53 research outputs found

    Implementasi Adkar Approach Dalam Pengelolaan Lifeskills Di Provinsi DIY

    Full text link
    Management of life skills education programs were intended to give benefits for target groups. Attainment of the benefits of the programs depended on how much participation was realized by the target groups. The present study was aimed at providing information as input for developing the quality of the program. The study was qualitative research involving the programs in Yogyakarta Special Province. The results of study showed that of the eight of the programs analyzed, the mayority of the students were aware of the benefits of the programs, move toward involvement, have both intrinsic or extrinsic motivation, have knowedges mainly in the main competencies, and implement the output of trainning on the field of self-efforts or work with others. The implementation of the ADKAR approch was characterized by two traits, namely: human aspects and non-human aspects. So, as conclusion of the study, it was necessary to implement the ADKAR approach continuously for each stage of the management of the life skills education programs

    Pemetaan Tinggkat Mutu Pendidikan pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Pkbm) di Daerah Istimewa YOGYAKARTA

    Full text link
    PKBM sebagai pusat belajar berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada setiap warga masyarakat sesuai dengan patokan minimal yang ditetapkan. Patokan minimal ini telah dituangkan dalam suatu buku pedoman standar pelayanan minimal (SPM) penyelenggaraan program pendidikan PKBM. Oleh karena itu, dipandang perlu melakukan penelitian untuk menggambarkan ketecapaian mutu layanan pendidikan sesuai pedoman dimaksud. Penelitian ini dilakukan pada subyek analisis yaitu tujuh PKBM, yang ditentukan secara purposive. Penelitian ini menggunakan teknis pengumpulan data dan analsis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PKBM-PKBM yang diteliti melaksanakan program-program pendidikan masih mengacu pada program-program pendidikan yang dikembangkan oleh Depdiknas, mencakup berbagai jenis program pendidikan kesetaraan, keaksaraan dan keterampilan. Kesesuaian buku panduan dengan pelaksanaan kegiatan pada aspek pelaksanaan program pendidikan, pemberian layanan informasi, jaringan kerja sama, dan pembinaan tenaga kependidikan sudah dapat dilaksanakan, namun terselenggara secara optimal. Dengan demikian upaya pengembangan pada aspek-aspek tersebut perlu dilakukan oleh semua pihak yang berkompeten

    Kapasitas Kultural Pemimpin Informal dalam Mewujudkan Masyarakat Harmonis

    Full text link
    Pendidikan multicultural diselenggarakan sebagai upaya menciptakan kehidupan masyarakat yang terbebas dari ketidakadilan atau disfungsi social. Keberhasilan pencapain tujuan pendidikan multukultural di masyarakat dipengaruhi oleh keberfungsian pemimpin informal. Pemimpin informal memiliki pengaruh dan posisi strategis dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis-humanis. Oleh karena itu, pemimpin informal perlu menjalankan berbagai pendekatan pendidikan multikultural secara optimal sebagai individu yang paling berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan mutlikultural di masyarakat. Fungsi pemimpin dimaksud tidak akan tercapai apabila kapasitas cultural pemimpin informal tidak dapat terwujud. Oleh karena itu, kapasitas cultural perlu dikembangkan melalui berbagai intervensi

    DAMPAK PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKuM) DALAM KONTEKS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

    Get PDF
    Community Entrepreneurship Education (PKuM) aims at providing the community members to improve the quality of their life. This case study was conducted to identify the economic and social impacts of the PKuM. The research conducted as from April through September 2014 was a qualitative research with the case of PKuM as unit of analysis particularly education programs of Vocational Village developed by Ministry of Education and Culture. In collecting data, the researcher acted as the instrument using interview guides, observation sheets, and document study guide. The data were analyzed qualitatively. The reliability of the data was proved by triangulation and prolonging the observation. The research findings show the positive impacts to the target population though still at individual level. Therefore, the research suggests the PKuM to develop should emphasize its continuity and accountability in empowering the community

    Pemanfaatan Modal Sosial (Social Capital) Dalam Program Pendidikan Desa Vokasi Di Gemawang Kabupaten Semarang

    Full text link
    Program Desa Vokasi sebagai bentuk pendidikan kewirausahaan masyarakat bertujuanuntuk membekali kelompok sasaran dengan kemampuan wirausaha yang dapat digunakanuntuk berusaha baik secara mandiri maupun bekerja bersama orang lain. Keberhasilanprogram ini ditentukan oleh seberapa besar modal sosial (social capital) dimanfaatkan dalampenyelenggaraannya. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatanmodal sosial dalam penyelenggaraan program dimaksud. Unit analisis dalam penelitian iniadalah program Desa Vokasi Gemawang, Desa Gemawang, Kec. Jambu, Kab. Semarang,Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, danobservasi. Sedangkan analisis data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkanpemanfaatan modal sosial yang dilakukan kelompok lebih cenderung bersifat mengikatdengan para aktor wirausaha yang masih minim. Oleh karenanya, pengembangan programpendidikan ini perlu dilakukan dengan mendasarkan pada pemanfaatan modal sosial yangmampu memberikan dampak yang lebih besar

    MODEL PENGEMBANGAN KAPASITAS JEJARING (NETWORKING CAPACITY) BAGI TARGET GROUP PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKuM) GUNA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan menghasilkan model pengembangan kapasitas jejaring (networking capacity) bagi kelompok sasaran pendidikan kewirausahaan masyarakat (PKuM) dalam upaya memberdayakan masyarakat. PKuM sebagai upaya memberdayakan masyarakat akan memiliki keefektifan yang besar apabila kelompok sasarannya memiliki kapasitas membangun jejaring yang bermanfaat dengan berbagai pihak dalam peningkatan usaha wirausahanya. Selama ini, PKuM masih berorientasi pada pembentukan kemampuan teknis berwirausaha dan masih belum memberikan pengalaman belajar yang optimal untuk peningkatan kemampuan kapasitas jejaring pada kelompok sasarannya. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan dengan tahapan: studi pendahuluan, perumusan model, ujicoba pengembangan dan validasinya, dan revisi model. Penelitian ini dilakukan dengan kelompok sasaran PKK Mawar yang berada di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengembangan kapasitas jejaring bagi kelompok sasaran pendidikan kewirausahaan masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat mampu tervalidasi. Secara khusus, kelompok sasaran pengembangan mampu mengalami perubahan perilaku yang positif yaitu mereka menyadari pentingnya berwirausaha secara bersama untuk penghidupan, memiliki kesadaran untuk melakukan jejaring wirausaha, dan mampu menerapkan perilaku berjejaring dalam kegiatan berwirausaha. Berdasarkan pada temuan ini, dalam rangka menghasilkan wirausahawan yang mampu berkontribusi positif pada kemajuan masyarakat, pengembangan kapasitas jejaring melalui kegiatan pendidikan di masa depan perlu dilakukan secara terarah, berbasis pengalaman, dan secara tuntas

    PENDIDIKAN NONFORMAL DAN PENGURANGAN KEMISKINAN DI PEDESAAN

    Get PDF
    Non-formal education through life skillsĀ education has shown a positive contribution to poverty reduction in rural development efforts, although still requiring efforts to life skills education development. The research was conducted in Kulonprogo, and the District of Gunungkidul, with research and development approachĀ on life skills education programs are being implemented in two districts e.i KWK Rabbits Livestock in Gunungkidul and KWD Hair Dressers in Kulonprogo. The results showed that: life skills education needsĀ assessmentĀ in the two target groups were performed using the idea of life skills 4-H shows are not much different conditions, and based on the needs of the development, 4-H life skills education model developed with a focus on experience-based learning. Development of validated models show the results (output) is positive. Therefore, in the context of poverty reduction in 4-H PKH models should be developed more structured and integrative and guarantee all the life skills that are the focus of life skills development efforts to overcome poverty. *** Pendidikan non-formal melalui pendidikanĀ ketrampilan telah menunjukkan kontribusi positif terhadap penurunan angka kemiskinan dalam pembangunan pedesaaan. Penelitian ini dilaksanakan di Kulonprogo dan Gunung Kidul dengan pendekatan penelitian dan pengembangan yang diimplementasikan di kelompok peternakan kelinci di Gunungkidul dan di kelompok perawatan rambut di Kulonprogo. Hasilnya menunjukkan bahwa: estimasi kebutuhan pendidikan ketrampilan di dua kelompok target yang dilaksanakan dengan menggunakan ide tentang life skill 4-H menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda, model life skill 4-H dikembangkan dengan fokus pembelajaranĀ berbasis pengalaman. Pengembangan model validasi memberikan hasil positif. Oleh karena itu dalam konteks penurunan angka kemiskinan dalam model PKH 4-H harus diĀ­kembangĀ­kan secara lebih terstruktur dan integratif serta menjamin semua pendidikan ketrampilan berorientasi pada penanganan kemiskinan

    Kemitraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Pengelolaan Pendidikan Nonformal di Kota Yogyakarta

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemitraan yang dilakukan oleh PKBM dalam pengelolaan pendidikan nonformal di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemitraan sangat penting dilakukan sebagai suatu fungsi pengelolaan lembaga untuk mendapatkan sumber daya dari luar lembaga yang mendukung keberhasilan pencapaian tujuan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey eksploratori. Data diperoleh dengan menggunakan angket tertutup secara online dengan google form yang disebarkan kepada 28 pengelola PKBM yang melaksanakan kemitraan selama 5 tahun terakhir. Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan kategori jawaban, mencari presentasi tanggapan dan menginterprestasikan jawaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir PKBM melakukan kemitraan dengan baik dengan lembaga-lembaga terkait dalam rangka melaksanakan kegiatan pendidikan nonformal walau masih perlu dioptimalkan baik dalam bentuk, cara, dan hasil kemitraan. Oleh karena itu, kemampuan menjalin kemitraan perlu dioptimalkan oleh pengelola PKBM dengan menyelenggarakan upaya pengembangan berkelanjutan

    KEBUTUHAN SEKOLAH SUNGAI DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN DI MASYARAKAT

    Get PDF
    This study aims to describe the needs for Sekolah Sungai development in the communities around the Winongo River. As an institution engaged in the social sector, Sekolah Sungai needs various developments to increase the existence and usefulness of institutions in the communities around the Winongo river in an effort to reduce disaster risk. The research method used in this research is descriptive qualitative, using data collection techniques through interviews, observation, and documentation. The results of the study show that there are several development needs that must be followed up by Sekolah Sungai in order to increase the usefulness of the institution. The Sekolah Sungai development needs include the following: 1) development of an innovative Sekolah Sungai program; 2) Development of learning methods; 3) improving the quality of Sekolah Sungai management resources; 4) procurement of facilities and infrastructure; 5) increasing public awareneSekolah Sungai; and 6) partnerships. Without any development efforts carried out, it will certainly cause Sekolah Sungai to have no power in educating the public regarding disaster risk reduction and increasing public awareneSekolah Sungai of river management. Meanwhile, with the development carried out, it will have a good impact on the sustainability of Sekolah Sungai in the community which in the end can be an alternative for the community to become a vehicle for learning related to disaster mitigation and river management.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebutuhan pengembangan Sekolah Sungai di masyarakat sekitar Sungai Winongo. Sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial, Sekolah Sungai membutuhkan berbagai pengembangan untuk meningkatkan eksistensi dan kebermanfaatan lembaga di masyarakat sekitar aliran sungai Winongo dalam upaya mengurangi resiko bencana. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat beberapa kebutuhan pengembangan yang harus ditindaklanjuti Sekolah Sungai agar mampu meningkatkan kebermanfaatan lembaga. Adapun kebutuhan pengembangan Sekolah Sungai antara lain sebagai berikut: 1) pengembangan program Sekolah Sungai inovatif; 2) Pengembangan metode pembelajaran; 3) peningkatan kualitas sumber daya pengelola Sekolah Sungai; 4) pengadaan sarana dan prasarana; 5) peningkatan kesadaran masyarakat; serta 6) kemitraan. Tanpa ada upaya pengembangan yang dilakukan tentu akan menyebabkan Sekolah Sungai tidak memiliki daya dalam mengedukasi masyarakat terkait pengurangan resiko bencana serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pengelolaan sungai. Sedangkan dengan adanya pengembangan yang dilakukan, akan berdampak baik bagi keberlangsungan Sekolah Sungai di masyarakat yang pada akhirnya dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menjadi wahana belajar terkait mitigasi bencana serta pengelolaan sungai
    • ā€¦
    corecore