22 research outputs found

    Anomali Bahasa dan Budaya di Era Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk menguraikan dampak COVID-19  terhadap bahasa dan kebudayaan masyarakat, khususnya di Ternate. Pada aspek bahasa ada anomali-anomali yang muncul sebagai akibat dari masyarakat mempercakapkan sebab akibat dari deraan virus ini. Sementara pada aspek kebudayaan, ada kebiasaan baru yang menyimpang dari kebiasaan keseharian masyarakat. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini menguraikan sejumlah anomali bahasa yang tejadi atau menyebar di masyarakat Kota Ternate.  Pada anomali bahasa, maksim yang paling menonjol adalah maksim relevansi karena ketidakselarasan yang dibangun sebagai bentuk anomali pada dasarnya dipahami oleh penutur dan mitra tutur. Sementara  tujuan anomali bahasa yang banyak dijumpai adalah imbauan, sindiran, ejekan, dan gurauan. Untuk anomali budaya, ditemukan banyak tindakan yang tidak selaras dengan kebiasaan dan adat-istiadat masyarakat sehari-hari. Fenomena jabat tangan, penggunaan masker, larangan bersilaturahmi, ketiadaan tahlilan pada saat orang meninggal, penolakan pemakaman, sekolah dengan metode virtual, dan lain-lainnya adalah bentuk-bentuk anomali kebudayan karena sikap dan tindakan itu tidak selaras dengan kebiasaan masyarakat umumnya. Untuk tujuan anomali kebudayaan, masyarakat terpaksa harus melakukan tindakan yang tidak sebanding dengan praktik kebudayaan sehari-hari karena masyarakat perlu mengadaptasi pandemi yang mengancam

    Analysis of Students' Perceptions of Google Translate as a Translator Media

    Get PDF
    Google Translate is a digital language translation service launched by a well-known digital company, Google. Its multilingual service has been widely used by internet users. Users use it to translate foreign languages or opposite. The research method used to examine student perceptions of the Google Translate as a translator medium is a qualitative method. Qualitative research approach is research to understand the phenomenon about what is assessed based on research subjects such as behavior, perception, motivation, action. Almost final semester students of Khairun University, English Literature Program use the Google Translate application as a medium for translating their final assignments on the grounds that Google Translate is easy to use. Although Google Translate has shortcomings in the selection of diction that must be corrected one by one word, but students' perceptions of this application remain positive, they assume that the translation results will remain accurate if they can match the context being discussed. They are very helpful with the application

    Wacana dan Media; antara Kekuasaan, Representasi Ideologi dan Realita Sosial

    Get PDF
    Media had a great influence and power toward daily activities. By media, we can understandourselves. It means our ability to speak and think, get in touch to other people, even our dreamand awareness of identity was formed by media. In other words, learning media was learningourselves as social creature. There were three views on discourse analysis. The first wasrepresented by empirical-positivism. The second was called constructivism konstruktivisme. Thethird was called as critical view. In understanding a discourse (texts), it could not be rid of thecontext. To find the reality behind the texts, it was necessary to investigate to the context of textproduction, text consumption and socio-cultural aspects which influence the text production .This was because a text was not rid of subjective interest. A text also needs meaning thatmeans a text already exist could be a picture on theories which will be used to analyze theproblem

    Bahasa Sampah di Tempat Bukan Sampah (Kajian Sosiolinguistik)

    Get PDF
    This article aims to describe the phenomenon of using language in making a ban on throwing garbage by the people of Ternate. The prohibitions on throwing garbage in the form of boards or announcements are scattered in various locations in Ternate City. Data on this prohibition is limited to the community, not offices. Data collection is done by observing directly at locations where there is a prohibition on throwing garbage. Meanwhile, the data related to the public's views on the board or banner for the prohibition of throwing garbage was carried out in two ways, namely direct interviews and indirect interviews. Direct interviews were conducted by going directly to the community around the place where the boards or banners were installed. Meanwhile, indirect interviews were conducted by asking questions using the google form. This research can be said that the variety of language used in the board or ban on the prohibition of waste is a combination of formal and semi-formal variety, semi-formal variety, and non-formal variety. Language that uses swearing is included in the informal variety. Based on reference to language use, all notice boards prohibiting the disposal of garbage using animal references. Meanwhile, the cause of the emergence of a ban on throwing garbage is a long process of population growth which has an impact on increasing waste production, the availability of trash cans, behavior in disposing of garbage, until the emergence of language for garbage that is conveyed in the form of a board or banner prohibition of throwing garbage. Keywords: Variety of Languages, reference to language use for garbage, garbage rohibitio

    Semantic Relations of Papuan Indonesian Dialect

    Get PDF
    This study aims to investigate semantic meanings which include lexical relations and meaning properties in Papuan Indonesian dialect. It used natural data obtained in conversations among 6 Papuan students who studied at Khairun University. These participants were selected purposively considering the variety of their ethnicities and their membership in Papuan students’ community. The data were collected in three steps: interview, observation, and documentation. The data were then analysed qualitatively to elicit the dominant semantic meanings in the utterances. There are two lexical relations identified: synonymy and polysemy. The synonyms in the Papuan Indonesian dialect are influenced by the intensity of use in society, taken from other language terms, and the description of the meaning of the word. For meaning properties, two types are found: ambiguity and redundancy. The Papuan Indonesian dialect contains a lot of redundancy, that is, the use of particle language in terms of semantics does not make a difference in meaning. This study also found that based on its semantic relations, Papuan Indonesian dialect is also influenced by several factors, namely: (1) administrative unity; (2) similarity in geographical area; (3) special community identity; and (4) historical experience

    VITALITAS BAHASA TERNATE DI PULAU TERNATE

    Get PDF
    Penelitian ini bermaksud mengungkapkan sejauh mana daya hidup bahasa Ternate saat ini yang secara tidak langsung berada di antara dua karakteristik, yakni bahasa Ternate hidup dalam konfigurasi masyarakat yang plural, dan berada pada masyarakat yang multilingual. Karakteristik tersebut ditengarai sebagai gejala atas keterancaman bahasa Ternate. Untuk itu, artikel ini menguraikan pola pemakaian bahasa Ternate dalam berbagai ranah dan mendeskripsikan realitas interaksi antara penutur bahasa Ternate dengan bahasa etnik lainnya yang berada dalam wilayah kota Ternate, serta melihat sikap etnik penutur bahasa Ternate dan etnik di luar itu. Dengan cara ini, gambaran atas daya tahan bahasa Ternate dapat terlihat. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, berbagai gejala sosial yang memengaruhi keterancaman bahasa Ternate dapat diuraikan dalam artikel ini. Hasil penelitian menunjukkan, kesehatan bahasa Ternate masuk dalam kategori mengkhawatirkan. Artinya, meskipun bahasa Ternate masih bertahan setakat ini tetapi sudah merisaukan karena Bahasa Ternate sebagai bahasa ibu yang sejatinya dipakai sebagai alat komunikasi utama dalam komunikasi sehari-hari, kini sudah tergantikan dengan Bahasa Melayu Ternate. Bahasa pertama yang diajarkan orang tua kepada anak adalah Bahasa Melayu Ternate. Akibatnya, bahasa ibu bagi anak-anak di Ternate adalah Bahasa Melayu Ternate. Selain itu, melemahnya Bahasa Ternate juga disebabkan oleh intensitas penggunaan yang mulai berkurang di berbagai ranah tutur.Kata kunci: Bahasa Ternate, Vitalitas Bahasa, Multilingua

    Peran Bahasa Inggris dalam Upaya Membangun Nalar Sadar Wisata

    Get PDF
    Language development is critical in communication amongst groups since humans, as individuals with economic demands rely on one another. Language is also an important tool for character development. Individual qualities can be established through logical reasoning. Reason and language have a very intimate relationship. English is an international language used in practically every corner of the world to communicate between people from different origins. Furthermore, English has a significant association with the tourism industry. Not only must tourism actors or administrators be able to communicate in English, but they will also deal with tourism visitors, particularly foreign tourists, whether they like it or not. There is no doubt that tourism development must coincide with the development of suitable or qualified human resources for tourism management. Effective communication between visitors and tourism actors or managers, including local citizens, is critical to achieving sustainable tourism. As a result, those working in the tourism business must have excellent communication abilities

    Analisis Perbandingan Debit Banjir Rencana Menggunakan Metode Empiris Dan Simulasi Aplikasi HEC-HMS Di Das Maros

    Get PDF
    DAS yang terletak di kabupaten Maros disebut juga DAS Maros dengan luas ±659,78 km2 dan panjang sungai utama adalah 69 km. Daerah aliran sungai Maros secara administrasi terletak di wilayah Maros tepatnya berada di Kecamatan Maros Baru, Bantimurung, Tanralili dan Camba. Sungai Maros dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan lahan pertanian, lalu lintas nelayan menuju laut, serta kegiatan lainnya. Tingkat rawan banjir di DAS Maros terdapat 3 kelas yaitu : tidak rawan, rawan dan sangat rawan. Curah hujan di wilayah DAS Maros cukup tinggi karena curah hujan berkisar 2000 hingga 4000 mm/thn. Curah hujan tersebut tersebar dibagian tengah hingga hulu DAS Maros, meliputi wilayah kecamatan Bantimurung bagian selatan, Simbang bagian timur, dan Tompobulu Oleh karena itu, perhitungan dan permodelan besarnya debit banjir rencana perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya debit banjir rencana yang akan terjadi selama periode waktu tertentu di DAS Maros dengan menggunakan pemodelan debit hujan dan perbedaan perhitungan menggunakan software HEC-HMS dan perhitungan manual menggunakan HSS Nakayasu. Dari hasil analisis perhitungan debit banjir DAS Maros menggunakan metode HSS Nakayasu pada kala ulang 5 tahun sebesar 686,2099 m3/s, 10 tahun sebesar 832,4823 m3/s, 25 tahun sebesar 1000,2864 m3/s, 50 tahun sebesar 1123,9443  m3/s, 100 tahun sebesar 1245,7978 m3/s, 200 tahun sebesar 1366,3281 m3/s. Dari hasil analisis perhitungan debit banjir DAS Maros dengan simulasi HEC-HMS pada kala ulang 5 tahun sebesar 747,1 m3/s, 10 tahun sebesar 971,2 m3/s, 25 tahun sebesar 1261,9 m3/s, 50 tahun sebesar 1495,5  m3/s, 100 tahun sebesar 1740,0 m3/s, 200 tahun sebesar 1994,1 m3/s

    Analisis Perbandingan Debit Banjir Rencana Menggunakan Metode Empiris Dan Simulasi Aplikasi HEC-HMS Di Das Maros

    Get PDF
    DAS yang terletak di kabupaten Maros disebut juga DAS Maros dengan luas ±659,78 km2 dan panjang sungai utama adalah 69 km. Daerah aliran sungai Maros secara administrasi terletak di wilayah Maros tepatnya berada di Kecamatan Maros Baru, Bantimurung, Tanralili dan Camba. Sungai Maros dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan lahan pertanian, lalu lintas nelayan menuju laut, serta kegiatan lainnya. Tingkat rawan banjir di DAS Maros terdapat 3 kelas yaitu : tidak rawan, rawan dan sangat rawan. Curah hujan di wilayah DAS Maros cukup tinggi karena curah hujan berkisar 2000 hingga 4000 mm/thn. Curah hujan tersebut tersebar dibagian tengah hingga hulu DAS Maros, meliputi wilayah kecamatan Bantimurung bagian selatan, Simbang bagian timur, dan Tompobulu Oleh karena itu, perhitungan dan permodelan besarnya debit banjir rencana perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya debit banjir rencana yang akan terjadi selama periode waktu tertentu di DAS Maros dengan menggunakan pemodelan debit hujan dan perbedaan perhitungan menggunakan software HEC-HMS dan perhitungan manual menggunakan HSS Nakayasu. Dari hasil analisis perhitungan debit banjir DAS Maros menggunakan metode HSS Nakayasu pada kala ulang 5 tahun sebesar 686,2099 m3/s, 10 tahun sebesar 832,4823 m3/s, 25 tahun sebesar 1000,2864 m3/s, 50 tahun sebesar 1123,9443  m3/s, 100 tahun sebesar 1245,7978 m3/s, 200 tahun sebesar 1366,3281 m3/s. Dari hasil analisis perhitungan debit banjir DAS Maros dengan simulasi HEC-HMS pada kala ulang 5 tahun sebesar 747,1 m3/s, 10 tahun sebesar 971,2 m3/s, 25 tahun sebesar 1261,9 m3/s, 50 tahun sebesar 1495,5  m3/s, 100 tahun sebesar 1740,0 m3/s, 200 tahun sebesar 1994,1 m3/s
    corecore