bandung in class X 2014-2015 school year. The approach used in this research is quantitative, quasi-experimental method. Design single subject design with pattern A-B. The sampling technique using a maximum variation sampling. Using Instruments Student-Life Stress Inventory, SSI, (Gadzella, 1991). Data were analyzed using visual analysis by looking at the direction of a tendency line (trend) and statistical analysis using two standard deviations and guidelines overlapping Percentage Non-Data (PND) to test the effectiveness of interventions. The results showed the significant difference in scores between baseline and intervention phase phase with a score decrease of academic stress experienced by students. These findings suggest that cognitive restructuring counseling technique effectively to reduce academic stress mainly on cognitive aspects

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Ny. G Dengan Stroke Hemoragik Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sragen

Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena perdarahan sub arachnoid, yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah tertentu, biasa terjadi saat pasien melakukan aktivitas atau saat aktif. Tujuan karya tulis ilmiah ini mengetahui dan mampu menerapkan teori kedalam praktek asuhan keperawatan pada klien dengan kegawat daruratan pada pasien stroke hemoragik. Dengan demikian perlu kiranya difikirkan tentang pola asuhan keperawatan yang tepat dan cepat agar pasien terhindar dari stroke permanen maupun stroke berulang. Tujuan umum dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan yang tepat bagi pasien Medis Stroke Hemoragik. Metode yang digunakan adalah dengan wawancara, pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi. Kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini adalah pada Ny. G dengan Stroke Hemoragik terjadi permasalahan pada pola nafas, perfusi jaringan cerebral dan resiko aspirasi yang memerlukan perhatian dan penanganan yang cepat dan tepat dari perawat

Effectiveness Diabetes Self-Management Education (DSME) to Foot Care Behaviour and Foot Condition in Diabetes Mellitus Patient

Diabetes mellitus (DM) is disease with hyperglycaemic condition. Hyperglycaemic can induce vascular problem (microvascular and macro vascular), neuropathy, and nephropathy. Microvascular and neuropathy can induce foot problem in patient, which can make amputation, increase medical cost, and care cost. Diabetes Self-Management and Education (DSME) can influence patient foot care behaviour and also patient foot condition. This research aim is to find effectiveness of DSME to patient foot care behaviour and patient foot condition. This research involve 112 respondents (intervention group= 56 respondents, control group= 56 respondents) with quasi experiment nonequivalent control group pre-test – post-test method. Intervention DSME was given for eight week with 15 minutes education every week for each patient, data collected by foot behaviour questionnaire and checking patient’s foot condition. In first week researcher collected pre-test data and in eight week researcher collect post-test data. Data analysed by ordinal regression at 5% for significant value. Result: DSME significantly increase foot care behaviour (p = 0.000) and influence foot behaviour 12.2%, DSME also significantly increase patient foot condition (p = 0.000) and influence foot condition 7.4%. DSME which applied with continuity can enhance foot care behaviour and awareness to checking foot condition then patient can avoid foot problem related to DM. Future research can use monofilament and Ankle Brachial Index for examination foot condition.   Keywords: DSME, foot care behaviour, foot conditio

Faktor Yang Berhubungan Dengan Hasil Tes Prokalsitonin Pada Sepsis Studi Kasus Di Rsup Dr. Kariadi Semarang

Factor associated procalcitonin test results in sepsis Case studi in RSUP dr. Kariadi SemarangBackground: Sepsis if not promptly diagnosed and treated will lead to failure of organ function that eventually causes death. Procalcitonin is the earliest biomarker of sepsis was detected in the blood. The diagnosis of sepsis is closely related tho blood culture as gold standart. This study aims to determine the factors that affect procalcitonin test in sepsis with positive culture.Material and methods: observational analytic study with cross sectional design. Samples were taken with consecutive sampling from patient suspected sepsis' medical records in dr. Kariadi hospital May – December 2011. Inclusion criteria are data were procalcitonin test. Exclusion criteria are data were not blood culture. Cut-off criteria based procalcitonin used in dr. Kariadi hospital and proHOSP criteria. Data analysis used Chi-Square test.Resuts: The results of blood cultures do not have a significant association with outcome in sepsis procalcitonin test according to the criteria used in dr. Kariadi hospital and proHOSP criteria. Clinical stage of sepsis and sepsis underlying diseases by type of infection had a significant association with outcome in sepsis procalcitonin test according to the criteria used in dr. Kariadi hospital and proHOSP criteria.Conclusion: According to the criteria used in dr. Kariadi hospital, the underlying disease sepsis have the greatest relationship with procalcitonin test results. Need for research with a sample of more, prospective methods, and more specific criteria