10 research outputs found
Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CAR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010)
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel keuangan dan non keuangan terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan perbankan. CSR merupakan basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat dan lingkungan tempat beroperasi.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah checklist terhadap item-item pengungkapan sosial dalam laporan tahunan. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Dalam penelitian ini pengujian data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik, regresi linier berganda, uji t, dan uji F. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas (ROA) dan ukuran dewan komisaris (UDK) tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan nilai signifikansi dari masing-masing variabel tersebut (0,211 ; 0,426 > 0,05), sedangkan variabel ukuran perusahaan (Log_Natural), dan leverage menurut penelitian berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung dan nilai signifikansi dari masing-masing variabel tersebut (0,034 ; 0,036 < 0,05). Hasil uji F menunjukkan bahwa ke empat variabel yaitu profitabilitas (ROA), leverage, ukuran perusahaan (Log_Natural) dan ukuran dewan komisaris (UDK) mempunnyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi F sebesar 0,000 < 0,05
PENERAPAN TRANSIT-ORIENTED DEVELOPMENT KOTA SURABAYA MENUJU GREEN DAN SUSTAINABLE CITY
Sustainable urban development requires serious attention to the relationship between urban transportation and green open spaces. The concept of Transit Oriented Development (TOD) has emerged as a practical approach to integrating these aspects. Surabaya faces challenges in addressing transportation issues while maintaining the sustainability of green open spaces. This research uses the TOD concept to study the relationship between urban transportation and green open spaces in Surabaya. A qualitative research approach is employed, supported by available secondary data. The research analysis results indicate that the TOD concept can enhance the relationship between urban transportation and green open spaces. Reducing the use of private vehicles can help mitigate adverse environmental impacts and improve access to green open spaces through better integrating public transport with the local environment. Critical elements in ensuring the sustainability of green open spaces include community involvement. Stakeholder involvement is crucial in designing and implementing the TOD concept to achieve the goals of sustainable urban development in Surabaya.
ABSTRAK
Pembangunan kota berkelanjutan memerlukan perhatian serius terhadap hubungan antara transportasi perkotaan dan ruang terbuka hijau. Konsep Transit-Oriented Development (TOD) telah muncul sebagai pendekatan yang efektif untuk mengintegrasikan hal tersebut. Kota Surabaya menghadapi tantangan dalam mengatasi masalah transportasi dan menjaga keberlanjutan ruang terbuka hijau. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan kajian dengan menggunakan konsep TOD, hubungan antara transportasi perkotaan dan ruang terbuka hijau di Surabaya. Penelitian kualitatif dilakukan dengan ditunjang oleh data sekunder yang tersedia. Hasil analisis penelitian memperlihatkan bahwa gagasan TOD dapat meningkatkan hubungan antara transportasi perkotaan dan kawasan terbuka hijau. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan aksesibilitas ke ruang terbuka hijau, melalui integrasi angkutan umum yang lebih baik dengan lingkungan setempat. Elemen kunci dalam memastikan kelangsungan kawasan terbuka hijau adalah keterlibatan masyarakat. Dalam upaya pemenuhan tujuan pembangunan kota berkelanjutan di Surabaya, dibutuhkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam perancangan dan implementasi konsep TOD
PENERAPAN TRANSIT-ORIENTED DEVELOPMENT KOTA SURABAYA MENUJU GREEN DAN SUSTAINABLE CITY
Sustainable urban development requires serious attention to the relationship between urban transportation and green open spaces. The concept of Transit Oriented Development (TOD) has emerged as a practical approach to integrating these aspects. Surabaya faces challenges in addressing transportation issues while maintaining the sustainability of green open spaces. This research uses the TOD concept to study the relationship between urban transportation and green open spaces in Surabaya. A qualitative research approach is employed, supported by available secondary data. The research analysis results indicate that the TOD concept can enhance the relationship between urban transportation and green open spaces. Reducing the use of private vehicles can help mitigate adverse environmental impacts and improve access to green open spaces through better integrating public transport with the local environment. Critical elements in ensuring the sustainability of green open spaces include community involvement. Stakeholder involvement is crucial in designing and implementing the TOD concept to achieve the goals of sustainable urban development in Surabaya.
ABSTRAK
Pembangunan kota berkelanjutan memerlukan perhatian serius terhadap hubungan antara transportasi perkotaan dan ruang terbuka hijau. Konsep Transit-Oriented Development (TOD) telah muncul sebagai pendekatan yang efektif untuk mengintegrasikan hal tersebut. Kota Surabaya menghadapi tantangan dalam mengatasi masalah transportasi dan menjaga keberlanjutan ruang terbuka hijau. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan kajian dengan menggunakan konsep TOD, hubungan antara transportasi perkotaan dan ruang terbuka hijau di Surabaya. Penelitian kualitatif dilakukan dengan ditunjang oleh data sekunder yang tersedia. Hasil analisis penelitian memperlihatkan bahwa gagasan TOD dapat meningkatkan hubungan antara transportasi perkotaan dan kawasan terbuka hijau. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan aksesibilitas ke ruang terbuka hijau, melalui integrasi angkutan umum yang lebih baik dengan lingkungan setempat. Elemen kunci dalam memastikan kelangsungan kawasan terbuka hijau adalah keterlibatan masyarakat. Dalam upaya pemenuhan tujuan pembangunan kota berkelanjutan di Surabaya, dibutuhkan keterlibatan para pemangku kepentingan dalam perancangan dan implementasi konsep TOD
Efek Pengintegrasian Pembangkit Listrik Tersebar pada Jaringan Distribusi Radial terhadap Perosotan Tegangan
Electrical systems supplied from a substation (GI) which is quite far away from the center of the furthest load will cause a voltage drop in radial distribution network. Integration of distributed generation (Distributed Generation, DG) on the distribution network will be one of the solutions to improve the voltage drop. This paper analyzes integrating several distributed generation (DG) in a radial distribution network to repair a voltage with Matlab program. Method using flow injection analysis of load and DG on each bus. The analysis showed that the penetration of DG on the distribution network will improve bus voltage, especially at bus adjacent to the DG.Keywords: distributed generation (DG), radial distribution, voltage drop, integration.Abstrak— Pada sistem distribusi radial 20 kV yang suplainya dipasok oleh Gardu Induk (GI) dalam jarak yang cukup jauh dari pusat beban akan menyebabkan terjadinya penurunan tegangan. Pengintegrasian pembangkit tersebar (Distributed Generation, DG) pada jaringan distribusi tersebut akan menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki penurunan tegangan tersebut. Tulisan ini menganalisis pengintegrasian beberapa pembangkit listrik tersebar (DG) pada suatu jaringan distribusi radial terhadap perbaikan tegangan dengan program Matlab. Metoda analisis menggunakan arus injeksi dari beban dan DG pada setiap bus. Hasil analisis menunjukkan bahwa penetrasi DG pada jaringan distribusi akan memperbaiki tegangan bus terutama pada bus yang berdekatan dengan DG.Kata Kunci : Pembangkit listrik tersebar(DG), distribusi radial, perosotan tegangan, Arus injeksi
Voltage Profile Improvement of the 20 kV Painan Distribution System with Multiple Distributed Renewable Energy Generation
This paper analyzes the
effect of multiple Distributed Renewable Energy Generation penetration on improving the performance of the B3 feeder typical distribution
system structure in Painan,
Indonesia. Analysis uses a simple concept of load and distributed generation current
injection at the distributed main, lateral and sublateral lines. The algorithm begins from completion of the main
line variables, then uses an algorithm to complete the lateral line variables
associated with the main line variable, and finally calls algorithms to resolve
the sublateral variables associated with the lateral line variable. The results have shown
that integrating three Distributed Renewable
Energy Generation units to this distributed
system has increased the minimum voltage of the main line
from 17.35 kV to 20.37 kV, reduced active power loss from 1914.747 kW to
569.925 kW, and diminished reactive
power loss from 650.747 kVAr to 188.624 kVAr
Performance Analysis of AC Alternator 115/208 Volt, 400 Hz, 12 kVA of Fokker-27 Aircraft
Alternator (115/208 Volt, 400 Hz, 12 kVA) is a very important electrical system on Fokker-27 aircraft. The device supplies electrical current for flight equipment and other equipments on airplanes. This paper describes the performance calculation of an aircraft alternator including the power calculation and energy, fuel usage, mileage, calculating speed and frequency of the alternator, power efficiency and load analysis. In another part, it explains the alternator relationship with other tools such as: inverter (voltage converter DC to AC) which uses a voltage regulator to keep excitation and alternator rotation constant, and the battery used for special equipment or backup power source
Perancangan Sistem Smart Egg Incubator sebagai Optimalisasi Pemanfaatan Energi Terbarukan di Ngalau Baribuik, Padang
Micro Hydro (PLTMH) Ngalau Baribuik, Padang - West Sumatra, has operated since 2012. It is currently the only source of electricity for the local community, some of whom work as chicken breeders. Based on community service activities in 2021, information was obtained that the PLTMH's electricity had yet to be utilized optimally. Meanwhile, chicken breeders also needed egg incubators to increase their productivity. This community service activity aims to design an IoT-based automatic egg incubator to optimize the use of renewable energy. Activities started with field visits, making initial plans, designing and testing the machine, handing over the machine, and disseminating knowledge. The designed a smart egg incubator worked well after a 21-day hatching test for chicken eggs. The IoT technology installed on the device also functions appropriately and can show real-time temperature and humidity on mobile devices
PEMBERDAYAAN PASAR LENTENG KABUPATEN SUMENEP BERDASARKAN PASAL 21 AYAT (5) PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL, DAN PENATAAN PASAR MODERN
Eka Fitrianto, Istislam, Shinta Hadiyantina Fakultas HukumUniversitas Brawijaya Abstrak Pasar yang ada di kecamatan lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini membutuhkan perhatian pemerintah daerah setempat. Kondisi pasar tradisional terbesar yang ada dikecamatan Lenteng tersebut kondisinya memprihatinkan. Pasar nampak becek dan bahkan menimbulkan bau yang tidak sedap terlebih apabila hujan turun. Pemberdayaan pasar lenteng yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep berdasarkan Pasal 21 Ayat (5) Perda No. 5 Tahun 2013, hanyalah sebagian kecil yang terealisasi. Permberdayaan yang dilakukan hanya berkutat pada pembenahan fisik Pasar Lenteng, namun tidak menyentuh sama sekali SDM dalam peningkatan pengetahuan dan skill para pedagang di Pasar Lenteng. Kata Kunci: Pemberdayaan, Pasar Lenteng Abstract The traditional markets located in Lenteng District, the Regency of Sumenep, East Java deserve more attention from the local government due to their poor condition. The markets are muddy and stinky especially during rainy season. There were only a few measures taken according to Article 21 Paragraph (5) of Regional Regulation Number 5 Year 2013. The improvement done only deals with the development of the markets but not with the development of the human resource which should involve empowering the community of the markets of Lenteng with knowledge and skill. Keywords: empowerment, Lenteng market
Pemberdayaan Pasar Lenteng Kabupaten Sumenep Berdasarkan Pasal 21 Ayat (5) Peraturan Daerah Kabupaten Sumenep Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional, Dan Penataan Pasar Modern
Pasar yang ada di kecamatan lenteng, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini
membutuhkan perhatian pemerintah daerah setempat. Kondisi pasar tradisional
terbesar yang ada dikecamatan Lenteng tersebut kondisinya memprihatinkan.
Ketika turun hujan, pedagang dan konsumen jauh dari rasa nyaman. Pasar nampak
becek dan bahkan menimbulkan bau yang tidak sedap. Lebih parah lagi ketika
hari pasaran sapi, yakni hari minggu. Pasar Lenteng kekurangan beberapa fasilitas
yang ada seperti halnya: lahan parkir yang kurang memadai, MCK (Mandi, Cuci,
Kakus) yang kurang, kios atau lapak yang tidak teratur, sehingga mengakibakan
kesan pembiaran. Padahal standarisasi penyelengaraan pasar tradisional yang
diatur dalam Peraturan Daerah Kabupate Sumenep Nomor 5 Tahun 2013 tentang
Perlindungan, Pemberdayaan Pasar Tradisional dan Penataan Pasar Modern,
terutama sudah ada kewajiban pemerintah daerah setempat untuk melakukan
pemberdayaan.
Pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah Bagaimana
pemberdayaan pasar lenteng yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Sumenep?, Apakah hambatan Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam penerapan
pasal 21 ayat (5) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 Kabupaten Sumenep,
dan Bagaimana upaya Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menanggulangi
hambatan dalam penerapan pasal 21 ayat (5) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris dengan pendeatan yuridis
sosiologis yang berlokasi di Dinas Perindutrian dan Perdagangan Kabupaten
Sumenep. Jenis dan sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi kepustakaan,
Teknik analisa data menggunakan metode diskriptif analisis.
Dari hasil dan pembahasan di dapat bahwa Pemberdayaan pasar lenteng
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep berdasarkan Pasal 21 Ayat
(5) Perda No. 5 Tahun 2013 ini hanyalah sebagian kecil di dalam Pasal tersebut
yang dilaksanakan oleh para petugas dinas yaitu Pasal 21 Ayat (5) huruf C dan
huru F, hal ini terlihat jelas dengan upaya dinas yang hanya mementingkan
kepada pembangunan sarana fisik melalui loket dan revitalisasi pasar.
Permberdayaan yang dilakukan hanya berkutat pada pembenahan fisik Pasar
Lenteng, namun tidak menyentuh sama sekali SDM dalam peningkatan
pengetahuan dan skill para pedagang di Pasar Lenteng. Hambatan Pemerintah
Kabupaten Sumenep adalah terdapat Indomaret di depan Pasar Lenteng, belum
terbentuknya Asosiasi Pedagang, pendanaan dan minimnya petugas yang berada
di lapangan, ketiadaan lahan parkir dan diperparah oleh membludaknya pedagang
yang berjualan di pinggir jalan menyebabkan kemacetan, dan ketersediaan sarana
dan prasarana yang masih perlu perbaikan dan peremajaan. Upaya Pemerintah
Kabupaten Sumenep dalam menanggulangi hambatan tersebut dalam konteks
upaya pembangunan pasar lenteng, yakni komponen utama yaitu komponen yang
membentuk dan memberikan fungsi utama (main fungtion) pasar yakni Bangunan,
Kios dagang, Gang antar kios, dan Jalan utama, sedangkan komponen pendukung
(supporting) merupakan komponen yang perlu disediakan untuk mendukung
aktivitas di dalam pasar yakni Identitas (papan nama, gapura atau tugu), Papan
informasi, Toilet, Mushola, Air bersih, Drainase, Parkir, Pemadam kebakaran, dan
Tempat pembuangan sampah
Efek Pengintegrasian Pembangkit Listrik Tersebar pada Jaringan Distribusi Radial terhadap Perosotan Tegangan
At 20 kV radial distribution systems supplied by the substation in a considerable distance from the load centre, will cause occurred its voltage drop significantly. The integration of distributed generation on the distribution networks will be one of the solutions to reduce the drop voltage. This paper proposes a way to analyze the effect of integration multiple distributed generation (DG) in radial distribution networks to the voltage drop. This analysis uses the injection current method of the load and the DG on each bus. The analysis results showed that the penetration of 5 units of DG on the distribution network will reduce its voltage drops significantly, especially on the adjacent bus with DG