13 research outputs found
ETNOZOOLOGI MASYARAKAT DESA BERUAS DAN DESA PUPUT KABUPATEN BANGKA TENGAH
Pemanfaatan satwa liar banyak dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah masyarakat Desa Beruas dan Desa Puput yang berada di wilayah Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifiksi jenis satwa liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Beruas dan Desa Puput dan bagaimana bentuk pemanfaatnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga bulan Desember 2021 di Desa Beruas dan Desa Puput Kecamatan Simpang Katis, Kabupaten Bangka Tengah. Metode yang digunakan adalah snowball sampling yang meliputi survei pendahuluan dan penentuan informan, kemudian pengumpulan data primer melalui wawancara. Hasil penelitian diperoleh 10 jenis hewan yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dan terbagi dalam 7 kelas yaitu Malacostrata (1 jenis), Insecta (1 jenis), Amfibi (1 jenis), Reptil (3 jenis), Pisces (2 jenis), Clitellata (1 jenis) dan Mammalia (1 jenis). Dari segi pemafaatannya terbagi dalam 5 kategori pemanfaatan yaitu : hewan sebagai bahan obat (10), hewan untuk konsumsi (3), untuk hiasan (1), hewan peliharaan (6) dan jual beli (5
KAJIAN ETNOZOOLOGI MASYARAKAT DI DESA AIR MESU BARAT DAN CAMBAI INDUK, KABUPATEN BANGKA TENGAH
Desa Air Mesu Barat dan Cambai Induk merupakan dua dari beberapa desa yang mengelilingi kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) Gunung Mangkol. Sejak dahulu, masyarakat di kedua desa ini memenuhi kebutuhan hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar gunung tersebut. Salah satu sumber daya alam yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Air Mesu Barat dan Cambai Induk adalah satwa liar yang hidup di sekitar kawasan TAHURA Gunung Mangkol. Satwa liar tersebut biasa dimanfaatkan sebagai peruntukan mistis dan juga pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan satwa liar sebagai obat tradisional oleh masyarakat di Desa Air Mesu Barat dan Cambai Induk, serta mengetahui jenis satwa liar yang dimanfaankan dan bagaimana cara mengolahnya. Penelitian ini dilaksanakan pada 1 November 2021 sampai dengan 31 Desember 2021. Metode yang digunakan adalah snowball sampling yang meliputi survei pendahuluan dan penentuan informan, kemudian pengumpulan data primer melalui wawancara. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan total 14 spesies satwa liar dari 14 famili dan 6 Kelas, yaitu Reptil, Mammalia, Aves, Insecta, Malacostraca dan Pisces. Diantara 14 spesies tersebut, satu diantaranya dimanfaatkan sebagai peruntukan mistis dan sisanya dimanfaakan sebagai obat tradisional
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DUSUN PEJEM BANGKA DALAM MENGATASI LIMBAH TAMBAK UDANG MELALUI REHABILITASI LINGKUNGAN KAWASAN WISATA PESISIR BERBASIS ECO-DIGITOURISM
Pemberdayaan masyarakat Dusun Pejem melalui rehabilitasi lingkungan kawasan wisata wilayah pesisir Kabupaten Bangka berbasis eco-digitourism bertujuan untuk mengatasi permasalahan tingginya pencemaran bahan organik yang merusak ekosistem pesisir akibat aktivitas tambak udang Vaname (Litopenaeus vannamei). PkM ini memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi dan mengantisipasi permasalahan yang terjadi di lingkungan Dusun Pejem akibat dari tambak udang. Metode PkM menggunakan mixed method (observasi, diskusi dan praktik). Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2022 dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang terdiri atas masyarakat, karang taruna dan pokdarwis Dusun Pejem. Berdasarkan hasil akhir nilai evaluasi dari kegiatan PkM diketahui masyarakat mengalami peningkatan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan rerata keseluruhan nilai 86,1 yang berada pada kategori amat baik (2%), cukup baik (4%) dan baik (94%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Dusun Pejem sudah mampu untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi seperti upaya rehabilitasi alih fungsi lahan melalui cara penanaman mangrove, jambu mete dan cemara laut di wilayah pesisir (tepat di belakang area aktivitas tambak udang). Selain itu, masyarakat dapat membuat obat nyamuk berbahan serai yang banyak ditemukan di pemukiman masyarakat sekitar sebagai upaya untuk mencegah malaria dan demam berdarah akibat aktivitas tambak udang. Pokdarwis dan karang taruna dapat mengoperasikan website dan aplikasi Eco-Digitourism sebagai media untuk mengenalkan wisata, hasil olah laut dari masyarakat wilayah pesisir dan potensi SDA seperti pantai dan hamparan batu metamorf secara nasional bahkan global
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT WILAYAH PESISIR DALAM MENGATASI LIMBAH TAMBAK UDANG MELALUI REHABILITASI LINGKUNGAN
Abstrak: Maraknya aktivitas tambak udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di wilayah pesisir lokasi mitra berdampak secara langsung bagi masyarakat sekitar. Dampak yang dirasakan nelayan adalah berkurangnya hasil tangkap laut dan hasil olah laut yang biasanya untuk konsumsi dan dijual serta banyak masyarakat terpapar malaria dan demam berdarah. Tujuan pengabdian dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam menjaga keseimbangan ekosistem di lingkungan wilayah pesisir yang terdampak dari aktivitas tambak udang. Jumlah peserta yang terlibat sebanyak 50 orang dari masyarakat desa Gunung Pelawan, masyarakat dusun Pejem, pokdarwis, kumpulan PKK dan karang taruna. Pelaksanaan dari bulan Mei-September 2022. Metode yang digunakan adalah sosialisasi cara memanfaatkan mangrove dan untuk meniminalisir terpaparnya malaria dan demam berdarah serta menerapkan metode praktik cara hitung jarak tanam dan penanaman mangrove, jambu mete dan cemara laut. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan rerata 86 yang berada pada kategori amat baik 2%, cukup 4% dan baik 94% serta masyarakat menilai kepuasan terhadap PkM sebesar 90%.Abstract: The Litopenaeus vannamei ponds' rife activity in the coastal regions of partner locations has a direct influence on the community and fishermen. The impact is decrease in marine catches and product for consumption and sale, dengue disease and malaria are spread widely. The service's goal is to maintain the ecological balance of the coastal region to optimizing recover aquatic species with economic worth. There were 50 participants, including members of the women's, youth, and pokdarwis organizations and local people. Service implementation from May to September 2022. The strategy is to spread knowledge on how to utilize mangroves while reducing risk of contracting dengue and malaria. Furthermore, there are useful techniques for mangrove, cashew, and sea pine planting as well as plant spacing calculations. The activities produced an average score of 86, of which 2% fell into the excellent category, 4% into the moderate category, 94% into the good category and assessment of service satisfaction by 90%
Design and Build a Pharmacy Location Mapping Information System in Batam City
Geographic information systems have been widely applied in the health sector, including to determine the location of medical clinics, midwife clinics, and pharmacies. Currently, in Batam City, there is no mapping-based system that is used to find out the distribution of pharmacy locations, so it is very difficult for the public to get information on the location of pharmacies that are close to their location. Therefore, in this study, an information system for mapping the location of pharmacies in Batam City was made by adopting GIS technology. The study used a descriptive analysis approach and was developed using the waterfall method in software development and UML as a design tool. The system produced in this study is proven to be able to provide pharmacy location information and assist admins in managing pharmacy location data
HABITAT PREFERENSIAL TARSIUS BELITUNG (Cephalopachus bancanus saltator Elliot, 1910)
Belitung tarsier (Cephalopachus bancanus saltator) is an endemic species in Belitung Island from Cephalopachus genus. Existence of belitung tarsier in its habitat is now under threatened by deforestatition. Due to lack information about its habitat and as conservation effort, this research was tackled to reveal the characteristic of habitat preference of belitung tarsier. The aim of this study are to identify characteristic of habitat preference of belitung tarsier. This research was conducted in March until May 2016 at around Mount Tajam Protected Forest and plantation area. Presence of tarsiers were identified by direct observation, urine odor detection, identifying based tarsier habitat suitability and the local information. Chi-square and Neu methode was used to analyze the variable of habitat preference of belitung tarsiers. This research found that characteristics of habitat preference of belitung tarsier consisted of its homerange was prefer to dry land agricultural and shurb land cover type, not too tight canopy cover (Leaf Area Index /LAI value of 0,83-2,46), close to the edge of forest (0 -874 m), roads (0 – 3.698 m) and settlements (0-403 m), elevation range was between 1 -142 m asl, slope slightly (0-15%), temperature 24-25 0C and high rainfall (3.222 – 3.229 mm/year). Characteristic of habitat preference information could be considered to develop conservation action of belitung tarsier. Keywords: belitung tarsiers, habitat, habitat preference, tarsierÂ
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR PANTAI BERBASIS EDUSCIENCETOURISM UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SIP (SMART, INDEPENDENT, PRODUCTIVE)
Masyarakat pesisir tinggal di daerah pantai di wilayah perairan. Dalam menjaga lingkungan sekitar perlu dukungan masyarakat pesisir sebagai komponen ekologi. Warga daerah pinggir pantai membutuhkan upaya yang teratur untuk memberi pengaruh dan mendorong perubahan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat pesisir yang sesuai dengan keunikan ciri khas sosial masyarakat pesisir, dengan mengacu pada aturan  masyarakat pesisir. Pemberdayaan pesisir dianggap berkelanjutan secara ekonomi jika wilayah pesisir mampu memproduksi barang dan jasa secara berkelanjutan dan gangguan ekstrem di berbagai sektor dapat menghancurkan produksi primer, sekunder, dan tersier dihilangkan. Salah satu provinsi Indonesia yang terletak di wilayah pesisir adalah provinsi Bangka Belitung. Provinsi ini dikelilingi oleh laut dan memiliki garis pantai sepanjang 800 km. Pemberdayaan masyarakat sekitar pantai harus bersifat terbuka, namun yang terpenting, pemberdayaan itu sendiri harus menyentuh sasaran kelompok masyarakat. Sehingga tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu untuk pemberdayaan masyarakat pesisir pantai berbasis Edusciencetourism untuk mewujudkan masyarakat yang SIP (Smart, Independent, Productive
Pemanfaatan Satwa Liar sebagai Obat Tradisional di Desa Terak dan Teru, Kabupaten Bangka Tengah
Terak and Teru Villages are two of the eleven villages surrounding Gunung Mangkol Grand Forest. Since a long time ago, the people in these villages have fulfilled their daily needs by utilizing the natural resources around Gunung Mangkol Grand Forest. One of the natural resources in the grand forest is wild animals commonly used as traditional medicine. This research was undertaken to find out what wild animals are used as traditional medicine by the people of Terak and Teru Villages; and to find out what parts are used, types of utilization, and processing methods of the wild animals. The research was conducted from November 1, 2021 to November 29, 2021. The research methods used were collecting data by surveys and selecting respondents using the snowball sampling technique. Selected respondents were then interviewed according to the questionnaire. Based on the research results, nine species of wild animals were used as traditional medicine by the people of Terak and Teru Villages. The parts of wild animals used were bile, liver, meat, and whole bodies. The types of use of wild animals were male stamina enhancer, asthma medicine, skin pain medicine, surgical wound medicine, malaria medicine, typhus medicine, cough medicine, toothache medicine, burn treatment, and headache medicine. The methods of processing wild animals were unprocessed, dried in the sun for the oil, roasted / burnt, and fried