8 research outputs found

    ANALYSIS OF MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILLS STUDENTS IN MATHEMATICS EDUCATION AT STUDY COURSE JUNIOR HIGH SCHOOL MATHEMATICS

    Get PDF
    One of the capabilities that must be owned by a math teacher is a mathematical communication skill. Mathematical communication is the mathematical ability of students to convey ideas, perceptions, and the mathematical solution to others. Mathematical communication in this research refers to the ability to express mathematical ideas through oral, written, and visually demonstrate and describe it; the ability to understand, interpret, and evaluate mathematical ideas, either or ally, in writing, or in other visual forms; and the ability to use terms, notations of mathematics and its structures to present ideas and describe relationships with models situation.This research describes the ability of mathematical communications of Mathematics Education students of Muhammadiyah University of Jember in the material Pythagorean Theorem. Results from this research showed that when expressing mathematical ideas through speech, writing, demonstrating, and describe it visually, S1 express it clearly and completely but often has errors. Whereas when they understand, interpret, and evaluate mathematical ideas, either orally, in writing, or in any other visual form, S1 is doing it right, clear, and complete. When using the term, notation, mathematical structures to present ideas and describe relationships with models other situations, S1 used in full. But not in terms of truth and clarity. On the other hand, when expressing mathematical ideas through word of mouth do the obvious but it is not tr ue and clear. Whereas when they understand, interpret, and evaluate mathematical ideas, either orally, in writing, or in any other visual form, S2 has been doing it right, clear, and complete. Furthermore, when they use the term, notation, mathematic structures to present ideas and describe relationships with another situation models, S2 does not do it correctly, clearly and completely.Keywords : ability of mathematical communication, students in mathematics educatio

    ANALISIS PROSES MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATERI OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN

    Get PDF
    Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri Umbulsari 1 pada 18 Juni 2013, diperoleh dugaan adanya perbedaan proses menyelesaikan masalah matematika yang dilakukan oleh 3 siswa yang bergaya belajar yang berbeda. Ketiga siswa tersebut bergaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik, oleh karena itu dilakukan penelitian di sekolah yang serumpun dengan SD Negeri Umbulsari 1 yaitu SD Negeri Kesilir 1 untuk memahami lebih jauh perbedaan yang terjadi dalam proses menyelesaikan masalah matematika yang dilakukan oleh 3 siswa yang bergaya belajar berbeda. Gaya belajar dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi tiga yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Sedangkan tahapan proses menyelesaikan masalah matematika yang dipilih adalah tahap proses menyelesaikan masalah matematika menurut Polya, yaitu (1) memahami masalah, (2) merencanakan cara penyelesaian, (3) melaksanakan rencana, dan (4) melihat kembali.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan kesimpulan (1) siswa yang bergaya belajar visual selama memahami masalah matematika membaca lembar soal dengan gerakan mata yang cepat serta mengarah ke bawah. Ketika merencanakan cara penyelesaian siswa yang bergaya belajar visual sering mencoret-coret kertas hitungan sambil memikirkan rencana penyelesaian masalah matematika. Selama melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika, siswa yang bergaya belajar visual melaksanakan rencana yang telah dibuat dengan teratur. Ketika memeriksa kembali siswa yang bergaya belajar visual menghitung ulang hasil perhitungan yang telah diperolehnya; (2) Siswa yang bergaya belajar auditorial selama memahami masalah matematika bersuara pelan ketika membaca lembar soal penyelesaian masalah matematika. Selama merencanakan rencana penyelesaian, siswa yang bergaya belajar auditorial terlihat berbicara pada diri sendiri sambil sesekali menengadahkan kepala untuk memikirkan cara penyelesaian soal penyelesaian masalah matematika. Ketika melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika yang telah direncanakan sebelumnya, siswa yang bergaya belajar auditorial terlihat ragu-ragu dalam menuliskan rencana penyelesaian yang telah dipikirkannya. Ketika memeriksa kembali soal penyelesaian masalah matematika yang telah dikerjakan, siswa yang bergaya belajar auditorial sering terlihat ragu-ragu dalam menuliskan perbaikan penyelesaian masalah matematika; (3) Siswa yang bergaya belajar kinestetik selama memahami masalah matematika membaca lembar soal sambil memainkan pensil di tangannya. Selama merencanakan cara penyelesaian, siswa yang bergaya belajar kinestetik memikirkan cara penyelesaian masalah matematika sambil melipat-lipat pojok lembar soal. Ketika melaksanakan rencana, siswa yang bergaya belajar kinestetik melaksanakan rencana yang telah dipikirkan sebelumnya sambil sesekali menggaruk-garuk wajahnya. Ketika memeriksa kembali siswa yang bergaya belajar kinestetik membaca kembali penyelesaian masalah matematika sambil melakukan aktivitas fisik berupa melipat-lipat ujung taplak meja.Kata Kunci: Proses Menyelesaikan Masalah Matematika, Gaya Belajar, Operasi Perkalian dan Pembagian Pecaha

    PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SEBAGAI PENGEMBANGAN PROFESI GURU SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Identifikasi permasalahan pada mitra dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) ini antara lain (1) bagaimana meningkatkan motivasi guru untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas?; (2) Bagaimana meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas?; (3) Bagaimana cara memberikan pengetahuan dan praktik penyusunan rancangan Penelitian Tindakan Kelas? Berdasarkan identifikasi permasalahan mitra tersebut, maka dari kesepakatan dan hasil diskusi pengusul dengan mitra, solusi yang ditawarkan kegiatan PKM yang diusulkan adalah (1) Peningkatan motivasi guru untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas; (2) Pelatihan untuk  meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas; (3) Pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan praktik penyusunan rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun rencana pelaksanaan kegiatan PKM ini terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) sosialisasi program, (2) koordinasi pelaksanaan, (3) pelaksanaan, dan (4) evaluasi hasil kegiatan.  Luaran yang akan dihasilkan dari pelaksanaan PKM ini adalah (1) Meningkatnya kesadaran dan motivasi guru dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas; (2) Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman guru dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas; dan (3) Rancangan rencana Penelitian Tindakan Kelas

    ETHNOMATEMATICS ON CABBAGE CULTIVATION PATTERN

    Get PDF
    In the people of South Jember, especially in Wuluhan District, activities that cannot be separated from mathematics are buying and selling, farming and building houses. One of the interesting activities that also use mathematics in the field of agriculture, namely the determination of cabbage planting patterns. Based on the results of interviews with cabbage farmers in Wuluhan District, the cabbage planting pattern is regulated by pay attention of sunlight, irrigation, and ease of maintenance. So that there is a size and distance that must be regulated on the land when planting cabbage. This type of research is qualitative. Data collection technique used are observation, interviews, and documentation. This study was analyzed using the Nasution Circular model namely by reducing data, displaying data, and drawing conclusions. The results of this study are (1) the line spacing used is at least 60 cm; (2) the minimum distance between cabbage is 50 cm; (3) the cabbage planting hallway at least 80 cm; and (4) the distance of the cabbage plant from the edge of the land at least 60 cm. The distance is determined and is used by farmers as a condition for the cabbage plant can grow optimally. The size is determined by considering irrigation factors, ease of maintenance, and maximization of fertilizer absorption

    Originality Versus Non-Originality Problem Seeking

    Get PDF
    This study describes students’ implementation of originality problem-seeking and non-originality problemseeking in resolving numeracy problems. It used a case study design. The data collection process was started by providing numeracy problems. Further, the data related to originality and non-originality problem-solving in completing numeration issues were garnered through interviews. Our data suggested that the students using non-originality problem-seeking mostly only limited the scope of the problem to the question being asked in the item. Thus, they presented relatively similar problem identification. Meanwhile, two of our participants had originality problem-seeking with different answers, completed with logical rationale. Further, those two participants also used wider scope of a problem than the problem being explicitly stated in the question item. Their problem identification was made based on their experience and analysis results

    PELATIHAN APLIKASI DIGITAL MATEMATIKA UNTUK PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN GURU MATEMATIKA

    Get PDF
    Keterampilan guru untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran matematika menjadi suatu keterampilan yang harus dimiliki guru di era pembelajaran online saat ini. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa guru memerlukan kegiatan pelatihan-pelatihan yang relevan untuk meningkatkan keterampilan penggunaan teknologi dalam pemeblajaran matematika khususnya, perlu adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan guru dalam mendesain dan memanfaatkan media pembelajaran inovatif berbasis TI, terdapat beberapa konsep matematika abstrak yang dirasa sulit oleh siswa, dandan kurangnya minat belajar matematika siswa. Oleh karena itu, pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pemanfaatan aplikasi digital matematika khususnya Geogebra dalam pembelajaran matematika, dan pendampingan penggunaan GeoGebra dengan melihat sejauh mana pengetahuan dan pemahaman guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika menggunakan GeoGebra. Hasil (1) kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan telah terlaksana secara lancer melalui tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi., (2) kegiatan pelatihan memberikan dampak dan respon postif dari mitra serta peserta menunjukkan keterampilan yang cukup dalam mengoperasikan GeoGebra melalui penugasan dan pendampinga

    Analysis Critical Thinking Skills in Solving Statistical Problems in Terms of Self Concept

    No full text
    This study aims to describe the critical thinking skills of class VIII B students at a private junior high school in Jember Regency. This type of research uses descriptive qualitative. Data collection techniques used questionnaires, written tests, and interviews. The subjects used by the researchers were class VIII B at a private junior high school in Jember Regency. Subject data obtained 3 self-concept classifications including high self-concept, moderate self-concept, and low self-concept. Based on the three self-concept classifications, students' critical thinking skills are then analyzed in 4 indicators, namely interpretation, analysis, evaluation, and inference. The results of the study show that students' critical thinking skills in each self-concept have different classifications. Students with high (positive) self-concept have high (critical) critical thinking skills, students with moderate self-concept have moderate (sufficient) critical thinking skills, while students with low (negative) self-concept have critical thinking skills with low (lack) in problem-solving

    Proses Berpikir Siswa Ketika Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Sikap Siswa

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa SMP Kelas VIII dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan sikap siswa pada permasalahan matematika. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif  kualitatif.  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, soal tes, dan pedoman wawancara. Subjek penelitian adalah enam siswa yaitu 2 siswa yang memiliki sikap matematika tinggi, 2 siswa yang memiliki sikap matematika sedang, dan 2 siswa yang memiliki sikap matematika rendah. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan sikap matematika tinggi cenderung memiliki proses berpikir konseptual. Siswa dengan sikap matematika sedang cenderung memiliki proses berpikir semikonseptual. Siswa dengan sikap matematika rendah cenderung memiliki proses berpikir komputasional
    corecore