To build trust with employee and gain their loyalty as the key to success

Employees are your most valuable assets. Organisations are highly dependent on employees' loyalty and expect their trust in the organization as a key ingredient factor. A successful company needs employees trust and who are loyal to what it stands for and to what it’s trying to achieve. Therefore, to ensure the sustainability and competitive advantage of an organization in facing the challenge of success, it is advised that employers examine several approaches that can be taken to win loyalty and build their trust and see the benefits and significant impact on the organization in the future. it is a step forward in creating organizational solutions and success

Analisis Peluang Guessing pada Culture Fair Intelligence Test (Cfit) 3A dengan Metode IRT

Culture Fair Intelligence Test (CFIT) is a popular nonverbal intelligence measuring instrument used for psychological examination purposes. The figural form of a test with multiple choice as in CFIT can increase the chances of guessing behavior performed by the test subject. Guessing behavior will increase when subjects are encouraged to work on as many uncertain questions as possible whether they know the answer to the question. This behavior can affect the validity of test results in distinguishing quality and under-qualified test subjects. Until now, research related to CFIT psychometric properties is still limited. This study aims to evaluate the validity of CFIT by analyzing the guessing behavior using the Item Response Theory (IRT) method. The sample of this study was 1,955 participants and the results showed that based on IRT 3 PL modeling, the items in the CFIT 3A are still feasible to use. However, CFIT 3A contains items with an unacceptable guessing rate, 12% of the total number of items. The result of model fit test using Confirmatory Factor Analysis (CFA) method as an additional analysis shows that validity construct of CFIT 3A is good. It is expected that the results of the study can provide up-to-date information on the quality of CFIT 3A items and become a reference for other relevant research in the future.Culture Fair Intelligence Test (CFIT) merupakan alat ukur inteligensi nonverbal yang popular digunakan untuk kepentingan pemeriksaan psikologis. Bentuk tes yang berupa soal gambar dengan pilihan ganda pada CFIT dapat meningkatkan peluang munculnya perilaku menebak yang dilakukan subjek tes. Perilaku menebak akan meningkat ketika subjek terdorong untuk mengerjakan sebanyak mungkin persoalan yang belum pasti apakah mereka mengetahui jawaban persoalan tersebut. Perilaku ini dapat mempengaruhi validitas hasil tes dalam membedakan subjek tes yang berkualitas dan yang kurang berkualitas. Hingga kini, penelitian terkait properti psikometrik CFIT masih terbatas, terutama terkait peluang guessing. Penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap dugaan bahwa alat ukur CFIT 3A memiliki tingkat guessing behavior tinggi dengan menganalisis menggunakan metode Item Response Theory (IRT). Sampel penelitian ini adalah 1,955 partisipan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pemodelan IRT 3 PL, aitem-aitem dalam alat ukur CFIT 3A masih layak digunakan. Namun, CFIT 3A mengandung aitem dengan tingkat guessing yang tidak dapat diterima sebesar 12% dari jumlah aitem keseluruhan. Hasil uji kecocokan model dengan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA) sebagai analisis tambahan menunjukkan bahwa CFIT memiliki validitas konstruknya yang baik. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi terkini mengenai kualitas aitem CFIT 3A dan menjadi acuan bagi penelitian lain yang relevan di masa yang akan datang

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Promosi Terhadap Kepuasan Pelanggan Farmers Market Kalibata City (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Retail Farmers Market Kalibata City)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, untuk mengetahui Pengaruh Promosi terhadap Kepuasan Pelanggan, untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Promosi terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Farmers Market Kalibata City. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kuantitatif asosiatif dengan 97 sampel penelitian. Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai t hitung > t tabel (7.342 > 1,98525) Hal tersebut juga diperkuat dengan nilai Sig. t tabel atau (7.131 > 1,98525), hal tersebut juga diperkuat dengan nilai Sig. Ftabel atau (41.180 > 3,09), hal ini juga diperkuat dengan ρ value < Sig. 0,05 atau (0,000 < 0,05). Dengan demikian maka H0 ditolak dan H3 diterima, hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel Kualitas Pelayanan dan Promosi terdapat pengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan pada Farmers Market Kalibata City

Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Dimasa Pendedemi Covid-19

Introduction: Breast cancer is a moderately severe disease characterized by uncontrolled growth and the continuous spread of abnormal cells that can damage the surrounding tissues. Goal: Anxiety levels of breast cancer patients undergoing chemotherapy during the Covid-19 pandemic. Method: Qualitative research with a case study approach. Kuesinoer Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) measuring slat. Result: Showed the subject that I had undergone chemotherapy with a score of 25 in the moderate anxiety category. In subject II, the score was: 39 in the severe anxiety category. In subject III, the score resulted: 42 with a category of severe anxiety once. Conclusion: The anxiety level of breast cancer patients while undergoing chemotherapy varies with experienced and inexperienced chemo cycles during the Covid-19 period. Hospitals are expected to continue improving professional services, especially for breast cancer patients undergoing chemotherapy, which can assess the anxiety of breast cancer patients undergoing chemotherapy.Pendahuluan: Kanker payudara termasuk penyakit yang cukup serius yang ditandai dengan adanya pertumbuhan yang tidak terkontrol dan adanya penyebaran sel yang bersifat abnormal yang terus menerus dan dapat merusak jaringan disekitarnya. Tujuan: Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Dimasa Pendedemi Covid-19. Metode: Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Slat ukur Kuesinoer Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Hasil: Menunjukkan pada subjek I telah menjalani kemoterapi dengan hasil skor: 25 dengan kategori kecemasan sedang. Pada subjek II hasil skor: 39 dengan kategori kecemasan berat. Pada subjek III hasil skor: 42 dengan kategori kecemasan berat sekali. Kesimpulan: Bahwa tingkat kecemasan pasien kanker payudara saat menjalani kemoterapi berbeda-beda dengan siklus kemo yang berpengalaman maupun tidak berpengalaman terumata di masa Covid-19. Rumah sakit diharapkan tetap meningkatkan pelayanan profesionalisme khususnya terhadap pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi dapat mengkaji kecemasan pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi

Identification of soft competencies aspects in human resource development in the industrial era 4.0

This systematic literature review aims to provide an overview of the research related to the soft competency aspects required in industry 4.0 on human capital development. This study used the PRISMA model and included 284 articles from the Scopus, ScienceDirect, and Springerlink databases and three additional report articles with a publication period of 2010 to 2021, which were then selected according to inclusion and exclusion criteria. Thirty-two articles are considered eligible for the further qualitative analysis process. All were analyzed using a content analysis approach that three experts carried out. The result of the analysis shows that articles mention 11 aspects of soft competencies. These aspects are leadership, working with people, customer orientation, communication, task &amp; responsibility engagement, decision making, problem-solving, creative &amp; innovative orientation, flexibility &amp; adaptability, learning orientation, emotional resilience, and problem-solving. These eleven aspects are then classified into Managing People, Tasks, and Self Competencies.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek kompetensi yang dibutuhkan pada industri 4.0. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan pustaka sistematis (Systematic Literature Review) dengan Model PRISMA dalam tahapan tinjauan pustaka. Adapun tahapan tersebut yaitu identifikasi, penyaringan, penilaian kelayakan dan inklusi. Studi awal menyertakan 284 artikel yang berasal dari database Scopus, Sciencedirect dan Springerlink serta 3 tambahan artikel berupa report article dengan rentang waktu publikasi tahun 2010 hingga 2021, yang kemudian diseleksi sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 32 Artikel yang dinilai layak untuk proses analisis kualitatif lebih lanjut. Seluruh full-text dianalisis menggunakan pendekatan analisis konten dan dilakukan oleh 3 ahli. Hasil analisis menunjukkan terdapat 10 aspek soft kompetensi yang disebutkan oleh berbagai jurnal sebagai aspek yang dibutuhkan untuk mendukung Industri 4.0. Aspek-aspek tersebut adalah leadership, working with people, customer orientation, communication, task engagement &amp; responsibility, decision making, problem solving, creative &amp; innovative orientation, flexibility &amp; adaptability, learning orientation, emotional resilience. Kesepuluh aspek ini kemudian dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu Managing People, Managing Task dan Managing Self

Maintain a culture of integrity at workplace during COVID-19 outbreak

Integrity is a powerful double-edged sword for companies today, is necessary for long term success and corporate sustainability. Cultures of integrity are committed to doing the right thing, not just as a matter of marketing or positioning, but as an uncompromising stance embodied by the words and actions in any environment and situation encountered. Having integrity in the workplace has become very important these times, especially in the current situation where all countries are facing with pandemic Covid19. Hence this paper as an initiative to the employer or organization in identifying factors that ensure the stability and practice of a culture of integrity during Covid-19 by its employees in achieving the same goals in any situation in the workplace or outside the organization