54 research outputs found

    PENGARUH PENAMBAHAN OCTANE BOOSTER Y PADA BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

    Get PDF
    Pengaruh Penambahan Octane Booster Y Pada Bahan Bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Sepeda Motor 4 Langkah. Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Bahan bakar berperan penting pada proses pembakaran karena dapat mempengaruhi performa mesin dan efisiensi pembakaran. Adapun beberapa cara untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dan meningkatkan nilai oktan bahan bakar. Salah satu solusi alternatif yaitu dengan menggunakan octane booster sebagai peningkat nilai oktan dan meningkatkan kualitas bahan bakar. Tapi apakah octane booster eco racing bisa meningkatkan unjuk kerja sepeda motor dan meningkatkan nilai oktan pada bahan bakar. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengaruh penggunaan octane booster eco racing pada bahan bakar pertalite terhadap unjuk kerja sepeda motor 4 langkah. Beberapa aspek penelitian yaitu persentase transmittance, torsi, nilai oktan, daya, viskositas dan massa jenis, serta perbandingan terhadap efek dari penyimpanan bahan bakar dengan waktu penyimpanan 0Minggu, 2Minggu, dan 4Minggu. Untuk hasil pengujian yang didapatkan setelah menggunakan octane booster, yaitu presentase transmittance mengalami penurunan, nilai oktan mengalami peningkatan, massa jenis mengalami penurunan, viskositas mengalami penurunan, torsi mengalami peningkatan, dan daya mengalami peningkatan. Untuk pengujian bahan bakar yang dilakukan penyimpanan 2 Minggu dan 4 Minggu didapatkan hasil, yaitu presentase transmittance mengalami peningkatan, nilai oktan mengalami penurunan, massa jenis mengalami peningkatan, viskositas mengalami peningkatan, torsi mengalami penurunan, dan daya mengalami penurunan. The Effect of the Addition of Octane Booster Y on Pertalite Fuel on the Performance of a 4-Step Motorcycle. Mechanical Engineering Education Study Program, Faculty of Engineering, Jakarta State University. Fuel plays an important role in the combustion process because it can affect engine performance and combustion efficiency. There are several ways to improve fuel quality and increase the octane rating of the fuel. One alternative solution is to use an octane booster as an octane booster and improve fuel quality. But whether the octane booster eco racing can improve motorcycle performance and increase the octane value of the fuel. The purpose of this study was to analyze the effect of using octane booster eco racing on pertalite fuel on the performance of a 4 stroke motorcycle. Some aspects of the research are the percentage of transmittance, torque, octane value, power, viscosity and density, as well as the comparison of the effects of fuel storage with storage times of 0 weeks, 2 weeks, and 4 weeks. For the test results obtained after using an octane booster, the percentage of transmittance has decreased, the octane value has increased, the density has decreased, the viscosity has decreased, the torque has increased, and the power has increased. For fuel testing that was carried out for 2 weeks and 4 weeks of storage, the results showed that the percentage of transmittance increased, octane value decreased, density increased, viscosity increased, torque decreased, and power decreased

    Pengaruh Alur Bujursangkar Dan Segitiga Terhadap Karakteristik Lapis Batas Aliran Turbulen Pada Pelat Datar

    Get PDF
    Perhatian pada aliran turbulen saat ini semakin besar karena aplikasinya yang semakin luas seperti aerodinamik pada pesawat terbang, hidrodinamik pada kapal dan peralatan industri lainnya. Unjuk kerja suatu alat yang bekerja pada kondisi turbulen sangat dipengaruhi oleh adanya efek gesekan yang ditimbulkan. Efek gesekan timbul akibat adanya lapis batas (boundary layer) pada aliran karena efek viscous dari fluida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik boundary layer turbulen setelah melewati alur bujursangkar dan segigitiga terhadap pelat datar halus tanpa alur. Penelitian ini dilaksanakan didalam wind tunnel pada Re = 995 dan Re = 1444 dengan tiga speciment. Pelat datar diberi alur tunggal bujursangkar dan segigitiga yang berjarak 20 em dari leading edge dan pelat datar tanpa alur. Pengukuran kecepatan aliran dilakukan dengan alat ukur stagnation pressure tube, mulai dari downstream alur (xld = 0) ke belakang sampai jarak x/d = 5 dan ketinggian dari y = 0,35 mm sampai y = 20,5 mm. Parameter yang dianalisa adalah kecepatan (u), tegangan geser dinding ( r,.), shape factor (H) dan waktu tak berdimensi (t+) berdasarkan analisa visualisasi aliran. Visualisasi aliran dilakukan baik didalam alur maupun di belakang alur yang bertujuan untuk memperkuat analisa dari hasil perhitungan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya reduksi drag sebesar 2 % untuk pelat beralur bujursangkar terhadap pelat datar halus untuk kedua harga Re. Sedangkan pada alur segigitiga terjadi kenaikan drag sebesar 13% untuk Re = 995 dan 7 % untuk Re = 1444 terhadap pelat datar hal us. Profil kecepatan menunjukkan terjadi penurunan harga shape factor (H) pada alur bujursangkar terhadap pelat lainnya yang mengindikasikan adanya kenaikan intensitas turbulensi aliran. Hasil dari visualisasi aliran menunjukkan suatu interaksi aliran diatas dan didalam alur, yaitu adanya aliran yang masuk ke alur (inflow) dan aliran yang keluar dari alur (ejection). Durasi proses ejection dalam satuan tak berdimensi sebesar t+ = 13 pada alur bujursangkar dan t = 1 0 untuk alur segitiga

    Adsorpsi Timbal(II) Menggunakan Biomassa Azolla Microphylla Diesterifikasi Dengan Asam Sitrat

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan biomassa A. microphylla yang diesterifikasi dengan asam sitrat terhadap adsorpsi timbal(II). Esterifikasi dilakukan dengan cara menambahkan 5 g biomassa ke dalam 50 mL asam sitrat 0,8 M, kemudian dipanaskan dalam oven pada temperatur 60 oC selama 24 jam dilanjutkan dengan pemanasan pada temperatur 120oC selama 3,5 jam. Percobaan adsorpsi timbal(II) pada biomassa yang telah diesterifikasi dilakukan pada varisi pH 3-6, variasi waktu kontak 30; 45; 60; 75; 90; 120 menit, dan variasi konsentrasi timbal(II) 75 mg/L; 100 mg/L; 125 mg/L; dan 200 mg/L. Konsentrasi timbal(II) setelah proses adsorpsi ditentukan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Keberadaan timbal(II) yang terikat oleh biomassa ditentukan menggunakan SEM-EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum adsorpsi timbal(II) pada biomassa yang telah diesterifikasi dengan asam sitrat terjadi pada pH 5 dengan waktu kontak 60 menit. Berdasarkan persamaan adsorpsi isotermis Langmuir diperoleh informasi bahwa kapasitas adsorpsi (Qmax) biomassa A. micropylla setelah diesterifikasi adalah 39,84 mg/g, sedikit lebih kecil dari kapasitas adsorpsi biomassa A. microphylla yang tidak diesterifikasi yaitu sebesar 42,74 mg/g.  Kata kunci : adsorpsi, Azolla microphylla, esterifikasi, timbal(II), asam sitrat

    Hasil Peer Review "Aplikasi Metode Transportasi Dalam Optimasi Biaya Distribusi Beras Sejahtera Pada perum Bulog Sub-Divre Sidoarjo" Oleh Iswanto,ST.,M.MT dan Dr. Eng.Rachmat Firdaus,ST.,M.T

    Get PDF
    Berikut ini adalah hasil Peer Review "Aplikasi Metode Transportasi Dalam Optimasi Biaya Distribusi Beras Sejahtera Pada perum Bulog Sub-Divre Sidoarjo" Oleh Iswanto,ST.,M.MT dan Dr.Eng.Rachmat Firdaus,ST.,M.

    Numerical and Experimental Studies of a Small Vertical-Axis Wind Turbine with Variable-Pitch Blades

    Get PDF
    13301甲第4246号博士(工学)金沢大学博士論文本文Full 以下に掲載:Journal of Fluid Science and Technology 10(1) pp.1-15 2015-02-04. JSME. 共著者:Rachmat Firdaus, Takahiro Kiwata, Takaaki Kono, Koji Naga

    Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonomi Konvensional & Syariah

    Get PDF
    Buku ini agak menghindari rumus-rumus yang complicated dan kurva-kurva yang “bertumpuk-tumpuk” kecuali rumus-rumus dasar dan kurva yang penting/sulit untuk dihilangkan, yang disajikan dengan sederhana dan mudah dimengerti. Sebagai “tambahan” , buku ini juga menyajikan kegiatan operasional bank syariah secara ringkas yang merupakan aplikasi dari sebagian sistem keuangan dan perbankan syariah di negara kita. Buku ini pada dasarnya ditujukan untuk para mahasiswa pada perguruan tinggi ilmu ekonomi atau perbankan, seperti Fakultas Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Akademi Perbankan dan lain sebagainya. Juga diperuntukan bagi karyawan bank konvensional maupun syariah yang belum sempat mempelajari ilmu ini

    ESTIMATION OF RICE SEED PRODUCTION EFFICIENCY USING THE STOCHASTIC FRONTIER PRODUCTION FUNCTION

    Get PDF
    Production efficiency is a crucial factor in producing seeds. This paper aims to estimate the level of efficiency of rice seed production and determine the factors that influence it using a frontier stochastic production function approach. The rice varieties developed are Inpara3, Inpari Nutri Zink and Baroma. The research was conducted in Rawa Medang Village, Batang Asam District, West Tanjung Jabung Regency, Jambi Province, in December 2021. Data collection was carried out through observation and in-depth interviews with seed breeders. By using the frontier production function, the conclusion is obtained: The efficiency level of rice farming for superior varieties is relatively good, with the efficiency level at level 6. All rice seed breeders show effective performance. To increase the efficiency of rice farming in the future, it is necessary to sharpen the use of production input inputs. The consideration is that the breeder's orientation is to produce quality seed for use by the farming community. Therefore, more intensive technological assistance is needed

    Pengaruh parameter proses friction stir welding dengan material aluminium alloy AA6061-T651 terhadap distorsi dan kekerasan

    Get PDF
    Welding is a process of uniting two or more materials into a form of connection using heat energy. Friction Stir Welding (FSW) is a solid-state welding method that can produce high-quality welding joints for some materials with low weldability such as aluminum. The research objective was to determine the effect of process parameters on the distortion and resistance of aluminum AA6061-T651 material through the Brinell hardness test. The FSW tool used has a hexagonal pin geometry. The experimental design used the Taguchi method. This study uses 4 factors and each factor has 4 levels, the elements used are tool rotation speed, welding speed, tool tilt angle, and concave shoulder angle. The responses analyzed are distortion and hardness of the welded joint material. The effect of process parameters on the response was analyzed using ANOVA. The results of ANOVA on distortion obtained the value of Brinell hardness in the weld metal area, and in the TMAZ area. Specimen 13 with tool rotation speed parameters of 3022 rpm, welding speed of 43 mm/min, tool tilt angle of 3.5°, and concave shoulder angle of 2° with a distortion value of 0.117°. Then we get the results of the Brinell hardness of the weld metal which is close to the target of the base metal with the parameter tool rotation speed of 3022 rpm, welding speed of 90 mm/min, tool tilt angle of 2.5°, and concave shoulder angle of 8° with a Brinell hardness value of 75. 7 BHN, and the Brinell hardness value at TMAZ with tool rotation speed parameters of 1208 rpm, welding speed of 65 mm/min, tool tilt angle of 2.5°, and concave shoulder angle of 2° with a Brinell hardness value of 74.7 BHN

    Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap dengan Analisis Kredit

    Get PDF
    Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan utama bahkan merupakan tulang punggung perbankan. Dalam buku ini akan menjelaskan mengenai manajemen yang berkaitan dengan perkreditan perbankan, yang akan dipaparkan dalam sepuluh bab, yaitu : Bab I pendahuluan, mencakup pengertian kredit, unsur-unsur kredit, fungsi dan manfaat dari kredit serta pengertian dari manajemen perkreditan. Bab II jenis atau macam kredit Bab III perencanaan dan anggaran perkreditan Bab IV kebijakan perkreditan bank Bab V organisasi dan manajemen perkreditan Bab VI kebijakan penentuan suku bunga Bab VII azas-azas atau prinsip pemberian kredit Bab VIII tahapan pemberian kredit Bab IX pedoman akuntansi perkreditan Bab X penilaian atau analisis pemberian kredi
    corecore