4 research outputs found

    HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTION DENGAN KECENDERUNGAN NOMOPHOBIA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    Get PDF
    Smartphone addiction dapat menyebabkan mahasiswa Fakultas Keperawatan kecanduan dalam menggunakan smartphone secara berlebihan, bila digunakan dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus kemungkinan besar menimbulkan gejala nomophobia pada mahasiswa tersebut, sehingga ketakutan yang dirasa menyebabkan mereka lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan smartphone. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan smartphone addiction dengan kecenderungan nomophobia pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Juni 2016. Penelitian ini menggunakan desain descriptive correlative dengan pendekatan cross sectional study dengan variabel yang diukur adalah smartphone addiction dan kecenderungan nomophobia. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling, dengan jumlah populasi sebanyak 440 orang, sedangkan jumlah sampel yang digunakan berjumlah 89 responden. Smartphone addiction diukur dengan menggunakan kuesioner Korean Smartphone Addiction Scale (K-SAS) dan kecenderungan nomophobia diukur dengan menggunakan Nomophobia Questionnaire (NMP-Q). Kuesioner tersebut dibagikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan yang dirasakan oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak (76,4%) mengalami tidak ketergantungan pada smartphone addiction dan (44,9%) mengalami kecenderungan nomophobia pada tingkat sedang. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara smartphone addiction dengan kecenderungan nomophobia pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang ditunjukkan oleh nilai p-value 0,001. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah ditujukan pada mahasiswa Keperawatan untuk dapat mengurangi kemungkinan terjadinya nomophobia dengan mengurangi penggunaan smartphone yang berlebihan.Banda Ace

    Analisis Pengelolaan Risiko Rantai Pasok dan Pemilihan Pemasok Bahan Baku Pelat Pada Tangki PLTMG Paket 4 (Studi Kasus pada PT. Boma Bisma Indra)

    Get PDF
    PT. Boma Bisma Indra (Persero) merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yang menjalankan bidang usaha Manajemen Proyek dan Jasa (MPJ) serta Mesin dan Peralatan Industri (MPI). Saat ini perusahaan tengah mengalami permasalahan tidak tercapainya target pertumbuhan penjualan pada tahun 2012 - 2016. Permasalahan ini disebabkan oleh adanya berbagai masalah pada rantai pasok, salah satunya yaitu keterlambatan bahan baku pada proyek yang tengah dijalankan yaitu proyek PLTMG Paket 4. Pengintegrasian antara pengelolaan risiko rantai pasok dan pemilihan pemasok bahan baku merupakan hal yang dilakukan pada penelitian ini untuk mengatasi permasalahan tersebut. Analisis manajemen risiko rantai pasok pada penelitian ini menggunakan House of Risk dengan SCOR model (plan, source, make, deliver dan return). Terdapat 36 risk events dan risk agents yang diidentifikasi dan terdapat 6 risiko yang segera perlu untuk di mitigasi. Dari hasil mitigasi risiko, ditemukan bahwa evaluasi pemilihan pemasok merupakan mitigasi yang memiliki nilai tertinggi pada rasio efektivitas total terhadap tingkat kesulitan (ETDk), oleh karena itu evaluasi pemilihan pemasok dilakukan agar terbentuk integrasi yang baik. Untuk pemilihan pemasok, metode yang digunakan adalah AHP (Analytical Hierarchy Process). Kriteria yang telah ditentukan merupakan harga, pengiriman, kualitas dan pelayanan. Terdapat empat pemasok yang menjadi kandidat yaitu pemasok 1, pemasok 2, pemasok 3 dan pemasok 4 yang dirahasiakan namanya. Dalam hasil pengolahan AHP, ditemukan bahwa harga merupakan kriteria dengan nilai bobot tertinggi, subkriteria kesesuaian harga dan kualitas memiliki nilai bobot tertinggi dan pemasok 1 merupakan pemasok terbaik pada bahan baku pelat pada Proyek PTMG Paket 4. ======================================================================================================= PT. Boma Bisma Indra (Persero) is one of the State-Owned Enterprises of Strategic Industries (BUMNIS) which runs the business field of Project Management and Services (MPJ) and Machinery and Equipment Industry (MPI). Currently the company is experiencing problems of not achieving the sales growth target in 2012-2016. This problem is caused by a variety of problems in supply chain, one of them is the delay of raw materials on the project undertaken, PLTMG Package 4. Integration between risk management supply chain and selection of raw material suppliers is what is done in this research to solve these problems. Analysis of supply chain risk management in this study uses House of Risk with SCOR model (plan, source, make, deliver and return). There are 36 risk events and risk agents identified and there are 6 immediate risks to mitigate. From the results of risk mitigation, it was found that supplier selection evaluation has the highest value of the total effectiveness to difficulty ratio (ETDk), therefore evaluation of supplier selection should be done in order to establish good integration. For supplier selection, the method used is AHP (Analytical Hierarchy Process). Criteria that have been determined is the price, delivery, quality and service. There are four potential suppliers (supplier 1, supplier 2, supplier 3 and supplier 4) that withheld their name. In the result of AHP, it was found that the price is the criterion with the highest weight value, the subcriteria of price and quality compliance has the highest weight value and supplier 1 is the best supplier on the plate raw material in PTMG Project Package 4

    PROGRAM INTERNASIONAL TONG TONG FESTIVAL DI BELANDA SEBAGAI SARANA DIPLOMASI BUDAYA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN KE INDONESIA

    Get PDF
    Terbukanya hubungan diplomatik yang menjadi landasan ada dalam beberapa faktor salah satu fakor yaitu latar belakang sejarah, hal tersebut yang melandasi terjadinya hubungan diplomatik antara negara Indonesia dengan Belanda, bahwa hubungan kedua negara tersebut sudah terjalin sejak masa rezim kolonialisme hingga Indonesia merdeka,dengan memiliki banyak peninggalan yang pengaruh kepada budaya. Maka Indonesia memiliki banyak aset keragaman kebudayaan yang harus dikembangkan dan dimanfaatkan dalam bidang kebudayaan bagi mencapai kepentingan nasional Indonesia sendiri. Sebagai langkah penunjang Indonesia dapat melakukan hubungan kerjasama dengan negara lainnya, salah satunya yakni disebut dengan hubungan Bilateral yang dilakukan kedua negara antara Indonesia dan Belanda mengenai bidang kebudayaan melalui program Internasional Tong tong festival. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui bentuk implementasi dari adanya program kerjasama kebudayaan antara Indonesia Belanda melalui Festival Tong tong sebagai bentuk sarana untuk menunjang kegiatan diplomasi dengan melalui bentuk diplomasi budaya dengan salah satu konsepnya disebut konsep Eksibisi, bentuk edukasi melalui pameran budaya dengan implementasinya melalui program Internasional Tong tong festival yang didukung oleh pemerintah maupun warga negara. Jenis metode yang digunakan dalam penelitian adalah teknik penelitian kualitatif deskriptif metode kualitatif ini yang menggarisbawahi bagian dari aspek pemahaman yang lebih mendalam tentang keberadaan suatu masalah daripada melihat suatu masalah. Melalui penelitian ini,dapat disimpulkan bahwa melalui program Internasional Tong tong festival di Belanda , dapat menjadikan salah satu upaya dari diplomasi budaya sehingga dapat meningkatkan minat mayarakat Belanda untuk berkunjung ke Indonesia,hal ini juga dapat berpengaruh pada ekonomi dan pariwisata Indonesia. Kata Kunci : Diplomasi Kebudayaan, Kerjasama Bilateral, Indonesia Belanda, Festival Tong ton

    Capacidad de las macrofitas Lemna minor y Eichhornia crassipes para eliminar el níquel

    Get PDF
    El objetivo de este trabajo fue estudiar la capacidad de dos especies de macrofitas, Lemna minor y Eichhornia crassipes, para eliminar el níquel. Se realizaron cuatro tratamientos durante dos semanas para cada una de las especies. Las plantas fueron incubadas con 0, 1, 3 y 6 mg l-1 de Ni. Ambas especies mostraron, en todos los tratamientos con Ni, una reducción en la concentración a lo largo del tiempo. L. minor mostró ser más eficiente para remover este ión a la más baja concentración. Sin embargo, en concentraciones más elevadas no se observaron diferencias entre ambas especies. El análisis del tejido de las plantas mostró que las mismas acumulaban el metal, en los tres casos evaluados con concentraciones diferentes.The aim of this work was to study the capacity of two macrophyte species, Lemna minor and Eichhornia crassipes to remove nickel. Four treatments were carried out for two weeks with each species: plants were either incubated with 0, 1, 3 and 6 mgl-1 de Ni. All treatments with both plants showed a decrease in Ni concentration over time. L. minor proved to be more efficient to remove the ion at the lowest concentration. At higher concentrations, however, no differences were observed between both species. The analysis of plant tissue showed that plants accumulated the metal at the three concentrations evaluated.Instituto de Microbiología y Zoología AgrícolaFil: Bres, Patricia Alina. Instituto Nacional de Tecnología Agropecuaria (INTA). Instituto de Microbiología y Zoología Agrícola; ArgentinaFil: Crespo, Diana Elvira. Instituto Nacional de Tecnología Agropecuaria (INTA). Instituto de Microbiología y Zoología Agrícola; ArgentinaFil: Rizzo, Pedro Federico. Instituto Nacional de Tecnología Agropecuaria (INTA). Instituto de Microbiología y Zoología Agrícola; ArgentinaFil: La Rossa, Francisco Ruben. Instituto Nacional de Tecnología Agropecuaria (INTA). Instituto de Microbiología y Zoología Agrícola; Argentin
    corecore