100 research outputs found

    Circularly Polarized Stack-Patch Microstrip Array Antenna for ETS-VIII Applications

    Get PDF
    By using the H-IIA Launch Vehicle No. 11 from the Tanegashima Space Center, in the south of Kagoshima Prefecture Japan, ETS-VIII (Engineering Test Satellite VIII) has been launched successfully in the end of 2006. The ETS-VIII is one of the largest geostationary Sband satellites in the world to meet future requirements of voice and data communications, broadcasting and global positioning [1]. Backward-looking, there are various types of antennas which developed aiming at ETS-VIII [2]-[5]. A part of the antennas [3] have been experimented outdoor by use of a pseudo-satellite station. Moreover, in order to obtain a good performance antenna to clarify suitably result on frequency characteristic, return loss, and radiation pattern, and also to obtain a simple configuration such as small, light and low profile, a left-handed circularly polarized stack-patch microstrip array antenna is proposed. The antenna was calculated by the Method of Moments using probe-fed pentagonal array antenna as radiating patch and triangular array antenna as parasitic patch with dielectric relative permittivity 2.17 and loss tangent 0.0009. In this paper, it discuss about the performances of antenna above at El=48° both of calculation and measurement results, the examined of performance beam antenna at low elevation, and the performances of antennas to take in signal from ETS-VIII satellites. The measured results at El=48° agree well with the calculated results of 5 dBic gain, and the 3-dB axial ratio beamwidth of the whole azimuth range about more of 120° for each beam coverage in the conical-cut direction satisfy for ETS-VIII applications

    Development of Triangular Microstrip Antenna for Sensor Application Using Circularly Polarized-Synthetic Aperture Radar

    Get PDF
    13301甲第4830号博士(工学)金沢大学博士論文要旨Abstract 以下に掲載:1. Jurnal Teknologi 80(2) pp.93-104 2018. UTM Press Universiti Teknologi Malaysia. 共著者:Muhammad Fauzan Edy Purnomo, Akio Kitagawa 2. Journal of Fundamental and Applied Sciences 10(5S) pp.535-550 2018. The Faculty of Sciences and Technology of The University of El Oued (Algeria). 共著者:Muhammad Fauzan Edy Purnomo, Akio Kitagawa 3. Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science 3. 12(1) pp.310-318 2018. IAES (Institute of Advanced Engineering and Science. 共著者:Muhammad Fauzan Edy Purnomo, Akio Kitagaw

    Analisis Pengaruh Frequency Synchronization terhadap Performansi Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing Berbasis Telecommunication Instructional Modelling System

    Get PDF
    Orthogonal Frequency Division Multiplexing merupakan teknik penggabungan data paralel dari data serial berkecepatan tinggi dengan modulasi Phase Shift Keying atau Quadrature Amplitude Modulation (QAM) dengan dengan subcarrier yang overlapping untuk mengefisienkan lebar pita (bandwidth) saat ditransmisikan. Nilai frekuensi subcarrier ditentukan dengan menggunakan Discrete Fourier Transform (DFT).Subcarrier yang overlapping menyebabkan sistem OFDM sensitif terhadap offset yang timbul akibat perbedaan osilator pengirim dan penerima. Hal ini menimbulkan Inter Carrier Interference (ICI) karena sinyal carrier yang berdekatanPenelitian dilakukan dengan memodelkan sistem OFDM berbasis Telecommunication Instructional Modelling System (TIMS) untuk dianalisis pengaruh offset yang timbul terhadap performansi sistem. Performansi diukur dengan menganalisis perhitungan Bit Error Rate (BER) dan Signal to Noise Ratio (SNR) pada kanal pertama OFDM.Dari penelitian ini diperoleh nilai BER sebesar 0,062 dan SNR sebesar 47,7594 dB pada frequency offset bernilai 0 % yang mana memiliki nilai BER terendah dan SNR tertinggi. Nilai BER meningkat pada frequency offset bernilai kurang atau lebih dari 0,1 %. Nilai SNR terjadi penurunan saat frequency offset mendekati nilai – 0,1 % dan 0,2 % akibat perubahan nilai daya noise namun perubahan nilai daya sinyal yang cenderung meningkat. Perbuahan nilai SNR tidak mempengaruhi perubahan nilai BER pada frequency offset yang sama. Sistem OFDM dapat optimal dengan frequency offset yang ditolerir bernilai – 0,1 % hingga 0 % karena memiliki nilai BER dan daya noise pada SNR yang landai serta mendekati nilai BER terendah dan SNR tertinggiKata kunci: frekuensi sinkronisasi, frequency offset, OFDM, TIM

    PERFORMANSI SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF MENGGUNAKAN TEKNIK AMPLIFY AND FORWARD (AF) DENGAN MODULASI QUADRATURE PHASE SHIFT KEYING (QPSK)

    Get PDF
    Pada media nirkabel sinyal yangdikirimkan sering mengalami gangguan yang dapatmenurunkan kinerja sistem. Hal ini dapat membuat kondisikanal menurun, mengakibatkan kapasitas kanal dankeandalan data yang dikirimkan juga menurun. Komponenyang termasuk gangguan tersebut adalah multipath fading.Salah satu cara untuk mengurangi efek fadingadalah dengan menggunakan antena jamak pada sisipenerima, proses ini disebut sistem komunikasi kooperatif.Sistem komunikasi kooperatif digunakan untuk mengurangidata rusak pada proses pengiriman data. Pada skripsi ini akandibahas mengenai pengaruh sistem komunikasi kooperatifpada bagian penerima. Dilakukan perbandingan antara sistemkomunikasi kooperatif dengan sistem komunikasi nonkooperatif. Pada sistem komunikasi kooperatif juga diterapkanteknik amplify and forward (AF) agar sistem menjadi lebihstabil terhadap gangguan AWGN dan multipath fading.Dilakukan juga perbandingan antara sistem komunikasikooperatif dengan teknik amplify and forward (AF) dansistem komunikasi kooperatif tanpa teknik amplify andforward (AF).Dari hasil perhitungan dan analisis didapatkanbahwa sistem komunikasi kooperatif membuat sistem menjadilebih stabil terhadap gangguan AWGN dan mengurangisymbol error rate (SER) sistem. Sistem komunikasi kooperatifdengan teknik amplify and forward (AF) lebih cepatmengurangi nilai SER saat penerima memiliki Eb/N0 tinggi.Pada signal noise to ratio (SNR) 30dB, sistem komunikasikooperatif tanpa teknik amplify and forward (AF) mencapainilai SER=0,001 saat penerima memilikii Eb/N0=15dB dansistem komunikasi kooperatif dengan teknik amplify andforward (AF) mencapai SER=0,001167 saat penerimamemiliki Eb/N0=13dB

    Development of triangular array eight patches antennas for circularly-polarized synthetic aperture radar sensor

    Get PDF
    In this paper, we obtain the left-handed circularly polarized (LHCP) and right-handed circularly polarized (RHCP) of triangular array eight patches antennas using corporate feeding-line for circularly polarized-synthetic aperture radar (CP-SAR) sensor embedded on unmanned aerial vehicle (UAV) with compact, simple, and efficient configuration. Although the corporate feeding-line design has already been developed, its design was for the side antenna view of 0° and only produced one of LHCP or RHCP instead of both. Here, the design for LHCP and RHCP eight patches array fed by corporate feeding-line having the side antenna view of 36° at f=1.25 GHz for CP-SAR are discussed. We use the 2016 version of computer simulation technology (CST) to realize the method of moments (MoM) for analyzing. The performance results, especially for gain and axial ratio (Ar) at resonant frequency are consecutively 13.46 dBic and 1.99 dB both of LHCP and RHCP. Moreover, the 12-dBic gain-bandwidth and the 3-dB Ar-bandwidth of them are consecutively around 38 MHz (3.04%) and 6 MHz (0.48%). Furthermore, the two-beams appeared at boresight in elevation plane for average beamwidth of 12 dBic-gain and the 3 dB-Ar LHCP and RHCP have similar values of around 12° and 46°, respectively

    ANALISIS PENGARUH SINTILASI IONOSFER TERHADAP AKURASI PENENTUAN POSISI ABSOLUT PADA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

    Get PDF
    Penelitian ini membahas tentanganalisis pengaruh dari fenomena sintilasi di lapisanionosfer terhadap akurasi pengukuran posisi padaGlobal Positioning System (GPS). Sebelum sinyalsatelit GPS yang berupa gelombang elektromagnetikmencapai bumi, maka sinyal tersebut harus melaluilapisan ionosfer. Karena perubahan kerapatanelektron di lapisan F ionosfer, sinyal yangditransmisikan dari satelit ke penerima GPSmengalami penurunan intensitas daya serta gangguanpada amplitudo dan fasanya. Dengan adanyapenelitian ini maka, mitigasi pengaruh kemunculansintilasi terhadap akurasi posisi dapat dilakukandengan cara menghindari pengukuran GPS yangmemerlukan ketelitian tinggi pada waktu-waktutersebut untuk mendapatkan hasil pengukuran yanglebih baik. Peneltian ini menggunakan data standarGPS RINEX. Metode penentuan posisi menggunakanmetode absolut yaitu satu penerima GPS di titik lokasiStasiun Tetap Cibinong milik BIG dengan lintang danbujur (6.49° LS,106.84°BT). Dengan metode absolutakan lebih mudah untuk melihat seberapa besarmetode ini mampu mengatasi efek sintilasi. Besarkesalahan pengukuran posisi ditentukan oleh besaratau tidaknya nilai indeks sintilasi (S4). Berdasarkandata ground track, saat terjadi sintilasi lemahdengan indeks sintilasi S4 < 0.2, kesalahanpengukuran data posisi ground track dibawah 5 meter.Sedangkan, pada saat terjadi sintilasi kuat dengannilai indeks sintilasi S4 > 0.5 didapatkan kesalahanpengukuran mencapai 12 meter. Dari hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa, semakin besar indekssintilasi (S4) maka kesalahan pengukuran posisi yangdi terima di receiver semakin tinggi.Kata Kunci - Global Positioning System (GPS), sintilasiionosfer, indeks sintilasi, GPS RINE

    RANCANG DAN BANGUN SMART ANTENNA SYSTEM PADA FREKUENSI 2.4 GHZ

    Get PDF
    Pada penelitian ini lebih khusus membahas dan mempelajari pada faktor posisi pola radiasi antena penerima, dimana jika posisi main lobe pola radiasi antena tepat mengarah ke sumber sinyal maka kualitas sinyal akan baik, dan sebaliknya jika posisi minor lobe pola radiasi antena yang mengarah ke sumber sinyal. Pada penelitian ini membahas bagaimana merancang sebuah sistem yang mampu mengarahkan posisi main lobe pola radiasi antena penerima dengan frekuensi kerja 2.4 GHz ke posisi sudut terbaik. Menggunakan microcontroller sebagai pengatur sistem keseluruhan, memanfaatkan sistem ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah tegangan listrik DC (analog) ke sinyal digital sehingga memudahkan microcontroller mengolah data. Untuk mengubah tegangan AC dari antena penerima ke tegangan DC mengggunakan sebuah rangkaian rectifier. Hasil pengujian menunjukkan sistem ini masih belum bekerja sesuai dengan yang diinginkan, tegangan DC keluaran rectifier masih terdapat ripple yang mengganggu proses pengolahan data microcontroller. Tetapi secara fungsi sistem per blok, sesuai dengan yang telah direncanakan. Rectifier mampu mengubah tegangan AC menjadi DC pada frekuensi 2.4 GHz dengan nilai tegangan terbesar 5.7 volt. Microcontroller mampu membaca dan mengolah sinyal analog yang diterimanya.Kata kunci – smart antenna, rectenna

    Pengembangan Sistem Komunikasi Antar Stakeholder Sekolah Menggunakan Sistem ComGate

    Get PDF
    Based on the results of communication with the head of PAUD IT Putera Zaman and SMPN-2 Sumberpucung Malang, as well as field surveys were conducted, some of the problems that can be identified are as follows: 1) the deficiency of intensive communication between school with the student’s parent; 2) the deficiency of intensive communication between School with stakeholders, such as donatours. The efective communication should be made based on IT (Information Technology) i.e. via SMS Gateway implementation, so intertwined intensive communication between stakeholders interest in PAUD IT Putera Zaman and SMPN-2 Sumberpucung. The implementation of SMS Gateway has been done by identifying the system requirement and data collection of PAUD IT Putera Zaman’s and SMPN-2 Sumberpucung’s stakeholder. SMS Gateway has been designed and implemented using a combination of Kalkun Application System as contact management and SMS, and Gammu SMS Daemon used as processing of the SMS program such as receiving, storing, and transmitting the messages through GSM modem. The database used is managed by using MySQL to store the existing messages. SMS Gateway with the existing system has been successfully implemented in the PAUD IT Putera Zaman and SMPN-2 Sumberpucung Malang. Result of performance test shows that this sistem could send the message up to 72 message per minute, and received up to 70 message per minutes

    Performasi Metode Algoritma First Maximum Expansion pada Penjadwalan Kanal Uplink untuk Long Term Evolution

    Get PDF
    LTE adalah salah satu jaringan telekomunikasi yang memiliki keunggulan utama berupa data rate yang tinggi, karena keunggulan tersebut membuat jaringan ini menjadi salah satu jaringan yang paling banyak digunakan. ini menimbulkan permasalahan baru dimana sumber daya radio harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang dimaksud adalah alokasi sumber daya radio berupa resource block kepada user aktif. Proses alokasi ini disebut dengan penjadwalan/scheduling, dan dibutuhkan sebuah algoritma untuk menjalankan penjadwalan tersebut. Penjadwalan yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu First Maximum Expansion (FME) untuk parameter uji BER, throughput, dan fairness. Penelitian ini dilakukaan dengan proses simulasi pada skenario single cell pada dua kondisi yaitu LOS dan NLOS, dan juga menggunakan 4 skenario dengan pengaruh variasi jarak dan jumlah user. Saat menggunakan algoritma FME didapatkan hasil fairness yang sangat bagus di tiap skenarionya pada variasi jumlah user dan jarak user terhadap eNodeB, hasil yang didapatkan sekitar 0,96-0,99 yang sangat mendekati angka 1 yang mengartikan bahwa nilai fairness index pada algoritma ini sangat baik. Sedangkan untuk hasil BER dan throughput cukup bervariatif untuk variasi jumlah user dan jarak user terhadap eNodeB. Variasi jumlah user menyebabkan nilai BER dan throughput cenderung tetap seiring bertambahnya jumlah user. Variasi jarak user mempunyai pengaruh secara langsung terhadap nilai BER dan berpengaruh secara tidak langsung terhadap nilai throughput

    ANALISIS DAN SIMULASI PARAMETER RADAR TERHADAP PERFORMANSI SYNTHETIC APERTURE RADAR PADA TAHAP AWAL PENCITRAAN SENSOR RADAR

    Get PDF
    Synthetic aperture radar adalah teknik pemetaan radar udara untuk menghasilkan peta resolusi tinggi dari daerah sasaran. Dalam melakukan pencitraan menggunakan synthetic aperture radar, terdapat tiga tahap untuk menghasilkan citra tersebut. Tahap pertamanya adalah parameter desain SAR. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mensimulasikan parameter radar terhadap performansi Synthetic Aperture Radar. Hasil analisis menunjukkan Ground Swath Width dan SNR per Pulse dipengaruhi Platform Altitude. Ground Swath Width sebesar 313 kilometer dengan SNR per Pulse sebesar -132 dB dihasilkan pada Altitude 620 km dan 404 km dengan SNR per Pulse -137 dB pada 800 km. Sedangkan parameter Slant Range Resolution dan Ground Resolution dipengaruhi oleh nilai Bandwidth. Slant Range Resolution 7 meter dengan Ground Resolution 27 meter dihasilkan pada Bandwidth 14 MHz dan Slant Range Resolution 0,99 meter dengan Ground Resolution 2 meter dihasilkan pada Bandwidth 150 MHz. Azimuth Resolution dipengaruhi oleh nilai Carrier Frequency. Azimuth Resolution sebesar 3 meter dihasilkan pada Carrier Frequency 1,27 GHz dan 0,44 meter dihasilkan pada Carrier Frequency 9,6 GHz.Kata kunci – Synthetic Aperture Radar, parameter radar, resolusi radar, pencitraan radar, SCILAB
    corecore