12 research outputs found

    Tingkat Kompetensi Kewarganegaraan Ekologis Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Pertama

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi ekosistem sungai di Banjarmasin. Peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam perspektif Kewarganegaraan Lingkungan perlu dioptimalkan. Namun belum diketahui dan  belum ada penelitian terhadap tingkat dan dimensi kewarganegaraan lingkungan di tingkat Sekolah Menengah Pertama, khususnya terhadap guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan kriteria dan kategori Tingkat Kewarganegaraan Lingkungan berdasarkan kategori dari Karetekin. Temuan penelitian menunjukkan tingkat kewarganegaraan lingkungan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan secara keseluruhan berada pada level sedang, terutama dalam indikator sikap warga negara lingkungan yakni menggunakan lebih banyak sumber daya alam daripada yang kita butuhkan, tidak mengancam kesehatan dan kesejahteraan orang di masa depan berada dalam tingkat yang sangat rendah. Tingkat Kewarganegaraan lingkungan guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan belum mencapai tingkat yang memuaskan, karena masih masih berada pada tingkat sedang dan rendah. Rekomendasi dalam penelitian ini perlu penguatan dan penegakkan nilai-nilai ekologis melalui sistem pendidikan yang secara konsisten memperkuat nilai-nilai ekologis. dan memungkinkan perilaku pro-lingkungan dan pada gilirannya memberikan penguatan untuk nilai-nilai ekologis.

    Kreativitas Guru Dalam Menyusun Bahan Ajar dan Proses Pembelajaran PKn di Kelas Akselerasi SMAN 1 Banjarmasin ( Studi Kasus Pembelajaran PKn di Kelas Akselerasi SMAN 1 Banjarmasin)

    Get PDF
    Kreativitas guru dalam menyusun bahan ajar merupakan salah satu aspek yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Namun, masalah yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi, baik Kompetensi Inti (KI) maupun Kompetensi Dasar (KD). Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengkaji informasi mengenai kreativitas guru dalam menyusun bahan ajar pada proses pembelajaran PKn di kelas akselerasi, faktor – faktor yang menghambat kreativitas guru dalam menyusun bahan ajar PKn, serta upaya – upaya guru dan sekolah untuk meningkatkan kreativitas guru dalam menyusun bahan ajar PKn di kelas akselerasi SMAN 1 Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus.Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian ini menemukan bahwa (1) Kreativitas guru dalam menyusun bahan ajar PKn di kelas akselerasi SMAN 1 Banjarmasin terlihat dalam menyusun bahan ajar PKn di kelas akselerasi SMAN 1 Banjarmasin meliputi : cara guru dalam menyusun bahan ajar, dan bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran PKn , serta cara mengajar guru yang mencakup metode dan model pembelajaran yang di pakai juga sudah baik. (2) Proses Pembelajaran PKn di kelas akselerasi SMAN 1 Banjarmasin meliputi guru menggunakan materi, metode , media, sumber, dan evaluasi yang bervariatif , diantarnya guru menggunakan metode diskusi, tanya jawab dan mengkolaborasikanya dengan beberapa model pembelajaan seperti debate, picture and picture dan example non example (3). Faktor penghambat kreativitas guru dalam menyusun bahan ajar PKn, meliputi : faktor internal (dalam diri guru) dan faktor eksternal (dari luar diri). (4) Upaya guru dan sekolah untuk meningkatkan kreativitas dalam menyusun bahan ajar PKn dalam melaksanakan proses pembelajaran PKn di kelas akselerasi meliputi guru selalu berusaha mengembangkan dan meningkatkan kreativitasnya dengan mengikuti berbagai pelatihan – pelatihan,mengatur waktu sebaik mungkin dan membaca literature yang berkaitan dengan bahan ajar. Sekolah juga selalu menfasilitas guru yang mengikuti pelatihan – pelatihan dan terus meningkatkan sarana dan porasarana di sekolah SMAN 1 Banjarmasin.Penelitian ini merekomendasikan kepada guru untuk terus meningkatkan kreativitas secara maksimal dan selalu berusah untuk meningkatkan ilmu dan keterampilan dalam pengembangan potensi pedagogik yang harus dibantu oleh pihak sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Teacher creativity in establishing the course of study in civic education learning process is one of important aspect that a teacher should have, but the common problem a teacher usually encounters is choosing or determining the course of study which exactly suited in helping students to achieve their competence, either core competence or basic competence. Things that involved in determining which kind of course of study desired are how to choose the type of course, the scope of the course of study, the sequence on how to present the course, and treatment between the course involved with the sequence related on the how to present the course.Another problem which is usually encountered is the tendency of the source of course of study focused on reference books. This research main purpose is to study and examine knowledge about teacher creativity in establishing the course of study of civic education learning process in high school acceleration class, factors that prevent teacher creativities in establishing the course, and efforts that teachers and schools needed to improve teacher creativities in establishing the course of study of civic education learning process in high school acceleration class at SMAN 1 Banjarmasin. Approach which is used in this research is qualitatively method of case of study to discover and comprehend the facts that occurred intensively and deeply related to phenomena above. Data and information acquisition techniques are interviews, observations, and documentation study. Results that this research discovers are, (1) Teacher creativity in establishing the course of study in civic education learning process in high school acceleration class at SMAN 1 Banjarmasin is good enough, such as teacher’s knowledge about the course, the functions of the course of study, kind of the course used in learning process and the teaching method and learning model that teachers used are good enough.(2). Factors which prevent teacher creativities in establishing the course of study in civic education learning process in high school acceleration class at SMAN 1 Banjarmasin are internal factors which include laziness, self-satisfaction, health or medical condition, education background, weariness, and etc. next are external factor)\ which include the environment around and problems come from school facilities. (3) efforts that school and teachers needed to improve teacher creativities in establishing the course of study in civic education learning process in high school acceleration class at SMAN 1 Banjarmasin

    Strategi penguatan kewarganegaraan ekologis pada Kelompok Tani Berdikari di Kota Banjarbaru

    Get PDF
    The low awareness of citizens to care for and protect the environment has resulted in the environment being neglected and damaged. So that a strategy to strengthen ecological citizenship is needed in an effort to keep the environment cared for and cared for. This study aims to explore strategies implemented in farming with the concept of loving nature and sustainability. This study uses a qualitative approach with a case study method that investigates carefully and in detail about a program, event, or activity. The results showed that the strategy of strengthening ecological citizenship that had been carried out by the Berdikari farmer group was through the implementation of the concept of safe, secure, and healthy in processing their crops and protecting the surrounding environment, and collaborating with stakeholders, such as the agriculture agency. The obstacles encountered by farmers who are members of independent farmer groups in implementing this strategy are based on natural and economic factors. Abstrak Rendahnya kesadaran warga negara untuk memelihara dan menjaga lingkungan, mengakibatkan lingkungan menjadi tidak terawat dan rusak. Sehingga diperlukan strategi penguatan kewarganegaraan ekologis sebagai upaya agar lingkungan tetap dirawat dan diperhatikan. Penelitian ini bertujuan ini untuk menggali strategi-strategi yang dilakukan dalam Bertani dengan konsep mencintai alam dan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang menyelidiki secara teliti dan detail mengenai sebuah program, peristiwa, maupun sebuah aktivitas. Hasil Penelitian menunjukan bahwa strategi penguatan kewarganegaraan ekologis yang sudah dilakukan oleh kelompok tani Berdikari melalui implementasi konsep aman, selamat, dan sehat dalam mengolah hasil taninya serta menjaga lingkungan sekitar, dan melakukan kerjasama dengan stakeholder, seperti dinas pertanian. Hambatan-hambatan yang ditemui para petani yang tergabung di dalam kelompok tani berdikari dalam meimplementasikan strategi ini dari faktor alam dan ekonomi

    Implementasi Karakter Peduli Lingkungan Sungai Berbasis Kewarganegaraan Ekologis Melalui Program Adiwiyata di Sekolah Dasar

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi karakter peduli lingkungan sungai berbasis kewarganegaraan ekologis melalui program Adiwiyata di Sekolah Dasar Negeri 1 Basirih. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakter peduli lingkungan sungai sudah terintegrasi di dalam aspek-aspek  program Adiwiyata. Adanya visi, misi dan tujuan sekolah yang memuat tentang lingkungan sungai, kurikulum yang sudah terintegrasi mengenai lingkungan dengan mengintegrasikan semua mata pelajaran materi terkait lingkungan sungai, optimalisasi kegiatan ekstrakulikuler khususnya pramuka terkait dengan lingkungan sungai, ikut berpartisipasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian dan kebersihan lingkungan sungai, serta tersedianya dengan baik pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan. Implementasi karakter peduli lingkungan sungai sudah diimplementasikan cukup baik di sekolah tersebut, namun masih sangat perlu  dilakukan optimalisasi kembali khususnya mengenai nilai karakter peduli lingkungan sungai. Hal itu harus dilakukan dari tingkat yang paling dasar agar mampu membentuk serta menanamkan kepada peserta didik di sekolah

    KREATIVITAS GURU DALAM MENYUSUN BAHAN AJAR PKn PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn DI KELAS AKSELERASI DI SMAN 1 BANJARMASIN

    Get PDF
    This research is motivated by the common problem a teacher usually encounters is choosing or determining the course of study which exactly suited in helping students to achieve their competence.Approach which is used in this research is qualitatively method of case of study. Observation, interviews, documentation analysis and triangulation are the process of collecting data for this research. The data is analyzed through data reduction and display, and conclusion. The result of this research shows that(1) Teacher creativity in establishing the course of study  learning process in high school acceleration class at SMAN 1 Banjarmasin  such as teacher’s knowledge about the course, kind of the course used in learning process and the teaching method and learning model that teachers used are good enough. (2). Factors which prevent teacher creativities course of study in civic education learning process in high school acceleration class are internal factors and eksternal factors (3) efforts that school and teachers needed to improve teacher creativities in establishing the course of study in civic education learning process in high school acceleration class at SMAN 1 Banjarmasin

    Desain Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaran di berbagai perguruan tinggi di Indonesia hanya bersifat hapalan. Tidak ada nilai-nilai dan pelajaran yang bisa diambil dan dirasakan ketika mengikuti perkuliahan ini. Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dijadikan sebagai mata kuliah “role model” untuk permasalahan-permasalahan bangsa dan negara, seperti permasalahan pendidikan anti korupsi. penelitian ini menggunakan Pendekatan Penelitian Desain. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui observasi, studi dokumentasi dan triangulasi. Penelitian ini menghasilkan materi Ajar Pendidikan yang tidak hanya menitikberatkan kepada pengetahuan semata, melainkan juga membekali mahasiswa keterampilan-keterampilan seperti menganalisis dan berfikir kritis sehingga akan membentuk keterampilan-keterampilan yang lain

    Kolaborasi Kabinet Zaken dan Kabinet Koalisi dalam Pembentukan Kabinet Efektif

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitan ini bertujuan untuk mencari formulasi kolaborasi antara kabinet zaken dan kabinet koalisi dalam rangka membentuk kabinet yang efektif. Metode peneitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif dengan mencari referensi teori yang relevan sesuai dengan kajian riset ini. Ada empat macam bentuk kolaborasi yang ditawarkan di dalam penelitian ini di antaranya (1) harus ada kesepakatan mengenai platform dan agenda politik bersama di antara partai-partai yang berkoalisi, (2) adanya pembagian kekuasaan atau power sharing yang secara relatif dianggap memuaskan oleh seluruh partai mitra koalisi dan ahli, (3) perlu penegasan Presiden kepada partai politik untuk memberikan kader terbaiknya yang memiliki keahlian dibidangnya untuk duduk sebagai menteri, (4) Kabinet Zaken bisa di pilih oleh presiden melalui kontribusi partai koalisi maupun dari seleksi oleh Presiden sendiri dalam penentuan secara terbuka oleh para ahli di bidangnya masing-masing. Jadi bentuk Kolaborasi (1) bisa diisi 50% dari kalangan ahli professional (non parpol), 50% dari kalangan parpol. (2) bisa 30% dari kalangan ahli professional non parpol, 70% dari kalangan parpol yang sesuai bidang akademik dan kerjanya. (3). Pos-pos menteri yang menyangkut hajat hidup orang banyak sebaiknya dijabat oleh menteri yang berasal dari kalangan ahli professional non parpol. ABSTRACTCollaboration zaken cabinet and coalition cabinet in the formation of an effective cabinet. This research supports the search for collaboration formulations between the zaken cabinet and the coalition cabinet in an effective cabinet framework. The research method used in this study is a comparative method by finding relevant theory references in accordance with this research study. There are four types of collaboration offered in this study above (1) there must be agreement on a platform and a joint political agenda between the parties that are in the coalition, (2) there is a division of power or the division of power that is related freely received by each party coalition partners and experts, (3) the president must be affirmed for political parties to provide the best cadres who have expertise in their fields to sit as ministers, (4) the zaken cabinet can be chosen by the president opened by experts in their respective fields. So the Collaboration form (1) can be filled 50% from professional experts (non-political parties), 50% from political parties. (2) 30% can be from non-political professional experts, 70% from political parties that are suitable in the academic field and competition. (3) Ministerial posts discussing non political party profession experts

    DESAIN BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaran di berbagai perguruan tinggi di Indonesia hanya bersifat hapalan. Tidak ada nilai-nilai dan pelajaran yang bisa diambil dan dirasakan ketika mengikuti perkuliahan ini. Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dijadikan sebagai mata kuliah “role model” untuk permasalahan-permasalahan bangsa dan negara, seperti permasalahan pendidikan anti korupsi. penelitian ini menggunakan Pendekatan Penelitian Desain. Teknik pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui observasi, studi dokumentasi dan triangulasi. Penelitian ini menghasilkan materi Ajar Pendidikan yang tidak hanya menitikberatkan kepada pengetahuan semata, melainkan juga membekali mahasiswa keterampilan-keterampilan seperti menganalisis dan berfikir kritis sehingga akan membentuk keterampilan-keterampilan yang lain

    PELATIHAN PENGEMBANGAN SOAL HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILL) SEBAGAI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Abstrak: Pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut agar dalam pelaksanaan pembelajaran siswa diberi kebebasan berpikir memahami masalah, membangun strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka. Guru merupakan faktor yang berperan penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran, karena guru yang merencanakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian dalam proses pembelajaran tersebut. Kegiatan guru dalam pembelajaran adalah melatih dan membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang ciri-ciri dan cara pembuatan soal HOTS, serta memberikan pengalaman langsung dalam mengubah soal biasa menjadi soal HOTS. Kegiatan ini melibatkan 50 guru Sekolah Dasar Gugus Pangeran Antasari Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, penugasan, dan pelatihan pembuatan soal HOTS. Dari kegiatan yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa: 1) Kegiatan berdampak positif bagi guru. 2) Guru lebih mengetahui bagaimana ciri soal HOTS yang baik. 3) Guru juga mengetahui cara mengembangkan soal HOTS. Para peserta berharap adanya kegiatan sejenis dengan materi lanjutan.Abstrack: Learning in the 2013 curriculum demands that in the implementation of learning students  are given the freedom to think, understand problems, develop problem-solving strategies, propose ideas freely and openly. The teacher is a factor that plays an important role in determining the success of the learning process, because it is the teacher  who plans, implements, and conducts assessments in the learning process. The teacher's activities in learning are to train and guide students to think critically and creatively in solving problems . This community service activity aims to provide an understanding of the characteristics and methods of making HOTS questions, as well as providing direct experience in converting ordinary questions into HOTS questions. This activity involved 50 teachers from the Prince Antasari Cluster Elementary School,  Banjarbaru City, South Kalimantan. The methods used are lectures, discussions, assignments, and training on making HOTS questions. From the activities carried out, it can be concluded that: 1) Activities have a positive impact on teachers. 2) Teachers know more about the characteristics of good HOTS questions. 3) The teacher also knows how to develop HOTS questions. The participants hoped that there would be similar activities with advanced material

    PEMBELAJARAN HOTS BERBASIS PENDEKATAN LINGKUNGAN DI SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana keterampilan guru dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran HOTS berbasis pendekatan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, angket, dan studi dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik seleksi data, tabulasi data, menghitung alternative jawaban kemudian mendeskripsikan dan analisis data. Berdasarkan hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi pembelajaran HOTS berbasis pendekatan lingkungan di Sekolah Dasar di Kabupaten Banjar khususnya Kecamatan Kertak Hanyar Gugus Kelas Tinggi belum sepenuhnya dilaksanakan, hal ini dikarenakan sebagian guru mengalami keterbatasan dalam mengembangkat perangakat pembelajaran HOTS berbasis pendekatan lingkungan dan kadang mengalami kendala dalam mengimplementasikan pembelajaran HOTS berbasis pendekatan lingkungan. Untuk mengemas penilaian berbentuk HOTS juga terkendala, karena tidak semua siswa mampu mengkonstruksi, memahami, dan menerapkan keterampilan berpikir kritis mereka, sehingga alat evaluasi yang dirancang perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa
    corecore