80 research outputs found

    PERENCANAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU DI KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

    Get PDF
    Jumlah penduduk Kecamatan Anggana pada tahun 2018 sebanyak 45.710 jiwa, jumlah penduduk ini akan mempengaruhi jumlah timbulan sampah yang dihasilkan. Salah satu praktik pengelolaan sampah di Kecamatan Anggana adalah merencanakan pembangunan fasilitas pengolahan sampah berdasarkan prinsip 3R atau dikenal dengan Tempat Pengolahan  Sampah Terpadu. TPST yang akan dibangun harus berada di lokasi bebas banjir dan berada di pinggir jalan lokal. Pada penyelenggaraan TPST akan diarahkan dengan menggunakan konsep 3R dimana dilakukan upaya untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya pada skala komunal atau kawasan, untuk mengurangi beban sampah yang harus diolah secara langsung di TPA, dimana sampah organik akan diproses menjadi kompos, dan sampah non organik disalurkan ke pihak ketiga yang kemudian akan dilakukan proses daur ulang, sedangkan sampah yang akan dibuang ke TPA hanyalah sampah residu yang berupa popok bayi, pembalut wanita dan sterofoam, dan juga sampah yang tidak layak kompos. Direncanakan rancangan TPST ini akan mengelola sampah sebanyak 20.211,113 kg/hari dan juga volume sebesar 293,638 m3/hari dengan estimasi dana yang dibutuhkan untuk membangun TPST direncanakan sebesar Rp 14.301.992.110 (Empat Belas Milyar Tiga Ratus Satu Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Seratus Sepuluh Rupiah)

    Karakteristik Fisik Komposit Biopolimer Sebagai Alternatif Gelatin

    Get PDF
    Gelatin memiliki peranan yang sangat penting bagi industri. Pembuatan gelatin menggunakan kulit dan tulang babi atau sapi yang bisa menimbulkan masalah bagi umat islam, hindu, yahudi dan vegetarian. Upaya yang dapat dilakukan mengatasi hal tersebut yaitu dengan mencari bahan baku lain sebagai alternatif gelatin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui komposit biopolimer terbaik sebagai alternatif gelatin. Biopolimer yang digunakan adalah kappa karagenan, pati termodifikasi, CMC, dan isolat protein kedelai. Beberapa analisis yang dilakukan diantaranya pembentukan gel, efek pengental, pembentukan film, transparansi gel, sineresis, kelarutan dalam air dingin, dan kekutan gel. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Dunnett dengan taraf signifikansi 5%. Hasil yang tidak berbeda nyata dengan gelatin akan dipilih sebagai komposit biopolimer terbaik. Komposit biopolimer terbaik terdiri dari kappa karagenan, pati termodifikasi, dan isolat protein kedelai. Berdasarkan uji kekuatan gel, formula komposit biopolimer yang tidak berbeda nyata dengan gelatin adalah K3I4C0, K3P3I1 dan K3P4I0

    Multipurpose cadastre for campus room appraisal

    Get PDF
    The use of fundamental components of multipurpose cadastre which can be used as basic information and backbone for government policy with geographical information system as a tool are applied in this research method to appraisecampus room. The process to appraise of the facilities in a room begins with collecting facilities data which related to attribute data and defining room boundary which related to spatial data. Room appraisal are analysed by firstly calculate room valuebasedon facilities and activity hours.The method to calculate room value is comparison of quantity and functionality of facilities in every room. Thorough analysis is conducted to separate room value data containing human errors. The determination of which category (high, medium, low) every room fit in is based on distribution of value of every room value which is free of human errors. Room appraisal using this research method will lead to optimize every campus room especially low category room. This approach is also effective way to record number of rooms and facilities of campus comprehensively. Keywords: Multipurpose cadastre, Appraisal, Geographic Information Syste

    Pengaruh Penggunaan Campuran Karaginan Dan Konjak Terhadap Karakteristik Permen Jelly Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.)

    Full text link
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh campuran karaginan dan konjak terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik permen jelly Temulawak. Selain itu untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap terhadap sifat organoleptik permen jelly Temulawak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu variasi konsentrasi campuran tepung karaginan dan konjak (3%; 4,5%; 6%) dan ekstrak temulawak (1%,;2%; 3%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi campuran karaginan dan konjak berpengaruh terhadap peningkatan kekerasan dan kadar air permen jelly temulawak. Sedangkan pada nilai elastisitas, semakin besar konsentrasi campuran karaginan dan konjak memberikan nilai elastisitas yang semakin rendah. Konsentrasi campuran karaginan dan konjak yang paling disukai panelis adalah pada penambahan campuran karaginan dan konjak sebanyak 3%. Sedangkan konsentrasi ekstrak temulawak yang paling disukai panelis adalah pada penambahan ekstrak temulawak sebanyak 1%

    Adzkiyya Public Space Pusat Bermain Dan Edukasi Anak-Anak Berbasis Syariah Di Surakarta

    Get PDF
    Aktivitas bermain dapat mengembangkan kemampuan koknitif, sosial, fisik serta kemampuan emosional yang selalu dibutuhkan saat tumbuh menjadi dewasa terutama anak–anak usia 4-6 tahun merupakan usia emas dimana anak–anak mengalami perkembangan pesat. Sesuai dengan QS: al-Anbiya ayat 107 bahwa Salah satu tanggung jawab manusia kepada generasi berikutnya adalah dengan tidak merusak alam. Sehingga tercipta hablun min annas wa hablun min alamin. Oleh karena itu maka dirancanglah Adzkiyya Public Space: Surakarta Syariah Childrens Education And Playground Center sebagai ruang publik khususnya untuk anak-anak di Kota Surakarta. Tujuannya adalah 1) agar dapat mewadahi dan mendorong terwujudnya public space dan ruang terbuka hijau yang ramah anak yang mengedukasi dan meningkatkan kreatifitas serta intelektualnya yang berbasis syariah; 2) meningkatkan prestasi kota Surakarta sebagai Kota Layak Anak dan smart city; 3) Mewadahi anak-anak untuk bersosialisasi dengan teman yang sebayanya agar anak-anak tidak bersifat individualisme akibat ketergantungan dengan teknologi. Metode pembahasan yang digunakan adalah diskriptif, studi litelature, studi lapangan dan perbandingan data. Kata Kunci: Anak-Anak, Ruang Publik Anak, Ruang Terbuka Hija

    Karakteristik Edible Film dari Pektin Hasil Ekstraksi Kulit Pisang

    Get PDF
    Abstract Banana peel is a waste of banana processing industries which is obviously uneconomy and unfriendly to the environment.  However, this material could be used as a source of important natural compounds, such as pectin. Owing to the fact that pectin has good gelling properties, it can be used to make edible film. The objectives of this research were to extract and characterize pectin from banana peel and to make edible film from the obtained pectin by using glycerol as plasticizer. Characterization of edible films were conducted in terms of color, thickness, elongation, tensile strength and water vapor transmission. The research used factorial completely randomized design. The results showed that yield of pectin made from ambon banana peel ripeness level one was 8.42% with the characteristics werewater content : 11.27% (<12%), ash content : 1.70%, low methoxil content : 4.15% (<7%) and galacturonat content : 25.86% (65%). The addition of glycerol significantly increased elongation and decreased tensile strength of edible film. Based on edible film result, the recomended treatment is the addition with glycerol 20% as plasticizer of pectin based edible film. Keywords : banana peel,pectin,edible film. Abstrak Kulit pisang adalah limbah hasil industri pengolahan yang  tidak bernilai ekonomi dan ramah lingkungan. Meskipun limbah kulit pisang dapat digunakan sebagai sumber pektin yang merupakan senyawa alami. Kenyataannya bahwa pektin memiliki sifat gel yang baik sehingga dapat digunakan untuk membuat kemasan yang dapat dimakan (edible film. Tujuan dari penelitian ini adalah mengekstrak dan mengkarakterisasi pektin dari kulit pisang untuk membuat edibe film dengan penambahan gliserol untuk memberikan sifat plastis dan elastis. Karakteristik edible film pada penelitian ini adalah warna, ketebalan, elongasi, kuat tarik dan laju transmisi uap air.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendeman tertinggi terdapat pada pektin dari kulit pisang tingkat kematangan 1 dengan karakteristik kadar air: 11.27% (<12%), kadar abu : 1.70%, kandungan metoksil rendah : 4.15% (<7%) dan kandungan asam galkturonat  : 25.86% (65%). Penambahan gliserol secara signifikan meningkatkan elongasi dan menurunkan kuat tarik edibe film. Edible film dengan perlakuan penambahan gliserol 20% direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik karena memiliki sifat plastis yang baik dan mampu mengemas bahan pangan. Kata Kunci : kulit pisang, pektin, edibe film Diterima; 27 Januari 2012; Disetujui: 30 Maret 2012

    PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BATANG, PELEPAH, DAN DAUN TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KUALITAS BRIKET BIOARANG

    Get PDF
    Abstract Search and development alternative energy sourced form nature should be done. Alternatif energy can be created through biomassa has sustained high value especially oil palm. East Borneo is one of foreign exchange contributor with oil palm plantation. BPS Kaltim recorded in 2013 oil palm production reach 6.902.602 ton form plant area 944.826 ha. Oil Palm plants elderly (aged above 20-25 years) has high trunk size. This matter reduce efficiency in the harvest oil palm so that oil palm cut down then replanting oil palm plants. Trunk, midrib. and leaf for waste oil palm plantation replanting, it has not been used optimally. This research purpose for utilize trunk, midrib and leaf oil palm as raw material production briquette bioarang as alternative fuel. This research use with 6 variation material that is, variation 1 (50% trunk : 10% midrib : 40% leaf), variation 2 (50% trunk : 20% midrib : 30% leaf), variation 3 (50% trunk : 30% midrib : 20% leaf), variation 4 (100% trunk : 0% midrib : 0% leaf), variation 5 (0% trunk : 100% midrib : 0% leaf), dan variation 6 (0% trunk : 0% midrib : 100% leaf). Material be prepared then Carbonizaion (pyrolisis) process to produce rendmenen and tar. Rendemen mashed, mixed with adhesive tapioka, and formed become briquette bioarang. Test analysis moisture, ash, volatile matter, fixed carbon dan calorific value for knowing briquette bioarang quality. Result for the analysis is optimum composition briquette bioarang  in variation 5 (0% trunk : 100% midrib : 0% leaf) with average value moisture 0,1958%, ash 13,0542%, volatile matter 49,3947%, fixed carbon 37,3553%, and calorific value 5419,53 cal/gr. Rendemen trunk 26,67%, midrib 58,33%, and leaf 50%. Tar variation 1 (50% B : 10% P : 40% D) 100 ml, variation 2 (50% B : 20% P : 30% D) 150 ml, dan variation 3 (50% B : 30% P : 20% D) 210 ml.  Keyword: Fuel, Oil Palm, Briquette Bioarang

    Prediksi Laju Sedimentasi di Sub DAS Rawapening Kabupaten Semarang

    Get PDF
    Penumpukan sedimen di Danau Rawapening berasal dari 9 (Sembilan) sungai yang bermuara di Danau Rawapening, antara lain: Sungai Rengas, Sungai Panjang, Sungai Torong, Sungai Galeh, Sungai Legi, Sungai Parat, Sungai Sraten, Sungai Ringis, dan Sungai Kedungringin. Banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi pada Sub DAS Rawapening memicu terjadinya peningkatan kerusakan lahan yang berimbas pada tingginya laju erosi yang berdampak pada tingginya sedimentasi di Danau Rawapening. Kajian teknis perlu dilakukan sehingga dapat diketahui seberapa banyak sedimentasi yang berasal dari anak sungai Danau Rawapening, dan solusi yang harus dilakukan sebagai upaya penanganan secara komprehensif.Prediksi laju erosi dilakukan menggunakan metode USLE (The Universal Soil Loss Equation), dan prediksi laju sedimentasi yang terjadi di muara sungai/sepanjang sungai diperhitungkan/diperkirakan dengan Nisbah Pengangkutan Sedimen (NPS) atau Sediment Delivery Ratio (SDR). Perencanaan strategi upaya penanganan untuk mereduksi sedimen menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threats) sebagai alat bantu pengambilan keputusan.Dari pembahasan mengenai erosi dapat disimpulkan bahwa yang paling rawan terhadap  erosi dan masuk dalam tingkat bahaya erosi sangat berat adalah Sub-Sub DAS Legi, Sub-Sub DAS Parat, dan Sub-Sub DAS Sraten. Estimasi laju sedimentasi di Danau Rawapening berdasarkan perhitungan laju sedimentasi pada masing-masing sungai di Sub DAS Rawapening terbesar adalah Sungai Legi dengan laju sedimentasi sebesar 1.047,97 ton /tahun, dan yang terkecil adalah Sub-Sub DAS Ringis dengan laju sedimentasi sebesar 8,31 ton /tahun. Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi yang dihasilkan adalah Turn Around Strategy, artinya DAS Rawapening dalam kondisi internal yang tidak baik, namun terdapat faktor eksternal yang mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Faktor eksternal tersebut adalah potensi peluang yang bagus dari lingkungan sekitar dan stakeholder yang berwenang, salah satunya yaitu BBWS Pemali Juana yang berupaya untuk menyelamatkan Sub DAS Rawapening dan lingkungan sekitarnya dengan berbagai program berbasis konservasi sumber daya air

    Relationship of knowledge and attitude with food handling practices: A systematic review

    Get PDF
    Foodborne disease is still a public health problem in several countries. Food handler's knowledge, attitude, and practice (KAP) are factors that are risk factors for foodborne disease incidence. The research objective was to assess the level of knowledge, attitudes, and behavior of food handlers in maintaining food hygiene using a systematic review approach. The research method used is the preferred reporting items for systematic review and meta-analyses (PRISMA) protocol approach. The article search process was accessed on PLOS ONE, Pro-Quest, and Google Scholar. A descriptive analysis was carried out on each research variable. The results obtained eight papers (100% sociodemography, 100% knowledge, 62.5% attitude, and 87.5% behavior). The mean of significant articles on sociodemographic variables was 18.5%, experience 59.38%, attitudes 13.33%, and 23.81%. There are 37.5% of the articles showed significant relationship between knowledge and attitude with food handling practice
    corecore