1,435 research outputs found
Guru pembelajar modul paket keahlian kimia kesehatan SMK kelompok kompetensi J: prinsip analisis kuantitatif dalam pemisahan kimia, refleksi pembelajaran.
Materi dalam modul diklat ini merupakan bagian dari kimia organik, biokimia, kimia anorganik, kimia analitik, dan kimia farmasi/medisinal. Selanjutnya dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu hidrokarbon dan turunannya, biomolekul dan polimer, analisis kuantitatif dan pemisahan kimia, dan kimia obat. Adapun materi yang dibahas dalam masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut : kegiatan pertama meliputi senyawa hidrokarbon alkana alkena dan alkuna, cara pemberian nama pada senyawa hidrokarbon ikatan tunggal (alkana) dan ikatan rangkap (alkuna dan alkena), reaksi spesifik pada senyawa hidrokarbon dari alkana, alkena, dan alkuna, manfaat alkana dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan kedua mendeskripsikan struktur, cara penulisan tata nama biomolekul dan penggolongan biomolekul, merancang eksperimen untuk menentukan sifat-sifat biomolekul. Kegiatan ketiga meliputi konsep polimer, mengklasifikasikan jenis polimer berdasarkan sifat, sumber dan ketahanannya terhadap panas, menjelaskan kegunaan polimer. Kegiatan keempat meliputi konsep analisis kuantitatif dan pemisahan kimia dan merancang eksperimen untuk menentukan kadar suatu zat melalui analisis kuantitatif. Kegiatan kelima meliputi menerapkan bidang ilmu obat yang terkait dengan mata pelajaran kimia, menjelaskan reaksi kimia dalam obat, menentukan struktur kimia obat
HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA
Salah satu masalah yang sering dihadapi pada masa remaja adalah kurang
bisa menerima keadaan fisik. Memang memiliki tubuh ideal adalah dambaan bagi
siapapun baik pria maupun wanita. Disisi lain wanita yang mengalami obesitas sangat
mungkin merasa canggung untuk berinteraksi dengan orang lain, karena keadaan
dirinya terutama keadaan fisik. Hal ini tentu berkaitan dengan konsep diri individu
tersebut yaitu bagaimana individu memandang dirinya sendiri baik itu fisik,
kepribadian, motivasi, kelemahan, kepandaian dan kegagalan. Individu yang
memiliki konsep diri yang positif akan mampu memandang dirinya sendiri secara
positif kelebihan maupun kekurangannya, sehingga individu tersebut tidak canggung
dalam pergaulan sosial, mereka mampu melakukan penyesuaian sosial. Sebaliknya
remaja yang memiliki konsep diri yang negatif akan merasa kesulitan dalam
penyesuaian sosial karena memandang dirinya secara negatif sehingga sangat
mungkin mereka larut dalam masalahnya, remaja tersebut merasa minder dan
menarik diri dari pergaulan, sehingga sangat mungkin berdampak pada terhambatnya
individu dalam memenuhi harapan dan tuntutan sosial atau penyesuaian sosial.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara obesitas dengan konsep diri dan penyesuaian sosial. Hipotesis yang
penulis ajukan adalah: a) ada hubungan negatif antara obesitas dengan konsep diri
pada remaja wanita. b) ada hubungan negatif antara obesitas dengan penyesuaian
sosial pada remaja wanita. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang bertempat
tinggal di Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung berjumlah 55 orang
dengan ciri-ciri : a) remaja usia 14 – 22 tahun; b) jenis kelamin wanita; c) memiliki
indeks massa tubuh (IMT) ³ 23,0. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah incidental purpossive non random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala konsep diri dan skala penyesuaian sosial.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi rpar-xy1 =
-0,300; p=0,024 (p < 0,05), hal ini berarti hipotesis yang diajukan diterima yaitu ada
hubungan negatif yang signifikan antara obesitas dengan konsep diri. Semakin tinggi
obsesitas maka akan semakin rendah konsep diri. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh nilai koefisien korelasi rpar-xy2 = -0,503; p=0,000 (p < 0,05), hal ini berarti
hipotesis yang diajukan diterima yaitu ada hubungan negatif yang sangat signifikan
antara obesitas dengan penyesuaian sosial. Peranan atau sumbangan efektif obesitas
terhadap konsep diri sebesar 9,027% dan sumbangan efektif obesitas terhadap
penyesuaian sosial sebesar 25,263%.
Hasil perbandingan skor empirik menunjukkan bahwa konsep diri tergolong
tinggi dengan rerata empirik (RE) = 151,473 dan rerata hipotetik (RH) = 120. Hasil
perbandingan skor empirik menunjukkan bahwa penyesuaian sosial tergolong tinggi
dengan rerata empirik (RE) = 108,818 dan rerata hipotetik (RH) = 90. Sedangkan
obesitas pada subjek penelitian tergolong sedang, didasarkan atas norma kategorisasi
dengan menggunakan perhitungan IMT (Indek Massa Tubuh)
Guru pembelajar modul paket keahlian kimia kesehatan sekolah menengah kejuruan (SMK) : kelompok kompetensi B teori atom & sejarah perkembangan sistem periodik unsur, dasar pembelajaran yang mendidik
Modul Teori Atom & Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur ini merupakan modul yang akan digunakan sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. PKB sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
Guru pembelajar modul paket keahlian kimia kesehatan SMK kelompok kompetensi A: sejarah dan lingkup kimia kesehatan.
Modul kali ini menyajikan materi sejarah, unsur. senyawa dan campuran dalam lingkup kimia kesehatan
Environmental impacts resulting from the disposal of dredged material at the S1 dumping site, Belgian Continental Shelf
To guarantee a safe access to harbours, dredging of the maritime access channels is needed. Moreover, shipping channels have to be adapted to the continuously increasing size of vessels. In some cases, the dredged material is reused for beach nourishments or infrastructure projects, but mostly, it is dumped on offshore dumping sites. The efficiency of a dumping place is determined by economic, physical and ecological criteria: (1) dumping places need to be situated close to the navigation channels; (2) a low recirculation of the dumped material towards the dredging places is aimed at; and (3) a negligible effect on the ecosystem should be ensured. The goal of this research is providing baseline information on the impact of dumping on the morphology, sedimentology and biology and the adaptation after cessation of dumping. Both the dumping site as its environment have been considered. The investigated dumping site S1, the largest on the Belgian Continental Shelf, and its surroundings were surveyed with a multibeam echosounder (RV Belgica) providing bathymetrical and backscatter data. Additionally, seabed samples were taken for sedimentological/biological analyses with a box corer, a Reineck corer or Van Veen grab. Finally, chrono-sequential single-beam echosounding was used to investigate the morphodynamic evolution from 1995 until 2002. Generally, the results reveal that on a short- and medium-term, the impact of the dumping of dredged material on the morphology, sedimentology and ecology is drastic, but localised. After the cessation of the disposal of dredged sediments, it seems that the site has restored a morphodynamic equilibrium, both from a morphological, sedimentological point of view, however this is hard to say for the biology (cf. nine stations are devoid of macrobenthos)
The effect of different types of acute exercise on pain thresholds in chronic pain patients versus healthy adults: a systematic review
Acoustic habitat modelling for the mapping of biological communities
In the framework of the MAREBASSE project (‘‘Management, Research and Budgeting of Aggregates in Shelf Seas related to End-users’’, EV/02/18, Van Lancker et al. 2005) and the MESH project (“Mapping European Seabed Habitats, Interreg IIIb; www.searchmesh.net), biologically relevant habitat maps are produced, based on multibeam acoustic datasets, ground truthed with physical and biological samples. The habitat map production comprised of the following four key steps: (1) getting the best out of the ground truth data; (2) selecting and deriving the best available input and most appropriate data coverages; (3) using the most appropriate techniques for interpreting the data through integration and modelling, and; (4) designing the map layout to create a map fit for purpose. Results are presented where classes derived from acoustic seabed classification are translated into habitat maps. Cross tabulation is used to correlate biological ground truthing data with the acoustic classes. Finally, habitat maps are produced, representing the likely occurrences of the different macrobenthic communities occurring on the Belgian part of the North Sea (BPNS). For the study areas of Oostende, Hinder Banken, Sierra Ventana, habitat maps of macrobenthic communities have been created. The habitat maps are based on a cross tabulation of acoustic backscatter classification of the multibeam images, overlaid with biological samples worked out on a macrobenthic community level
Two-photon Absorption Engineering of 5-(Fluorenyl)-1,10-phenanthroline-based Ru(II) Complexes
International audienceThis study deals with the fine tuning of the photophysical characteristics, and especially two-photon absorption (2PA) properties, of several homo- and heteroleptic ruthenium(II) complexes involving 5-substituted-1,10-phenanthroline ligands. The 2PA spectra of the complexes were determined in the 700-930 nm range by investigating their two-photon excited luminescence (2PEL). Structure - linear and nonlinear optical properties correlations are discussed, and potential applications (therapy and optical power limiting in the near infrared) can be anticipated
- …
