FCNC Top Quark Production via Anomalous Couplings

We calculate flavor-changing neutral current (FCNC) processes with top-quark production via anomalous couplings at LHC energies. We report on progress on the FCNC processes gu -> tZ, gu -> t gamma and gu -> tg. We go beyond leading order and include soft-gluon corrections through next-to-next-to-leading order.Comment: 5 pages, 3 figures; presented at DPF 2013, Santa Cruz, California, August 13-17, 201

Soft-Gluon Corrections in FCNC Top-Quark Production via Anomalous Gluon Couplings

We present a calculation of soft-gluon corrections in FCNC top-quark production via anomalous $t$-$q$-$g$ couplings. The soft anomalous dimension matrix is explicitly calculated at one-loop accuracy. This calculation allows threshold resummation at next-to-leading-logarithm accuracy. We also derive expressions for the soft-gluon corrections at NLO and at NNLO.Comment: 17 pages, 8 figures; a new section with two figures has been adde

Modeling Crop Yield Distributions from Small Samples

Accurately modeling crop yield distributions is important for estimation of crop insurance premiums and farm risk-management decisions. A major challenge in the modeling has been due to small sample size. This study evaluated potentials of L-moments, a recent concept in mathematical statistics, in modeling crop yield distribution. Five candidate distributions were ranked for describing the wheat yields. The selected distribution was robust for small sample and was invariant to de-trending. The result was consistent with that from the maximum likelihood and goodness-of-fit method.Crop Production/Industries,

Greenhouse Gas Mitigation on Diversified Farms

Agriculture can potentially contribute to Canada meeting its commitment to reduce net greenhouse gas (GHG) emissions under the Kyoto protocol. A representative crop - livestock feeding farm on the Canadian prairies is used to estimate the cost of net GHG abatement, taking into account CO2 equivalent emissions and carbon sequestration. Optimal cropping systems use direct seeding and continuous cropping, production systems that have lower net GHG emissions. Livestock feeding uses rations with high energy concentration (grain based) because they are more profitable and also produce less methane per animal than forage based diets. Reducing tillage is the least costly means of lowering net emissions ($20/t CO2 eq.), followed by reducing cattle feeding ($32/t CO2 eq.). If emission reductions are high or cattle numbers can not be reduced, cropping is altered to use very little nitrogen fertilizer ($272-567/t CO2 eq.), and cattle feeding is switched to a higher forage diet (up to$1500/t CO2 eq.). The high forage diet has lower emissions per capacity animal, but only because one-half the number of animals can be finished with the same facility capacity. A regional analyses of aggregate emissions will need to incorporate the heterogeneity of farms and soil carbon levels that exist.Environmental Economics and Policy,

Factors Influencing Wheat Yield and Variability: Evidence from Manitoba, Canada

Production functions to explain regional wheat yields have not been studied extensively in the Canadian prairies. The objective of this study is to employ a Just-Pope production function to examine the relationship between fertilizer inputs, soil quality, biodiversity indicators, cultivars qualifying for Plant Breeders’ Rights (PBR), and climatic conditions on the mean and variance of spring wheat yields. Using regional-level wheat data from Manitoba, Canada, model results show nitrogen fertilizer, temporal diversity, and PBR wheat cultivars are associated with increased yield variance. Mean wheat yield is reduced by the proportion of land in wheat, the interaction of growing temperature and precipitation, and spatial diversity. By contrast, higher soil quality and PBR wheat cultivars increase mean yield. The wheat yield increases attributed to PBR range from 37.2 (1.4%) to 54.5 kg/ha (2.0%). Plant Breeders’ Rights may have enhanced royalties from increased certified seed sales, but the benefits in terms of higher wheat yield or lower yield variability are limited. Future research is required to understand the interactive effects of fertilization practices, genetic diversity, and environmental conditions on regional wheat yield stability.climate, fertilizer, Manitoba, Plant Breeders’ Rights, production risk, wheat, yield, Agribusiness, Crop Production/Industries, Farm Management, Land Economics/Use, Productivity Analysis, Risk and Uncertainty, O18, Q16,

OPTIMUM SOIL QUALITY ATTRIBUTE LEVELS AND VALUES

We develop a dynamic optimal cropping systems model for the northern Great Plains, taking into account the impact of the system on soil quality attributes organic and inorganic carbon. Continuous wheat and direct planting is the most profitable system under most economic conditions. This system has low soil erosion and results in high soil quality.Land Economics/Use,

Mata Elang, Komik Bertema Seni Bela Diri Pencak Silat

Seni bela diri yang menjadi salah satu budaya Indonesia dan juga merupakan saksi jalannya perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan adalah pencak silat. Hal tersebutlah yang mendorong penulis untuk menciptakan cerita dengan tema seni bela diri pencak silat ke dalam bentuk media komik, karena media ini bersifat visual memiliki pendekatan yang baik untuk masyarakat. Rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu bagaimanakah deskripsi unsur-unsur komik, ilustrasi dan konsep pewarnaannya. Metode dalam penciptaan ini, melalui proses ide berkarya, menganalisis kebutuhan, stimulasi, pengolahan ide, persiapan alat dan bahan, setelah itu barulah ke proses pembuatan komik. Ide berkarya berawal dari tersisihnya kebudayaan lokal dari masyarakat, dengan mengangkat tema seni bela diri khas Indonesia dibuat bertranformasi mengikuti perkembangan zaman sehingga bisa hidup dan lestari. Komik ini menggabungkan unsur-unsur tradisional dan modern, komik bertema kebudayaan lokal bisa bersifat menghibur dan disukai. Penulis menggunakan teknik hybrid, yaitu penggabungan antara teknik manual ke digital dalam pembuatannya. Proses pembuatan komik “Mata Elang” sangatlah panjang, tahap-tahap tersebut yaitu membuat sinopsis, storyline, storyboard, karakter tokoh verbal, mendesain karakter tokoh, visualisasi komik, pencetakan dan penjilidan. Unsur komik membahas isi cerita yang bertemakan seni bela diri pencak silat kemudian dikembangkan dengan cerita baru yang dikarang oleh penulis sendiri. Ilustrasi menggunakan gaya manga, dengan teori visual gaya semi realistis yaitu penggabungan antara gaya realistis dengan gaya penggambaran yang lain. Panel menggunakan macam-macam bentuk dan peralihannya, balon kata dengan berbagai jenisnya, efek suara, dan garis gerak dalam komik yang dibuat untuk memberikan efek gerak. Sedangkan untuk pewarnaan penulis menganalisis berdasarkan pencahayaan gelap terang. Komik “Mata Elang” yang begitu singkat ini akan susah menangkap sifat yang ada dalam diri setiap tokohnya, oleh karena itu penulis mendeskripsikan secara singkat masing-masing tokoh dalam komik. Dengan adanya komik ini diharapkan pembaca dapat sedikit belajar mengenai seni bela diri pencak silat, karena di dalam komik terdapat gerakan-gerakan dasar di setiap penanda chapter dan menjadi upaya untuk mengembangkan tradisi budaya lokal. Seni bela diri yang menjadi salah satu budaya Indonesia dan juga merupakan saksi jalannya perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan adalah pencak silat. Hal tersebutlah yang mendorong penulis untuk menciptakan cerita dengan tema seni bela diri pencak silat ke dalam bentuk media komik, karena media ini bersifat visual memiliki pendekatan yang baik untuk masyarakat. Rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu bagaimanakah deskripsi unsur-unsur komik, ilustrasi dan konsep pewarnaannya. Metode dalam penciptaan ini, melalui proses ide berkarya, menganalisis kebutuhan, stimulasi, pengolahan ide, persiapan alat dan bahan, setelah itu barulah ke proses pembuatan komik. Ide berkarya berawal dari tersisihnya kebudayaan lokal dari masyarakat, dengan mengangkat tema seni bela diri khas Indonesia dibuat bertranformasi mengikuti perkembangan zaman sehingga bisa hidup dan lestari. Komik ini menggabungkan unsur-unsur tradisional dan modern, komik bertema kebudayaan lokal bisa bersifat menghibur dan disukai. Penulis menggunakan teknik hybrid, yaitu penggabungan antara teknik manual ke digital dalam pembuatannya. Proses pembuatan komik “Mata Elang” sangatlah panjang, tahap-tahap tersebut yaitu membuat sinopsis, storyline, storyboard, karakter tokoh verbal, mendesain karakter tokoh, visualisasi komik, pencetakan dan penjilidan. Unsur komik membahas isi cerita yang bertemakan seni bela diri pencak silat kemudian dikembangkan dengan cerita baru yang dikarang oleh penulis sendiri. Ilustrasi menggunakan gaya manga, dengan teori visual gaya semi realistis yaitu penggabungan antara gaya realistis dengan gaya penggambaran yang lain. Panel menggunakan macam-macam bentuk dan peralihannya, balon kata dengan berbagai jenisnya, efek suara, dan garis gerak dalam komik yang dibuat untuk memberikan efek gerak. Sedangkan untuk pewarnaan penulis menganalisis berdasarkan pencahayaan gelap terang. Komik “Mata Elang” yang begitu singkat ini akan susah menangkap sifat yang ada dalam diri setiap tokohnya, oleh karena itu penulis mendeskripsikan secara singkat masing-masing tokoh dalam komik. Dengan adanya komik ini diharapkan pembaca dapat sedikit belajar mengenai seni bela diri pencak silat, karena di dalam komik terdapat gerakan-gerakan dasar di setiap penanda chapter dan menjadi upaya untuk mengembangkan tradisi budaya lokal

An Innovative Approach for Modeling Crop Yield Response to Fertilizer Nutrients

Fertilizer recommendations seldom account for agro-climatic conditions, which are important factors that determine the response to fertilizer and the optimal rate of fertilizer. The nitrogen fertilizer response to open pollinated and hybrid canola types will also impact optimal nitrogen rates. This study used quantile regression to model canola yield response to nitrogen fertilizer. Quantile regression can apply different weights to the residuals, facilitating a response estimation where the agro-climatic conditions are not limiting and the yield response is due to the variable of interest. The economically optimal levels of fertilizers were calculated using the proposed and the conventional least squares procedures of the two canola types in western Canada. Results showed that the effects of nitrogen fertilizer on yield depended on the canola type and on the estimation procedure. Optimal levels of nitrogen for open-pollinated canola were estimated as 91, 115, and 134 kg ha-1 for severe, moderate and low levels of agro-climatic constraints. Hybrid had a higher yield potential, and also required more nitrogen fertilizer (137, 142, and 158 kg ha-1). Unlike conventional approach, proposed approach could benefit producer by recommending less (more) fertilizer when the crop response to fertilizer is expected to be low (high) due to agro-climatic conditions.Crop Production/Industries,

Pengaruh Kualitas Layanan Elektronik terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Perceived Value dan Kepuasan Pelanggan Tokopedia

Perkembangan teknologi membuat gaya hidup masyarakat yang semakin berubah menjadi serba online dengan munculnya internet sebagai penghubung. Persaingan antar Perusahaan yang semakin ketat membuat Perusahaan harus lebih memperhatikan kualitas pelayanan untuk membuat para pelanggan tetap puas dan loyal. Kualitas layanan elektronik dan perceived value merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh e-commerce karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas layanan elektronik dan perceived value terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan dalam Tokopedia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan alat ukur berupa angket yang diolah menggunakan program smartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan elektronik dan perceived value berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan Tokopedia

Software frameworks for integral equations in electromagnetic scattering based on Calder\'on identities

In recent years there have been tremendous advances in the theoretical understanding of boundary integral equations for Maxwell problems. In particular, stable dual pairing of discretisation spaces have been developed that allow robust formulations of the preconditioned electric field, magnetic field and combined field integral equations. Within the BEM++ boundary element library we have developed implementations of these frameworks that allow an intuitive formulation of the typical Maxwell boundary integral formulations within a few lines of code. The basis of these developments is an efficient and robust implementations of Calder\'on identities together with a product algebra that hides and automates most technicalities involved in assembling Galerkin boundary integral equations. In this paper we demonstrate this framework and use it to derive very simple and robust software formulations of the standard preconditioned electric field, magnetic field and regularised combined field integral equations for Maxwell